Terpaan media massa akan lebih mudah diterima oleh orang yang biasa menyesuaikan diri dengan hal-hal baru.
Berangkat dari teori perbedaan inidividu dan juga teori stimulus respons, DeFleur mengembangkan model psikodinamik yang didasarkan pada
keyakinan bahwa kunci dari persuasi yang efektif terletak pada modifikasi struktur psikologis internal dari individu. Esensi dari model ini adalah
fokusnya pada variabel-variabel yang berhubungan dengan individu sebagai peneriam pesan, suatu kelanjutan dari asumsi sebab akibat, dan mendasarkan
pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi perubahaan perilaku.
18
D. Model Psikodinamik
Berdasarkan pada teori di atas, maka DeFleur mengembangkan model ini. Menurut model ini, pesan-pesan komunikasi akan efektif dalam persuasi
apabila memiliki kemampuan psikologis mengubah minat atau perhatian individu dengan cara sedemikian rupa, sehingga individu akan menanggapi
pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak komunikator.
19
Dengan kata lain, kunci keberhasilan persuasi terletak pada kemampuan mengubah struktur psikologis internal individu sehingga hubungan
psikodinamik antara proses internal yang laten motivasi, sikap, dan lain-lain dengan perilaku yang diwujudkan sesuai dengan kehendak komunikator.
Contoh, usaha-usaha iklan menawarkan aksesoris cantik bagi perempuan
18
Syaiful Rohim, Teori Komunikasi Perspektif, Ragam Aplikasi, Jakarta; Rineka Cipta, 2009h. 168
19
Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Manajemen dalam Komunikasi, h. 29
dengan model perempuan yang jelita tindakan terbuka dengan cara merangsang keinginan bagi konsumen untuk memilikinya agar terlihat cantik
seperti yang ditunjukkan model proses psikologis. Secara sederhana, model psikodinamik dari proses persuasi dapat
dijabarkan sebagai berikut: Gambar. 1
Model Sikodemik
E. Pengertian Perilaku Konsumtif
Kata konsumtif, bisa berarti sikap atau perilaku yang senang membeli barang untuk mendapatkan prestise atau gengsi
20
. Retno Widiastuti mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah sebuah perilaku boros, yang
mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas.
21
Perilaku konsumtif juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-
20
Fatimatul Fikriyah, 2009, Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Program Non Reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Skripsi Sarjana Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 29
21
Fatimatul Fikriyah, 2009, Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa Program Non Reguler Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Skripsi Sarjana Psikologi, h. 29
Pesan-pesan Persuasi
Alternatif proses
psikologis yang laten
Perubahan yang terjadi
dalam wujud tindakan
mewahan.
22
Kemudian Ratno Sumabi, dalam situs komunitas dari Universitas Gunadarma yang Saya kutip menuliskan, istilah konsumtif biasanya
digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung
terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini
dapat menimbulkan adanya gejala konsumtifisme, sedangkan konsumtivisme untuk membeli barang yang kurang atau tidak diperlukan.
23
Kemudian masih dalam situs yang sama, Ratno memaparkan perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang ditunjukan untuk mengkonsumsi
secara berlebihan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan.
Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata untuk memuaskan kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada
kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.
F. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif