Desa Tonjong untuk melakukan mobilitas sosial. Selain itu menjadikan Desa Tonjong relatif mudah dijangkau oleh daerah yang lain.
Mayoritas masyarakat Desa Tonjong adalah penduduk asli yang telah hidup dan menetap lama di Desa Tonjong, tetapi sejalan dengan perkembangan
jaman dan mobilitas sosial, penduduk Desa Tonjong tidak hanya berasal dari Desa Tonjong saja tetapi ada sebagian berasal dari daerah lain seperti Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan pendatang yang berasal dari etnis Tionghoa peranakan dan lain- lainnya.
Komposisi penduduk berdasarkan data kependudukan Desa Tonjong tahun2006 diketahui bahwa antara penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan hampir seimbang. Total jumlah penduduk DesaTonjong pada tahun 2006 sekitar 6269 jiwa yang terdiri dari 3161 jenis kelamin laki-laki dan sisanya
sekitar 3108 berjenis kelamin perempuan. Masyarakat Desa Tonjong menggunakan Bahasa Sunda sebagai alat untuk berkomunikasi walaupun kadang
harus menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan masyarakat pendatang yang tidak mengerti Bahasa Sunda.
Di Desa Tonjong terdapat dua pemakaman umum yang besar yaitu Pemakaman Giritama dan Pemakaman Swaka Insani. Pemakaman Giritama untuk
masyarakat Desa Tonjong yang beragama Islam dan Kristen sedangkan Pemakaman Swaka Insani dikhususkan bagi masyarakat yang beragama
Konghucu, Hindu dan Budha. Adanya pemakaman ini juga memberikan peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat Desa Tonjong seperti yang akan
penulis jelaskan selanjutnya.
A. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk Desa Tonjong berdasarkan catatan kependudukan tahun 2006 disebutkan sebagai berikut: wilayah Desa Tonjong memiliki jumlah
Rukun Warga sebanyak 8 unit yang terdiri dari 31 Rukun Tetangga RT, dihuni oleh 6269 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 3161 jiwa dan
penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 3108 jiwa, semuanya adalah warga Negara Indonesia WNI, sedangkan jumlah kepala keluarga
sebanyak 1700 kepala keluarga. Gambaran lebih rinci mengenai keadaan penduduk di wilayah Desa
Tonjong dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1
Komposisi penduduk Desa Tonjong Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin Jumlah
Persentase 1
Laki-Laki 3161 jiwa
50,43 2
Perempuan 3108 jiwa
49,57 Jumlah
6269 jiwa 100
Sumber Data Statistik Desa Tonjong 2006
Dari tabel berikut diketahui antara jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama, hanya jenis kelamin laki-laki nampak lebih
0,86 dari yang berjenis kelamin perempuan. Pendidikan di Desa Tonjong terdiri dari pendidikan formal dan non-
formal. Pendidikan formal terdiri atas beberapa sekolah, baik sekolah agama maupun sekolah umum, serta sarana pendidikan yang ada didesa ini terdiri atas 2
Sekolah Taman Kanak-Kanak, 3 Sekolah Dasar, 1 Madrasah Tsanawiyah dan 1 Pesantren.
Untuk melihat lebih jelas mengenai jenis pendidikan masyarakat Desa Tonjong dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2 Komposisi penduduk Desa Tonjong Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Jenis Pendidikan
Jumlah Persentase
1 Sekolah Dasar
3003 orang 57,60
2 Sekolah Menengah Pertama
1327 orang 25,45
3 Sekolah Menengah Atas
678 orang 13,00
4 AkademiPerguruan Tinggi
205 orang 3,95
Jumlah 5213 orang
100
Sumber Data Statistik Desa Tonjong 2006
Walapun di daerah ini tidak ada sarana pendidikan yang lengkap tetapi warga Desa Tonjong hampir seluruhnya dapat mengenyam pendidikan seadanya,
walau hanya sampai pada tingkat Sekolah Dasar. Ini terjadi disebabkan beberapa faktor, dan yang paling utama adalah masalah ekonomi, jarak sekolah yang jauh,
dan opini masyarakat yang berpendapat bahwa sekolah sampai tingkat Sekolah Dasar saja sudah cukup dan opini ini juga berkembang di sekitar desa tetangga
sehingga sudah menjadi suatu kebiasaan yang melekat. Tetapi bagi masyarakat yang tidak terpengaruh oleh opini yang berkembang di masyarakat serta
mempunyai tingkat ekonomi yang cukup, mereka melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi seperti Universitas, Akademi, atau institut. Hal ini
terlihat dari table diatas bahwa terdapat sekitar 3,95 masyarakat yang dapat melanjutkan pendidikanya ke tingkat Perguruan Tinggi. Untuk sebuah desa
tampaknya komposisi pendidikan sudah cukup lumayan hal ini sejalan dengan proses kemajuan zaman yang semakin menuntut untuk terus berkembang tidak
hanya pada bidang agama tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan.