Perilaku Konsumtif Terhadap Fashion pada Mahasiswa dan Mahasiswi Statistika Unpad

(1)

Perilaku Konsumtif Terhadap Fashion pada Mahasiswa dan

Mahasiswi Statistika Unpad

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Behaviour Statistics semester 3dengan dosen pembimbing Yeny Krista Franty, M.Si.

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN


(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan dan Manfaat...2

BAB II LANDASAN TEORI...3

2.1 Pengertian Perilaku Konsumtif...3

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif...3

2.3 Indikator Perilaku Konsumtif...3

2.4 Mahasiswa...4

2.5 Hipotesa Penelitian...5

BAB III METODE PENELITIAN...6

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian...6

3.2 Subyek Penelitian...6

3.2.1 Populasi...6

3.2.2 Teknik pengambilan sampel...6

3.3 Metode pengumpulan data...6

3.3.1 Alat yang digunakan...6

3.3.2 Cara penilaian...6

3.4 Metode Analisis Data...9

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas...9

3.4.2 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Varians...10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...11

4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas...11

4.2 Analisis Deskriptif...12

4.3. Uji Normalitas...13

4.4. Uji Homogenitas Varians...14

4.5. Uji t-Student...15

BAB V PENUTUP...17

5.1 Kesimpulan...17

5.2 Saran... 17

DAFTAR PUSTAKA...18


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keinginan masyarakat dalam era kehidupan yang modern ini, terutama untuk mengkonsumsi suatu barang nampaknya telah kehilangan hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Membeli aat ini seringkali dilakukan secara berlebihna sebagai usaha seseorang untuk memperoleh kesenangan, atau kebahagiaan, meskipun sebenarnya kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat sementara.Perilaku membeli yang berlebihan ini tidak lagi mencerminkan usaha seseorang untuk memanfaatkan uang secara ekonomis namun perilaku membeli yang berlebihan semacam ini dijadikan suatu sarana untuk menghadirkan diri dalam cara yang kurang tepat dan seringkali hanya dilakukan secara emosional semata tanpa mempertimbangkan kondisi yang sesungguhnya.Kebiasaan gaya orang juga berubah dalam jangka waktu yang relatif singkat menuju ke arah kehidupan mewah dan cenderung berlebihan, yang pada akhirnya menimbulkan pola hidup konsumtif (dikutip dari Puspita, 2006).

Hadipranata (1997,h.6) mengamati bahwa wanita mempunyai kecenderungan lebih besar untuk berperilaku konsumtif dibandingkan pria. Hal ini disebabkan konsumen wanita cenderung lebih emosional , sedangkan pria lebih nalar.Dalam jumlah uang yang dibelanjakan, Kefgen dan Specht (dikutip dari Lina dan rosyid,1997, h.6) mengamati bahwa remaja putri membelanjakan uangnya hampir dua kali lipat lebih banyak daripada remaja putra.

Perilaku konsumtif dapat terus mengakar di dalam gaya hidup masyarakat terutama sekelompok remaja, di karenakan melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari idenitas diri.Tentu saja perilaku konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala macam cara yang tidak sehat. Pada akhirnya perilaku konsumtif bukan hanya saja memiliki dampak ekonomi, tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan etika.

Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Variabel yang termasuk faktor eksternal dan mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi yang dalam hal ini adalah konformitas pada teman sebaya dan keluarga, sedangkan yang termasuk dalam faktor internal adalah motivasi, harga diri, proses belajar, persepsi, kepribadian dan konsep diri.

Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan diri untuk meneliti perilaku konsumtif yang terjadu pada mahasiswa dan mahasiswi. Mahasiswa dan mahasiswi dalam membentuk image atau citra dirinya sering terakumulasi dengan mencoba menampilkan dirinya secara fisik. Pandangan, persepsi, dan perasaan mahasiswa atau mahasiswi


(4)

tentang penampilan dirinya secara fisik, dapat mempengaruhi hubungan dirinya dengan lingkungannya. Oleh karena itu timbul keinginan dari peneliti untuk meneliti perilaku konsumtif pada kelompok mahasiswa dan mahasiswi.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka timbul pertanyaan “Apakah perilaku konsumtif antara kelompok mahasiswa dan mahasiswi berbeda?”. Oleh karena itu penelliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Perilaku Konsumtif Terhadap Fashion pada Mahasiswa dan Mahasiswi Statistika Unpad”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil pada penelitian ini adalah bagaimana rata-rata konsumtifitas antara mahasiswa dan mahasiswi statistika? Apakah terdapat perbedaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui apakah perilaku konsumtif pada kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswi berbeda satu sama lain.

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi bagi kalangan masyarakat khususnya remaja mengenai perilaku konsumtif terhadap barang fashion.


(5)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perilaku Konsumtif

Lubis (Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi. Sedangkan

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif adalah kencenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan.Sedangkan Anggasari (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilakukonsumtif adalah tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnya menjadi berlebihan. Lebih lanjut Dahlan (dalam Sumartono, 2002) mengatakan perilaku konsumtif yang ditandai oleh adanya kehidupan.mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Kesimpulannya adalah perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli dan menggunakan barang yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional dan memiliki kencenderungan untuk mengkonsumsi sesuatu tanpa batas dimana individu lebih mementingkan faktor keinginan dari pada kebutuhan serta ditandai oleh adanya


(6)

kehidupan mewah dan berlebihan, pengunaan segala hal yang paling mewah yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik.

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), munculnya perilaku konsumtif dikalangan mahasiswa disebabkan oleh dua hal yaitu :

1. Faktor Internal

Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri. 2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas social, kelompok-kelompok social dan referensi serta keluarga.

Berdasarkan uraian diatas, maka factor yang mempengaruhi perilaku konsumtif dapat dibagi atas dua yakni faktor internal dan faktor eksternal

2.3 Indikator Perilaku Konsumtif

Menurut Sumartono (2002), definisi konsep perilaku konsumtif amatlah variatif, tetapi pada intinya muara dari pengertian perilaku konsumtif adalah membelibarang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan pokok. Dan secara operasional, indikator perilaku konsumtif yaitu :

1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.

Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut.


(7)

2. Membeli produk karena kemasannya menarik.

Konsumen mahasiswa sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya motivasi

untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik.


(8)

3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.

Konsumen mahasiswa mempunyai keinginan membeli yang tinggi, karena pada umumnya mahasiswa mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar mahasiswa selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Mahasiswa membelanjakan uangnya lebih banyak untuk

menunjang penampilan diri.

4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya).

Konsumen mahasiswa cenderung berperilaku yang ditandakan oleh adanya

kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah.

5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.

Mahasiswa mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain.


(9)

6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.

Mahasiswa cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannnya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dapat dipakai tokoh idolanya. Mahasiswa juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan publik figure produk tersebut.

7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.

Mahasiswa sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Cross dan Cross (dalam Hurlock,1999) juga menambahkan bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri.

8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Mahasiswa akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain dari produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya.


(10)

2.4 Mahasiswa

Mahasiswa merupakan salah satu elemen masyarakat yang sedang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Bila ditinjau dari segi biologis dan perkembangannya mahasiswa termasuk dalam masa remaja akhir.

Lazimnya masa remaja merupakan masa yang dimulai pada saat seorang anak secara seksual menjadi matang dan berakhir sat ia mencapai usia kematangan secara hukum. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1999), secara global seseorang

dikatakan memasuki masa remaja saat ia memasuki anatar 12-21 tahun, dimana remaja awal ada pada usia 12-15 tahun, dimana remaja tengah ada pada usia 15-18 tahun, dimana remaja awal ada pada usia 18-22 tahun. Hal senada juga diungkapkan oleh Hurlock (1999) bahwa masa remaja akhir berada pada renatng usia 18/19-22/23 tahun.

Garis pemisah antara remaja awal dengan remaja akhir terletak kira-kira di usia 17 tahun, saat seorang remaja dianggap oleh orangtuanya hamper dewasa dan

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau mendapatkan pelatihan ketenagakerjaan tertentu (Hurlock,1999).

Menurut Winkel (1997), mahasiswa merupakan kelompok usia remaja akhir dan dewasa awal yang meliputi rentang umur 1-18 tahun sampai 24-25 tahun. Rentang umur ini masih dapat dibagi-bagi lagi atas periode 17-18 tahun sampai 21-22 tahun dari semester 1 sampai semester 4 dan periode 21-22 sampai usia 24-25 yaitu mahasiswa


(11)

semester 5 sampai semester 8. Lebih lanjut, Winkel mengemukakan bahwa mahasiwa yang sedang memasuki masa remaja akhir dan masuk ke masa dewasa awal memiliki ciri-ciri: stabilitas kepribadian yang relative stabil namun belum matang, pandangan yang lebih realistis tentang diri sendiri dan lingkungannya, memiliki kemampuan untuk menghadapi segala macam permasalahan secara lebih matang dan muali berkurangnya gejolak-gejolak perasaannya.

Hal senada juga dikemukakan oleh Mappiare (1984) yang menyatakan bahwa mahasiswa memiliki sikap yang relative stabil. Sikap yang relative stabil ini memiliki arti ia masih mudah untuk dipengaruhi oleh propaganda orang lain, berdasrkan penilain baik-buruk, salah-benar. Lebih lanjut Mappiare (1984) mengatatakan bahwa remaja yang memiliki sikap yang relative stabil tersebut akan berusaha menyesuaikan diri secara pribadi maupun social dengan teman sebaya terutama dalam hal penampilan dan pembelian suatu produk.

Menurut Hurlock (1999), mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktunya berada diluar rumah bersam-sama dengan teman sebayanya sehingga dengan mudah ia akan terpengaruh oleh sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku teman-temannya daripada niali-nilai yang dianut oleh orang tuanya . dengan kata lain mereka beranggapan bahwa dengan memakai model suatu produk tertentu mereka akan mudah diterima oleh teman-teman sebayanya atau diterima oleh suatu kelompok social tertentu atau bahkan malah dianggap berasal dari kelompok social ekonomi tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rentang usia mahasiswa ada pada usia 18/19-22/23 tahun dan biasanya sedang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebagi remaja mereka memiliki sikap, pandangan dan kepribadian yang mulai stabil dalam menghadapi dunia disekitarnya. Penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian social


(12)

yang dipengaruhi oleh sikap teman-teman sebaya dan juga public figure yang mereka idolakan.

2.5 Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini diajukan sebuah hipotesa sebagi jawaban sementara dari permasalahan yang telah dikemukakan. Adapun hipotesa yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :”Terdapat perbedaan perilaku konsumtif pada kelompok mahasiswa dan mahasiswi Statistika Unpad”

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti : Perilaku Konsumtif terhadap produk fashion pada mahasiswa dan mahasiswi.

3.2 Subyek Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Departemen Statistika Program Studi S1 Universitas Padjadjaran.

3.2.2 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan agar hasil dari penelitian ini representatif, dapat mewakili populasi, dan dapat memberikan presisi yang cukup tinggi untuk menaksir parameter populasi adalah Teknik Sampling Acak Stratifikasi. Dalam teknik sampling ini, pertama-tama adalah menentukan sub populasi nya. Sub populasi yang digunakan untuk penelitian ini, tiga angkatan termuda di Deprtemen Statistika Program Studi S1 Universitas Padjadjaran yaitu angkatan 2012, 2013, dan 2014. Kemudian menentukan ukuran sampel mahasiswa dan sampel mahasiswi yang akan diambil dari setiap sub populasi. Setelah itu pemilihan sampel dari setiap sub populasi menggunakan Teknik Sampling Acak Sederhana.


(13)

3.3 Metode pengumpulan data

3.3.1 Alat yang digunakan

Metode skala digunakan dalam metode pengumpulan data pada penelitian ini, karena penyajiannya praktis dan cara pengerjaannya mudah.

Pengukuran skala bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai perilaku konsumtif pada mahasiswa dan mahasiswi. Metode pengumpulan data melalui skala merupakan metode self report yang didasarkan pada anggapan bahwa subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, apa yang dinyatakan subyek adalah benar dan dapat dipercaya, dan interpretasi subyek tentang pernyataan-pernyataan yang diajukan adalah sama dengan yang dimaksud oleh peneliti (Hadi,2000, h. 157). 3.3.2 Cara penilaian

Cara penilaian menggunakan proses scoring pada setiap item pernyataan. Item pernyataan terdiri dari pernyataan yang memiliki karakteristik positif terhadap perilaku konsumtif dan pernyataan yang memiliki karakteristik negative terhadap perilaku konsumtif, berikut rinciannya:


(14)

No. Pernyataan Karakteristik pernyataan

Scoring

SS S TS STS

1

Ketika ada produk

fashion(baju,sepatu,jam,tas) terbaru yang saya suka, tanpa pikir panjang

saya langsung membelinya.

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

2

Saya tidak sungkan mengeluarkan uang untuk membeli fashion hanya untuk menjadi berbeda dengan orang

lain.

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

3 Saya bangga bila menggunakanproduk fashion yang bermerek. perilaku konsumtifPositif terhadap 4 3 2 1

4(-)

Saya senang mengikuti arus mode tetapi saya harus memikirkan dulu apa manfaat dari fashion tersebut

sebelum saya membelinya.

Negatif terhadap

perilaku konsumtif 1 2 3 4

5 Saya mudah tergoda untuk membeli fashion keluaran terbaru.

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

6

Saya merasa bangga bila berbelanja di outlet fashion yang terkesan

eksklusif dan mahal.

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

7(-)

Ketika saya membeli fashion, saya selalu mempertimbangkan harga dengan kemampuan keuangan saya.

Negatif terhadap

perilaku konsumtif 1 2 3 4

8

Saya tidak memikirkan berapa jumlah uang yang harus saya keluarkan untuk membeli

barang-barang/fashion yang saya sukai.

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

9(-)

Saya membeli fashion baru, hanya ketika fashion yang saya punya

sudah rusak.

Negatif terhadap


(15)

10

Saya suka menggunakan fashion terbaru agar terlihat modis dan

menjadi pusat perhatian.

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

11 Saya membeli barang-barang yang sedang trend agar tidak terlihat kuno.

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

12(-)

Tidak menjadi masalah jika benda-benda seperti aksesoris/fashion yang

saya beli dimiliki oleh kebanyakan orang

Negatif terhadap

perilaku konsumtif 1 2 3 4

13 Saya akan langsung membeli barangjika terdapat potongan harga perilaku konsumtifPositif terhadap 4 3 2 1

14(-) Saya tidak malu jika menggunakanfashion yang tidak bermerk perilaku konsumtifNegatif terhadap 1 2 3 4

15

Saya suka untuk tampil menarik sehingga saya membeli produk

fashion

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

16(-)

Saya tidak suka membeli barang-barang yang tidak perlu hanya supaya dianggap berbeda dengan

orang lain

Negatif terhadap

perilaku konsumtif 1 2 3 4

17

Saya membeli produk fashion yang dipakai artis idola saya agar tampak

keren dan menarik

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

18

Saya akan membeli produk fashion hanya jika ditawarkan hadiah yang

menarik

Positif terhadap

perilaku konsumtif 4 3 2 1

19 Saya mudah terbujuk oleh penjualuntuk membeli produk fashion perilaku konsumtifPositif terhadap 4 3 2 1

20(-) Saya membeli produk fashion karena merasa tidak enak pada penjualnya

Negatif terhadap


(16)

Pada pernyataan yang positif terhadap perilaku konsumtif, jawaban Sangat setuju memiliki skor paling tinggi yaitu 4 yang menunjukkan tingginya tingkat konsumsi terhadap fashion dan jawaban Sangat Tidak Setuju memiliki skor paling rendah yaitu 1 yang menunjukkan rendahnya tingkat konsumsi terhadap fashion.

Sedangkan, pada pernyataan yang negatif terhadap perilaku konsumtif, jawaban Sangat Setuju memiliki skor paling rendah yaitu1 yang menunjukkan tingginya tingkat konsumsi terhadap fashion dan jawaban Sangat Tidak Setuju memiliki skor paling rendah yaitu 1 yang menunjukkan rendahnya tingkat konsumsi terhadap fashion.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner merupakan sebuah alat ukur untuk mengukur variabel yang bersifat construct atau tidak memiliki alat ukur yang baku. Agar kuesioner dapat mengukur variabel tersebut secara cermat dan tepat sehingga dapat memperoleh data yang relevan/sesuai dengan tujuan, perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Arikunto, 2010). Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur.

rxy =

xy−{

x}{

y}

N

{

x

2−

(

x

)

2

N

}{

y

2−

(

y

)

2

N

}

dengan pengertian,

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah Subyek X : Skor item Y : Skor total


(17)

∑X : Jumlah skor items ∑Y : Jumlah skor total

∑X2 : Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total

( Arikunto, 2010 )

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan telah reliabel. Suatu alat yang dikatakan reliabel alat itu dalam mengukur suatu gejala dalam waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama (Notoatmodjo, 2008). Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS untuk mengukur uji realibiltas.

Rumus :

α =

k

k

1

(

1

S

2

j

S

2

x

)

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah item


(18)

Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total

Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

Jika alpha atau r hitung:

1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

3.4.2 Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Varians

Langkah pertama yang dilakukan pada analisis data adalah Uji Normalitas, agar dapat diketahui apakah data berasal dari distribusi normal atau tidak. Jika data mengikuti distribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah menggunakan Uji t-Student, namun jika data tidak mengikuti distribusi normal maka langkah selanjutnya menggunakan Uji Mann-Whitney.

Uji Homogenitas Varians juga harus dilakukan untuk melihat perbedaan antara kelompok mahasiswa dan mahasiswi di Departemen Statistika Universitas Padjadjaran.

Perhitungan dilakukan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for Windows Release 19.0.


(19)

(20)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan menggunakan teknik sampling strata, diperoleh sampel sebagai berikut :

- Kelompok mahasiswa Statistika :

Angkatan 2012 sebanyak 22 orang, angkatan 2013 sebanyak 16 orang, dan angkatan 2014 sebanyak 10 orang. Total sampel untuk kelompok mahasiswa sebanyak 48.

- Kelompok mahasiswi Statistika :

Angkatan 2012 sebanyak 29orang, angkatan 2013 sebanyak 16 orang, dan angkatan 2014 sebanyak 18 orang. Total sampel untuk kelompok mahasiswa sebanyak 63.

4.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Jumlah responden untuk survey pendahuluan adalah 30 orang. Menggunakan software SPSS didapatkan hasil validitas dan reliabilitas sebagai berikut.

Correlations Question s Peason Correlatio n Question s Peason Correlatio n

Q1 ,412* Q12 ,456*

Q2 ,735** Q13 ,191

Q3 ,633** Q14 ,582**

Q4 -,197 Q15 ,470**

Q5 ,646** Q16 ,384*

Q6 ,480** Q17 ,421*

Q7 ,142 Q18 ,509**

Q8 ,603** Q19 ,441*


(21)

Q10 ,696** Total 1

Q11 ,536**

Hasil peason correlaation dibandingkan dengan r tabel dengan df(n=30) dengan α: 0.05. Didapat r tabel 0.295. Jika rhitung > r tabel maka bisa dikatakan pertanyaan valid.

Dari hasil diatas, terdapat 4 pernyataan yang tidak valid yaitu pernyataan 4,7,13, dan 20. Maka kita tidak mengikut sertakan pernyataan yang tidak valid pada kuisioner.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,750 20

Hasil alpha Cronbach bernilai 0.75 artinya instrument cukup reliabel.

4.2 Analisis Deskriptif

Uang Saku Mahasiswa 3 Angkatan Termuda Departemen Statistika

1. Perempuan

Dari sampel yang kita ambil, berikut gambaran uang saku untuk per-bulannya.

< 500.000; 3.17% 500.000-1.000.000; 50.79%

1.000.001-1.500.000; 42.86% > 1.500.000; 3.17%

Uang saku Perempuan

Untuk sampel mahasiswa 3 angkatan termuda perempuan, 3% memiliki uang saku < Rp.500.000, 51% memiliki uang saku Rp.500.001-Rp.1.000.000, 43% memiliki uang saku Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 dan 3% lainnya memiliki uang saku > Rp.1.500.000.


(22)

2. Laki-laki

Dari sampel yang kita ambil, berikut gambaran uang saku untuk per-bulannya.

< 500.000; 2.08%

500.000-1.000.000; 50.00% 1.000.001-1.500.000; 41.67%

> 1.500.000; 6.25%

Uang Saku Laki-laki

Untuk sampel mahasiswa 3 angkatan termuda laki-laki, 2% memiliki uang saku < Rp.500.000, 50% memiliki uang saku Rp.500.001-Rp.1.000.000, 42% memiliki uang saku Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 dan 6% lainnya memiliki uang saku > Rp.1.500.000.

4.3. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. karena jika ingin melakukan uji statistik parametrik ada asumsi yang harus dipenuhi yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov.

Hipotesis :

H0 : Data sampel yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Data sampel yang diambil berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

α =5%

Statistik Uji :

D

max

=

{

f

n

(

F


(23)

Dengan:

f=frekuensi nilai X

F

=

frekuensi kumulatif dari X

n=banyak sampel

z

=

X

− ´

X

St Dev

p≤ z

=

luas kurva dibawa h nilai z

Kriteria Uji:

Tolak H0 jika

D

max

>

D

(α ,n) , terima dalam hal lainnya.

Dengan D(α,n) diperoleh dari tabel Kolmogorov-Smirnov.

Selain bisa menggunakan cara diatas, bisa juga melakukan uji normalitas dengan menggunakan SPSS (terlampir).

Dari histogram, Q-Q plot dan boxplot menggunakan software, terlihat bahwa data sampel cenderung mendekati normal. Karena pada histogram data hampir mendekati kurva normal, pada Q-Q plot data mendekati garis linear normal dan pada boxplot data menyebar dengan jarak yang hampir simetris dari garis tengah boxplot, yang menandakan data mengikuti distribusi normal.

Tetapi selain dari visual, kita perlu melakukan uji normalitas secara langsung dengan uji yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov atau Uji Shapiro-Wilk(terlampir).

Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% didapat hasil p-value untuk perempuan adalah 0,191 yang lebih besar dari alpha=0,05 dan p-value untuk laki-laki adalah 0,437 yang juga lebih besar dari alpha=0,05 yang artinya kedua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Karena data berasal dari populasi berdistribusi normal, maka untuk melihat perbedaan konsumtifitas antara laki-laki dan perempuan mahasiswa 3 angkatan termuda di Departemen Statistika dilakukan uji perbedaan dua rata-rata data tidak berpasangan. Dan uji yang digunakan adalah uji t-Student.


(24)

4.4. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua atau lebih populasi. Semua karakteristik populasi dapat bervariasi antara satu populasi dengan yang lain. Dua diantaranya adalah mean dan varian Selain itu masih ada bentuk distribus,mean,median,modus,range,dll)

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians skor yang diukur pada kedua sampel memiliki varians yang sama atau tidak. Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi dengan varians yang homogen, sedangkan populasi-populasi yang tidak sama besar dinamakan populasi-populasi dengan varians yang heterogen.

Faktor-faktor yang menyebabkan sampel atau populasi tidak homogeny adalah proses sampling yang salah ,penyebaran yang kurang baik, bahan yang sulit untuk homogen, atau alat untuk uji homogenitas yang rusak.Apabila sampel uji tidak homogen maka sampel tidak bisa digunakan dan perlu dievaluasi kembali mulai dari proses sampling sampai penyebaran bahkan bila memungkinkan harus diualngi sehingga mendapatkan sampel uji yang homogen. Untuk kasus yang kita ambil adalah mengukur perbedaan tingkat konsumtif anatara mahasiswi dan mahasiswa 3 angkatan termuda di statistika Fmipa Unpad maka terdapat 2 populasi yaitu populasi pria dan populasi wanita, dalam kasus ini kita mengambil sampel sejumlah 63 mahasiswi dan 48 mahasiswa Statistika Fmipa Unpad.Setelah melakukan uji normalitas maka kita juga harus melakukan uji homogentitas untuk mendapatkan hasil yang baik. Berikut Uji Homogenitas Varians dengan menggunakan UJI F.

UJI F

Hipotesis :

H0

:

σ

12

=

σ

12

(

Varians data Homogen

)

H1 :σ12≠ σ12(Varians data Heterogen)

Statistik Uji : F = S1

2

S22


(25)

S

2 2

= Varians kelompok 2

Kriteria Uji :

Jika Fhitung > Ftabel(0.05,dk1,dk2) maka H0 ditolak

Jika Fhitung < Ftabel(0.05,dk1,dk2) maka H0 diterima

Hasil menggunakan software SPSS (terlampir).Dengan p-value=0,001 kurang dari alpha=0,05 maka varians kedua populasi tersebut tidak sama atau variansnya heterogen.

4.5. Uji t-Student

Hipotesis :

H0 : μ ¿μ0 (Tidak terdapat perbedaan antara tingkat konsumtif mahasiswa dengan

mahasiswi 3 angkatan termuda di Depertemen Statistika)

H1 : μ ≠ μ0 (Terdapat perbedaan antara tingkat konsumtif mahasiswa dengan


(26)

Statistik Uji :

Karena varians nya heterogen maka statistik uji yang digunakan adalah sbb :

´

x

1

−´

x

2

(

S

1 2

n

1

)

+

(

S

2

2

n

2

)

Kriteria Uji :

Terima H0 dan Tolak H1 Jika :

Dengan :

W1 =

W

12

n

1 ;

W2 =

W2

2

n2

T1 = t(1-α/2) , (n1-1);

T2 = t(1-α/2) , (n2-1);

Perhitungan dengan menggunakan SPSS (terlampir). Dengan tingkat kepercayaan 95% dan menggunakan uji t-Student didapat p-value untuk Equal variance not assumed (karena homogenitas varians tidak terpenuhi) adalah 0,413 jauh lebih besar dari alpha=0,05 yang artinya H0 diterima atau rata-rata tingkat konsumtifitas mahasiswa

dengan mahasisiwi 3 angkatan termuda di Departemen Statistika adalah sama. Mahasiswa dan mahasiswi 3 angkatan termuda di Departemen Statistika memiliki rata-rata konsumtifitas yang sama.


(27)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Rata-rata konsumtifitas mahasiswa dan mahasiswi 3 angkatan termuda di Departemen Statistika pada sampel memiliki perbedaan 81.5%. Yang artinya rata-rata konsumtif perempuan lebih tinggi dari rata-rata konsumtif laki-laki, tetapi perbedaan itu tidak signifikan secara statistik.Artinya tidak ada perbedaan perilaku konsumtif antara mahasiswa dan mahasiswi statistika.

5.2 Saran

Pernyataan yang dibuat dalam kuisioner belum tergali secara mendalam, untuk penelitian selanjutnya bisa menjabarkan lagi variabel-variabel apa sajakah yang terkait perilaku konsumtif.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Anggarasari R.E. (1997). Hubungan Tingkat Religiusitas dengan Perilaku Konsumtif. Jurnal Psikologika no.4 th II. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

http://www.psychologymania.com/2012/06/pengertian-perilaku-konsumtif.html

Tambunan, R, 2001. Remaja dan perilaku konsumtif. http://www.e-psikologi.com.03/ 04/2008.

Zebua & Nurdjayadi, 2001. Hubungan antara konformitas dan konsep diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri, Journal Phronesis, Vol 3.No 6.Des. Hal 72-80.


(29)

(30)

LAMPIRAN

KUESIONER PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP FASHION PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI STATISTIKA UNPAD

DATA PRIBADI 1. Nama:

2. Jenis Kelamin: L / P 3. Angkatan:

4. Uang saku perbulan:

a. <=500.000

b. 500.001-1.000.000

c. 1.000.001-1.500.000

d. >=1.500.000

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda (X). Keterangan:

SS: Sangat Setuju ; S: Setuju ; TS: Tidak Setuju ; STS: Sangat Tidak Setuju.

