Analisis pengaruh jumlahuang beredar (JUB) pembiayaan mudharabah (PM) dan kontribusi pertumbuhan zakat, infak dan sedekah (ZIS) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia 2007-2010

(1)

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), PEMBIAYAAN MUDHARABAH (PM) DAN KONTRIBUSI PERTUMBUHAN

ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA PERIODE 2007 – 2010

Oleh: MAWADDAH

107084000345

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Cu r r i cu lu m V i t a e

Personal Data

Nama

: MAWADDAH

Tempat Tanggal Lahir

: Tangerang, 27 April 1989

Umur

: 22 tahun

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat : Jl. Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory

03/005 Perigi Baru Pondok Aren, Tangerang

Selatan - Banten

Nomor Telpon

: 08567870736

Email

:

[email protected]

[email protected]


(7)

ii

Pendidikan Formal

Pendidikan

Nama Sekolah

Tahun

Sarjana Ekonomi

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2007 – 15 Desember

2011

Sekolah Menengah Atas

SMA Negeri 13 Tangerang

2004 - 2007

Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 3 Tangerang

2001 - 2004

Sekolah Dasar

SD Negeri V Perigi Baru

2000 - 2001

Sekolah Dasar

SD Negeri Kunciran 1

1995 - 2000

Pengalaman Organisasi

Organisasi

Amanat

Tahun

Dewan Pengawas Pusat

Ikatan Ahli Ekonomi

Islam (IAEI)

Departemen Pasar Modal

dan Investasi

Biro Institusional

Oktober 2011 - 2016

Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (LiSEnSi) UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Pengurus Majelis

Pertimbangan LiSEnSi

(MPL)

Februari 2011 - Sekarang

Ikatan Mahasiswa

Ekonomi Syariah (IMES)

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Pengurus

Maret 2010 - Sekarang

Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (LiSEnSi) UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Bendahara Umum

Februari 2010 – Februari

2011

Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (LiSEnSi) UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Bendahara Departemen

JarKomInfo

Juli 2009 – Februari 2010

Himpunan Mahasiswa

Kota Tangerang Selatan

Pengurus

Juli 2009 – Juli 2010

Redaksi Buletin Badan

Eksekutif Mahasiswa

Fakultas (BEMF)

Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah


(8)

iii

Jakarta

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Staff Divisi

Kemahasiswaan

2008 - 2009

Kelas XII IPA 4 SMAN

13 Tangerang

Bendahara

2006 - 2007

Kelas XI IPA 2 SMAN

13 Tangerang

Bendahara

2005 - 2006

Majelis Perwakilan Kelas

(MPK) SMAN 13

Tangerang

Sekretaris 1

2004 - 2006

Teater SMAN 13

Tangerang

Tim

2004 - 2006

Seminar dan Training

Institusi

Nama Kegiatan

Tahun

Korp Alumni Forum

Studi Ekonomi Islam

(KaFoSSEI), STEI

Tazkia, Forum Studi

Ekonomi Islam (FoSSEI),

Progres

Diskusi Bulanan

KaFoSSEI “Indonesian

Islamic Economic &

Finance Outlook”

2011

Masyarakat Ekonomi

Syariah (MES), BNI

Syariah

Seminar Bulanan

Ekonomi Syariah “

Kemilau Emas dan

Keberlangsungan Bisnis

Perbankan Syariah di

Indonesia”

2011

Ikatan Mahasiswa

Ekonomi Syariah (IMES)

dan Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar “ Sharia Banking

Management “

2011


(9)

iv

dalam Perspektif Holistik

Ikatan Mahasiswa

Ekonomi Syariah (IMES)

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Visit to Museum Bank

Indonesia dan Museum

Bank Mandiri

2010

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Magang

2010

Ikatan Mahasiswa

Ekonomi Syariah (IMES)

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar “ Peluang

Berkarir di Dunia Syariah

2010

Ikatan Mahasiswa

Ekonomi Syariah (IMES)

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta bekerja sama PT.

Valbury Asia Securities

Visit to Company

2010

Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas

(BEMF) Syariah dan

Hukum, Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas

(BEMF) Ekonomi dan

Bisnis, BMT Al-Fath dan

DEKOPIN

Seminar “ Optimalisasi

BMT dalam Menguatkan

Sektor UMKM “

2010

LIPI, Masyarakat

Ekonomi Syariah (MES),

Ikatan Ahli Ekonomi

Islam (IAEI)

6

th

Sharia Economics

Research Day “

Pemasaran Kontemporer

Produk Halal dan

Keuangan Syariah di

Indonesia “

2010

Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas

(BEMF) Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,

ACA Asuransi dan CAR

Life Insurance

Seminar Nasional “ Peran

Asuransi dalam Era

Globalisasi “

2010

Forum Silaturahim Studi

Ekonomi Islam (FoSSEI),

Universal Islamic

Temu Ilmiah Nasional

FoSSEI IX “ Revitalisasi

Entrepreneurship Ummat


(10)

v

Economics, IAIN

Sumatera Utara

untuk Indonesia Sejahtera

PT. Shell Indonesia

Shell LiveWIRE Bright

Ideas Workshop

2010

Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas

(BEMF) Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Bedah Buku “ Perawan “

dan Seminar Nasional “

Sastra sebagai Media

Penghapusan Kekerasan

terhadap Perempuan “

2009

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Debat “ Perbandingan

Sistem Perbankan

Konvensional vs

Perbankan Syariah “

2009

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar Internasional “

Religion in The

Contemporary World “

2009

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar “ Peran Ekonomi

Islam dalam Menghadapi

Krisis Global “

2008

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Studi Banding

2008

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar “ Dampak

Kenaikkan BBM dari

Sudut Pandang APBN “

2008

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar “ Inflasi dan

Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia “


(11)

vi

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar “ Kuliah

Lancar… Kerja Sukses “

2008

Badan Eksekutif

Mahasiswa Jurusan

(BEMJ) Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Seminar “ Stabilitas

Perekonomian Indonesia

Era SBY – JK “

2008

Prestasi

Prestasi

Institusi

Tahun

Beasiswa DIPA UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Kementrian Departemen

Agama

2010 – 2011

Beasiswa Provinsi Banten

Pemerintah Provinsi

Banten

2010

Juara 3 Olimpiade

Ekonomi Syariah

Forum Silaturahim Studi

Ekonomi Islam (FoSSEI),

Universal Islamic

Economics, IAIN

Sumatera Utara

2010

Beasiswa DIPA UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Kementrian Departemen

Agama


(12)

vii

Beasiswa BKM

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2008

Siswa SMA Negeri 13

Tangerang masuk

Universitas Negeri

Melalui Jalur Penelusuran

Minat dan Bakat

(PMDK)

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2007

Pengalaman Kerja

Institusi

Posisi

Tahun

Direktorat Perbankan

Syariah Bank Indonesia

(DPbS BI), Masyarakat

Ekonomi Syariah (MES),

Ikatan Ahli Ekonomi

Islam (IAEI), Forum

Silaturahim Studi

Ekonomi Islam

(FoSSEI), Universitas

Padjajaran

Forum Riset Perbankan

Syariah Bank Indonesia

sebagai Komite

Akademik

September-Desember

2011

Direktorat Perbankan

Syariah Bank Indonesia

(DPbS BI), Masyarakat

Ekonomi Syariah (MES),

Forum Riset Perbankan

Syariah Bank Indonesia

sebagai Komite

Akademik


(13)

viii

Ikatan Ahli Ekonomi

Islam (IAEI), Forum

Silaturahim Studi

Ekonomi Islam

(FoSSEI), IAIN

Sumatera Utara

Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (LiSEnSi) UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Pengajar Kuliah

Informal

April 2011 - Sekarang

Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (LiSEnSi) UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta

Mentor Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

2010 – Februari 2011

Magang Koperasi

Karyawan Al-Azhar

Serpong

Karyawan

2010

Lingkar Studi Ekonomi

Syariah (LiSEnSi) UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan SMK

Negeri 20 Jakarta

Asisten Mentor Ekonomi

Syariah

2010 – Februari 2011

Multi Level Marketing

Oriflame

Manager

Agustus 2008 –


(14)

ix

Abstract

This study aims to analyze the influence of the Money Supply (JUB), Mudharaba

Financing (PM) and acceptance Growth of Zakah, infak and Alms (ZIS) on

Economic Growth in Indonesia. The analysis was using monthly time series data

which published by Bank Indonesia, Central Bureau of Statistics and Zakah Forum

period 2007 to 2010. The method which is used in this study applies dynamic Engle

and Granger Error Correction Model (ECM).

The analysis showed that a variable money supply and mudharaba financing had

no influence on economic growth, in the short term. But acceptance zakah, infak and

alm had no contribution on economic growth, in the short term . For the longer term,

the money supply and mudharaba financing have a influence whereas acceptance of

Zakah, infak and alms have contribution on economic growth.

Keywords: Gross domestic product (GDP), Money supply (JUB), mudharaba

financing (PM), Zakah, infak and alms (ZIS), Error Correction Model

(ECM)


(15)

x

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Jumlah Uang Beredar

(JUB), Mudharabah Pembiayaan (PM) dan kontribusi pertumbuhan Zakat, infak dan

Sedekah (ZIS) pada Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Analisis ini menggunakan

data time series bulanan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik

dan Forum Zakat periode 2007-2010. Metode yang digunakan dalam studi ini

menerapkan model dinamis Engle dan Granger Error Correction Model (ECM).

Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam jangka pendek variabel jumlah uang

beredar dan pembiayaan mudharabah berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, dan

penerimaan zakat, infak dan sedekah tidak memiliki kontribusi kepada pertumbuhan

ekonomi. Untuk jangka panjang, jumlah uang beredar dan pembiayaan mudharabah

memiliki dampak sedangkan penerimaan Zakat, infak dan sedekah memiliki

kontribusi

terhadap

pertumbuhan

ekonomi.

Keywords: Produk domestik bruto (PDB), uang beredar (JUB), pembiayaan

mudharabah (PM), zakat, infak dan sedekah (ZIS), Model Koreksi

Kesalahan (ECM)


(16)

xi

Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang

telah menurunkan Islam sebagai tuntunan kehidupan yang membawa kepada

kesejahteraan, keadilan, keberkahan, dan kesempurnaan. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Salallahu A’laihi Wassalam,

pembawa risalah, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat manusia,

serta para sahabat, keluarga dan orang-orang sholeh yang Allah ridhoi.

Penelitian ini yang berjudul

“Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB),

Pembiayaan Mudharabah (PM) dan Kontribusi Pertumbuhan Zakat, Infak dan

Sedekah (ZIS) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 2007 – 2010 ”

dengan

tujuan untuk memenuhi

salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu

Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam

Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Alhamdulillah, dengan pertolongan dan rahmat

Allah Subhanahu

Wata’ala, skripsi ini telah selesai, walaupun penulis menyadari

masih banyak

kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Namun didalam lubuk hati

yang paling

dalam semoga skripsi ini sedikit banyaknya mudah-mudahan dapat

bermanfaat

bagi banyak orang.


(17)

xii

Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini:

1.

Teruntuk kedua Orang Tua dan keluargaku tercinta. Yayah, Mamah, A’ Ika, A’

Adi, A’ Zulfa, Nana dan Alvi yang tidak pernah bosan memberikan kasih sayang,

cinta, doa, nasihat dan supportnya untuk Dadah selama ini. Untuk kedua

keponakan tante: Wildan dan Khumairah senyum kalian semangat buat tante.

Syukron katsiron yang tak terhingga dari lubuk hati ini.

2.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS beserta

jajarannya yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat serta sekaligus sebagai

penguji ketika ujian komprehensif.

3.

Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Bapak Dr. Lukman, M.Si,

yang telah memberikan ilmunya serta motivasi.

4.

Bapak Dr.Ir.H.Roikhan Mochamad Aziz, MM, selaku Dosen Pembimbing 1 yang

dengan sabar membimbing penulis dan juga sebagai penggagas Sinlammim dan

319913616, serta pengampu Pasar Modal Syariah, Ekonomi Makro Syariah dan

Moneter Syariah. Terima kasih banyak ya Pak, semoga Allah membalas segala

kebaikan Bapak baik di dunia maupun di akhirat kelak. AMIN..

5.

Ibu Utami Baroroh, M.Si, selaku dosen Pembimbing 2 serta Sekretaris Jurusan

yang telah memberikan ilmunya, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing

penulis hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan Ibu

di dunia maupun di akhirat kelak. AMIN..


(18)

xiii

6.

Untuk Teman/Sahabat/Abang/ Kak Syamsuddin. Syukron Katsiron atas

bimbingan, Ilmu dan nasihat akademik selama ini.

7.

Seluruh dosen dan Staf jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan yang telah

sabar dan membantu selama perjalanan di kampus, mudah-mudahan segala

kebaikan Bapak/Ibu dibalas oleh Allah swt. AMIN…

8.

Teruntuk sahabat-sahabat seperjuangan saya wabil khusus Widhi Wicaksono,

akhirnya kita lulus wid… dengan perjuangan dan pengalaman yang luar biasa…

Mudah-mudahan bisa membuat kita semakin dewasa, berdiri tegak dan bersyukur

sama Allah, benar apa kata orang “Semua akan indah kalau waktunya sudah

tiba….” MANTAP. Untuk Tyo Adiyanto, Finsa Ramadhan, Nur Hikmah

Maulidina, Karmila Fitriningtyas,Endang Nurjaya terima kasih banyak ya atas

doa, dukungan dan nasihatnya selama ini yang luar biasa. Untuk Noor Azizah…

gak percuma ya tiga hari full sampai-sampai ditilang polisi waktu ke Salemba,

akhirnya kita bisa lulus Nur Azizah,S.ESy dan Mawaddah SE. Untuk Dyta

Herdiana, Rosa Pasaribu, Elva Ayu Mutia, Ade Raselawati.. Akhirnya kita

berlima bisa menyelesaikan sesuai dengan target kita, makasi kawan.. Slamet

Widodo dan Rif’al Reza, makasie ya sudah memberikan ilmunya ke mawaddah.

Dan Putri Kusumawardani yang selalu memberikan nasihat dan doanya selama

ini.

9.

Terima kasih banyak untuk teman-teman seperjuangan di Ikatan Mahasiswa

Ekonomi

Islam

(IMES)

2007

atas

kekeluargaan,

pengalaman

dan

persahabatannya selama ini, sungguh luar biasa.


(19)

xiv

10.

Untuk seluruh teman-teman seperjuangan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

(IESP) angkatan 2007, terima kasih banyak atas pertemanan dan pengalamannya

selama ini. Ratna, Muhammad Ahmad, Mario, Pranowo, Mahmudah,

Mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan keberkahan ilmu dan gelar SE yang

berkualitas. AMIN

11.

Untuk Kakak-kakakku di G-Syah, Ka Yunita, Ka Wastriati, Ka Lia, Ka Laras, Ka

Dafi terima kasih banyak atas bantuan dan doanya selama ini.

12.

Terima kasih untuk Pak Achmad Tjahya dosen sekaligus penasehat spiritual dan

penasehat hidup selama ini. Syukron atas support, doa dan nasihat yang

menyejukkan hati pak. Untuk Pak Nurul Huda (IAEI), Pak Gustian Djuanda, Pak

Ali Sakti (DPbS BI), Pak Irfan Syauqi Beik (BAZNAS), Pak Rifki Ismal (DPbS

BI), Pak Agustianto Mingka (IAEI), Pak Zuhairan Yunmi Yunan, Pak Yoghi

Citra Pratama, Pak Suhenda Wiranata, terima kasih banyak atas diskusi dan

ilmunya untuk skripsi dan ekonomi syariah selama ini. Mudah-mudahan

keberkahan Allah selalu menaungi kita semua. Amin.

13.

Teman-teman seperjuangan di Lingkar Studi Ekonomi Syariah (LiSEnSi) UIN

Jakarta. LiSEnSi 2006: Kak Riza, Kak Arie, Kak Giska, Kak Ashbah, Kak

Berlian dan Kak Murni (Almarhumah). Terima kasih kakak-kakakku tersayang

atas doa, support dan semangatnya selama ini. Wabil khusus Kak Murni

tersayang, yang sudah membina, berbagi pengalaman dan memperkenalkan

LiSEnSi yang luar biasa ke Mawaddah. LiSEnSi 2007: Fitoyo Pambudi, Amalia

Nasuha, Noor Azizah, Bimo Ali Guntoro, Khaikal Mulki dan teman-teman


(20)

xv

seperjuangan yang lain yang tidak tersebutkan satu persatu, mudah-mudahan

tidak mengurangi rasa terima kasih Mawaddah kekalian. Banyak pengalaman

besar yang kita lalui bersama. LiSEnSi 2008: Yaman Hizas, Wulan Asnuri, Tya

Riyandini, Ida Bagus, Pupah Maspupah, Putri Rizki Amalia, Arif dan

teman-teman pengurus lainnya. Sungguh pengalaman besar Ekonomi Syariah banyak

kita lalui bersama, mudah-mudahan kita bisa senantiasa istiqomah untuk terus

berdakwah, tetap bersemangat memperjuangkannya dan siap-siap untuk mengukir

sejarah kehidupan yang manis untuk diceritakan kegenerasi penerus kita. SALAM

EKONOM RABBANI…!!!

14.

Untuk tim Masyarakat Ekonomi Syariah (MES): Bang Achmad Iqbal (Direktur

Eksekutif MES), Kak Giska, Kak Dedi, Fikri, Dea. Ikatan Ahli Ekonomi Syariah

(IAEI): Kak Ronie (Direktur Eksekutif IAEI), Kak Ivo. Iqtishod: Mas Joko, Kak

Amalia Husna. The Maestro: Kak Rifky, Kak Leila, Kak Yunita. Tim ST 29: Kak

Riza, Dedi, Putut. Syukron Katsiron atas doa, support, nasihat dan diskusinya

setiap makan siang berkenaan penelitian ilmiah, banyak ilmu yang bisa

Mawaddah ambil dari sana.

15.

Terima Kasih Banyak untuk Keluarga Besar Pondok Pesantren Amanah

Al-Gontory yang telah memberikan supportnya selama ini.

Jakarta, 15 Desember 2011

Penulis


(21)

xvi

DAFTAR ISI

CURICULUM VITAE ... …… i

ABSTACT ... .…… ix

ABSTRAK ... …… x

KATA PENGANTAR ... …… xi

DAFTAR ISI ... ...… xvi

DAFTAR TABEL ... …... xxii

DAFTAR GAMBAR . ... …. xxiii

DAFTARLAMPIRAN ... ... . .... xxiv

BAB I PENDAHULUAN ……….. ……. 1

A. Latar Belakang ………..… 1

B. Rumusan Masalah ………... 8

C. Tujuan Penelitiam ... ….….. 8

D. Manfaat Penelitian ………. ... ….…. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 11

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi ………..………. 11

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ………. 11

2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Ekonomi Islam ……...……….… 13


