Sangat Sederhana RSS. Selain itu, pemerintah dan pihakswasta pengembang perumahan tidak dapat memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat untuk
masyarakat. Hal tersebut menimbulkan masalah sosial yang serius dan menumbuhkan lingkungan kumuh
slum area
dengan gambaran berhubungan erat dengan kemiskinan, kepadatan penghuni yang tinggi, sanitasi dasar perumahan yang rendah
sehingga tampak kotor akibat tidak tersedinya penyediaan air bersih, sampah yang menumpuk, dan banyaknya vektor penyakit, terutama lalat, nyamuk dan tikus. Di
samping pendapatan yang rendah, kurang pahamnya masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungan yang bersih bagi kesehatan mereka juga menjadi faktor
yang memperburuk kondisi rumah menjadi tidak sehat Sastra,2002.
5.1.3 Hubungan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga dengan Kepemilikan Rumah Sehat
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas 46,6 responden yang mempunyai rumah sehat berasal dari kelompok responden dengan tingkat pendidikan
kategori sedang tamatan sekolah menegah atas. Dari hasil analisa bivariat menggunakan uji
chi square
didapatkan nilai
p
= 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa pada alpha 5, ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan kepala keluarga
dengan kepemilikan rumah sehat di Kelurahan Pekan Selesei Kecamatan Selesei Kabupaten Langkat Tahun 2010.
Tingkat pendidikan seseorang akan sangat mempengaruhi pengetahuan dan daya nalarnya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Maka, dengan
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar pula kemampuan seseorang untuk menyerap informasi dan berpikir secara rasional dalam menanggapi
Universitas Sumatera Utara
berbagai informasi termasuk tentang rumah sehat. Berdasarkan hasil analisa univariat diketahui bahwa pendidikan kepala keluarga yang diteliti mayoritas masih
dikategorikan berpendidikan rendah yaitu tamatan SD dan SMP. Berdasarkan tingkat pendidikan responden tersebut dapat diperkirakan sejauh mana pemahaman tentang
konsep rumah sehat yang dimiliki kepala keluarga sebagai pengambil keputusan dalam rumah tangga. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa diketahuinya pemahaman kepala keluarga tentang fungsi rumah sehat masih sebatas pada rumah berfungsi sebagai tempat berlindung dari panas, hujan dan
terlihat bersih. Penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh Prasetyo 2009,
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan kondisi lingkungan rumah. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, pengetahuan seseorang
akan semakin baik dan lingkungan rumahnya akan diatur sedemikian rupa sehingga memiliki kualitas rumah yang baik.
Menurut Sastra 2002, salah satu faktor yang menjadi kendala dalam pembangunan perumahan dan permukiman yang sehat dan layak di Indonesia adalah
keterbatasan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan pengadaan dan teknologi pembangunan perumahan dan permukiman, terutama bagi masyarakat yang
berpenghasilan dan berdaya beli rendah. Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan pernyataan di atas, dimana dari responden yang berpendidikan rendah,
mayoritas 69,5 belum memiliki rumah yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Kepemilikan Rumah Sehat