No. Pernyataan Jawaban

SS S TS STS

1

Ketika ada produk fashion(baju ,sepatu,jam, tas) terbaru yang saya suka, tanpa pikir panjang saya langsung membelinya . 2

Saya tidak sungkan mengeluark an uang untuk membeli fashion hanya untuk menjadi berbeda dengan orang lain. 3 Saya


(31)

menggunak an produk fashion yang bermerek. 4 Saya mudah tergoda untuk membeli fashion keluaran terbaru. 5 Saya merasa bangga bila berbelanja di outlet fashion yang terkesan eksklusif dan mahal. 6

Saya tidak memikirkan berapa jumlah uang yang harus saya keluarkan untuk membeli barang-barang/fashi on yang saya sukai.

7

Saya membeli fashion baru, hanya ketika fashion yang saya punya sudah rusak.

8

Saya suka menggunak an fashion terbaru agar terlihat modis dan menjadi pusat perhatian.


(32)

membeli barang-barang yang sedang trend agar tidak terlihat kuno. 10 Tidak menjadi masalah jika benda-benda seperti aksesoris/fa shion yang saya beli dimiliki oleh

kebanyakan orang

11

Saya tidak malu jika menggunak an fashion yang tidak bermerk

12

Saya suka untuk tampil menarik sehingga saya membeli produk fashion 13

Saya tidak suka

membeli barang-barang yang tidak perlu hanya supaya dianggap berbeda dengan orang lain 14 Saya membeli produk fashion yang dipakai artis .


(33)

idola saya agar tampak keren dan menarik

15

Saya akan membeli produk fashion hanya jika ditawarkan hadiah yang menarik.

16

Saya mudah terbujuk oleh penjual untuk membeli produk fashion.


(34)

DESKRIPTIF STATISTIK


(35)

(36)

Boxplot

Tests of Normality

JK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Respon

1 ,127 63 ,013 ,973 63 ,191

2 ,086 48 ,200* ,976 48 ,437

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction


(37)

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

Respon

Based on Mean 11,458 1 109 ,001

Based on Median 11,504 1 109 ,001

Based on Median and

with adjusted df 11,504 1 100,681 ,001 Based on trimmed mean 11,490 1 109 ,001

T-Test

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Respon

1 63 33,86 3,893 ,490


(38)

(39)

(1)

DESKRIPTIF STATISTIK Histograms


(2)

(3)

Boxplot

Tests of Normality

JK Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Respon

1 ,127 63 ,013 ,973 63 ,191

2 ,086 48 ,200* ,976 48 ,437

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variance


(4)

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

Respon

Based on Mean 11,458 1 109 ,001

Based on Median 11,504 1 109 ,001

Based on Median and

with adjusted df 11,504 1 100,681 ,001

Based on trimmed mean 11,490 1 109 ,001

T-Test

Group Statistics

JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Respon

1 63 33,86 3,893 ,490


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi.

0 4 13

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION ONLINE SHOPPING PADA MAHASISWI Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif Produk Fashion Online Shopping Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 10

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION ONLINE SHOPPING PADA MAHASISWI Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Konsumtif Produk Fashion Online Shopping Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 20

PERILAKU KONSUMTIF MELALUI ONLINE SHOPPING Perilaku Konsumtif Melalui Online Shopping Fashion Pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

8 26 28

PERILAKU KONSUMTIF MELALUI ONLINE SHOPPING FASHION PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS Perilaku Konsumtif Melalui Online Shopping Fashion Pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 19

PENDAHULUAN Perilaku Konsumtif Melalui Online Shopping Fashion Pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 7

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION PADA MAHASISWA PUTRI DI SURAKARTA Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Produk Fashion Pada Mahasiswa Putri Di Surakarta.

0 1 13

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI PRODUK FASHION PADA MAHASISWA PUTRI DI SURAKARTA Perilaku Konsumtif Dalam Membeli Produk Fashion Pada Mahasiswa Putri Di Surakarta.

0 2 16

PENGARUH FASHION HIJAB TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN PALANGKA RAYA

0 0 16