Metode Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

3 Erwin Prasetyo 31 tahun Tegal Besar- Kaliwates Sarjana Kepala Seksi Pembinaan dan Pengawasan Satpol PP 4 Pak To 55 tahun Jalan Mawar SD PKL mie kopyor 5 Mujiono 40 tahun Ledok jompo SMP PKL mainan 6 Bu Umar 45 tahun Gebang SMP PKL kopi keliling 7 Maryono 28 tahun Gebang MTS PKL mainan 8 Saiful 31 tahun Gajah mada SMP PKL Mainan 3.3. Tabel Data Informan Tahun 2013

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian Bungin, 2001: 129. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer observasi dan wawancara dan data sekunder dokumentasi sebagaimana yang dijelaskan berikut ini: 3.4.1 Observasi Observasi merupakan metode pengumpulan data yang sangat kompleks dibandingkan dengan metode pengumpulan data lainnya. Menurut Bungin 2001:115 bahwa observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya. Maka dari itu menurutnya metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Hal ini diharapkan agar penulis mendapatkan data-data secara langsung dan mendeskripsikan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Saat di lapangan, penulis melakukan observasi guna mengamati tingkah laku dan interaksi pedagang selama berjualan serta bagaimana para pedagang tersebut melakukan tindakan-tindakan yang merupakan bentuk perlawanan tersembumyi mereka terhadap adanya kebijakan pelarangan berjualan di depan Kantor bupati Kabupaten Jember dan di dalam area Alun-Alun Kabupaten Jember. 3.4.2 Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode penggalian data yang sangat penting untuk menunjang hasil penelitian. Menurut Moleong 2002: 135 wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Sementara itu menurut Bungin 2001: 133, metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan menggunakan pedoman wawancara. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam merupakan wawancara yang dilakukan secara informal, tanpa menggunakan guide tertentu, dan semua pertanyaan bersifat spontan sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, dirasakan saat pewawancara bersama-sama responden Bungin: 136. Wawancara mendalam ditujukan untuk memperoleh informasi yang akurat dari informan, seperti respon atau pendapat mengenai suatu masalah. Peneliti melakukan wawancara dengan berkunjung ke lokasi berjualan para informan, seperti Galih PKL es doger, Toro PKL mie ayam ceker, dan Mujiono PKL mainan pada tanggal 13 September 2013. Peneliti juga sempat melakukan wawancara ke Kantor atau instansi salah seorang informan yang berprofesi sebagai anggota instansi daerah. Dalam proses wawancara, peneliti tidak hanya mengajukan pertanyaan-petanyaan kepada yang bersangkutan dengan topik penelitian. Hal ini dilakukan agar proses wawancara dapat berjalan dengan santai dan tidak terkesan terlalu serius. Dalam hal ini peneliti menyisipkan pertanyaan kepada informan mengenai kehidupan sehari-hari dan beberapa masalah sederhana mengenai kehidupan informan. Namun demikian, peneliti tetap mengarahkan perbincangan ke permasalahan penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti tetap memperhatikan bahasa pembicaraan serta menjaga sikap secara hati-hati agar jangan sampai informan merasa tidak nyaman atau tersinggung selama proses wawancara. Di tengah-tengah proses wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memancing keterbukaan informasi dan mendorong para informan berbicara mengenai sesuatu yang berkaitan dengan tema. Dalam melakukan wawancara, peneliti selain membawa instrument sebagai pedoman wawancara, peneliti juga menggunakan alat perekam untuk merekam segala percakapan dalam pelaksanaan wawancara. 3.4.3 Dokumentasi Menurut Nawawi 1992:133 dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku- buku tentang pendapat, teori, dalil, atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Maka untuk melengkapi data, peneliti mengumpulkan beberapa dokumen atau informasi-informasi yang ada, seperti memperoleh dokumen mengenai Peraturan Bupati Jember Nomor 58 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Jember. Peneliti sempat mengalami kesulitan mengambil foto memotret interaksi pedagang kaki lima satu dengan yang lainnya dan pedagang kaki lima dengan Satpol PP.

3.5. Uji Validitas Data