Strategi pembangunan infrasruktur jalan dan peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Barat:

STRATEGI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
JALAN DAN PERANANNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI
KABUPATEN LAMPUNG BARAT

A. RIFKI ARDIANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir "Strategi Pembangunan
Infrastruktur Jalan Dan Peranannya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Lampu~lgBarat" adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tugas akhir ini.


Bogor, Maret 2009

A. Riflci Ardianto
NRPH252070075

ABSTRACT
A. RIFKI ARDIANTO. Strategies for Development of Road Infrastructure and its
Role in the Economic Growth of West Lampung Regency. Under the Supervision
of WSMAN SYAUKAT as the Chairperson and KOMARSA
GANDASASMITA as the member of Supervisory Board.
The Regency of West Lampung is one of the regencies in Lampung
Province with its economy mainly supported by agricultural sector. This sector,
which includes the subsectors of food crops, horticulture, plantation, fishery,
animal husbandry and forestry, is the biggest contributor to the Regional Gross
Domestic Product (RGDP) of West Lampung Regency, i.e. 60%.
Topographically, West Lampung Regency is of hilly soil with varied altitudes on
different locations. With such topography and agriculture-based economy, the
infrastructure of road as the link between producers and markets and to open its
isolated region will greatly promote the development of West Lampung Regency.

The general objective of this study was to formulate strategies in
developing the infrastructure (road) and its role in the economic growth of West
Lampung Regency. The specific objectives were (1) to identify the role of
agricultural sector in the economy of West Lampung Regency, (2) to identify the
role of road as the idmstructure in the economy of West Lampung Regency. A
SWOT analysis was used to formulate alternative strategies, QSPM analysis to
determine priorities in the strategies, and discussion and interview to formulate
programs.
The results of the study showed that the agricultural sector had the major
role in the economy of West Lampung Regency. The increased RGDP of West
Lampung Regency can be used as an indicator of economic growth. Road also has
a role in increasing the RGDP of agriculture in West Lampung Regency. This was
indicated by the resulted regression for the road length on the RGDP of
agriculture with a positive value. Based on such analyses, the policy (of the
Regional Government in the development of roads as infiatructure) to obtain an
increased allocated funding for the development of the infrastructure from the
central government becomes the priority in the strategies for the development of
infrastructure in West Lampung Regency.
Keywords: roads, RGDP, economy, Wes Lampung.


RINGKASAN
A. RIFKI ARDIANTO, 2009. Strategi Pembangunan Infrastruktur Jalan dan
Peranannya Tehadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Barat. Komisi
pembimbiig terdiri dari WSMAN SYAUKAT sebagai ketua, KOMARSA
GANDASASMITA sebagai anggota komisi pembimbing.
Kabupaten Lampung Barat yang didiikan berdasarkan Undang-undang
~ .
besar
Nomor 6 Tahun 1991 memiliki luas wilayah 4.950,4 ~ m Sebagian
penduduk bermatapencaharian sebagai petani-nelayan, baik itu petani tanaman
pangan, h o r t i k u l w tanaman perkebunan atau petani peternak dan petani yang
mengandalkan pada pengelolaan h a i l hutan di sekitar tempat tinggalnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat (2006), sektor
pertanian (meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, petemakan,
perikanan dan kehutanan) merupakan penyumbang terbesar Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), yaitu sebesar 60%.
Dilihat dari wilayah kabupaten yang cukup luas, kondisi topografi
wilayah yang berbukit-bukit, serta perekonomian kabupaten yang sebagian besar
masih ditopang oleh sektor pertanian maka salah satu i n f r a s e yang akan
sangat menunjang pembangunan di Kabupaten Lampung Barat adalah tersedianya

infrastruktur jalan yang cukup dan memadai. Pembangunan infkstruktur jalan
bagi sektor pertanian memiliki peran strategis yang dapat dijelaskan antara lain
dengan gambaran bahwa kondisi sebagian besar daerah sentra - sentra produksi
pertanian umumnya berada di daerah pedesaan diiana lokasinya relatif sulit
dijangkau, sementara komoditas pertanian umumnya perishable (mudah rusak)
sehingga diperlukan akses jalan dan tranportasi yang cepat, mudah dan murah
untuk menjangkau lokasi pemasaran (calon pembeii/konsumen). Pembangunan
inhstruktur jalan bagi sektor pertanian memiliki peran strategis yang dapat
dijelaskan antara lain dengan gambaran bahwa kondisi sebagian besar daerah
sentra - sentra produksi pertanian umumnya berada di daerah pedesaan dimana
lokasinya relatif sulit dijangkau, sementara komoditas pertanian umumnya
perishable (mudah rusak) sehingga diperlukan akses jalan dan tranportasi yang
cepat, mudah dan murah untuk menjangkau lokasi pemasaran (calon
pembelikonsumen).
Tujuan umum dari kajian adalah untuk merumuskan strategi pembangunan
infrastruktur jalan dan peranannya tehadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Lampung Barat. Tujuan spesifiknya adalah (1) mengidentifikasi peran sektor
pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Barat, (2)
mengidentifikasi peran infrastruktur jalan terhadap perekonomian Kabupaten
Lampung Barat. Untuk merumuskan altematif strategi digunakan metode Analisis

SWOT, untuk menentukan prioritas strategi digunakan Analisis QSPM dan untuk
merumuskan program dilakukan melalui diskusi dan wawancara.
Analisis data yang digunakan dalam kajian ini menggunakan analisis
regresi untuk melihat keterkaitanlpengaruh dari (1) Panjang jalan terhadap PDRB
total Kabupaten Lampung Barat (2) Panjang jalan terhadap PDRB pertanian
Kabupaten Lampung Barat (3) Panjang jalan terhadap PDRB kehutanan
Kabupaten lampung Barat (4) Panjang Jalan aspal, kerikil, tanah Terhadap PDRB

total Kabupaten Lampung Barat ( 5 ) Panjang Jalan aspal, kerikil, tanah Terhadap
PDRB pertanian Kabupaten Lampung Barat (6) Panjang Jalan aspal, kerikil, tanah
Terhadap PDRB kehutanan Kabupaten Lampung Barat
Hasil kajian menunjukkan bahwa sektor pertanian mempakan sektor
utama yang berperan dalam perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Kenaikan
PDRB Lampung Barat dapat d i j a d i i sebagai salah satu indikator pertumbuhan
ekonomi. Jalan juga berperan dalam meningkatkan PDRB pertanian Kabupaten
Lampung Barat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil regresi panjang jalan terhadap
PDRB pertanian yang menunjukkan nilai positif. Jenis jalan yang berpengaruh
signifikan terhadap perekonomian Kabupaten Lampung Barat adalah jalan aspal.
Perumusan alternatif strategi pembangunan inhtruktur jalan di
Kabupaten Lampung Barat dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap masukan

dengan melakukan identifikasi faktor ekstemal dan internal; tahap pengabungan;
serta tahap pengambilan keputusan. Metode yang digunakan dalam merumuskan
strategi adalah analisis SWOT (Sfrength-Weakness-Opportunity-Threat) dan
analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Dari perumusan strategi
dengan menggunakan analisis SWOT didapatkan 11 rumusan strategi. Kemudian
penentuan prioritas strategi dilakukan dengan menggunakan analisis QSPM maka
didapatkan prioritas strategi Kebijakan Pemda dalam pembangunan infrastruktur
jalan untuk mendapatkan peningkatan alokasi dana pembangunan infrastruktur
jalan dari Pemerintah Pusat. Untuk rnemperoleh rumusan program dari strategi
pembangunan jalan tersebut dilakukan dengan teknik wawancara dengan sejumlah
individu dan pejabat daerah yang terkait dengan pembangunan infrastruktur jalan
maka didapatkan rumusan program sebagai berikut : Memprioritaskan
Pembangunan/peningkatan panjang jalan dan kondisi jalan yang ada di Kabupaten
Lampung Barat, Menyusun RPJM pembangunan jalan Kabupaten Lampung
Barat, Membuat Detail Engineering Design pembangunan jalan di Kabupaten
Lampung Barat, Melakukan kajian dan evaluasi kelayakan pembangunan ruasruas jalan baru terhadap kondisi perekonomian masyarakat sekitar.
Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan strategi pembangunan jalan
maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat dapat memberikan
rekomendasi yang argumentatif kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi Lampung dalam memberikan perhatian dan keterlibatan atas pentingnya

pembangunan infiastruktur jalan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lampung Barat. Pertwnbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Barat
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi
ini juga dimaksudkan agar terjadi keseimbangan pernerataan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi dengan wilayah di sekitar Kabupaten Lampung Barat.

O Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dun pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dun memperbanyak sebagian atau seluruh kmya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

STRATEGI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
JALAN DAN PERANANNYA TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI
KABUPATEN LAMPUNG BARAT


A. RIFKI ARDIANTO

Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional Pada
Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009

Judul Tugas Akhir

: Strategi

Pembangunan uastruktur Jalan dan
Peranannya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Lampung Barat


Nama

: A. Rifki Ardianto

NRP

: H252070075

Disetujui
Komisi Pembimbing

Lk

t
Dr. Ir. Yusman Svaukat, M.Ec.
Ketua

Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita. M.Sc.
Anggota


Ketua Program Studi
Manajemen Pembangunan Da

Tanggal Ujian : 30 Maret 2009

0 8 APR 2009
Tanggal Lulus: ................................

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga Kajian Pembanynan Daerah ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam kajian ini adalah Strategi Pembangunan InkJalan Dan Peranannya Terhadap Perhmbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung
Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat,
M.Ec. dan Bapak Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, M.Sc. selaku komisi
pembimbing, serta Bapak Dr. Ir. Dedi Budiian Hakim, M.Ec. selaku penguji luar
komisi, yang telah banyak memberi saran.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada I

1. Bapak Bupati Lampung Barat yang telah memberikan kesempatan untuk

menempuh pendidikan di PS-MPD IPB.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro selaku Dekan Sekolah Pascasajana

dan seluruh staf pengajar Program Studi Magister Manajemen Pembanynan
Daerah IPB, yang telah membantu penulis selama menempuh pendidikan.

3. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat, khususnya Dinas Pekejaan
Umum, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pengelola Keuangan
Daerah, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas
Perhubungan, BPS, dan DPRD, atas kerjasama dan dukungan data selama
penelitian.
4. Rekan-rekan MPD Lampung Barat, atas kerjasama dan dukungannya.

5. Istri tercinta sebagai teman diskusi dan pemberi motivasi selama penulisan

kajian ini.

6. Ayah, Emak, Bapak, Ibu, anak=anak (Rakha dan Raditya), serta adik=adikku
(Wiwin, Yunus, Yusuf dan Diah) tercinta, atas do'a dan semangat yang selalu
diberikan.
Semoga kajian ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2009

A. Rifki Ardianto

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tanjung Karang pada tanggal 8 Oktober 1976,
mempakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Ahrnad Roihan dan
Ibu Maryati. Pada tahun 1983 - 1989 penulis menempuh pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri 2 Kedaton. Tahun 1992, penulis menamatkan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMPN 2 Kedaton. Pendidiian SMA ditempuh penulis di
SMAN Way Halim selama tahun 1992 - 1995. Pada tahun 1995 penulis
melanjutkan pendidikan pada Fakultas Teknik Sipil Universitas Lampung. Penulis
berhasil menyelesaikan pendidikan Strata Satu pada Fakultas Teknik Sipil
Universitas Lampung tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di unit kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Lampung Barat.
Pada tahun 2002 sampai dengan sekarang penulis ditugaskan pada D i a s
Pekejaan Umum (U
l' )

Kabupaten Lampung Barat. Penulis menikah dengan Dina

Prihatini, S.P. yang mempakan putri pertama dari empat bersaudara pasangan
Bapak Pairin Aidin dan Hayuna pada bulan Febmari 2004. Saat ini penulis telah
dikaruniai dua orang putra yaitu Muhammad Atha Rakha Rifdana (17 Desember
2004) dan Muhammad Radithya Adnan Fathin (5 April 2008).

DAFTAR IS1
Halaman

...