(22)

xvii

1. Definisi Jumlah Uang Beredar (JUB) ... …….. 15

2. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money) ... …….. 17

3. Jumlah Uang Beredar Menurut Ekonomi Islam ... …...… 20

C. Teori Perbankan Syariah ... ……... 23

1. Definisi Perbankan Syariah ... …….. 23

2. Prinsip dan Tujuan Sistem Bank Islam ... ……... 24

3. Pembiayaan ... .……. 26

a. Definisi Pembiayaan ... ….…. 26

b. Jeni-Jenis Pembiayaan ... ….…. 27

c. Fungsi Pembiayaan ... ….…. 29

D. Teori Pembiayaan Mudharabah ... ….…. 30

1. Definisi Mudharabah ... ….…. 30

2. Dasar Hukum ... .…….. 30

3. Rukun Pembiayaan Mudharabah ... ..……. 31

4. Manfaat Mudharabah ... .….…. 32

5. Bentuk-Bentuk Mudharabah ... ..……. 33

6. Nisbah Keuntungan ... .….…. 35

E. Teori Zakat, Infak dan Sedekah ... .….…. 37

1. Teori Zakat ……….….… 39


(23)

xviii

a.Definisi Zakat ……….….……….…... 40

b. Dasar Hukum ……… ………... .41

c. Syarat Wajib Zakat ……….………...… 42

d. Delapan Kelompok yang Berhak Menerima Zakat ……….…………..… 44

e. Hikmah dan Manfaat Zakat ……….……..…... 45

2. Teori Infak ……….………...… 46

a. Definisi Infak ………...…. 46

b. Dasar Hukum ………... 46

3. Teori Sedekah ………... 47

a. Definisi Sedekah ……….. 47

b. Dasar Hukum ………...… 47

4. Implikasi ZIS terhadap Perkembangan Mikroekonomi dan Makroekonomi ……... 48

a. Implikasi Mikro ZIS ... ….….. 48

1) ZIS dan Konsumsi Agregat ... ……... 48

2) ZIS dan Tabungan Nasional ... ….….. 49

3) Zakat dan Produksi Agregat ... ….…. 49

4) ZIS dan Investasi ... .……. 50

b. Implikasi Makro ZIS ... .……. 51

1) ZIS dan Efisiensi Alokatif ... .……. 51


(24)

xix

2) ZIS, Kebijakan Fiskal dan Stabilisasi Makroekonomi ... ……... 52

3) ZIS dan Penciptaan Lapangan Kerja ... ….….. 53

4) ZIS dan Pengentasan Kemiskinan ... ….….. 54

5) ZIS dan Distribusi Pendapatan ... ……... 55

6) ZIS dan Pertumbuhan Ekonomi ... ……... 56

F. Penelitian Terdahulu ……….……. 58

G. Kerangka Berfikir ……….… 71

H. Hipotesis ………...……… 72

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….……...……….…. 73

A. Ruang Lingkup Penelitian ……….... 73

B. Teknik Penentuan Sampel ... ... 73

C. Metode Pengumpulan Data ……… 74

D. Metode Analisis Data ……….. 74

1. Uji Normalitas ………. 75

2. Uji Linieritas ……….. 76

3. Uji Stasioneritas ……….... 77

a. Unit Root Test ……….………... 77

b. Uji Derajat Integrasi ………. 78

4. Uji Kointegrasi ………..……….. 79


(25)

xx

5. Uji Asumsi Klasik ………... 80

a. Uji Multikolinieritas ……….… 81

b. Uji Heteroskedastisitas ………... 81

b. Uji Autokolerasi ………. 83

6. Uji Error Corection Model (ECM) ……….. 83

E. Operasional Variabel Penelitian ……….. 85

1. Variabel Bebas ……… 86

2. Variabel Terikat ……….. 86

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ………. 88

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………... 88

1. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)……….... 88

2. Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB) ………...… 93

3. Perkembangan Pembiayaan Mudharabah (PM) ………...…………...…... 95

4. Perkembangan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) ……….. 98

B. Hasil Analisa dan Pembahasan …….………... 101

1. Uji Normalitas ……….. …... 102

2. Uji Linieritas ……… 103

3. Uji Stasioneritas ……….. 104

a. Unit Root Test ………..…… 104


(26)

xxi

b. Uji Derajat Integrasi ………. 105

4. Uji Kointegrasi ……….. 107

5. Uji Asumsi Klasik ………. 108

a. Multikolinieritas ………...….. 108

b. Heteroskedastisitas ………. 109

c. Autokorelasi ……….. 110

6. Uji ECM ………... 111

C. Interpretasi Analisis Teknik ……….. 115

1. Konstanta ... …… 115

2. Jumlah Uang Beredar (JUB) dan Produk Domestik Bruto (PDB)………. 115

3. Pembiayaan Mudharabah (PM) dan Produk Domestik Bruto (PDB)…… 117

4. Penerimaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dan Produk Domestik Bruto

(PDB) ………...…118

D. Interpretasi Analisis Ekonomi ………..…. 120

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ……….…. 127

A. Kesimpulan ……… 127

B. Implikasi dan Saran ………... 128

DAFTAR PUSTAKA ………... 131

LAMPIRAN ………. 136


(27)

xxii

DAFTAR TABEL

No

Keterangan

Halaman

1.1 Produk Domestik Bruto Periode 2007 - 2010

1

1.2 Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), Jumlah

Uang Beredar (JUB), Pembiayaan Mudharabah (PM)

dan Penerimaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Periode

2007 - 2010

7

2.1 Penelitian Terdahulu

67

4.1 Lembaga Amil Zakat dan Badan Amil Zakat di FOZ 101

4.2 Uji Normalitas

102

4.3 Ramsey RESET Test

103

4.4 Ramsey RESET Test Transformasi

104

4.5 Hasil Estimasi Phillip Perron Pada Level Intercept

105

4.6 Hasil Estimasi Akar Unit Pada Derajat Integrasi

pertama-Intercept

106

4.7 Hasil Estimasi Akar Unit Pada Derajat Integrasi

Pertama-Trend and Linier 106

4.8 Nilai Regresi Uji Kointegrasi

107

4.9 Hasil Uji Correlation Matrix

109

4.10 Hasil Uji White Heteroskedasticity

110

4.11 Hasil Regresi Langrange Multiplier-Test

110

4.12 Hasil Regresi Penyembuhan First Difference

111

4.13 Hasil Uji ECM

113

4.14 Hasil Perhitungan Koefisien ECM

114


(28)

xxiii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan

Halaman

2.1 Hubungan antara Supply dan Demand terhadap Uang

18

dengan Tingkat Harga

2.2 Pergeseran Equilibrium Harga akibat Peningkatan

18

Jumlah Uang Beredar

2.3 Skema Pembiayaan Mudharabah

30

2.4 Bentuk-Bentuk Mudaharabah di Bank Syariah

35

2.5 Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)

38

2.6 Kerangka Berfikir

71

4.1 Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB)

89

4.2 Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB)

94

4.3 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah (PM)

95

4.4 Perkembangan Penerimaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)100


(29)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

Halaman

1

Data Penelitian

136

2

Uji Normalitas

138

3

Uji Linieritas

139

4

Uji Stasioneritas

141

5

Uji Kointegrasi

153

6

Uji Asumsi Klasik

154

7

Uji Error Correction Term

157

8. Hasil Perhitungan Koefisien ECM

158


(30)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang disebabkan oleh barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi keinginan dan tujuan bagi setiap negara maupun daerah. Ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kenaikkan dalam kurun waktu tertentu maka perekonomian suatu negara tersebut dapat dikatakan mengalami peningkatan atau bernilai positif.

Pertumbuhan ekonomi nasional yang dihitung melalui PDB (Produk Domestik Bruto) dapat dijadikan indikator atas laju perekonomian nasional, dalam hal ini permintaan dan penawaran agregat, konsumsi dan tabungan, dan tingkat investasi. Selama kurun waktu empat tahun terakhir (periode 2007 sampai dengan 2010) terlihat perubahan yang signifikan. Berikut adalah perkembangan PDB di Indonesia sejak tahun 2007 sampai dengan 2010:

Tabel 1.1

Produk Domestik Bruto tahun 2007 – 2010

Tahun 2007 2008 2009 2010

Jumlah (Milyar Rupiah)

1.964.328 2.082.456,1 2.177.741.7 2.310.689,8 Sumber: Biro Pusat Statistik 2011


(31)

2 Pertumbuhan ekonomi sangatlah dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menyeimbangkan kondisi perekonomian suatu negara. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat berupa kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal. Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang digunakan untuk mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai yang diinginkan oleh pemerintah melalui pengaturan jumlah uang beredar (JUB) dalam perekonomian. JUB dalam perekonomian berpengaruh terhadap tingkat inflasi di suatu negara, dan tingkat inflasi inilah berimplikasi pula pada kondisi perekonomian suatu negara. Kebijakan moneter melalui JUB ini dapat dilakukan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) yang bekerja sama dengan Bank-Bank Umum yang ada.

Bank merupakan lembaga yang mempunyai peran dalam kebijakan moneter. Seperti yang diketahui, perbankan dalam suatu negara ibarat seperti jantung pada manusia. Ketika jantung itu berdetak dengan sehat dan dapat mengalirkan darah keseluruh tubuh dengan lancar maka sehatlah manusia tersebut, begitupun dengan perbankan. Ketika Bank dalam menyalurkan dananya berbentuk pembiayaan dengan lancar kepada nasabah-nasabah yang mengajukan pinjaman atau pembiayaan, maka siklus perputaran uang tersebut dapat menghasilkan laba yang besar untuk dunia perbankan.

Di Indonesia, pengembangan sistem perbankan menggunakan sistem

dual banking dimana Arsitektur Perbankan Indonesia (API) menghadirkan


(32)

3 bersama-sama yaitu sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan sektor-sektor perekonomian nasional (Bank Indonesia, akses 9 Oktober 2011).

Terlebih lagi di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di bank-bank syariah. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta


(33)

4 menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan.

Dalam perbankan syariah terdapat 3 jenis pembiayaan, yaitu Jual Beli

(al-Ba’i), Sewa menyewa (Ijarah) dan kerjasama (syirkah). Pembiayaan yang

banyak peminatnya adalah dari pembiayaan Jual Beli dengan akad murabahah dan pembiayaan kerjasama dengan akad mudharabah. Pembiayaan

mudharabah merupakan pembiayaan yang mempunyai dampak yang cukup

panjang yang masih diawasi oleh pihak Bank Syariah, dikarenakan pada pembiayaan ini dimana Bank bertindak sebagai shahibul maal dan nasabah


(34)

5 bertindak sebagai mudharib. Dalam kerjasama pada kurun waktu tertentu, Bank Syariah melakukan pengawasan dalam berjalannya kerjasama ini agar tetap sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Tercatat pembiayaan mudharabah (PM) di Bank Syariah tiap tahunnya mengalami peningkatan.

Kebijakan kedua yang dapat diambil oleh Pemerintah selain kebijakan moneter adalah kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kabijakan fiskal masa sekarang ini berkaitan dengan pajak. Pajak merupakan pemasukan negara yang memiliki kontribusi besar dalam hal pembangunan negara yang digunakan untuk melengkapi fasilitas-fasilitas umum suatu negara, seperti pembangunan gedung, pembangunan jalan raya dan pengadaan barang-barang publik lainnya. Dalam agama Islam juga memiliki kebijakan fiskal yang sudah diterapkan sejak zaman Nabi Muhammad.

Kebijakan fiskal pada masa Rasulullah, pajak paling sering dipungut dari berbagai jenis asset tertentu, tetapi Islam tidak membatasi pungutan pajak pada asset tertentu tetapi juga dipungut dari asset-aset lain yang produktif. Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) merupakan pendapatan yang utama bagi negara pada masa Rasulullah hidup. Pendapatan dari ZIS berbeda dengan pajak dan tidak diperlakukan seperti pajak. Zakat merupakan kewajiban


(35)

6 agama Islam yang tercantum dalam rukun Islam, infak dan sedekah merupakan gambaran ketaatan seorang hamba kepada Allah Swt.

Zakat, infak dan sedekah (ZIS) merupakan unsur dari religiusitas fundamental dalam Islam yang merupakan imperatif dari rukun Islam. Sebagai negara yang memiliki mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia sejatinya memiliki potensi besar untuk pengumpulan dan pengelolaan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Perkembangan pengelolaan ZIS di Indonesia semakin menunjukkan peningkatan yang berarti, baik dari segi penghimpunan, pengelolaan, pendayagunaan maupun pertanggungjawaban. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa. Sekitar 85,1% penduduk Indonesia adalah pemeluk Agama Islam (Wikipedia, 2011).

Secara formal keberadaan zakat diatur dalam UU No. 38/1999 tentang pengelolaan zakat. Lembaga zakat baik Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki peran dan kontribusi yang sangat signifikan di dalam penanganan daerah-daerah. Kondisi ini seharusnya semakin menyadarkan para pengambil kebijakan negeri ini untuk senantiasa berupaya menjadikan ZIS sebagai agenda nasional.

Potensi zakat menurut riset BAZNAS dan FEM IPB tahun 2011 (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB) menunjukkan bahwa potensi zakat nasional mencapai angka 3,4 persen dari total Produk Domestik Bruto. Dengan prosentase ini, maka potensi zakat di negara kita setiap tahunnya tidak


(36)

7 kurang dari 217 trilyun rupiah. Tercatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), Jumlah Uang Beredar (JUB), Pembiayaan Mudharabah dan ZIS selama kurun waktu 2007 sampai dengan 2010 yang semakin meningkat ditiap tahunnya:

Tabel 1.2

Pertumbuhan PDB, JUB, PM dan ZIS Periode 2007 – 2010

Tahun PDB

(Milyar)

JUB (Milyar)

PM (Milyar)

ZIS (Milyar)

2007 1.964.328 17.538.124 57.080 1.495

2008 2.082.456,1 20.457.862 57.277 6.048 2009 2.177.741,7 23.689.943 110.005 11.400 2010 2.310.689,8 26.587.357 134.266 30.645

Sumber: Biro Pusat Statistik, Bank Indonesia, Forum Zakat (2011)

Berdasarkan data pada tabel 1.2 yang menggambarkan pertumbuhan dari PDB, JUB, PM dan ZIS cenderung mengalami peningkatan signifikan disetiap tahunnya. Setiap peningkatan pada instrumen ekonomi baik yang bersifat kecil maupun menengah akan memberikan dampak terhadap perekonomian negara. Peningkatan yang dialami oleh JUB, PM dan ZIS, baik secara langsung maupun tidak juga memberikan dampak terhadap perekonomian di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan mungkin saja bersifat positif ataupun cenderung negatif, dengan segala program-program yang dibuat oleh Pemerintah pada masing-masing variabel tersebut.


