BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL MUSIK TRADISIONAL CINA PADA IBADAH GEREJA BETHEL HOUSE OF SACRIFICE MEDAN.

JURNAL

BENTUK PENYAJIAN ANSAMBEL MUSIK TRADISIONAL CINA PADA
IBADAH GEREJA BETHEL HOUSE OF SACRIFICE MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:
ROHANI KRISTIANI DAMANIK
NIM.2102142008

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Rohani Kristiani Damanik. NIM 2102142008. Skripsi. Bentuk Penyajian
Ansambel Musik Tradisional Cina Pada Ibadah Gereja Bethel House Of
Sacrifice Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan 2016.

Penelitian ini membahas tentang bentuk penyajian ansambel musik
tradisional Cina pada ibadah Gereja Bethel House Of Sacrifice Medan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bentuk pertunjukan pada ibadah gereja bethel
House Of Sacrifice Medan dan juga diharapkan bermanfaat sebagai bahan
masukan dan sumber informasi bagi peneliti, ataupun pembaca nantinya.
Kerangka teoritis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Pengertian
Penyajian, Bentuk penyajian, Pengertian Alat Musik, Pengertian ansambel,
Pengertian musik, Pengertian musik tradisional, Pengertian Guzheng, Pengertian
musik Gerejawi, dan Sejarah gereja House of Sacrifice sehingga dapat
disimpulkan bahwa musik merupakan suatu hal yang berkembang searah
kehidupan sepanjang sejarah peradaban manusia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Lokasi penelitian dilakukan di House Of Sacrifice Medan. Waktu penelitian
dilakukan dari bulan Juni-Agustus 2016. Populasi dan sampel pada penelitian ini
adalah 5 orang musisi tradisional. Teknik Pengumpulan data pada penelitian ini
Observasi lapangan, Wawancara, Visual dan Studi Kepustakaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
alat musik tradisional Guzheng memiliki 21 senar dan untuk mengetahui bentuk
penyajian asnsambel musik tradisional Cina pada lagu-lagu yang dibawakan ke
seluruh jemaat yang ada digereja tersebut, Untuk mengetahui instrument

pengiring alat musik tradisional Cina, dan mengetahui tanggapan jemaat terhadap
alat musik tradisional tersebut.

Kata kunci : Bentuk Penyajian, Ansambel, Musik Tradisional Cina

i

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan BerkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul ”Bentuk Penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina Pada Ibadah Gereja
Bethel House Of Sacrifice Medan”.
Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak baik dari segi moril dan materil. penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan
datang.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis mengalami berbagai
kesulitan. Namun, berkat Doa, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Di sini penulis dengan segala

kerendahan hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2.

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan.

3.

Uyuni Widiastuti, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS
Universitas Negeri Medan.

4.

Dr. Pulumun P. Ginting, Sn., M.Sn selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Musik Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan.


5.

Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi I dan Bapak Dr.
Pulumun P. Ginting, Sn., M.Sn selaku Pembimbing Skripsi II yang selalu
sabar dan rendah hati dalam membimbing penulis serta memberikan arahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6.

Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS Unimed yang telah
banyak memberikan sumbangan ilmunya selama perkuliahan.

7.

Terimakasih saya ucapkan kepada Johanes Parhusip selaku Kepala
departemen musik Gereja Bethel House Of Sacrifice Medan.

ii

8.


Teristimewa kepada kedua Orang Tua saya tercinta dan terhebat di dunia
(Alm. Janner Damanik dan Mariettha Saragih, yang telah banyak memberikan
moral maupun materil kepada saya sampai dengan selesainya studi ini dengan
baik.

9.

Kakak saya tercinta Rossi Emma Tahapari Damanik, S.Th, Dedek Marini
Damanik, Abang saya tercinta Doddy Barklay Damanik, Adik saya tercinta
Lumban Raja Hamonangan Damanik yang telah banyak membantu saya
dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Terkasih Jan Benedict SM Parlindungan Saragi yang telah memberikan doa,
motivasi dan telah membantu saya berjuang menyelesaikan skripsi ini.
11. Seluruh teman-teman seperjuangan Seni Musik 2010.
12. Sahabat-sahabat terbaik seluruh musisi Gereja Bethel House of Sacrifice
Medan, yang senantiasa memberikan semangat dan motivasi penulis untuk
mengembangkan kemampuan.
13. Teman-teman yang tak bisa disebutkan satu persatu untuk kesetiaan waktu,

tempat dan semangat, terima kasih atas dukungan yang telah kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap kerangka acuan
skripsi ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca
pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Medan,

September 2016

Penulis

Rohani Kristinai Damanik
NIM. 2102142008

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
A. Identifikasi Masalah ....................................................................................7
B. Pembatasan Masalah ...................................................................................8
C. Rumusan Masalah .......................................................................................9
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................10
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis ......................................................................................10
1. Pengertian Minat Remaja ....................................................................9
2. Bentuk Penyajian ................................................................................14
3. Pengertian Alat Musik ........................................................................15
4. Pengertian Ansambel ……………………………………………… 15
5. Pengertian Musik ................................................................................16
6. Pengertian Musik Tradisional………..................................................20
7. Pengertian Musik..................................................................................1
15


iv

8. Musik Punk..........................................................................................16
B. Kerangka Konseptual ................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................19
B. Populasi dan Sampel .................................................................................19
1. Pengertian populasi .............................................................................19
2. Pengertian Sampel ...............................................................................19
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................20
1. Studi Pustaka .......................................................................................20
2. Observasi .............................................................................................21
3. Angket/Kuisioner ................................................................................23
4. Dokumentasi .......................................................................................23
D. Teknik Pengolahan Data ...........................................................................23
E. Teknik Analisis Data .................................................................................24
F. Analisis Kolerasi .......................................................................................26

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Minat Remaja di Kota Kisaran Kecamatan Kisaran Timur Terhadap
Musik…………………………………………….………………………27
B. Uji Kualitatif Minat Remaja dan Musik Punk di Kota Kisaran Kecamatan
Kisaran Timur……………………………….…………………………...28




Data Kualitatif Musik Punk................................................................31
Hubungan Antara Minat Remaja Terhadap Musik Punk...................32

v
iv

C. Analisis Hubungan Antara Minat Remaja Terhadap Musik Punk di Kota
Kisaran Kecamatan Kisaran Timur Dengan Rumus Product
Moment......................................................................................................34

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................36

B. Saran..........................................................................................................37
Daftar Pustaka .......................................................................................................38
Lampiran...............................................................................................................

vi

iv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan adalah produk dari hasil yang dilakukan atau diciptakan oleh
sekelompok masyarakat dalam berbagai aktivitas kegiatan yang mempunyai
tujuan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Setiap negara yang ada di dunia
pasti memiliki kebudayaan yang khas. Kebudayaan merupakan suatu aset
terpenting yang dimiliki negara Indonesia untuk memperkenalkan keseluruh dunia
bahwa Indonesia kaya akan kebudayaan. Kebudayaan itu menjadi salah satu
pembentukan dan pembagian integral yang tidak terpisahkan dari kebudayaan
Indonesia sekarang ini.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kesenian serta
kebudayaan tradisional yang beranekaragam. Setiap suku bangsa memiliki
kekhasan budaya yang membedakan jati diri mereka dengan suku bangsa yang
lain. Kebudayaan merupakan kebiasaan yang dilakukan berdasarkan hasil olah
budipekerti dan akal manusia. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
Koentjaraningrat

(Widyosiswoyo,

2004:31),

bahwa

kebudayaan

adalah

“Keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar
serta keseluruhan dari hasil budipekerti”.
Sebagai unsur kebudayaan, kesenian mengalami perkembangan berdasarkan
tempat atau lokasi, diantaranya adalah kesenian rakyat. Kesenian rakyat
merupakan kesenian tua di Indonesia yang disebut juga sebagai kesenian

1

tradisional atau kesenian daerah (Widyosiswoyo, 2004:78). Kesenian tradisional
mengandung sifat dan ciri-ciri yang khas dari masyarakat pendukungnya, karena
tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tradisional tiap-tiap daerah.
Oleh karenanya kesenian tradisional akan tetap hidup selama masih ada
masyarakat

pendukungnya

atau

masih

ada

yang

memelihara

atau

mengembangkannya. 2 Hal ini juga dijelaskan dalam penjelasan pasal 32
(Undang- Undang Dasar 1945, 2008:48 ) bahwa: „‟Kebudayaan bangsa ialah
kebudayaan yang timbul sebagai usaha budidaya rakyat Indonesia seluruhnya.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di
daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha
kebudayaan hampir menuju kearah kemajuan adat, budaya, dan persatuan, dengan
tidak

menolak

bahan-bahan

baru

dari

kebudayaan

asing

yang dapat

memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri , serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia‟‟.
Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam bentuk
bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi,irama dan tempo. Musik juga
merupakan perwujudan dari rasa emosional atau ekspresi manusia. Sebagai bagian
dari salah satu kesenian, musik memiliki fungsi sosial yang secara umum dapat
ditemukan disetiap kebudayaan suku bangsa diseluruh Indonesia. Musik yang
merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia dapat dilihat pada acara-acara
seperti mengiringi perayaan-perayaan hari besar, mengiringi ritual ibadah, ritual
pernikahan, ritual upacara kematian dan lain sebagainya.

2

Musik tradisional merupakan salah satu unsur budaya yang penting. Musik
merupakan alat untuk menyampaikan sesuatu hal yang akan dan telah terjadi
dalam kebudayaan itu sendiri. Berbagai macam kegunaan alat musik tradisional
yang dimiliki oleh etnik-etnik yang ada di Indonesia, dapat kita ketahui bahwa
secara umum alat musik tradisional terdiri dari alat musik pukul, alat musik tiup,
alat musik gesek dan alat musik petik.
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak etnik khususnya Sumatera
Utara adalah salah satu provinsi yang mempunyai banyak etnik seperti Melayu,
Toba, Mandailing, Karo, Simalungun, Pak-Pak Dairi, Angkola dan Nias, namun
ada juga etnik yang berasal dari luar Sumatera Utara yang menetap di Sumatera
Utara diantaranya Jawa, Padang, Aceh, India, Cina/Tionghoa.
Masyarakat Cina yang ada di Sumatera Utara, berbaur dengan masyarakat
setempat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perayaan acara nasional (17 agustus),
perayaan agama (natal, imlek), dan beberapa acara pertujukan musik. Etnik China
yang ada dikota Medan merupakan masyarakat yang berimigrasi dari daerah
asalnya. Mereka berimigrasi dengan membawa segala bentuk budaya dan
kesenian yang merupakan warisan nenek moyang, budaya ini telah berjalan secara
turun-temurun dan dilaksanakan dengan ketentuan yang telah berlaku bagi mereka
untuk melaksanakan adat tersebut.
Musik tradisional Cina selalu dipertunjukkan pada acara pernikahan, ritual
keagamaan, ritual upacara kematian, dan perayaan-perayaan hari besar misalnya
Cap Go Meh. Alat musik tradisional cina yang dipergunakan pada acara tersebut
terdiri dari, Oboe, Erhu (Rebab), Suona (Terompet), Pipa dan Guzheng.

3

Pada saat ini keberadaaan instrument tradisional Cina terancam punah, hal
ini disebabkan masyarakat lebih memilih instrument barat untuk dimainkan pada
upacara adat mereka sehingga alat musik tradisional Cina dianggap sebagai
pelengkap alat musik barat. Penyebab lainnya adalah orang Cina/Tionghoa yang
sudah menjadi makmur (kaya) sering membuat acara adat dalam bentuk modern
misalnya, dengan mendatangkan alat musik, band dan artis ternama. Mereka
membawa estetis kosmopolitan yang ada kalanya melawan estetis tradisinya,
tanpa menggunakan alat musik tradisional Cina. Pesta pernikahan yang
seharusnya sakral dengan menggunakan alat musik tradisional Cina menjadi pesta
pernikahan yang tidak mempunyai kesakralan. Karena bagi mereka pesta
pernikahan yang lengkap karena adanya keyboard atau alat tiup yang memainkan
lagu pop barat dan lagu-lagu lainnya.
Begitu juga perkembangan musik gereja dalam agama kristen dari waktu ke
waktu semakin lama semakin berkembang. Awalnya musik digunakan digereja
ortodoks dan khatolik musik gereja ini menggunakan modus-modus dorian,
frigian, lydian, miksolidian, eolian dan ionian, yang berkharakter kuat
menggunakan melodi. Modus-modus musik gereja ini bertumpu pada masa
yunani dan romawi sebagai sumber kebudayaan barat. Didalam gereja-gereja
protestan unsur-unsur musik Eropa juga muncul dalam teori dan praktiknya
demikian juga yang terjadi didalam aliran kharismatik, khususnya di Gereja
Bethel Indonesia.
Perkembangan budaya musik yang mendunia di era globalisasi ini, bukan
hanya terbatas kepada budaya musik populer saja. Namun semua genre dan fungsi

4

musik juga mengalami perkembangan dan pemungsian dalam masyarakatmasyarakat baru. Demikian juga musik agama atau musik religi. Jika di dalam
agama Islam terdapat musik yang genrenya nasyid, maka musik ini menyebar ke
seluruh Dunia Islam. Demikian juga musik zapin, musik padang pasir, hadrah,
kasidah, dan lainnya. Begitu juga agama Hindu dari India menggunakan elemenelemen musik India dan tradisi Kitab Weda. Unsur-unsur ini kemudian ada yang
menyebar seiring dengan kedatangan orang-orang Hindu dari India ke berbagai
tempat. Begitu juga elemen musik Bali digunakan dalam ritus-ritus agama Hindu
(Dharma Bali) di berbagai pura di tempat merantau orang-orang Bali yang
beragama Hindu. Begitupun juga perkembangan musik gereja dalam agama
Kristen dari waktu ke waktu semakin lama semakin berkembang fungsi dan
strukturnya. Awalnya musik digunakan di Gereja Ortodoks dan Katholik. Musik
dalam gereja ini menggunakan modus-modus seperti dorian, frigian, lidian,
miksolidian, eolian, dan ionian, yang berkarakter kuat menggunakan melodi.
Modus-modus musik gereja ini bertumpu kepada masa Yunani dan Romaqi
sebagai sumber kebudayaan Barat. Sementara musik-musik Gereja Ortodoks
seperti di Eropa Timur dan Koptik seperti di Timur Tengah menggunakan modusmodus musik setempat.Kemudian selepas itu, muncullah Protestan sebagai
gerakan reformasi karena berbagai “kesalahan” dalam praktik agama Kristen
Katholik. Pada masa Protestan ini berkembang, maka tradisi musik di Eropa
terutama yang berbentuk koor (choir) dan berasas kepada harmoni, begitu
berkembang pesat. Di dalam Gereja Protestan unsur-unsur musik Eropa juga
muncul dalam teori dan praktiknya. Demikian juga yang terjadi di dalam aliran

5

kharismatik, khususnya di Gereja Bethel Indonesia. Setelah era reformasi gereja
yang digerakkan oleh Marthin Luther King dalam agama Kristen Protestan
munculah aliran-aliran seperti Pietisme, Anglikan, Revival,dan Karismatik.
Sebahagian besar perkembangan musik dalam aliran-aliran gereja tersebut banyak
dipengaruhi oleh orang-orang Barat, yang berlatar belakang peradaban Barat.
Persebaran atau difusi musik religi, selain bersumber kepada ajaran-ajaran agama
yang bertumpukan kepada kitab suci juga membawa kebudayaan-kebudayaan
darimana agama tersebut dikembangkan. Dalam konteks persebaran agama
Kristen ke seluruh dunia, selain ajaran-ajaran Kristen yang tertuang dalam Kitab
Suci Injil, juga para penyiar agamanya (misionaris) membawa kebudayaankebudayaan seperti Timur Tengah, Eropa, maupun Amerika. Demikian pula yang
terjadi dalam Gereja Bethel Indonesia.
Gereja Bethel Indonesia (GBI) merupakan salah satu organisasi keagamaan
dan telah mengalami perjalanan sejarah yang cukup panjang. GBI didirikan oleh
Pendeta (Pdt.)H.L Senduk beserta rekan-rekannya pada tanggal 6 Oktober 1970
diwilayah Suka bumi Jawa Barat. Kemudian gereja ini diakui pemerintah secara
resmi melalui surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 41
pada tanggal 9 Desember 1972 di kota Jakarta dan pada bulan mei tahun 2016
yang lalu berganti nama dengan Gereja Bethel House of Sacrifice yang terletak di
jalan Jamin Ginting km 11,5 Simpang Selayang Medan dan sekarang memiliki
jemaat sebanyak lebih dari 40.000 orang.
Gereja Bethel Indonesia (GBI) adalah salah satu dari denominasi gereja
yang ada di Indonesia yang beraliran kharismatik. Kata Bethel berasal dari bahasa
6

Ibrani yaitu : la-tyb Beyth-„El atau yang sering dikenal dengan istilah “Bethel”
yang berarti “House of God” dalam bahasa Indonesia yang berarti “Rumah
Tuhan”. Gereja ini mempunyai ciri khas dengan Pujian dan Penyembahan untuk
mendukung seluruh visi gereja yaitu “Memulihkan pondok Daud yang telah
roboh” dan melakukan penginjilan untuk memenangkan jiwa sebanyakbanyaknya.
Berdasarkan hal diatas, penulis ingin membuat penelitian yang membahas
tentang bentuk penyajian ansambel musik tradisional cina dengan judul : “Bentuk
Penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina pada Ibadah Gereja Bethel House of
Sacrifice Medan”.

B. Identifikasi Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dalam penelitian ini, dan karena
keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan penulis, maka peneliti membatasi
masalah untuk mempermudah memecahkan masalah yang dihadapi dalam
penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi
(2004:30) yang mengatakan bahwa :
“Dalam merumuskan ataupun membatasi pemasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan
peneliti. Oleh karena itu perllu hati hati dan jeli dalam mengevaluasi
rumusan permasalahan penelitian, dandirangkum kedalam beberapa
pertanyaan yang jelas”.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah imigrasi masyarakat Cina ke kota Medan?

7

2. Bagaimana bentuk penyajian ansambel musik tradisional Cina pada pada
ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?
3. Instrument apa sajakah yang digunakan dalam mengiringi ibadah di Gereja
Bethel House of Sacrifice Medan?
4. Bagaimana teknik bermain Ansambel Musik Tradisional Cina pada ibadah di
Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?
5. Bagaimana

tanggapan

jemaat

terhadap

penyajian

Ansambel

musik

Tradisional Cina pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti,
maka agar penelitian itu lebih terarah pada tujuan yang diharapkan, dalam hal ini
penelitian mengadakan pembatasan masalah yang akan dihadapi dalam penelitian
ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sukardi (2006:30) yang
mengatakan bahwa:
“Dalam merumuskan ataupun membatasi pemasalahan dalam suatu
penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan
peneliti. Oleh karena itu perlu hati hati dan jeli dalam mengevaluasi
rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa
pertanyaan yang jelas”.
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti membatasi masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Instrument apa sajakah yang digunakan dalam mengiringi ibadah di Gereja
Bethel House of Sacrifice Medan?

8

2. Bagaimana bentuk penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina pada ibadah
di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?
3. Bagaimana teknik bermain Ansambel Musik Tradisional Cina pada ibadah di
Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?
4. Bagaimana

tanggapan

jemaat

terhadap

penyajian

Ansambel

Musik

Tradisional pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk
menemukan jawaban pertanyaannya, maka dari itu perlu dirumuskan dengan baik
sehingga dapat mendukung untuk menemukan jawaban pertanyaan.
Berdasarkan uraian diatas hal ini sejalan dengan pendapat Maryeani
(2005:14), yang menyatakan bahwa:
“Rumusan masalah merupakan jabatan detail fokus penelitian yang
akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi
peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban
pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan
masalah juga bisa disikapi sebagai jabatan fokus penelitian senantiasa
berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”.
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut
“Bagaimana Bentuk Penyajian Ansambel Musik Tradisional Cina pada Ibadah di
Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?”

9

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah kepada tujuan yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan
jawaban atas pertanyaan dari penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai penulis
adalah:
1. Untuk mengetahui instrument apa sajakah yang digunakan dalam mengiringi
ibadah Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyajian ansambel musik tradisional
Cina pada ibadah Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?
3. Untuk mengetahui bagaimana teknik bermain ansambel musik tradisional
Cina pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan ?
4. Untuk mengetahui tanggapan jemaat terhadap penyajian ansambel musik
tradisional Cina pada ibadah di Gereja Bethel House of Sacrifice Medan?

F. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yang merupakan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Salah satu informasi musik tradisional Cina sebagai bagian dari kebudayaan
luar Indonesia bagi Jurusan Sendratasik UNIMED.
2. Sebagai bentuk pelestarian alat musik tradisional Cina yang tidak dikenal
pada jemaat yang bersuku Cina atau pun jemaat pada umumnya.

10

3. Sebagai salah satu motivasi bagi generasi-generasi penerus yang ingin
melestarikan alat musik tradisional Cina pada ibadah gereja bethel House of
Sacrifice.
4. Sebagai informasi dan masukan bagi penulis dalam menambah pengetahuan
tentang ansambel musik tradisional Cina dan menambah keterampilan
penelitian.
5. Sebagai bahan acuan atau perbandingan bagi peneliti berikutnya yang
berkaitan dengan topik penelitian.