DAFTAR TABEL

............................................................

XIII

DAFTAR GAMBAR

............................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

............................................................

xvii

I

I1

PENDAHULUAN ............................................................
1.1 Latar Belakang .........................................................
1.2 Perumusan Masalah ...................................................
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................
1.4 Manfaat dan Kegunaan ................................................
TINJAUAN PUSTAKA .....................................................
2.1 Pembangunan clan Pertumbuhan Ekonomi .........................
2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .........................
2.3 Pertirnbangan Ekonomi dalam Pembangunan dan Pemeliharaan
Infiastruktur Jalan ......................................................
2.4 Definisi clan Pengertian Infrastruktur Jalan ........................
2.5 Perencanaan Strategik .................................................
2.6 Penelitian Sebelumnya ......... ......................................
;

1
1

2
7
7

9
9
10
11
12
14
16

111

METODE KAJIAN ..........................................................
3.1 Kerangka Pemikiran ...................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Kajian .............................................
..
3.3 Metode Kajian ..........................................................
3.3.1 Penentuan Responden ........................................
3.3.2 Metode Pengumpulan Data ..................................
3.3.3 Metode Pengolahan dan Analisa Data .....................
3.3.3.1 Analisis Regresi ....................................
3.3.3.2 Metode Penunusan Strategi dan Perancangan
Program .............................................

IV

KONDISI UMUM WILAYAH .............................................
4.1 Kondisi Geografis ......................................................
4.2 Perekonomian Daerah .................................................
4.3 Sosial Budaya Daerah .................................................
4.4 Prasarana dan Sarana Daerah .........................................

35
35
37
44
46

V

HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
5.1 Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten
Lampung Barat .....................................................................
5.2 Peran
I n f i e
Jalan
Terhadap
Pertumbuhan
Perekonomian Kabupaten Lampung Barat .........................

50
50
56

5.2.1 Pengamh Panjang Jalan Terhadap PDRB Total ...........
5.2.2 Pengaruh Panjang Jalan Terhadap PDRB Pertanian ......
5.2.3 Pengaruh Panjang Jalan Terhadap PDRB Kehutanan ....
5.2.4 Pengamh Jenis Jalan Terhadap PDRB Total ...............
5.2.5 Pengaruh Jenis Jalan Terhadap PDRB Pertanian .........
5.2.6 Pengamh Jenis Jalan Terhadap PDRB Kehutanan ........
5.3 Ikhtisar ..................................................................
VI

PERUMUSAN STRATEGI ................................................
6.1 Analisis Faktor Internal dan Eksternal ..............................
6.1.1 Faktor Internal .................................................
6.1.2 Faktor Eksternal ...............................................
6.2 Analisis Lingkungan Internal Dan Eksternal .......................
6.2.1 Evaluasi Faktor Internal .........................................
6.2.2 Evaluasi Faktor Eksternal ....................................
6.3 Penentuan Prioritas Grand Strategi ..................................
6.4 Perurnusan Strategi ....................................................
6.3.1 Strategi S - 0 ..................................................
6.3.2 StrategiW-0 .................................................
6.3.3 Strategis-T ...................................................
6.3.4 StrategiW-T .................................................
6.5 Penentuan Prioritas Strategi ..........................................

VII

PERANCANGAN PROGRAM ............................................

56
58
61
63
65
67
68

94

99
VIII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................
8.1 Kesimpulan ............................................................. 99
8.2 Saran .....................................................................
100

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
1.

Daftar Panjang Jalan Menumt Keadaan dan Panjang Jalan Di
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 .....................................

3

2.

Proporsi Dana APBD Pembangunan Jalan Terhadap APBD Total
Tahun 1993 - 2007 ..............................................................

6

3.

Metode Pengolahan Data Dalam Kajian ............... ......................

26

4.

Matriks Evaluasi Faktor Internal ........................................ ....

29

5.

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal ............... ...................... ...

30

6.

Matriks SWOT .................................................................

32

7.

Matriks QSPM ................................................................... 32

8.

Luas Wilayah Kabupaten Lampung Barat menurut Kecamatan ..........

9.

Produk Domestik Regional Bmto Kabupaten Lampung Barat Menurut
38
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2001-2007 (dalam
juta rupiah) .....................................................................-.

35

10. Produk Dornestik Regional Bmto Kabupaten Lampung Barat Menumt
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2001-2007 (dalam
juta rupiah) ....................................... ................................

39

11. Distribusi Produk Domestik Regional Bmto Kabupaten Lampung
Barat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2001-2007 (dalam persen) ......................................................

39

12. Distribusi Produk Domestik Regional Bmto Kabupaten Lampung
Barat Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (Tahun
2000) Tahun 2001-2007 (dalam persen) ... ............ ......................

40

13. Perbmbuhan Produk Domestik Bmto Kabupaten Lampung Barat
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (Tahun 2000)
Tahun 2001-2007 (dalam persen)

41

14. Perkernbangan Kornoditas Pangan Kabupaten Lampung Barat Tahun
2001 - 2005 ................................................ .....................

42

15. Perkernbangan Luas Tanam dan Produksi Kornoditas Perkebunan
Kabupaten Lampung Barat Tahun 2001 - 2005 ............................

43

16. Panjang dan Status Jalan Nasional dan Provinsi di Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2007 ........... ........................................
17. Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Jenis Permukaan dan Kondisi
Jalan Tahun 2003 - 2007 ......................................................
18. Proporsi PDRB Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Lampung Barat
tahun 1993-2007 ......... ........................................................
19. Nilai PDRB Sektor Pertanian Lampung Barat tahun 2001 - 2007
(dalam juta Rupiah) ............................................................
20. Persentase PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Lampung Barat Tahun
2001 - 2007 .......................................... ............................
21. Proporsi PDRB Pertanian Kabupaten Lampung Barat Terhadap PDRB
Pertanian Provinsi Lampung Tahun 1993 - 2007 .........................
22.

Proporsi PDRB subsektor Kehutanan Terhadap PDRB Kabupaten
Lampung Barat 1993 - 2007 ..................................................

23. PDRB Total dan Panjang Jalan Total Kabupaten Lampung Barat
Tahun 1993 - 2007 ..............................................................
24. Pengaruh Panjang Jalan Terhadap PDRB Total .............................
25. Panjang Jalan dan PDRB Pertanian Kabupaten Lampung Barat Tahun
1993 - 2007 ......................................................................
26. Pengaruh Panjang Jalan Total Terhadap PDRB Pertanian .................
27. Panjang Jalan dan PDRB Kehutanan Kabupaten Lampung Barat Tahun
1993 - 2007 ......................................................................
28. Pengaruh Panjang Jalan Terhadap PDRB Kehutanan ......................
29. PDRB Total dan Panjang jalan aspal, kerikil, tanah, Kabupaten
Lampung Barat Tahun 1993-2007 ............................................
30. Pengaruh Jenis Jalan Terhadap PDRB Total .................................
31. PDRB Pertanian dan Panjang jalan aspal, kerikil, tanah, Kabupaten
Lampung Barat Tahun 1993-2007
32. Pengaruh Jenis Jalan Terhadap PDRB Pertanian ...........................
33. PDRB Kehutanan dan Panjang jalan aspal, kerikil, tanah, Kabupaten
Lampung Barat Tahun 1993-2007 ............................................

34. Pengaruh Jenis Jalan Terhadap PDRB Kehutanan ..........................

68

35. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) Pembangunan Infiastruktur
Jalan di Kabupaten Lampung Barat .......................... ................

83

36. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Pembangunan Infrastruktur
Jalan di Kabupaten Lampung Barat ...... ....................................

84

37. Matriks SWOT dalam Perumusan Strategi Pembangunan Infrastruktur
Jalan di Kabupaten Lampung Barat ..........................................

92

38. Hasil Analisis QSPM Dalam Perumusan Strategi Pembangunan
Infrastmktur Jalan di Kabupaten Lampung Barat ..................... ......

93

39. Prioritas Strategi dan Perancangan Program Pembangunan
Infrastruktut Jalan ... ... ........................... ................ ..............

96

DAFTAR GAMBAR

1.

Kerangka Analisa Penyusunan Strategi ......................................

2.

Kerangka Pemikiran Kajian ...................................................

24

3.

Kerangka Fomulasi Strategi ...................................................

27

4.

Konhibusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Lampung
Barat, 1993 - 2007 ..............................................................

51

5.

Grand Strategi Pembangunan infrastruktur Jalan ...........................

86

..

15

DAFTAR LAMPIRAN

Analisis Regresi Antara Panjang Jalan Terhadap PDRB Total
Kabupaten Lampung
Analisis Regresi Antara Panjang Jalan Terhadap PDRB Pertanian
Kabupaten Lampung
Analisis Regresi Antara Panjang Jalan Terhadap PDRB Kehutanan
Kabupaten Lampung
Analisis Regresi Antara Panjang Jalan Aspal, Kerikil, Tanah Terhadap
PDRB Total Kabupaten Lampung Barat
Analisis Regresi Antara Panjang Jalan Aspal, Kerikil, Tanah Terhadap
PDRB Pertanian Kabupaten Lampung Barat
Analisis Regresi Antara Panjang Jalan Aspal, Kerikil, Tanah Terhadap
PDRB Kehutanan Kabupaten Lampung Barat
Hasil Evaluasi Faktor Intemal
Hasil Evaluasi Faktor Ekstemal
Hasil Rekapitulasi IFE dan EFE
Hasil Peringkat IFE dan EFE
Hasil Analisis Quantitative Strategic Planning Method (QSPM)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Lampung Barat yang didiikan berdasarkan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1991 memiliki luas wilayah 4.550,4 ~ m ' .Sebagian besar wilayah
Kabupaten Lampung Barat memiliki topograf~ yang berbukit-bukit dengan
ketinggian antar tempat bewariasi antara 150 meter dari permukaan laut (mdpl)
sampai dengan 900 mdpl. Sebagian besar penduduk bermatapencaharian sebagai
petani-nelayan, baik itu petani tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan
atau petani petemak dan petani yang mengandalkan pada pengelolaan hasil hutan
di sekitar tempat tinggalnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Barat
(2006), sektor pertanian (meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
petemakan, perikanan dan kehutanan) mempakan penyumbang terbesar Produk
Domestik Regional Bmto (PDRB), yaitu sebesar 60%.

Laju pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2006 sebesar 2,5%, lebih rendah
2,1% dibawah angka perturnbuhan yang dicapai pada tahun 2005 sebesar 4,6%.
Penyebab turunnya perturnbuhan ekonomi tahun 2006 adalah turunnya produksi
beberapa komoditas utama penyumbang nilai tambah bruto (NTB) terbesar yaitu
pada subsektor perkebunan (kopi turun hingga 40%), tanaman hortikuitura (kubis,
wortel, cabe, labu siam, dan beberapa komoditas laimya), petemakan (sapi, dan
kambing).
Dilihat dari

wilayah kabupaten yang cukup luas, kondisi topografi

wilayah yang berbukit-bukit, serta perekonomian kabupaten yang sebagian besar
masih ditopang oleh sektor pertanian maka salah satu infrastruktur yang akan
sangat menunjang pembangunan di Kabupaten Lampung Barat adalah tersedianya
infrastruktur jalan yang cukup dan memadai. Jalan merupakan infrastruktur yang
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam mendukung,
mendorong dan menunjang segenap aspek kehidupan. Jaringan jalan diperlukan
untuk menunjang kegiatan ekonomi, sosial, politik dan pertahanan keamanan.
Dibidang ekonomi, jalan

mempakan salah satu faktor dalam pertumbuhan

perekonomian masyarakat, menghubungkan produsen dan pasar. Pembangunan

jaringan jalan diperlukan untuk menembus isolasi daerah, menurunkan biaya
transportasi (kelancaran dan kenyamanan), dan membuka daerah-daerah industri
baru (kemudahan akses). Secara teoritis dengan adanya pembangunan jalan yang
membuka keterisolasian suatu wilayah, mendorong berkembangnya sektor
transportasi darat, baik berupa peningkatan lalu lintas kendaraan, barang maupun
orang yang tidak hanya berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat di wilayah bersangkutan, tetapi juga memberikan andil bagi
perekonomian wilayah (Rajudiior, 1999).
Pembangunan infrastruktur jalan bagi sektor pertanian memiliki peran
strategis yang dapat dijelaskan antara lain dengan gambaran bahwa kondisi
sebagian besar daerah sentra - sentra produksi pertanian umumnya berada di
daerah pedesaan diiana lokasinya relatif sulit dijangkau, sementara komoditas
pertanian umumnya perishable (mudah rusak) sehingga diperlukan akses jalan
dan lranportasi yang cepat, mudah dan murah untuk menjangkau lokasi
pemasaran (calon pembelilkonsumen). Menurut Antle (1983) dalam Sri Hartoyo
(1994), melalui hasil penelitiannya di negara berkembang dan kurang berkembang
menunjukkan bahwa

keberadaan

inhstruktur

berkembangnya aktivitas transportasi yang

jalan

telah

mendorong

memacu

pada

peningkatan

produktivitas agregat pertanian.
Dengan melihat laju pertumbuhan ekonorni pada tahun 2006 sebesar
2,5% dimana sektor pertanian menyumbang kontribusi terbesar pada PDRB

Kabupaten Lampung Barat (sebanyak 60% dari total PDRB) dan peran strategis
pembangunan infmtmktur jalan terhadap sektor pertanian, maka diperlukan
sebuah kajian, "Bagaimana strategi pembangunan inf?astn&ur

jalan dalam

pengembangan ekonomi di Kabupaten Lampung Barat ?"
1.2

Perurnusan Masalah
Wilayah Kabupaten Lampung Barat terletak pada wilayah strategis

dilalui jaringan jalan negara (Trans Sumatera) lintas barat, sehingga aksesibilitas
tmnsportasi di wilayah ini cukup padat. Di samping jalan negara tersebut yang
berperan sebagai jalan arteri primer di wilayah ini, terdapat juga jaringan jalan
provinsi dan jalan kabupaten yang menghubungkan antara wilayah kabupaten

dalam Provinsi Lampung maupun dalam wilayah Kabupaten Lampung Barat
sendiri. Namun demikian, keuntungan jaringan jalan yang strategis ini
keadaannya tidak memadai. Keadaan jalan di Kabupaten Lampung Barat
berdasarkan jenis permukaan dan kondisi jalan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Daftar panjang jalan menurut keadaan dan panjang jalan di Kabupaten
Lampung Barat Tahun 2007
No

KEADAAN

PANJANG JALAN
yo
Kilometer (km)

JENIS PERMUKAAN

I

1 Asoal
2 ~eiikil
3 Tanah

Jumlah I

387.79
155;90
632,83
1 176,52

KONDISI JALAN
Baik
255.58
Sedang
Rusak
Rusak Berat
782,82
Jumlah I1
1 176,52
Sumber : Dinas Pekejaan Umum Kabupaten Lampung Barat
I1
1
2
3
4

33
13
54
100

22
66
100

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa status jalan di Kabupaten
Lampung Barat masih didominasi oleh jalan tanah, yakni 54% dari total panjang
jalan kabupaten. Pada saat musim hujan, jalan tanah ini sulit dilalui oleh
kendaraan, terutama kendaraan roda empat. Akibatnya, arus barang dan jasa serta
mobilitas masyarakat yang melalui jalan tersebut menjadi sangat rendah. Hal ini
ditambah lagi dengan kondisi sebagian besar jalan rusak berat yaitu mencapai

66% dari total panjang jalan di Kabupaten Lampung Barat. Kondisi ini tidak
menguntungkan bagi perkembangan perekonomian di Kabupaten Lampung Barat
karena keberadaan infras&ddw jal& dengan kondisi yang baik di suatu wilayah
sangat dibutuhkan untuk mendukung perekonomian di wilayah tersebut.
Salah satu data yang memberikan informasi tentang kondisi perekonomian
suatu wilayah adalah data PDRB. Nilai PDRB yang tercipta pada suatu wilayah
mencerminkan tingkat perekonomian wilayah yang bersangkutan. Melalui data
PDRB dan angka-angka turunannya dapat diperoleh hasil data indiiator ekonomi

makro wilayah. Indikator makro ekonomi dimaksud antara lain pertumbuhan
ekonomi. Adanya peningkatan nilai PDRB menjadi salah satu indikator
peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Upaya Pemerintah Daerah
untuk meningkatkan nilai PDRB dapat dilakukan melalui investasi dana
pembangunan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Investasi
APBD di suatu daerah antara lain dialokasikan untuk pembangunan infiastruktur
jalan di daerah tersebut. Demikian halnya alokasi dana APBD untuk
pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Barat selama ini, diiarapkan dapat
memberikan peningkatan terhadap nilai PDRB Kabupaten Lampung Barat.
Sementara itu penyumbang PDRB terbesar pada PDRB total Kabupaten
Lampung Barat berasal dari sektor pertanian yang meliputi sub sektor tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, petemakan dan kehutanan.
Kemampuan sektor pertanian untuk menghasilkan produktivitas yang optimal di
samping dipengaruhi oleh campur tangan manusia, di sisi lain juga sangat
dipengaruhi oleh daya dukung dam dan kelestarian lingkungan. Kemsakan
lingkungan dapat menurunkan kemampuan dam untuk mendukung produktivitas
optimal sektor pertanian. Pembangunan jalan selain memberikan pengamh positif
pada pertumbuhan ekonomi juga dapat memberikan aspek negatif pada
sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya akibat
terbukanya akses mobilitas barang, jasa dan manusia. Berdasarkan pennasalahan
tersebut maka pertanyaan kajian yang pertama adalah "Bagaimana peran sektor
pertanian tehadap perekonomian Kabupaten Lampung Barat ?"
Proses pembangunan di daerah tennasuk pemban,pnan
jalan pada era otonomi

infrastmktur

saat ini menjadi salah satu bagian wewenang clan

tanggung jawab yang dilimpahkan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah
Daerah setempat. Kewenangan pembangunan dan pemeliharaan jaringan jalan di
Kabupatenkota sebagaimana telah diatur pembagiannya dalam Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan dijabarkan secara lebih rinci dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Salah satu
kewenangan Pemerintah Daerah dalam ha1 pembangunan infrastuktur jalan yang
diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 adalah tertuangnya
pembangunan jaringan jalan di KabupatenKota melalui Rencana Umum Jangka

Panjang Jaringan Jalan Kabupatenkota dalam Keputusan BupatiIWalikota.
Kewenangan Pemerintah Daerah dalam pembangunan dan pemeliharaan jaringan
jalan di Kabupatenkota termasuk dalam hal pembiayaan. Pembangunan dan
pemeliharaan jaringan jalan di Kabupatenkota menjadi salah satu pernasalahan
bagi Pemerintah Daerah setempat mengingat biaya investasi untuk infiilstruktur
jalan ini sangat besx sementara kemampuan keuangan di daerah umumnya
terbatas.
Sumber dana bagi pembiayaan pembangunan termasuk pemban,wan dan
pemeliharaan jaringan jalan di Kabupaten Lampung Barat dalam kurun waktu
tahun 1993 sampai dengan tahun 2007 berasal dari dana perimbangan (Dana
Alokasi Umum/DAU, Dana Alokasi KhususlDAK, dana dekonsentrasi, dan lain
lain pendapatan). Sementara dana pembangunan yang bersumber dari Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Barat belum ada, hal ini dikarenakan
PAD Kabupaten Lampung Barat masih relatif rendah, sekitar Rp 7 milyar pada
tahun 2007 (LPJ Bupati Lampung Barat, 2007). Proporsi Dana APBD
Pembangunan Jalan Terhadap APBD Total Tahun 1993 - 2007 dapat dilihat pada
Tabel 2.
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa alokasi dana bagi pembangunan jalan di
Kabupaten Lampung Bamt cenderung fluktuatif. Di tahun 2006 dan 2007 alokasi
dana pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Barat mengalami peningkatan
dalam jumlah yang cukup besar dibandiigkan pada tahun 2005 yaitu meningkat
sebesar sekitar Rp 20 milyar di tahun 2006 dan Rp 41 milyar pada tahun 2007.
Namun peningkatan alokasi dana ini beium cukup memadai untuk meningkatkan
kondisi jaringan jalan di Kabupaten Lampung Barat yang sebagian besar dalam
kondisi rusak berat yaitu sepanjang 775,82 km (Tabel 2). Pada jumlah rupiah
terjadi peningkatan APBD jalan tetapi secara proporsi APBD jalan terhadap
APBD total Kabupaten Lampung Barat cenderung mengalami p e n m a n .
Turumya proporsi APBD jalan menunjukkan masih kurangnya perhatian
pemerintah daerah dalam pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Bamt atau
pembangunan jalan belum menjadi prioritas pemerintah daerah. Berdasarkan
uraian di atas maka pertanyaan kajian yang kedua adalah "Bagaimana peran

infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Lampung
Barat?"
Tabel 2. Proporsi Dana APBD Pembangunan Jalan Terhadap APBD Total Tahun
1993 - 2007.

TAHUN

APBD JALAN

APBD TOTAL

PROPORSI APBD JALAN
TERHADAP APBD
TOTAL

r/.)

(dim juta)
(dlrn juta)
1993
5.101,235337
22.302,932393
22,87
1994
5.847,883769
37.317,880211
15,67
1995
9.735,454254
38.060,180211
25,58
1996
4.937,580300
30,127,822831
16,39
1997
8,636,357183
39.916,161017
21,64
1998
6.004,289014
47,020,047428
12,77
1999
3339,827809
73,077,584443
5,25
2000
3.077,928845
67.71 8,640136
435
16,084,532299
136,266,489756
1 1,80
200 1
2002
20.506,800702
167.653,040202
12,23
2003
22,424,545208
206,076,114656
1 0,88
2004
17.143,874101
189.169,150808
9,06
2005
25,396,275576
227.165,003 166
11,18
2006
45,083,174551
3 1 1,949,324678
14,45
2007
66.150,066190
5 17.906,424695
12,77
Surnber : Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Barat

Perencanaan pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung
Barat tidak dapat dilepaskan dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) baik
RTRW Nasional maupun RTRW Provinsi. Selain itu pembangunan infrastruktur
jalan juga hams mempertimbangkan kondisi topografi, geologi dan kelestariaan
lingkungan hidup serta potensi sumber daya alam di Kabupaten Lampung Barat.
Secara topografi Kabupaten Lampung Barat mempakan daerah yang
bervariasi mulai dari daerah data di sebelah barat hingga daerah bergunung di
sebelah timur dengan kemiringan lahan mulai dari relatif landai (0-5%) hingga

curam (> 40%). Kabupaten Lampung Barat secara geologi dilalui oleh sesar
Semangko yang merupakan salah satu sesar utarna di Pulau Sumatera. Adanya
patahan ini mengakibatkan seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat rawan

gempa dan tanah longsor (RPJM Kabupaten Lampung Barat, 2008). Kondisi ini
menjadikan investasi pemban,man

dan pemeliharaan infrastruktur jalan di

Kabupidten Lampung Barat menjadi sangat tinggi.
Pada

Tahun

2006

Pemerintah

Kabupaten

Lampung

Barat

mendeklamikan bahwa Kabupaten Lampung Barat diarahkan untuk menjadi
"kabupaten konservasi". Hal ini mengingat kondisi alam Kabupaten Lampung
Barat yang spesifik dimana sekitar 76,28% dari luas wilayahnya merupakan status
kawasan lindung, yaitu meliputi sebagian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan,
hutan lindung, dan hutan produksi terbatas (Dinas Kehutanan Kabupaten
Lampung Barat, 2007). Memperhatikan berbagai kondisi Kabupaten Lampung
Barat yang spesifik tersebut dan peimasalahan - pemasalahan di atas maka
pertanyaan kajian yang ketiga adalah "Bagaimana perumusan strategi dan
perancangan program pembangunan infrastruktur jalan dan peranannya terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Barat?".
1.3

Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan utama dari

kajian ini adalah merumuskan stmtegi pembangunan infrastruktur jalan dalam
pengembangan ekonomi di Kabupaten Lampung Barat. Untuk menjawab tujuan
utama tersebut maka tujuan spesifik dari kajian ini adalah :
1.

Mengidentifikasi peran sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten
Lampung Barat.

2.

Mengidentifikasi peran infrastruktur jalan terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lampung Barat.

3. Perumusan stmtegi dan perancangan program pembangunan infrastruktur
jalan di Kabupaten Lampung Barat.

1.4

Manfaat dan Kegunaan
Laporan kajian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

Pemerintah Kabupaten Lampung Barat dalam merumuskan strategi pembangunan
infrastrukhu jalan dan peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Lampung Barat. Selain itu laporan kajian ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak terkait lainnya (investor, Pemda-pemda di sekitar Kabupaten
Lampung Barat serta masyarakat luas) yang memiliki keterkaitan dengan
pembangunan infrastruktwjalan di Kabupaten Lampung Barat.

11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total
dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk dan disertai dengan pembahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pemban,aan
ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila tejadi
peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi
mempakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan

antara

keduanya

adalah

pertumbuhan

ekonomi

keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar
pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga
terdapat pembahan-pembahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada
berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, dan teknik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
eko~lomidiantaranya adalah sumber daya dam, sumber daya manusia, sumber
daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Faktor nonekonomi mencakup
kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, dan sistem yang
berkembang dan berlaku.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan dam seperti
kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat

mempengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, temtama dalam ha1
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan
dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari dam, menjadi sesuatu yang
memiliki nilai lebih tinggi (disebutjuga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan
nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar
merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hail produksi, sementara
kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada. Sementara
itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan
mengolah kekayaan. Sumber daya modal bempa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
2.2 Produk Domestik Regional Bmto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bmto (PDRB)

merupakan

salah satu

indikator ekonomi yang biasa digunakan untuk melihat sampai sejauh mana
perkembangan ekonomi suatu daerah. PDRB diartikan sebagai jumlah nilai
tambah bruto yang ditimbulkan dari keseluruhan sektor perekonomian yang ada
dalam suatu wilayadaerah dalam jangka waktu tertentu, atau mempakan nilai
barang dan jasa akhir yang digunakan oleh seluruh pelaku ekonomi domestik
untuk kegiatan konsmsi, investasi dan ekspor dalam satu tahun kalender. Data
dari PDRB akan menggambarkan dengan jeias komponen ekonomi yang
membentuk suatu wilayah yang terbagi dalam sembilan sektor baik dalam
peranannya maupun tingkat perkembangannya Melalui beberapa nilai indeks
yang diturunkan dari data PDRB dapat diketahui pula sampai sejauh mana
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, struktur ekonomi suatu wilayah, dan
pergeseran antat sektor usaha serta gambaran tingkat pendapatan per kapita
penduduknya.
Menurut System Of National Accounts (SNA) secara makro ekonomi
wilayah lapangan usaha terdiri dari tiga sektor utama yaitu sektor primer,

sekunder dan tersier. Lebih rinci ketiga sektor tersebut dibagi menjadi sembilan
sektor dalam perhitungan PDRB yaitu meliputi :

1. Pertanian yang terdiri dari : tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,
kehutanan, peternakan, dan penkanan;
2.

Pertarnbangan dan Penggalian;

3. Industri Pengolahan, meliputi sub sektor usaha: Industri migas (pengilangan
minyak bumi dan gas alam cair), Industn tanpa migas (makanan, minuman,
tembakau, tekstil, barang kulif alas kaki, barang kayu dan hasil hutan
lainnya, kertas, barang cetakan, pupuk, kimia, dan barang karet) yang
diilasifikasikan lagi menurut kapasitasnya menurut BPS yaitu: industri besar,
industri sedang, industri kecil dan kerajinan rumah tangga;
4.

Listrik, Gas dan Air Bersih;

6.

Perdagangan; hotel d m restoran meliputi: perdagangan besar dan eceran,
perhotelan, restoran dan rumah makan;

7. Transportasi dan Komunikasi, meliputi: pengangkutan dan komunikasi;

8.

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Permahaan meliputi perbankan, iembaga
keuangan bukan bank begadaim, pasar modal, bursa valuta asing, koperasi
simpan pinjam, dll), sewa bangunan, jasa perusahaan (jasa akuntan, jasa
pengolahan, jasa arsitek, jasa periklanan dan jasa persewaan mesin dan
peralatan);

9. Jasa-jasa meliputi: pemerintahan umum, swasta meliputi sub sektor jasa
sosial kemasyarakatan, hiburan dan rekreasi, dan perorangan serta rumah
tangga (BPS Kabupaten Lampung Barat, 2006).
2.3

Pertimbangan Ekonomi dalam Pembangunan dan Pemeliharaan
Infrastruktur Jalan
Infrastruktur jalan diperlukan untuk menunjang kegiatan ekonomi,

menghubungkan produsen dan pasar. Pembangunan jaringan jalan mutlak

diperlukan untuk menembus isolasi (memperluas pasar), menurunkan biaya
transportasi (kelancaran dan kenyarnanan), membuka daerah-daerah industri baru
(kemudahan akses).
Narnun pembangunan fasilitas infrastruktur jalan ini juga harus
memperhitungkan nilai ekonomis dalam arti, terlalu dini menaruh dana investasi
jaringan jalan akan menyedot dana pembangunan yang mungkin lebih produktif
ditanamkan di sektor lainnya. Sebaliknya keterlambatan penyediaan jaringan jalan
akan menghambat tumbuh kembangnya ekonomi dengan akibat luas seperti
terhambatnya penyediaan lapangan kerja, mahalnya biaya transportasi dan produk
pabrik, pertanian, pertambangan dan lain - lain.
Jalan tengah dari dilema ini adalah tingkat investasi yang cerdik yaitu
penyediaan jaringan jalan dengan konstruksi bertahap sesuai dengan kebutuhan
jangka pendek dan ditingkatkan tahap demi tahap mengarah ke umur rencana
yang lebih panjang.
Salah satu cara - cara pentahapan tersebut, dilihat dari segi perkerasan
jalan, dimensi geometri, konstruksi jembatan dan lain sebagainya (Depertemen
Pekejaan Umum, 2005).
2.4 Definisi dan Pengertian Infrastruktur Jalan

Jalan, yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan
bagi lalu - lintas yang berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan lanah
danlatau air, serta di atas permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan Ion dan
jalan kabel (Depertemen Pekerjaan Umum, 2005).
Pengertian - pengertian :
a.

