Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Institusi Perbankan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP

CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA

INSTITUSI PERBANKAN TERBUKA

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

ANDREANI CAROLINE BARUS

087017043/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2011

S

E K O L A H

P A

S C

A S A R JA NA


(2)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP

CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA

INSTITUSI PERBANKAN TERBUKA

DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ANDREANI CAROLINE BARUS

087017043/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2011


(3)

3

Judul Tesis : PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA INSTITUSI PERBANKAN TERBUKA DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Andreani Caroline Barus Nomor Pokok : 087017043

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS.MBA,Ak) (Drs.Hasan Sakti Siregar,M.Si,Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS.MBA, Ak) (Prof. Dr. Ir.A. Rahim Matondang, MSIE)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 17 Februari 2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Anggota : 1. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

2. Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak 3. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak


(5)

5

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul:

“PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA INSTITUSI PERBANKAN TERBUKA DI BURSA EFEK INDONESIA”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, Februari 2011

Yang membuat pernyataan:


(6)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA INSTITUSI PERBANKAN TERBUKA DI

BURSA EFEK INDONESIA

Andreani Caroline Barus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, dan Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari profitabilitas dan likuiditas yang diwakili oleh IML, ROE, LDR, dan QR terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah populasi sebanyak 28 perusahaan perbankan, 12 sampel penelitian dan observasi sebanyak 72 unit analisis, serta periode penelitian dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Liniear Regression).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload dokumentasi laporan keuangan di situs resmi Bursa Efek Indonesia , situs resmi Bank Indonesia , dan situs resmi BAPEPAM .

Hasil pengujian ini membuktikan bahwa bahwa rasio-rasio keuangan yang terdiri dari IML, ROE, LDR, dan QR secara simultan berpengaruh signifikan terhdap

Capital Adeqaxy Ratio (CAR). Secara parsial hanya ROE yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Institusi Perbankan Terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio, Interest Margin on Loans, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Quick Ratio


(7)

7

INFLUENCE OF PROFITABILITY AND LIQUIDITY TO THE CAPITAL ADEQUACY RATIO(CAR) OF GO PUBLIC BANKING INSTITUTION AT

INDONESIA STOCK EXCHAGE

Andreani Caroline Barus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, Ak, and Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

ABSTRACT

The purpose of this research was to obtain empirical evidence of the influence of the financial ratios of probability and liquidity, represented by the IML, ROE, LDR, and QR to the Capital Adequacy Ratio (CAR) at the banking companies in Indonesia Stock Exchange.

The object of this research is banking companies listed on Indonesia Stock Exchage with total population of 28 banking companies, 12 samples of research and observation as many as 72 units of analysis, and research period since year of 2004 up to year of 2009. The analysis method used is the Multiple Linear Regression.

Data collection is done by collecting the documentation of financial statements from the official website of Indonesian Stock Exchage ., the official website of Bank Indonesia , and the official website of

BAPEPAM .

This research results prove that financial ratios which consists of IML, ROE, LDR and QR simultantly influential significant to Capital Adequacy Ratio (CAR). But, partially only ROE has no influential significant to the Capital Adeqaucy Ratio (CAR) on the Go Public Banking Institution at Indonesia Stock Exchage.

Keywords : Capital Adequacy Ratio, Interest Margin on Loans, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Quick Ratio.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Institusi Perbankan Terbuka di Bursa Efek Indonesia”, memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu sudah sewajarnya dan dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang juga telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran dan masukan demi kesempurnaan tesis ini. 6. Seluruh staf pengajar pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana


(9)

9

7. Yang tercinta almarhum Ayahanda S.Barus dan Ibunda M. br. Sembiring Brahmana yang telah merawat, membimbing dan senantiasa mendoakan untuk keberhasilan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan.

8. Yang terkasih suami Christian Tarigan,ST dan ananda Abigail Gabriella Ameta Tarigan yang senantiasa memberikan motivasi, semangat dan doa untuk dapat menyelesaikan perkuliahan.

9. Saudara-saudara penulis dan seluruh keluarga Barus dan Tarigan yang telah mendukung dan mendoakan untuk keberhasilan penulis.

10.Teman-teman sekerja penulis di STMIK–STIE Mikroskil Medan yang senantiasa memberikan dukungan untuk keberhasilan penulis.

11.Teman-teman mahasiswa, para sahabat-sahabat penulis, dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkatNya kepada seluruh pihak yang telah memberikan banyak bantuan baik moril, spirituil dan pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan maupun dalam penyusunan tesisn ini. Penulis menyadari bahwa keterbatasan penulis membuat penelitian ini menjadi kurang sempurna, karena itu masih diperlukan saran maupun masukan dari pembaca. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan bermanfaat bagi peneliti berikutnya.

Medan, Februari 2011 Andreani Caroline Barus


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : ANDREANI CAROLINE BARUS

2. Tempat/Tanggal Lahir : Kabanjahe, 07 Nopember 1979

3. Pekerjaan : Dosen Kopertis dpk. STMIK Mikroskil Medan

4. Agama : Kristen Protestan

5. Alamat : Jl. Bunga Kenanga No. 113 Medan

6. Pendidikan :

a. SD Katolik Sint.Xaverius 1 Kabanjahe, 1991 b. SMP Negeri 1 Kabanjahe, 1994

c. SMU Katolik St.Thomas 1 Medan, 1997


(11)

11

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Originalitas ……... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Pengertian Bank ... 9

2.1.2. Penilaian Kesehatan Bank ... 10

2.1.3. Jenis Bank ………... 11

2.1.4. Permodalan Bank ……….... 13

2.1.5. Rasio–rasio Keuangan Perbankan ……….. 20

2.1.6. Capital Adequacy Ratio (CAR) ...……….. 22

2.1.7. Profitabilitas Bank ……….. 24

2.1.8. Likuiditas Bank ……….. 25

2.1.9. Analisis Kinerja Keuangan Bank ………... 26


(12)

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 33

3.1. Kerangka Konsep ... 33

3.2. Hipotesis ... 35

BAB IV METODE PENELITIAN ………... 36

4.1. Jenis Penelitian ... 36

4.2. Lokasi Penelitian ... 36

4.3. Populasi dan Sampel ... 36

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 39

4.5. Definisi Operasional Penelitian dan Metode Pengukuran Variabel 40

4.5.1. Variabel Penelitian ... 40

4.5.2. Metode Pengukuran Variabel ... 42

4.6. Metode Analisis Data ... 43

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 43

4.6.1.1. Uji normalitas data ... 44

4.6.1.2. Uji multikolinieritas ... 44

4.6.1.3. Uji heteroskedastisitas ... 45

4.6.1.4. Uji autokorelasi ... 45

4.6.2. Pengujian Hipotesis ... 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 50

5.1. Hasil Penelitian ... ... 50

5.1.1. Deskripsi Data ... 50

5.1.2. Analisa Persamaan Regresi ... 51

5.1.3. Pengujian Asumsi Klasik ... 52

5.1.3.1. Pengujian normalitas data ... 53

5.1.3.2. Uji multikolinieritas ... 53

5.1.3.3. Uji heteroskedastisitas ... 54

5.1.3.4. Uji autokorelasi ... 56

5.1.4. Pengujian Hipotesis ... 57


(13)

13

5.1.4.2. Uji parsial (uji t)... 58

5.2. Pembahasan ... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

6.1. Kesimpulan ... 62

6.2. Keterbatasan ... 63

6.3. Saran ... 63


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Fenomena Rata-rata CAR Bank Persero di Indonesia

Periode Tahun 2004 – 2009 (dalam %) ... 3

2.1 Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)... 31

4.1 Daftar Jumlah Perusahaan Sampel ... 37

4.2 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan Terbuka ... 38

4.3 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan Terbuka ... 39

4.4 Pengukuran Variabel ... ... 42

5.1 Deskriptif Data Penelitian ... ... 50

5.2 Analisa Persamaan Regresi ... 52

5.3 Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov)... 53

5.4 Uji Multikolinieritas (Collinearity Statistic)... 54

5.5 Uji Heteroskedastisitas ... 55

5.6 Uji Autokorelasi ... 56

5.7 Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 57

5.8 Uji Anova ... 58


(15)

15

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ... 33 5.1 Uji Heteroskedastisitas ... 55


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Data Perusahaan Perbankan ………. 67 2. Hasil Pengolahan Data ………. 70


(17)

6

PENGARUH PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA INSTITUSI PERBANKAN TERBUKA DI

BURSA EFEK INDONESIA

Andreani Caroline Barus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, dan Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh rasio keuangan yang terdiri dari profitabilitas dan likuiditas yang diwakili oleh IML, ROE, LDR, dan QR terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada perusaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Objek penelitian ini adalah perusahaan perbankan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah populasi sebanyak 28 perusahaan perbankan, 12 sampel penelitian dan observasi sebanyak 72 unit analisis, serta periode penelitian dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Liniear Regression).

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendownload dokumentasi laporan keuangan di situs resmi Bursa Efek Indonesia , situs resmi Bank Indonesia , dan situs resmi BAPEPAM .

Hasil pengujian ini membuktikan bahwa bahwa rasio-rasio keuangan yang terdiri dari IML, ROE, LDR, dan QR secara simultan berpengaruh signifikan terhdap

Capital Adeqaxy Ratio (CAR). Secara parsial hanya ROE yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Institusi Perbankan Terbuka di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio, Interest Margin on Loans, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Quick Ratio


(18)

INFLUENCE OF PROFITABILITY AND LIQUIDITY TO THE CAPITAL ADEQUACY RATIO(CAR) OF GO PUBLIC BANKING INSTITUTION AT

INDONESIA STOCK EXCHAGE

Andreani Caroline Barus, Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS. MBA, Ak, and Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak

ABSTRACT

The purpose of this research was to obtain empirical evidence of the influence of the financial ratios of probability and liquidity, represented by the IML, ROE, LDR, and QR to the Capital Adequacy Ratio (CAR) at the banking companies in Indonesia Stock Exchange.

The object of this research is banking companies listed on Indonesia Stock Exchage with total population of 28 banking companies, 12 samples of research and observation as many as 72 units of analysis, and research period since year of 2004 up to year of 2009. The analysis method used is the Multiple Linear Regression.

Data collection is done by collecting the documentation of financial statements from the official website of Indonesian Stock Exchage ., the official website of Bank Indonesia , and the official website of

BAPEPAM .

This research results prove that financial ratios which consists of IML, ROE, LDR and QR simultantly influential significant to Capital Adequacy Ratio (CAR). But, partially only ROE has no influential significant to the Capital Adeqaucy Ratio (CAR) on the Go Public Banking Institution at Indonesia Stock Exchage.

Keywords : Capital Adequacy Ratio, Interest Margin on Loans, Return on Equity, Loan to Deposit Ratio, Quick Ratio.


(19)

17

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bank merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara pihak kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Dalam mengembangkan industri perbankan di Indonesia, bank diharapkan mampu memobilisasi dana tabungan masyarakat. Bank sebagai sarana yang berperan strategis harus mampu sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara bertanggung jawab. Pengelolaan dana masyarakat secara efektif dan efisien dapat diukur dari kinerja keuangannya. Kinerja keuangan suatu usaha bank sangat tergantung pada keberhasilan ataupun kegagalan dari kegiatan operasionalnya. Bila kegiatan operasionalnya berhasil maka fungsi dan peran bank dapat dicapai. Sebaliknya bila kegiatan operasionalnya mengalami kegagalan, maka kinerja keuangan bank akan terganggu, bahkan dapat mengarah pada kebangkrutan.

Kegiatan bisnis bank umum dapat dikatakan berhasil jika dapat mencapai sasaran bisnis yang telah ditentukan. Sasaran yang ingin dicapai oleh setiap bank berbeda, tetapi ada satu sasaran yang sama yang harus dicapai bank umum, yaitu mendapat keuntungan yang layak. Jumlah keuntungan yang layak diperlukan setiap bank untuk menarik minat pemilik dana agar mereka bersedia menyimpan uangnya di


(20)

bank. Dengan demikian bank akan memperoleh dana untuk mendanai perluasan usaha, serta membiayai usaha peningkatan mutu pelayanan bank yang ditawarkan kepada masyarakat. Keuntungan juga diperlukan untuk menutup kerugian sementara yang mungkin timbul di luar perhitungan pengelola bank.

Kesehatan bank pada dasarnya merupakan kepentingan semua pihak, baik pemilik, pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank. Masing-masing pihak perlu meningkatkan dirinya dan secara bersama-sama berupaya untuk mewujudkan bank yang sehat. Sebagai antisipasi terhadap resiko yang mungkin terjadi, maka pemerintah melalui Bank Indonesia harus menetapkan suatu mekanisme yang berpedoman pada asas-asas perbankan yang sehat untuk dapat mendeteksi kondisi kesehatan bank secara dini.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menetapkan bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulanan. Adapun yang menjadi tolok ukur dasar penilaian kesehatan bank umum adalah penilaian faktor CAMELS yaitu permodalan (capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas (earnings), likuiditas (liquidity) dan sensitivitas terhadap resiko pasar (sensitivity to market risk). Rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Berikut adalah fenomena rata-rata CAR kelompok Bank Persero di Indonesia periode 2004-2009:


(21)

19

Tabel 1.1. Fenomena Rata-rata CAR Bank Persero di Indonesia Periode Tahun 2004 – 2009 (dalam %)

Tahun

CAR Modal (Capital)

ATMR (Risk Weight Assets)

2004 20.71 56.789 274.294

2005 19.43 58.904 303.098

2006 21.20 62.577 295.153

2007 17.85 67.263 376.844

2008 14.31 68.757 480.330

2009 14.19 75.646 533.173

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia – Vol 8, No. 1, Desember 2009

Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut menunjukkan bahwa rata-rata CAR Bank Persero di Indonesia berada diatas 8% sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi permodalan Bank Persero di Indonesia selama periode pengamatan (2004-2009) dalam kondisi yang sehat. Namun dari periode pengamatan tersebut ada kecendrungan penurunan rata-rata nilai CAR untuk 3 tahun terakhir. Rata-rata CAR tersebut masih memiliki rentang CAR yang cukup lebar yaitu dari nilai terendah 9,8% (Bank Permata tahun 2005) sampai nilai tertinggi 97,94% (Bank Capital tahun 2004). Sesuai dengan SE BI No.26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya CAR yang harus dicapai bank minimal 8% sejak akhir tahun 1995, dan sejak akhir tahun 1997 CAR yang harus dicapai minimal 9%. Tetapi karena kondisi perbankan nasional sejak akhir 1997 terpuruk yang ditandai dengan banyaknya bank yang dilikuidasi, maka sejak Oktober 1998 besarnya CAR diklasifikasikan dalam 3 kelompok.


(22)

Klasifikasi bank sejak 1998 dikelompokkan dalam: (1) Bank sehat dengan klasifikasi A jika memiliki CAR lebih dari 4%; (2) Bank take over atau dalam penyehatan oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dengan klasifikasi B jika bank tersebut memiliki CAR antara -25% sampai dengan < dari 4%; dan (3) Bank Beku Operasi (BBO) dengan klasifikasi C jika memiliki CAR kurang dari -25%. Bank dengan klasifikasi C inilah yang dilikuidasi (Faisal,2003).

Krisis moneter yang dimulai pada pertengahan 1997, dimana nilai tukar mata uang rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat, menyebabkan sebagian besar perusahaan tidak mampu membayar pinjaman kebada bank. Disamping itu perbankan juga menghadapi risiko tidak mampu membayar kewajibannya yang sebagian besar dibiayai oleh pinjaman luar neger dan dana masyarakat. Besarnya cadangan kredit dan kerugian sebagai akibat selisih nilai tukar mengakibatkan menurunnya modal perbankan sehingga sebagian besar bank tidak mampu lagi untuk memenuhi kewajibannya terhadap kecukupan modal. Akibat selanjutnya adalah menurunnya kinerja perbankan yang dapat diidentifikasikan dalam bentuk analisa laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas dan rasio keuangan lainnya.

Dari berbagai macam rasio keuangan terdapat 2 kelompok (profitabilitas dan likuiditas) yang merupakan faktor utama yang memperngaruhi kesehatan bank. Rasio Profitabilitas yang tercermin dalam Interest Margin on Loans (IML) dan Return on Equity (ROE) menunjukkan tingkat kemampuan bank untuk memperoleh laba dari aktivitas usahanya. Jika tingkat laba suatu bank semakin tinggi maka akan berdampak


(23)

21

pada meningkatnya modal sendiri (dengan asumsi sebagian besar laba yang diperoleh ditanamkan kembali ke dalam modal bank dalam bentuk laba yang yang ditahan). Rasio Likuiditas tercermin dalam Quick Ratio (QR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan rasio yang menggambarkan kesehatan bank terutama dalam posisi jangka pendek. Bahkan bagi dunia perbankan likuiditas merupakan jantungnya bank. Sebesar apa pun aset suatu bank jika kondisi likuiditasnya terancam, maka saat itu juga bank akan mengalami kesulitan dalam penarikan dana yang dilakukan oleh pihak deposan. Terlebih dalam menghadapi rush (penarikan secara serentak dari pada deposan), bank harus selalu tersedia dana likuiditas.

Apabila modal sendiri bank meningkat maka kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan (CAR) semakin meningkat. Sejak periode krisis sampai dengan saat ini CAR menjadi acuan utama dalam menentukan kesehatan bank. (SK Dir. BI April 1999). Hal ini juga disebabkan karena rata-rata CAR selama periode krisis sampai dengan akhir 2001 hanya mencapai 4% dan sejak awal 2002 bank diwajibkan memenuhi CAR minimal 8%. Kebijakan ini berawal dari kebijakan bank duni (Word Bank) yang ditindaklanjuti oleh bank Indonesia dengan kebijakan 29 Mei 1993 (Pakmei, 1993). Besarnya CAR minimal 8% tersebut berlaku bagi seluruh bank secara internasional.

Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi nilai dari CAR suatu bank, diantaranya adalah penelitian Manullang (2002) yang menganalisis pengaruh rentabilitas terhadap rasio kecukupan modal pada bank tabungan pensiunan. Demikian pula dengan Shitawati (2006) yang


(24)

menunjukkan bahwa enam rasio keuangan yaitu Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio(LDR), Biapa Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), dan Giro Wajib Minimum (GWM) mempunyai pengaruh terhadap nilai CAR pada bank umum di Indonesia. Dengan topik yang sama dan ada beberapa variabel yang berbeda penelitian Krisna (2008) juga menunjukkan bahwa beberapa rasio keuangan seperti Return on Invesment

(ROI), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) mempengaruhi nilai CAR pada bank-bank umum di Indonesia namun tidak demikian halnya dengan rasio-rasio keuangan seperti Return on Equity (ROE), Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), dan Net Interest Margin (NIM) yang tidak terlalu signifikan mempengaruhi CAR.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan menitikberatkan pada aspek pendapatan (return) dan likuiditas sehubungan dengan permodalan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap Capital Adequacy Ratio

(CAR).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, apakah ada pengaruh profitabilitas (Interest Margin on Loans dan Return on Equity) dan likuiditas (Loan to Deposit Ratio dan

Quick Ratio) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial?


(25)

23

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh profitabilitas (Interest Margin on Loans dan

Return on Equity) dan likuiditas (Loan to Deposit Ratio dan Quick Ratio) terhadap

Capital Adequacy Ratio (CAR) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang keuangan terutama dalam memahami kinerja keuangan melalui analisis rasio keuangan seperti rasio Interest Margin on Loans (IML), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Quick Ratio (QR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR).

2. Bagi perusahaan/bank dan investor sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan selanjutnya dan pentingnya mempertahankan tingkat rasio keuangan dalam rangka mewujudkan kondisi perbankan yang sehat. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan

dan memberikan informasi untuk tujuan penelitian selanjutnya. 1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Krisna (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi


(26)

Capital Adequacy Ratio studi kasus pada bank-bank umum di Indonesia. Penelitian tersebut menguji pengaruh variabel ROI, ROE, BOPO, NIM, LDR, dan NPL terhadap CAR. Hasil analisis menunjukkan bahwa ROI, LDR, dan NPL secara parsial signifikan terhadap CAR pada tingkat signifikansi kurang dari 5%, sedangkan ROE, BOPO dan NIM tidak signifikan memnepengaruhi CAR. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:

1. Data sekunder yang digunakan peneliti sebelumnya menggunakan data tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2004 sampai dengan tahun 2009.

2. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio-rasio keuangan perbankan yang terdiri dari Profitabilitas dan Likuiditas. Adapun parameter yang digunakan untuk mewakili Profitabilitas adalah Interest Margin on Loans (IML) dan Return on Equity (ROE), sedangkan Likuiditas parameternya Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Quick Ratio (QR). Profitabilitas dan Likuiditas akan bertindak sebagai variabel independen, sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio kecukupan modal sebagai variabel terikat (dependen). Penelitan ini menambahkan satu parameter untuk likuiditas yaitu Quick Ratio (QR) yang merupakan ukuran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajibannya kepada para deposannnya dengan aset tunai yang dimilikinya.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Bank

Istilah bank bukan hal yang asing dalam pembicaraan masyarakat pada saat ini. Pada umumnya masyarakat mendefinisikan bank adalah tempat untuk menyimpan atau menabung dan meminjam dana. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakt dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Kasmir (2003:11) menyatakan bahwa bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya.

Sesuai dengan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha bank selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu:

a. menghimpun dana, b. menyalurkan dana,


(28)

c. memberikan jasa bank lainnya.

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

2.1.2. Penilaian Kesehatan Bank

Penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin maupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis CAMELS (Kasmir, 2004:50), yaitu:

1. Aspek Permodalan, yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan pada

Capital Adequacy Ratio (CAR) yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

2. Aspek Kualitas Aset yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimiliki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan oleh Bank Indonesia dengan memperbandingkan antara aktiva produktif.

3. Aspek Kualitas Manajemen yaitu aspek penilaian kegiatan bank yang dikelola sehari-hari dari kulitas manajemennya. Kualitas manajemen juga dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihar dari sisi pendidikan dan pengalaman dari karyawannya dalam menangani berbagai kasus-kasus yang terjadi.


(29)

27

4. Aspek Likuiditas, yaitu penilaian atas kemampuan bank yang bersangkutan untuk membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan giro, dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai.

5. Aspek Rentabilitas merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat.

6. Aspek Sensitivitas, merupakan aspek dimana perbankan harus memperhatikan dua unsur, yaitu tingkat perolehan laba yang harus dicapai dan risiko yang akan dihadapi. Pertimbangan risiko yang harus diperhitungkan berkaitan erat dengan sesitivitas perbankan. Sentivitas terhadap risiko ini penting agar tujuan memperoleh laba dapat tercapai dan pada akhirnya kesehatan bank juga terjamin. 2.1.3. Jenis Bank

Jenis bank berdasarkan penggolongannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal berikut (Kasmir, 2004:36):

1. Berdasarkan Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan

a. Bank Umum, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat meberikan seluruh jasa perbankan


(30)

yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank).

b. Bank Perkreditan Rakyat, merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya dalam hal ini kegiatan Bank Perkreditan Rakyat jeuh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum.

2. Berdasarkan Kepemilikan

a. Bank milik Permerintah, dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah.

b. Bank milik swasta nasional, merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungan untuk keuntungan swasta juga.

c. Bank milik asing, merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing.

d. Bank milik campuran, dimana sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.

e. Bank milik koperasi, kepemilikan modal bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hokum koperasi.


(31)

29

3. Berdasarkan Status

a. Bank devisa, merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya misalnya transfer ke luar negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C).

b. Bank non devisa, merupakan bank yang mempunyai ijin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa. Bank non devisa melakukan transaksi dalam batas-batas suatu negara.

4. Berdasarkan Cara Penentuan Harga

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, menetapkan bunga sebagai harga jual baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.

b. Bank berdasarkan prinsip syariah, yang menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.1.4. Permodalan Bank

Modal akan mempunyai berbagai fungsi yang penting bagi setiap jenis usaha terutama bagi bank untuk menjadi dasar di dalam pengembangan usaha dikemudian


(32)

hari ataupun sebagai alat untuk menampung timbulnya suatu kerugian. Modal bank memiliki fungsi (Abdullah, 2005;59) yaitu:

1. Melindungi para kreditur

Kreditur (mereka yang menyimpan dananya di bank) mengharapkan adanya kepastian kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan kreditur sewaktu-waktu. Modal bank merupakan penyangga pengembalian dana kreditur manakala bank kesulitan menarik kembali investasi jangka pendek atau kesulitan likuiditas.

2. Menjamin kelangsungan operasional

Bank memulai kegiatan operasi mereka dengan modal sendiri termasuk membangun atau membeli kantor dan peralatan.

3. Memenuhi standar modal minimal

Berdasarkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) apabila bank akan menambah kredit kepada masyarakat, maka dengan sendirinya bank harus menambah modal yang dimiliki. Apabila bank tidak menambah jumlah kredit maka akan memperkecil CAR yang akan dicapai.

Menurut Abdullah (2005:56), modal bank merupakan dana yang diinvestasikan oleh pemilik pada waktu pendirian bank yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank. Modal bank bukan saja sebagai sumber penting dalam memenuhi kebutuhan dana bank, tetapi juga posisi modal bank akan mempengaruhi keputusan-keputusan manajemen dalam hal pencapaian tingkat laba, di satu pihak dan kemungkinan timbulnya resiko di pihak lain. Modal yang terlalu


(33)

31

besar misalnya, akan dapat mempengaruhi jumlah perolehan laba bank. Sedangkan modal yang terlalu kecil di samping akan membatasi kemampuan ekspansi bank, juga akan mempengaruhi penilaian khususnya para deposan, debitur dan juga pemegang saham bank. Dengan kata lain besar kecilnya permodalan bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan keuangan bank yang bersangkutan.

Besarnya jumlah modal bank yang harus dimiliki umumnya ditentukan oleh penguasa moneter. Bank Sentral sebagai penguasa moneter menetapkan jumlah minimum modal yang harus dipenuhi oleh setiap bank yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR). Beberapa bankir mengemukakan bahwa modal bank dianggap memadai bila rasio modal terhadap total asset mencapai 8% sebagaimana ditentukan oleh Bank for International Settlement (BIS). Angka ini cenderung diadopsi oleh beberapa negara sebagai standar permodalan minimum termasuk Indonesia (sebelum terjadi krisis moneter). Kemudian setelah krisis moneter ketentuan permodalan minimum bank diturunkan menjadi 4% yang dimaksudkan untuk membantu kinerja tingkat kesehatan bank.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menilai kebutuhan modal bank antara lain:

a. kualitas dan integritas manajemen, b. likuiditas,

c. kualitas aktiva, d. laba yang ditahan,


(34)

e. pembebanan biaya, f. struktur sumber dana, g. kualitas prosedur operasi,

h. ketentuan permodalan minimum,

i. kebijakan pemupukan modal dan pembagian dividen.

Menurut Abdullah (2005:56) berdasarkan pendekatan pada neraca bank, modal dapat dibedakan menjadi modal inti dan modal pelengkap.

1. Modal Inti, yang terdiri dari modal disetor, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, dan bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. a. Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bagi bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib anggotanya.

b. Laba ditahan

Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.

c. Laba tahun lalu

Laba tahun lalu adalah laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak dan sebelum ditentukan penggunaannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat anggota. Jumlah laba tahun lalu yang


(35)

33

diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

d. Laba tahun berjalan

Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.

e. Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nomonalnya.

f. Cadangan umum

Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing-masing.

g. Cadangan tujuan

Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau rapat anggota.


(36)

h. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.

Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan anak perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) lain yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.

2. Modal Pelengkap

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba setelah pajak serta pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Secara rinci modal pelengkap berupa cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi, dan pinjaman sudordinasi.

a. Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat Jenderal Pajak.

b. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba-rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

c. Modal kuasi yang menurut Bank for International Settlement (BIS) disebut


(37)

35

instrumen atau warkat yang memiliki sifat seperti modal atau hutang yang mempunyai cirri-ciri:

1. tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal (subordinated) dan telah dibayar penuh,

2. tidak dapat dilunasi/ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia,

3. mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba yang ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti meskipun bank belum dilikuidasi,

4. pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut. d. Pinjaman Subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1. ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman,

2. mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia, tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh,

3. minimal berjangka waktu 5 tahun,

4. pelunasan sebalum jatuh tempo harus mendapt persetujuan dari Bank Indonesia, dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank harus tetap sehat, dan hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal).


(38)

Penggunaan modal bank dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan guna menunjang kegiatan operasi bank. Jumlah modal bank dianggap tidak mencukupi apabila tidak memenuhi maksud-maksud tersebut. Namun dalam prakteknya menetapkan berapa besarnya jumlah wajar kebutuhan modal suatu bank adalah tugas yang cukup kompleks. Modal merupakan faktor penting dalam upaya menentukan mengembangkan usaha bank. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus dipertahankan setiap bank. Ketentuan pemenuhan permodalan minimum bank disebut juga Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu sebesar 8% sesuai yang ditetapkan pada tahun 1999.

Modal bank sekurang-kurangnya memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi operasional, fungsi perlindungan, fungsi pengamanan dan pengaturan. Menurut Siamat (2004:99), keseluruhan fungsi modal bank tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. memberikan perlindungan kepada nasabah,

b. modal bank dapat mencegah terjadinya kejatuhan bank, c. untuk memenuhi kebutuhan gedung kantor dan inventaris, d. untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum,

e. meningkatkan kepercayaan masyarakat,

f. untuk menutupi kerugian aktiva produktif bank, g. sebagai indikator kekayaan bank,


(39)

37

2.1.5. Rasio – rasio Keuangan Perbankan

Menurut Altman (1968:34) dalam Sianipar (2005) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu:

1. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memelihara kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Rasio ini terdiri dari cash ratio,

quick ratio, investing policy ratio, loan to debt ratio, loan to assets ratio, dan

reserve requirement.

2. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio ini terdiri dari return on assets, return on equity, net interest margin, gross profit margin on earning asset, interest margin on loan, return on invesment dan

earning per share.

3. Rasio Resiko Usaha Bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat resiko yang dihadapi perbankan dan sering disebut dengan istilah Bank Liability Management. Rasio ini terdiri dari capital risk ratio, deposit risk ratio dan interest rate ratio.

4. Rasio Permodalan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya kemampuan bank dalam menopang resiko kerugian yang mungkin timbul akibat dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang mengandung resiko.


(40)

Rasio ini terdiri dari primary ratio, capital ratio, capital adequacy ratio,

current liabilities to equity ratio.

5. Rasio Efisiensi Usaha (Bank Assets Management) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah terlah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat. Rasio ini terdiri dari

leverage multiplier ratio, asset utilization ratio, fixed asset turn over ratio,

interest expense ratio, cost of fund, cost of money, cost of loanable fund, cost of borrowing fund, cost of efficiency ratio dan operating ratio.

2.1.6. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Manullang (2002) menyatakan bahwa rasio permodalan yang lazim digunakan untuk mengukur kesehatan bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sesuai dengan SE BI No. 26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya CAR yang harus dicapai oleh suatu bank minimal 8% sejak akhir tahun 1995, dan sejak akhir tahun 1997 CAR yang harus dicapai minimal 9%. Tetapi karena kondisi perbankan nasional sejak akhir 1997 terpuruk ditandai dengan banyaknya bank yang dilikuidasi, maka sejak Oktober 1998 besarnya CAR diklasifikasi diklasifikasikan dalam 3 kelompok.

Klasifikasi bank sejak 1998 dikelompokkan dalam : (1) Bank sehat dengan klasifikasi A jika memiliki CAR lebih dari 4%; (2) Bank take over atau dalam penyehatan oleh BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) dengan klasifikasi B jika bank tersebut memiliki CAR antara -25% sampai dengan 4%; dan (3) Bank


(41)

39

Beku Operasi (BBO) dengan klasifikasi C jika memiliki CAR kurang dari -25%. Bank dengan klasifikasi C inilah yang dilikuidasi (Faisal, 2003).

Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank (capital adequacy) didasarkan pada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Modal sendiri adalah total modal yang berasal dari perusahaan (bank) yang terdiri dari modal disetor, laba tak dibagi, dan cadangan yang dibentuk bank. Sedangkan ATMR adalah merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca (aktiva yang dalam neraca) dan ATMR aktiva administrasif (aktiva yang bersifat administrative).

Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah sebagai berikut (Masyud Ali, 2004):

1. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot resiko dari masing-masing-masing-masing pos aktiva neraca tersebut.

2. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot sisiko dari masing-masing pos rekening tersebut.

3. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif.

4. Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal ban(modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR. Rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:


(42)

5. Hasil perhitungan rasio modal bank kemudian dibandingkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%). Berdasarkan perbandingan tersebut, dapatlah diketahui apakah bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan kecukupan modal atau tidak.

2.1.7. Profitabilitas Bank

Profitabilitas bank menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam menghasilkan keuntungan, baik berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun dari hasil non-operasionalnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio yang digunakan adalah:

a. Interest Margin on Loans (IML)

Interest Margin on Loans (IML) digunakan untuk mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk menghasilkan pendapatannya. Dalam hal ini semakin tinggi rasio yang dihasilkan, menunjukkan hasil yang semakin baik. Rasio ini dapat diukur dengan rumus (Sawir, 2003:33) :

% 100 X Loans

Total

Expense Interest

Income Interest

IML= −


(43)

41

Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan bank yang bersangkutan untuk menghasilkan laba bersih dari penggunaan modal yang ditanamkan pada bank tersebut. Rasio ini merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayara dividen. Kenaikan dalam rasio ini berarti kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkuran. Kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus (Dendawijaya, 2005:119:

% 100 X Equity Total

EAT ROE =

2.1.8. Likuiditas Bank

Likuiditas bank menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan alat-alat likuidnya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayarnya. Dengan membandingkan rasio likuiditas atara realisasi yang dicapai dan yang dianggarkan maupun tingkat likuiditas bank-bank lain maka akan dapat diperoleh informasi yang lebih akurat tentang pencapaian tingkat likuiditas yang diinginkan dan efisiensi pemakaian dana apakah terdapat idle fund (kelebihan dana) atau kekurangan dana.

a. Quick Ratio (QR)

Quick Ratio (QR) digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi


(44)

permintaan kredit yang telah diajukan. Cash Asset terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, Giro pada bank lain dan aktiva likuid dalam valuta asing. Menurut Abdullah (2005:126) rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

% 100 X Deposit Total

Assets Cash

QR=

b. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loand to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio keuangan perusahaan perbankan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana kepada para debiturnya dengan dana yang dimiliki oleh bank yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Atau untuk menunjukkan kemampuan suatu bank untuk melunasi dana para deposannya dengan menarik kembali kredit yang telah diberikan (Dendawijaya, 2005:116). LDRdisebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber utama bank berasal dari kegiatan ini. Rasio ini menggambarkan kemampuan untuk membayar kembali penarikan yang dilakukan oleh nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2005:118). Besarnya LDRmengikuti perkembangan kondisi ekonomi Indonesia, dan sejak akhir tahun 2001 bank dianggap sehat apabila besarnya LDR antara 80% sampai dengan 110% (Masyud Ali, 2004). Menurut Kasmir (2003: 272) rasio ini diukur dengan rumus:


(45)

43

% 100 X Equity Deposit

Total

Loans Total

LDR

+ =

Adapun batas LDR yang diperkenankan untuk perusahaan perbankan berdasarkan Peraturan BI No.12/19/PBI/2010 yaitu batas bawah LDR target sebesar 78 % dan batas bawah LDR target sebesar 100%.

2.1.9. Analisis Kinerja Keuangan Bank

Menurut Abdullah (2005:120) analisis kinerja keuangan bank merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi dan memberi solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Mengenai kinerja bank, Kasmir (2003:263) menyatakan bahwa untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank maka dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut.

Berdasarkan apa yang dinyatakan di atas, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank. Penilaian aspek penghimpunan


(46)

dana dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi. Sedangkan penilaian kondisi likuiditas bank berguna untuk mengetahui seberap besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan.

Penilaian aspek profitabilitas berguna untuk mengetahui kemampuan menciptakan profit, yang sudah tentu penting bagi pemilik. Dengan kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada intern maupun bagi pihak ekstern bank. Menurut Abdullah (2005:120) berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank mengandung beberapa tujuan yaitu:

a. untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya,

b. untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.

Menurut Abdullah (2005:123) berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi:

a. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan

Analisis ini merupakan teknik analisis dengan membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih dengan menggunakan perubahan baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif).


(47)

45

Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan penaikan atau penurunan. Hal yang membedakan antara kedua teknik ini adalah tahun dan periode pembanding. Apabila analisa perbandingan menggunakan tahun sebelumnya (n-1) sebagai tahun pembanding, maka analisa trend menggunakan tahun dasar (Po) sebagai tahun pembanding. c. Analisa Persentase per Komponen (Common Size)

Teknik analisa ini bermanfaat untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya. Juga untuk mengetahui berapa besar proporsi setiap pos aktiva maupun utang terhadap kaseluruhan/total aktiva maupun utang.

d. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. Selain untuk mengetahui posisi modal kerja juga dimaksudkan untuk mengetahui sebab-sebab terjadi perubahan modal kerja dalam suatu periode tertentu.

e. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis ini merupakan teknik untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab-sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

f. Analisa Rasio Keuangan

Analisis ini merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.


(48)

g. Analisa Perubahan Laba Kotor

Teknik analisa ini bertujuan untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. Analisa ini juga dimaksudkan untuk mengetahui posisi laba yang dibudgetkan dengan laba yang benar-benar dapat dihasilkan.

h. Analisa Break Even

Teknik analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu tentang rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) ada dilakukan beberapa peneliti. Manullang (2002) melakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh rentabilitas terhadap rasio kecukupan modal pada Bank Tabungan Pensiunan. Variabel yang digunakan sebagai variabel independen adalah

Internal Rate Return, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio dan Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi memiliki pengaruh positif Capital Adequacy Ratio. Internal Rate Return dan Net Performing Loan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio.

Shitawati (2006) melakukan penelitian untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio pada Bank Umum di Indonesia. Shitawati menggunakan beberapa rasio yang menjadi variabel independennya yaitu


(49)

47

Wajib Minimun, Net Interest Margin, dan Loan to Deposit Ratio. Hasil dari penelitian Shitawati tersebut menunjukkan bahwa semua variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio baik secara parsial maupun simultan.

Penelitian Krisna (2008) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio pada bank-bank umum di Indonesia dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti Return on Invesment, Return on Equity, Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan. Hasil penelitian Krisna tersebut menunjukkan bahwa Return on Invesment, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan secara parsial mempengaruhi Capital Adequay Ratio, sedangkan Return on Equity, Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi, dan Net Interest Margin tidak signifikan mempengaruhi Capital Adequacy Ratio. Secara ringkas tentang peneliti-peneliti terdahulu yang meneliti tentang Capital Adequacy Ratio dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut.

Tabel 2.1. Review Peneliti Terdahulu (Theoretical Mapping)

Nama/Tahun

Penelitian Topik

Variabel yang

Digunakan Hasil yang Diperoleh Laurence A.

Manullang (2002)

Analisis Pengaruh Rentabilitas terhadap Rasio Kecukupan Modal pada Bank Tabungan Pensiunan

Internal Rate Return (IRR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL),

Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR)

LDR dan BOPO menunjukkan pengaruh yang positif terhadap CAR sedangkan IRR dan NPL tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap CAR.

F.Artin Shitawati (2006)

Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Capital

Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),

Biaya Operasi terhadap

ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan GWM secara


(50)

Adequacy Ratio (Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia)

Pendapatan Operasi (BOPO), Giro Wajib Minimum (GWM), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR)

parsial dan simultan berpengaruh terhadap CAR pada bank umum di Indonesia.

Yansen Krisna (2008)

Faktor-faktor yang mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (Studi pada bank-bank umum di Indonesia periode tahun 2003-2006)

Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Biaya Operasi terhadap Pendapatan Operasi BOPO), Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposti Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR).

ROI, LDR dan NPL secara parsial mempengaruhi CAR, sedangkan ROE, BOPO dan NIM tidak signifikan mempengaruhi CAR.

Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dimana penelitian ini menggunakan 4 (empat) rasio keuangan terpilih yang dikategorikan ke dalam 2 (dua) kategori rasio keuangan yang juga digunakan dalam penelitian sebelumnya. Likuiditas diwakili oleh

Interest Margin on Loans (IML) dan Return on Equity (ROE) serta Profitabilitas diwakili oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Quick Ratio (QR).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa aspek seperti pemilihan kategori rasio yang digunakan, jumlah rasio yang digunakan untuk setiap kategori, dan tahun pengamatan. Pemilihan kategori yang digunakan seperti likuiditas dan profitabilitas serta 2 (dua) rasio keuangan pada masing-masing kelompok tersebut ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti untuk dapat melihat tingkat kecukupan modal dalam institusi perbankan. Penelitian sebelumnya menggunakan tahun pengamatan mulai tahun 2003-2006 sedangkan penelitian ini akan menggunakan tahun pengamatan tahun 2004-2009.


(51)

49

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya maka kerangka konsep dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Kinerja bank perlu diketahui oleh masyarakat untuk mengetahui tingkat kesehatan bank. Kinerja bank dapat diteliti dari laporan keuangan yang dipublikasikan. Efektifitas pengelolaan aset maupun modal dalam peningkatan kinerja keuangan dapat diukur dari analisa rasio keuangan pada bank tersebut. Dalam

penelitian ini, permodalan diukur dengan rasio kecukupan modal atau Capital

Adequacy Ratio (CAR). Rasio yang mempengaruhinya adalah rasio profitabilitas dan likuiditas. Rasio profitabilitas diukur dengan Interest Margin on Loans (IML) dan

Profitabilitas

- Interest Margin on Loans (IML)(X1) - Return on Equity (ROE) (X2)

Likuiditas

- Loan to Deposit Ratio (LDR)(X3)

- Quick Ratio (QR)(X4)


(52)

Return on Equity (ROE), sedangkan rasio likuiditas diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR)dan Quick Ratio (QR) .

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal adalah laba (profitabilitas) dan likuiditas. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Hubungan modal dengan profitabilitas adalah bank mengambil laba dari hasil yang dicapai perusahaan untuk dijadikan modal pada periode selanjutnya. Laba itu sering disebut dengan istilah laba ditahan dalam pencatatan akuntansi.

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang diajukan. Semakin besar rasio ini semakin likuid. Hubungan modal dengan likuiditas adalah bila bank yang bersangkutan memiliki likuiditas yang tinggi, maka bank tidak perlu sampai mengurangi modal untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Setelah menetapkan rasio yang digunakan dalam penilaian kinerja keuangan, lalu mengumpulkan laporan keuangan bank tersebut. Data laporan keuangan bank tersebut kemudian diolah dengan menggunakan rasio yang telah ditetapkan.

Dari hasil yang telah diketahui maka dilakukan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh Interest Margin on Loans (IML), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Quick Ratio (QR) terhadap peningkatan Capital Adequacy Ratio (CAR).


(53)

51

3.2. Hipotesis

Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan adalah profitabilitas (Interest Margin on Loans dan Return on Equity) dan likuiditas (Loan to Deposit Ratio dan Quick Ratio) berpengaruh signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara simultan maupun secara parsial.


(54)

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif yang menekankan pada hubungan kausal (causal effect) yang menguji pengaruh probabilitas yang diukur dengan Interest Margin on Loans (IML) dan Return on Equity (ROE), dan likuiditas

yang diukur dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Quick Ratio (QR) sebagai

variabel independen terhadap rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio

(CAR) sebagai variabel dependen.

4.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan pertimbangan bahwa Bursa Efek Indonesia merupakan pusat data yang dibutuhkan dalam Indonesia Capital Market Directory.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian yaitu dari tahun 2004 sampai 2009, sebanyak 28 perusahaan perbankan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Purposive Sampling.

Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2004:78). Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian dan relatif memungkinkan untuk dibandingkan dengan hasil


(55)

53 dipilih dari perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan yang mempunyai laporan keuangan lengkap serta

melakukan pembayaran dividen selama periode pengamatan dari tahun 2004-2009.

2. Menerbitkan laporan keuangan paling tidak pada periode 31 Desember 2004

sampai dengan 31 Desember 2009.

Tabel 4.1. Daftar Jumlah Perusahaan Sampel

No. Keterangan Jumlah

1 Jumlah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) preiode 2004 – 2009 28

2 Jumlah populasi yang terkoreksi oleh kriteria kelengkapan

laporan keuangan dan melakukan pembayran dividen serta menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit.

(16)

Jumlah Sampel 12

Tabel 4.2. Daftar Populasi Perusahaan Perbankan Terbuka No. Nama Perusahaan Perbankan


(56)

4. PT. Bank Agroniaga, Tbk.

5. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk

6. PT. Bank Central Asia, Tbk

7. PT. Bank CIMB Niaga, Tbk

8. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

9. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.

10. PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk

11. PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk

12. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk

13. PT. Bank Kesawan, Tbk

14. PT. Bank Lippo, Tbk

15. PT. Bank Mayapada Internasional ,Tbk.

16. PT. Bank Mega, Tbk

17. PT. Bank Mutiara, TBk

18. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

19. PT. Bank OCBC NISP, Tbk

20. PT. Bank Permata, Tbk

21. PT. Bank Pikko, Tbk

22. PT. Bank Swadesi, Tbk

23. PT. Bank Unibank, Tbk

24. PT. Bank UOB Buana, Tbk

25. PT. PAN Indonesia Bank, Tbk

26. PT. Victoria International, Tbk

27. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk

28. PT. Bank Windu Kentjana, Tbk

Tabel 4.3. Daftar Sampel Perusahaan Perbankan Terbuka No. Nama Perusahaan Perbankan

1. PT. Bank Central Asia, Tbk

2. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk


(57)

55

4. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk

5. PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk

6. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.

7. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.

8. PT. Bank Mega, Tbk.

9. PT.Bank OCBC NISP, Tbk.

10. PT. PAN Indonesia Bank, Tbk.

11. PT. Bank Permata, Tbk.

12. PT. Victoria International, Tbk.

Berdasarkan purposive sampling, diperoleh jumlah sampel sebanyak 12

perusahaan perbankan dengan periode pengamatan selama 6 tahun diperoleh jumlah observasi sebanyak 72 unit analisis.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengunduh data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di

dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Data penelitian adalah data

pooling dimana penyajian data dilakukan secara time series (antar waktu) dan cross section (antar perusahaan).

4.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Metode Pengukuran Variabel

4.5.1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel indepeden yang digunakan meliputi Interest Margin on Loans (IML), Return on Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan


(58)

semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai aktiva bank yang timbul karena adanya aktiva yang bermasalah. Menurut Abdullah (2005: 125) analisis rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ATMR adalah aktiva tertimbang menurut risiko. 1. Interest Margin on Loans / IML(X1)

Interest Margin on Loans (IML) memberikan gambaran tentang kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk menghasilkan pendapatannya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan hasil yang semakin baik. Menurut Sawir (2003:33), rasio ini dihitung dengan rumus:

% 100

X Loans

Total

Expense Interest

Income Interest

IML= −

2. Return on Equity / ROE(X2)

Return on Equity (ROE) adalah tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham atau investor yang dapat dihitung dengan membagi laba bersih dengan total modal sendiri (laba ditahan, agio saham dan saham biasa). Menurut Darsono (2004: 57) rasio ini dihitung dengan rumus:

% 100

X Equity Total

EAT ROE =


(59)

57 3. Loan to Deposit Ratio / LDR(X3)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Menurut Kasmir (2003: 272) rasio ini diukur dengan rumus: % 100 X Equity Deposit Total Loans Total LDR + =

4. Quick Ratio / QR(X4)

Quick Ratio (QR) digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Menurut Abdullah (2005: 126) rasio ini dapat dihitung dengan rumus:

% 100 X Deposit Total Assets Cash QR=

4.5.2. Metode Pengukuran Variabel

Berkaitan dengan pengukuran variabel dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4. Pengukuran Variabel Independen

& Dependen Variabel

Definisi

Variabel Parameter

Skala Pengukuran Interest

Margin on Loans / IML

(X1)

Rasio yang menggambarkan tentang kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank untuk menghasilkan pendapatannya

II = Interest Income IE = Interest Expense


(60)

memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih Rasio Loan to Deposit Ratio / LDR (X3)

Rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan Rasio

Quick Ratio / QR (X4)

Rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih Rasio Capital Adequacy Ratio / CAR (Y) Adalah hasil perbandingan modal sendiri dengan jumlah aktiva yang dimiliki Rasio

4.6. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi senderhana (Simple Regression Analysis) dan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dengan persamaan kuadrat terkecil (Ordinary Least Square).

Adapun bentuk persamaan regresinya adalah:

Keterangan:


(61)

59

X2 = Return on Equity (ROE)

X3 = Loan to Deposit Ratio (LDR)

X4 = Quick Ratio (QR)

a = konstanta

b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi

e =error – terms (variabel gangguan/residual)

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik terhadap data penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model analisis data yang digunakan. Pengujian ini terdiri dari pengujian normalitas data, multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.(Gujarati, 1999:139)

4.6.1.1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dilakukan bertujuan untuk mendeteksi distribusi data variabel yang akan digunakan dalam penelitian memiliki distribusi normal atau tidak. Apabila terjadi penyimpangan terhadap asumsi distribusi normalitas maka masih tetap menghasilkan penduga koefisien regresi linier, tidak terbias dan terbaik. Penyimpangan asumsi normalitas ini akan semakin kecil pengaruhnya apabila jumlah sampelnya diperbesar. Salah satu penyelesaian yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah bentuk-bentuk variabel yang semula nilai absolut ditransformasikan menjadi bentuk lain (kwadratik, resiprokal, dan lain sebagainya) sehingga distribusi menjadi normal.


(62)

normal, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Jika angka signifikansi > 0,05 maka data mempunyai ditribusi normal 2. Jika angka signifikansi < 0.05 maka data tidak mempunyai distribusi normal

4.6.1.2. Uji multikolinieritas

Multikolinieritas adalah korelasi linier sempurna (100%) atau eksak di antara variabel penjelas yang dimasukkan ke dalam model (Ghozali,2005). Uji multikolinieritas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pengujian multikolinieritas pada penelitian ini

dilakukan dengan Uji Collenierity Statistic. Untuk dapat melakukan uji

multikolinieritas maka harus diketahui terlebih dahulu Variance Inclation Factor

(VIF). Pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah:

a. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan

multikolinieritas di antara variabel bebas.

b. Jika Varianve Inflation Factor (VIF) < 10 maka tidak terdapat persoalan

multikolinieritas di antara variabel bebas.

