Pengujian Asumsi Klasik Metode Analisis Data

X 2 = Return on Equity ROE X 3 = Loan to Deposit Ratio LDR X 4 = Quick Ratio QR a = konstanta b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 = koefisien regresi e = error – terms variabel gangguanresidual

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model analisis data yang digunakan. Pengujian ini terdiri dari pengujian normalitas data, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.Gujarati, 1999:139 4.6.1.1. Uji normalitas data Uji normalitas data dilakukan bertujuan untuk mendeteksi distribusi data variabel yang akan digunakan dalam penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi distribusi normalitas maka masih tetap menghasilkan penduga koefisien regresi linier, tidak terbias dan terbaik. Penyimpangan asumsi normalitas ini akan semakin kecil pengaruhnya apabila jumlah sampelnya diperbesar. Salah satu penyelesaian yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah bentuk-bentuk variabel yang semula nilai absolut ditransformasikan menjadi bentuk lain kwadratik, resiprokal, dan lain sebagainya sehingga distribusi menjadi normal. Universitas Sumatera Utara Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan uji statistic non parametric Kolmogrov – Smirnov K-S. Untuk melihat apakah suatu data mempunyai distribusi normal, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Jika angka signifikansi 0,05 maka data mempunyai ditribusi normal 2. Jika angka signifikansi 0.05 maka data tidak mempunyai distribusi normal 4.6.1.2. Uji multikolinieritas Multikolinieritas adalah korelasi linier sempurna 100 atau eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model Ghozali,2005. Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pengujian multikolinieritas pada penelitian ini dilakukan dengan Uji Collenierity Statistic. Untuk dapat melakukan uji multikolinieritas maka harus diketahui terlebih dahulu Variance Inclation Factor VIF. Pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah: a. Jika Variance Inflation Factor VIF 10 maka artinya terdapat persoalan multikolinieritas di antara variabel bebas. b. Jika Varianve Inflation Factor VIF 10 maka tidak terdapat persoalan multikolinieritas di antara variabel bebas. 4.6.1.3. Uji heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali,2005. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi dapat dilakukan dengan menggunakan uji metode Universitas Sumatera Utara grafis yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah jika ada pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.6.1.4. Uji autokorelasi Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 Ghozali, 2005. Autokorelasi muncul karena observasi yang berututan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series. Masalah autokorelasi relative tidak terjadi pada data cross section. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson. Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho : tidak ada autokorelasi Ha : ada autokorelasi Pengambilan keputusan untuk ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: a. Apabila d dl atau d 4-dl maka hipotesis nol ditolak dan sebaliknya hipotesis alternative diterima, berarti terdapat autokorelasi. b. Apabila terletak antara dl dan 4-du maka hipotesis nol diterima yang berarti ada autokorelasi. Universitas Sumatera Utara c. Apabila nilai d terletak antara dl dan du atau antara 4-du atau 4-dl maka Uji Durbin Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Pada nilai ini tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak. Secara sederhana, gejala autokorelasi dapat juga dilihat langsung dengan cara melihat hasil test statistik untuk Durbin Watson. Nilai Durbin Watson adalah antara 0 sampai dengan 4 . Apabila nilai Durbin Watson dekat dengan 2 berarti tidak ada autokorelasi. 4.6.2. Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Adapun alat uji yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Koefisien Determinasi uji goodness of fit R 2 Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R 2 koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas dengan formula Gujarati, dalam Zain, 1995 : 207 sebagai berikut: dimana : Jk R = jumlah kuadrat regresi explained sum of squares Jk Y = jumlah total kuadrat total sum of squares Dalam hasil output SPSS maka yang menjadi patokan adalah Adjusted R Square. Nilai R 2 ini mempunyai range antara 0 sampai 1 1 2 ≤ ≤ R . Semakin tinggi R 2 Universitas Sumatera Utara suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. 2. Uji Signifikan Parsial Uji Statistik t Uji statistik t adalah suatu uji statistik tentang signifikansi dengan memperhatikan semua variable bebas lain. Dengan kata lain uji statistik ini akan menguji apakah setiap variabel bebas X i berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat Y. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternative H : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0 H a : Paling sedikit ada satu β x ≠ 0 dimana x = 1,2,3,4 Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus : Clave et al., 2001:534 dimana : b i = koefisien regresi masing-masing variabel sb i = standar error masing-masing variabel Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan t tabel pada tingkat keyakinan 95 α = 0,05. b. Kriteria Pengujian: t hitung t tabel = H ditolak t hitung ≤ t tabel = H diterima 3. Uji Serempak uji F Statistik Universitas Sumatera Utara Uji F merupakan pengujian terhadap koefisien regresi secara bersama-sama atau simultan untuk melihat pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif. H : β 1 = β 1 = β 1 = β 1 = 0 H a : paling sedikit ada β x ≠ 0 dimana x = 1,2,3,4 b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu: dimana : R 2 = koefisien determinansi n = jumlah sampel k = jumlah variabel bebas Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai F hitung yang dibandingkan dengan F tabel dengan tingkat resiko level of significant dalam hal ini 0,05 dengan degree of freedom = n – k – 1 c. Kriteria Pengujian: F hitung F tabel = H ditolak F hitung ≤ F tabel = H diterima Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Data Deskripsi data penelitian dari masing-masing variabel yang meliputi nilai mean, standar deviasi, maksimum dan minimum dapat dilihat dari Tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1. Deskriptif Data Penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CAR 72 9.80 97.94 21.2667 14.12807 IML 72 3.60 18.28 9.3187 3.02143 ROE 72 -.75 31.82 16.2146 7.75646 LDR 72 1.46 185.14 54.1315 30.30541 QR 72 .28 5.52 1.9783 1.10268 Valid N listwise 72 Sumber: Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data Dari Tabel 5.1 di atas dapat dilihat gambaran bahwa angka Capital Adequacy Ratio CAR perbankan pada periode 2004 sampai dengan 2009 terendah adalah 9,80 dan tertinggi 97,94 serta rata-ratanya adalah 21,27. Hal tersebut menjelaskan bahwa rata-rata CAR perusahaan perbankan telah memenuhi standar minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia BI yaitu 8 . Untuk veriabel Interest Margin on Loan IML yang mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank dalam menghasilkan pendapatannya ditunjukkan dalam Tabel 5.1 50 Universitas Sumatera Utara