Merokok pada lelaki Pembahasan .1 Kategori perokok

Total 112 Tabel di atas menunjukkan rata-rata konsentrasi hemoglobin pada kelompok tidak merokok adalah lebih rendah yaitu 12,53 gdL dengan standard deviasi 1,43. Sedangkan, kelompok merokok pula mempunyai rata-rata nilai konsentrasi hemoglobin sebesar 13,77 gdL dengan nilai standard deviasinya 1,42. Hasil uji T-test independen terhadap hubungan merokok dengan kadar hemoglobin darah memberikan nilai p sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahawa kebiasaan merokok menyebabkan terjadinya peningkatan kadar hemoglobin darah. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Kategori perokok Menurut Qian 2010, perokok dikategorikan kepada tiga kelompok yaitu perokok ringan, sedang dan berat. Perokok ringan adalah individu yang merokok sebanyak 1-10 batang rokok sehari, sedangkan perokok sedang pula adalah individu yang mengkonsumsi rokok sebanyak 11-20 batang rokok sehari. Individu yang merokok melebihi 20 batang rokok dalam sehari dikategorikan sebagai perokok berat.

5.2.2 Merokok pada lelaki

Kebiasaan merokok sangat identik dengan lelaki. Menurut The Third National Health and Morbidity Survey tahun 2006, sebanyak 57.6 daripada lelaki di Malaysia merokok, berbanding hanya 2.5 sahaja wanita yang merokok di Malaysia. Terdapat beberapa faktor yang mendorong kondisi ini berlaku, antaranya adalah faktor sosiobudaya, kebiasaan, psikologi, pengaruh iklan, dan faktor sosial Sufean, 2004. Universitas Sumatera Utara Dari aspek sosiobudaya, warga menjadikan perilaku merokok sebagai satu gaya hidup, yaitu merokok dijadikan ukuran status kedewasaan, kematangan, dan kesediaan memikul tanggungjawab dikalangan orang lelaki khususnya. Sebagai fungsi sosial, merokok ialah cara mengeratkan persahabatan, malah rokok digunakan sebagai pemula bicara dan menceriakan percakapan saat meluangkan masa bersama teman. Dari aspek kebiasaan, perilaku merokok ialah gejala yang biasa dalam masyarakat dan dianggap hal yang sering ditemukan. Kelakuan itu pula tidak dianggap salah dari sisi norma dan moral, dan ianya tidak pula dipandang sebagai perkara ganjil dan sumbang - kecuali bagi wanita. Wanita yang merokok dianggap bukan wanita tulen. Dari segi psikologi, merokok merupakan cara untuk meredakan kelelahan selepas bekerja dan menenangkan perasaan. Waktu merokok dianggap sebagai waktu inkubasi di mana perokok menggunakan waktu ini untuk berfikir bagi menyelesaikan masalah. Selain itu, merokok juga bertujuan untuk menghilangkan rasa mengantuk saat lembur. Ada yang menyatakan merokok bisa mencetuskan inspirasi dan meningkatkan keupayaan berfikir. Secara ringkasnya, dari aspek psikologi, merokok dianggap dapat memenuhi keperluan asas fisiologi manusia serta keperluan sekunder psikologi yang lain, seperti untuk mendapatkan pengiktirafan dan keselamatan. Faktor pengaruh iklan pula boleh mencetuskan kebiasaan merokok dengan lambang yang dipaparkan oleh iklan rokok seperti lambang kebebasan, kemesraan, berani, macho, dan keseronokan. Lambang-lambang ini dikaitkan dengan jenama rokok tertentu yang menarik perhatian terutamanya golongan muda. Ia disampaikan lewat papan iklan, poster rokok di toko-toko dan televisi. Dengan cara ini, remaja-remaja sangat mudah terpengaruh karena periode usia ini merupakan periode mereka mencari identitas. Dari segi pengaruh sosial pula, merokok boleh didorong oleh desakan teman dan lingkungan sekitar seperti di diskotik atau sebagainya. Saat perkumpulan bersama teman- teman, seseorang remaja akan diterima jika mereka mempunyai identitas yang sama. Sebagai contoh, jika suatu kelompok itu identik dengan merokok, semua anggotanya harus merokok, jika tidak, ia akan disisihkan dari kelompok itu. Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Kadar hemoglobin pada lelaki