4.6.1.3. Uji heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,2005). Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitasatau tidak


(63)

61 grafis yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot. Dasar pengambilan keputusan adalah jika ada pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.1.4. Uji autokorelasi

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 (Ghozali, 2005). Autokorelasi muncul karena observasi yang berututan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series.

Masalah autokorelasi relative tidak terjadi pada data cross section. Untuk

mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson.

Hipotesis yang akan diuji adalah: Ho: tidak ada autokorelasi Ha : ada autokorelasi

Pengambilan keputusan untuk ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Apabila d < dl atau d > (4-dl) maka hipotesis nol ditolak dan sebaliknya hipotesis alternative diterima, berarti terdapat autokorelasi.

b. Apabila terletak antara dl dan (4-du) maka hipotesis nol diterima yang


(64)

tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak. Secara sederhana, gejala autokorelasi dapat juga dilihat langsung dengan cara melihat hasil test statistik untuk Durbin Watson. Nilai Durbin Watson

adalah antara 0 sampai dengan 4 . Apabila nilai Durbin Watson dekat

dengan 2 berarti tidak ada autokorelasi.

4.6.2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi klasik terhadap data, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Adapun alat uji yang digunakan untuk membuktikan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Koefisien Determinasi (uji goodness of fit / R2)

Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R2 (koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas) dengan formula (Gujarati, dalam Zain, 1995 : 207) sebagai berikut:

dimana : JkR = jumlah kuadrat regresi (explained sum of squares)

JkY = jumlah total kuadrat (total sum of squares)

Dalam hasil output SPSS maka yang menjadi patokan adalah Adjusted R Square.


(65)

63 suatu regresi (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen.

2. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t adalah suatu uji statistik tentang signifikansi dengan memperhatikan semua variable bebas lain. Dengan kata lain uji statistik ini akan menguji apakah setiap variabel bebas (Xi) berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel

terikat (Y).

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternative H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Ha : Paling sedikit ada satu βx ≠ 0 dimana x = 1,2,3,4

Menghitung t-hitung dengan menggunakan rumus : Clave et al., (2001:534)

dimana : bi = koefisien regresi masing-masing variabel

sbi = standar error masing-masing variabel

Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nilai thitung yang kemudian

dibandingkan dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95% (α = 0,05).

b. Kriteria Pengujian:

thitung > ttabel = H0 ditolak

thitung ≤ ttabel = H0 diterima


(66)

terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis null dan hipotesis alternatif.

H0 : β1 = β1 = β1 = β1 = 0

Ha : paling sedikit ada βx ≠ 0 dimana x = 1,2,3,4

b. Menghitung F-hitung dengan menggunakan rumus yaitu:

dimana : R2 = koefisien determinansi n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas

Dengan kriteria tersebut, diperoleh nilai Fhitung yang dibandingkan dengan

Ftabel dengan tingkat resiko (level of significant) dalam hal ini 0,05 dengan degree of freedom = n – k – 1

c. Kriteria Pengujian:

Fhitung > Ftabel = H0 ditolak


(67)

65

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian dari masing-masing variabel yang meliputi nilai mean, standar deviasi, maksimum dan minimum dapat dilihat dari Tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1. Deskriptif Data Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CAR 72 9.80 97.94 21.2667 14.12807

IML 72 3.60 18.28 9.3187 3.02143

ROE 72 -.75 31.82 16.2146 7.75646

LDR 72 1.46 185.14 54.1315 30.30541

QR 72 .28 5.52 1.9783 1.10268

Valid N (listwise) 72

Sumber: Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data

Dari Tabel 5.1 di atas dapat dilihat gambaran bahwa angka Capital

Adequacy Ratio (CAR) perbankan pada periode 2004 sampai dengan 2009 terendah adalah 9,80 dan tertinggi 97,94 serta rata-ratanya adalah 21,27. Hal tersebut menjelaskan bahwa rata-rata CAR perusahaan perbankan telah memenuhi standar minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) yaitu 8 %. Untuk veriabel

Interest Margin on Loan (IML) yang mengukur kemampuan perkreditan yang dimiliki oleh suatu bank dalam menghasilkan pendapatannya ditunjukkan dalam Tabel 5.1


(68)

menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu dalam Tabel 5.1 tersebut menunjukkan angka terendah – 0,75 dan tertinggi 31,82 serta rata-rata 16,21. Angka terendah yang mencapai nilai negatif tersebut disebabkan adanya perusahaan perbankan yang menderita kerugian dalam periode 2004 sampai dengan 2009.

Loan to Deposit Ratio (LDR) yang merupakan kemampuan bank dalam menyediakan dana kepada para debiturnya dengan dana yang dimiliki oleh bank yang dapat dikumpulkan dari masyarakat, pada Tabel 5.1 menunjukkan angka terendah 1,46 dan angka tertinggi 185,14 serta rata-rata 54,13. Sedangkan Quick Ratio (QR) yang mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangaka pendeknya, pada Tabel 5.1 menunjukkan angka terendah 0,28 dan angka tertinggi 5,52 serta rata-rata 1,98.

Berdasarkan Tabel 5.1 tersebut juga menunjukkan data variabel independen yaitu IML, ROE, LDR, QR menunjukkan hasil yang baik, hal tersebut dikarenakan standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data variabel tesebut (IML, ROE, LDR, QR) lebih rendah dari nilai rata-ratanya.

5.1.2. Analisa Persamaan Regresi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut:


(1)

Tabel 5.4 Uji Multikolinieritas (Collinearity Statistic)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) -3.558 6.409 -.555 .581

IML 2.763 .539 .591 5.122 .000 .691 1.447

ROE -.351 .204 -.193 -1.723 .090 .736 1.358

LDR .221 .050 .473 4.437 .000 .809 1.236

1

QR -3.627 1.353 -.283 -2.682 .009 .825 1.212


(2)

Tabel 5.5 Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -2.681 4.136 -.648 .519

IML 1.081 .348 .404 3.106 .003

ROE -.196 .131 -.188 -1.491 .141

LDR .099 .032 .372 3.094 .003

1

QR -1.040 .873 -.142 -1.191 .238

a. Dependent Variable: abs_res

Tabel 5.6 Uji Autokorelasi (Durbin Watson)

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 QR, LDR, ROE,

IMLa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CAR

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .620a .384 .347 11.41670 2.300

a. Predictors: (Constant), QR, LDR, ROE, IML b. Dependent Variable: CAR

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 QR, LDR, ROE,

IMLa . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: CAR


(3)

Tabel 5.7 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Model Summaryb

Change Statistics

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change

Durbin-Watson

1 .620a .384 .347 11.41670 .384 10.432 4 67 .000 2.300

a. Predictors: (Constant), QR, LDR, ROE, IML b. Dependent Variable: CAR

Tabel 5.8 Uji Anova

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 5438.921 4 1359.730 10.432 .000a

Residual 8732.843 67 130.341

1

Total 14171.764 71

a. Predictors: (Constant), QR, LDR, ROE, IML b. Dependent Variable: CAR

Tabel 5.9 Uji Hipotesis Parsial

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -3.558 6.409 -.555 .581

IML 2.763 .539 .591 5.122 .000

ROE -.351 .204 -.193 -1.723 .090

LDR .221 .050 .473 4.437 .000

1

QR -3.627 1.353 -.283 -2.682 .009


(4)

UJI HETEROSKEDASTISITAS


(5)

Uji Heteroskedastisitas ROE


(6)