Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana dapat diuraikan menurut Satori Komariah 2009 bahwa penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang mengungkap
situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata- kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari
situasi yang alamiah. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian deskriptif kualitatif, yang berlangsung dalam
latar alamiah atau wajar, peneliti merupakan instrumen utama, lebih mementingkan proses daripada hasil, serta analisa datanya dilakukan untuk mengeksplorasi dan klarifikasi mengenai
satu fenomena atau kenyataan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menggunakan subyek penelitian sejumlah 2 orang dan semuanya
adalah siswa kelas 1 SMALB bagian B yang berusia 16 tahun, dipilihnya 2 orang subyek tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana terapi wicara membantu komunikasi
anaktunarungu, karena subyek tersebut telah lama mengikuti terapi wicara dan lebih mudah untuk mengerti pertanyaan peneliti.
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono, 2008.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan : a.
Wawancara interview Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam
penelitian kualitatif. Metode wawancara interview adalah suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang diinginkan
Zuriah, 2006. Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara semiterstruktur, menurut
Esterberg dalam Sugiyono, 2008 wawancara semiterstruktur termasuk dalam kategori in-depth-interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, ide-idenya.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program terapi wicara dapat membantu anak tunarungu dalam berkomunikasi. Metode wawancara merupakan
upaya memperoleh data melalui tanya jawab secara langsung dengan informan atau sumber, metode wawancara merupakan proses pengumpulan data melalui tatap muka
tanya jawab. Pihak yang diwawancarai sebagai informan dalam penelitian ini yaitu:
1. Terapis
2. Murid
3. Wali murid, dengan tujuan untuk menambah informasi tentang perkembangan
kemampuan komunikasi anak tunarungu. b.
Observasi Selain menggunakan teknik wawancara, peneliti juga menggunakan metode observasi
sebagai metode pendukung dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi tidak terstruktur, menurut Faisal dalam Sugiyono, 2008
observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Observasi atau pengamatan dilakukan secara langsung kedalam lingkungan terutama yang mempunyai hubungan dengan obyek penelitian, metode observasi merupakan
metode yang paling dasar dan universal. Yaitu suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi melalui panca indra yang dilakukan secara
sistematis, guna memahami dan memperlihatkan obyek yang diamatinya. Manfaat pengamatan langsung oleh M.Q Patton dalam Sotari Komariah, 2009 yaitu:
1 Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data
dalam keseluruhan situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistih dan menyeluruh.
2 Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan
induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan
penemuan atau discovery. 3
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah
dianggap ‘’biasa’’ dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
4 Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan
oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.
5 Peneliti dapat menemukan hal-hal diluar persepsi responden, sehingga peneliti
memperoleh gambaran yang lebih komprehensif. 6
Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana
situasi sosial, dengan berada secara pribadi dalam lapangan peneliti mempunyai kesempatan mengumpulkan data yang kaya, yang dapat
dijadikannya dasar untuk memperoleh data yang lebih banyak, lebih terinca dan lebih cermat.
Hal-hal yang difokuskan untuk diobservasi yaitu: perkembangan kemampuan berbicara para tuna rungu yang mengikuti program terapi wicara.
Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana anak tunarungu berkomunikasi dengan individu lainnya yang tidak mengalami gangguan pendengaran, peneliti
mengobservasi bagaimana kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, kegiatan belajar di luar kelas seperti olah raga dan ketrampilan.
2. Analisa Data