Jalan m u m , adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas m u m .

b.

Jalan desa, adalah jalan m u m yang menghubungkan kawasan dan atau antar
permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.

c.

Jalan poros desa, adalah jalan m u m yang menghubungkan dua desa yang
berdekatan, dan melayani aktifitas di kedua desa tersebut.

d.

Penangananjalan,

* Pemeliharaan rutin, yaitu penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis
permukaan yang sifatnya untuk menjaga kualitas berkendaraan (riding
quality),tanpa meningkatkan kekuatan struktural,dan dilakukan sepanjang

tahun.
Pemeliharaan berkala, yaitu penanganan yang dilakukan pada waktu waktu tertentu (tidak tems-menerus sepanjang tahun), dan sifatnya
meningkatkan kemampuan struktural.

* Peningkatan Jalan, yaitu penanganan jalan guna memperbaiki pelayanan
jalan yang berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar dapat
dicapai tingkat pelayanan yang direncanakan.
Pembangunan

Jalan

Baru,

yaitu

pembangunan

jalan

untuk

mendapatkanlmewujudkan mas jalan baru (Depertemen Pekejaan Umum,
2005).
e.

Bagian - bagian Jalan

* RUMAJA (Ruang Manfaat Jalan), yaitu ruang sepanjang jalan yang
dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman yang ditetapkan oleh
Penyelenggara Jalan, diperuntukkan bagi Badan Jalan, Median, Bahu
Jalan, Trotoar, Saluran Tepi, Ambang Pengaman, Perlengkapan Jalan, dan
Bangunan Pelengkap laimya.
RUMIJA (Ruang Milik Jalan), yaitu ruang sepanjang jalan yang dibatasi
oleh lebar, dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh penyelenggaran jalan,
diperuntukkan bagi Daerah Manfaat Jalan, dan persiapan guna pelebaran
jalan.
RUWASJA (Ruang Pengawasan Jalan), yaitu ruang sepanjang jalan diluar
Rumija yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang ditetapkkan oleh
penyelenggara jalan, diperlukan bagi pandangan bebas pemakai jalan dan
pengamanan konstruksi jalan.
Badan Jalan, merupakan bagian jalan yang diperuntukkan bagi arus lalulintas kendaraan dengan atau tanpa jalur pemisah.
Bahu Jalan, me~pakanjalUI'yang berdampingan dengan Badan Jalan yang
berfmgsi untuk melindungi perkerasan jalan, menjaga kebebasan samping

pemakai jalan, sebagai jalur pejalan kaki dan sepeda, atau tempat
kendaraan berhenti sementara.
Saluran Tepi Jalan, adalah saluran disamping jalan yang diperuntukkan
menarnpung air dari badan jalan.

* Konstruksi Perkerasan Jalan, terdiri dari Tanah dasar, Lapis Pondasi
Bawah, lapis Pondasi atas, dan Lapis Permukaan (Departemen Pekejaan
Umurn, 2005).

2.5

Perencanaan Strategik
Perencanaan strategik diperlukan dalam suatu organisasi untuk

menentukan dan memuat : visi, misi dan strategi (arah kebijakan). Perencanaan
strategik di sektor publik memiliki perbedaan dibandingkan dengan perencanaan
strategik di sektor swasta (bisnis). Pertimbangan perencmaan strategik dalam
sektor publik mencakup antara lain : (1) Pemilihan stakeholder utama diantara
sekian banyak stakeholder sektor publik yang saling bertentangan, (2) analisis
lingkungan, (3) memilih isyu-isyu kunci, (4) menetapkan misi atau tujuan luas, (5)
membuat analisis eksternal (di luar stakeholder utama) dan internal (di dalam din

stakeholder utama), (6) mengembangkan tujuan, sasaran, dan strategi dalam
melihat setiap isyu, (7) mengembangkan rencana implementasi dalam
menjalankan tindakan strategis (Soesilo, 2002).
Penentuan rencana strategik berdasarkan konsep Fred R. David (Umar,
2005) dilakukan melalui tahapan-tahapan penentuan menggunakan beberapa
matriks sebagai berikut :

I

Tahap 1 :Tahap Masukan
(Input stage)

I

"

Tahap 2 : Tahap Penggabungan-Analisis
(Matching Stage)

Tahap 3 : Tahap Pengambilan Keputusan
(Decision Stage)
Gambar 1. Kerangka Analisis Penyusunan Strategi
Tahap 1 :Tahap Masukan

Pada tahap ini meliputi Analisis faktor-faktor eksternal dengan
menggunakan matriks EFE (Ekstemal Factor Evaluation) clan Analisis faktorfaktor intemal dengan menggunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation).
Analisis faktor ekstemal meliputi data : persoalan ekonomi, sosial budaya,
demografi, lingkungan, politik, hukum dan tekologi.
Analisis faktor intemal dapat digali berkaitan dengan informasi kekuatan
dan kelemahan dalam organisasi, meliputi aspek manajemen, kualitas dan
kuantitas SDM, sistem informasi.
Tahap 2 :Tahap Penggabungan

Setelah melakukan tahap masukan, tahapan selanjutnya adalah
melakukan tahapan penggabungan. Tahapan penggabungan ini dapat dilakukan
menggunakan model matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).
Matriks SWOT mempakan matching tool yang penting dan dapat
digunakan para pengambil keputusan dalam mengembangkan empat tipe sbategi
yaitu :
Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ST (Sfrength-Threat)
Strategi WT (Weakness-Threat)
Strategi S-0 menggunakan kekuatan internal organisasi untuk meraih
peluang-peluang yang ada di luar organisasi. Strategi W-0 bemijuan untuk
memperkecil kelemahan-kelemahan intemal o