11

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada sebelumnya, dapat ditarik
beberapa kesimpulan seebagai berikut:
1. Guzheng yang berarti dari dinasti Chin (221-206 SM) dan mengalami masa
keemasan di era dinasti Tang (618-907 SM), dimana alat musik Guzheng
hanya dimainkan oleh para bangsawan dan diperdengarkan kepda para rajaraja pada zaman dahulu. Kemudian alat musik Guzheng pada zaman dinasti
Qin dan Han jumlah senarnya bertambah menjadi 12 senar, pada zaman
dinasti Ming dan Qing jumlah senarnya bertambah lagi menjadi 14-16 senar.
Standarnya alat musik Guzheng yang digunakan sejak tahun 1970 hingga saat
ini terdiri dari 21 senar.
2. Keberadaan alat musik Tradisional Cina Guzheng belum hanya diketahui oleh
masyarakat luas akan tetapi alat musik ini akan tetap dilestarikan,
diperkenalkan, dikembangkan dan dipopulerkan sebagai alat musik
tradisional Cina khususnya kepada masyarakat Cina/ Tionghoa maupun
masyarakat pribumi yang ada di Kota Medan.
3. Alat musik Guzheng dapat diiringi dengan alat musik apa saja seperti alat
musik piano, gendang dan alat musik lainnya, akan tetapi alat musik ini lebih
sering dimainkan secara individu maupun kelompok alat musik Guzheng.

54

4. Bentuk pertunjukan alat musik Tradisional Guzheng ini tampil dengan
membawakan dua lagu yang dibawakan dengan berbagai gerak yang dapat
mengekspresikan dalam pertunjukan dan kemampuan yang mereka miliki
yang telah menguasai alat musik Guzheng tidak tampil individu akan tetapi
berkelompok. Biasanya dalam menampilkan alat musik Guzheng mereka
terdiri dari 5 sampai 8 orang.
5. Tanggapan jemaat dan pengerja terhadap pertunjukan tersebut adalah positif
dalam arti tidak mengganggu para jemaat yang sebagian besar pribumi dari
berbagai suku.

B.

Saran
Dari beberapa hasil penelitian dan pembahasan, maka diajukan saran-saran

sebagai berikut:
1.

Diharapkan kepada Departemen musik yang bernaung dibawah Gereja
Bethel Indonesia House of Sacrifice untuk mempertahankan alat musik
tradisional Cina yaitu Guzheng agar tidak tersaingi dengan alat musik
tradisional lainnya yang saat ini semakin banyak.

2.

Diharapkan kepada Departemen musik yang bernaung dibawah Gereja
Bethel Indonesia House of Sacrifice semakin sering tampil dan mengisi
acara-acara yang ada di Kota Medan maupun diluar Kota Medan Sebagai
jalan untuk memperkenalkan alat musik Guzheng ke masyarakat.

3.

Diharapkan kepada Departemen musik yang bernaung dibawah Gereja
Bethel Indonesia House of Sacrifice untuk meningkatkan kerjasama antar
55

musisi

gereja

dan

musisi

tradisional

dalam

membangun

dan

mengembangkan dan ikut melestarikan alat musik Guzheng di Kota Medan.
4.

Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat menjadi pedoman
untuk penelitian berikutnya.

56

Daftar Pustaka
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Subagyo, B. Andreas, 2001. Pengantar Riset kuantitatif & kualitatif, Bandung;
Kartini. Sembiring. 2008. Keberadaan alat musik tradisional Cina pada upacara
keagamaan Dewa Quin pada masyarakat tionghoa di Wihara Raksa
Medan. Medan : skripsi.USU
Choid, Nabarko (2005) metodologi penelitian. Jakarta ; Bumi Aksara
Arikunto, suharsini, 2002, Prosedur Penelitian, suatu pendekatan praktek. Jakarta :
PT. Rineka Cipta
Purba, kenan dan J. D. Poerba. (1995). Sejarah Cina Jakarta : Bina Budaya
http://id.wikipedi.org/wiki/alat_musik
http://id.wikipedi.org/wiki/guzheng
http://tano_medan.blogspot.com/2012/08/guzheng_dalam_masyarakat cina.html
Sumarjo, Jakob.2000. Filsafat Seni. Bandung : Penerbit ITB
Surya dinata, Leo. 1999. Etnis Tionghoa dan pembangunan Bangsa Jakarta :
pustaka2 P3ES
Mauly dan Jalaludin Rahmat. 2006. Komunitas antar budaya : Panduan
berkomunikasi dengan orang-orang berbeda budaya.bandung : Remaja
Rosda karya
Mauli. Purba. 2004. Fungsi sosial ensembel musik guzheng pada masyarakat cina
di desa tamiang, kecamatan kota nopan, kabupaten Tapanuli Selatan, skripsi. USU