(37)

8 Berdasarkan pemaparan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti pengaruh JUB, PM dan ZIS kepada PDB dengan mengambil judul “ Analisis Pengaruh Jumlah Uang Beredar (JUB), Pembiayaan Mudharabah (PM) dan Kontribusi Pertumbuhan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2007-2010 “.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, adapun permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia masa periode 2007-2010?

2. Apakah ada pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Pembiayaan

Mudharabah (PM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia masa

periode 2007-2010?

3. Apakah ada kontribusi jangka pendek dan jangka panjang pertumbuhan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia masa periode 2007-2010?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tuujuan dari penelitian ini yaitu:


(38)

9 1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia masa periode 2007-2010.

2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Pembiayaan Mudharabah (PM) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia masa periode 2007-2010.

3. Untuk menganalisis apakah ada kontribusi pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Pertumbuhan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia masa periode 2007-2010.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah

a. Sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dalam hal ini berkenaan JUB, Perbankan dan ZIS yang berkaitan.

b. Sebagai upaya perbaikan kondisi perekonomian Indonesia.

c. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah agar mendukung secara penuh keberadaan ZIS di Indonesia.

2. Bagi Peneliti

a. Penemuan dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya dan ekonomi pada khususnya.


(39)

10 b. Menambah wawasan aplikasi ilmu yang telah diperoleh dalam masa perkuliahan di Prodi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi Ekonomi Islam.

c. Menambah pengetahuan dan wawasan terutama yang terkait dengan keadaan ekonomi makro yang terjadi di Indonesia.

d. Penemuan dalam penelitian ini berguna sebagai tugas akhir dari penulis untuk memperoleh derajat pendidikan S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bagi Pembaca dan Pengembangan Penelitian Selanjutnya

a. Sebagai sumber referensi yang dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi penulis lain dalam kerangka pengembangan yang ingin menulis tentang pertumbuhan ekonomi.

b. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pertumbuhan ekonomi dilihat dari kebijakan moneter dan fiskal dan menambah kepekaan terhadap gejolak kondisi.


(40)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan faktor yang penting bagi suatu negara sebagai syarat untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia. Model pertumbuhan neo klasik berpendapat bahwa ” Pertumbuhan ekonomi tergantung perkembangan faktor-faktor produksi “ (dalam tesis Sahira, 2007:24). Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pendapatan nasional suatu negara. Pendapatan nasional adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode tertentu biasanya satu tahun.

Menurut Huda (2008:22), ada beberapa pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan Nasional dengan Pendekatan produksi (Produk Domestik Bruto/PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu. GDP dapat disebut nilai barang jadi yang diproduksi dari semua sektor industri yang ada di suatu negara . Sesuai dengan standar International Standard Industrial Classification (ISIC), sektor industri tersebut yaitu:

1. Sektor Produksi Pertanian

2. Sektor Produksi Pertambangan dan Penggalian 3. Sektor Industri Manufaktur

4. Sektor Produksi Listrik, Gas dan Air Minum 5. Sektor Produksi Bangunan

6. Sektor Produksi Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Sektor Produksi Transportasi dan Komunikasi

8. Sektor Produksi Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 9. Sektor Produksi Sewa Rumah


(41)

12 11.Sektor Produksi Jasa Lainnya

Penghitungan pendapatan dengan konsep nilai tambah bertujuan agar terhidar dari penghitungan ganda (double-count). GDP nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) adalah merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan GDP Rill (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) adalah nilai menggoreksi angka PDB Nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.

b. Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran (Gross

National Product/GNP)

GNP adalah Nilai barang yang diproduksi baik di dalam negeri dan di luar negeri. Rumus umum untuk untuk pendekatan pengeluaran adalah:

Y = Consumption + Investment + Government + Export – Import

.. (1)

Dimana:

Consumption adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah

tangga.

Investnment adalah investasi oleh sektor usaha.

Government adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah.

Eksport dan Import adalah kegiatan yang melibatkan sktor luar

negeri.

c. Pendapatan Nasional dengan Pendekatan pengeluaran (Net National Product/NNP)

NNP adalah nilai barang yang diproduksi baik di dalam negeri dan di luar negeri. Pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima dari faktor produksi:

Y=Sewa + Upah + Bunga + Laba ……...……..……….. (2) Dimana:

Sewa adalah pendapatan pemilik faktot produksi tetap seperti tanah

Upah adalah upah untuk tenaga kerja Bunga adalah bunga untuk pemilik modal Laba adalah laba untuk pengusaha

Secara teori, pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam prakteknya


(42)

13 menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering adalah dengan pendekatan pengeluaran.

Peningkatan pendapatan nasional tentu saja merupakan kontribusi dari kegiatan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah serta aktifitas ekspor-impor. Peningkatan angka masing-masing sussistem tersebut tentu saja harus didukung oleh kegiatan ekonomi dibawahnya, konsumsi didukung oleh industri pendukung seperti makanan, minuman dan ini membawa akibat kebutuhan sumber daya menjadi bertambah, termasuk manusia.

Sama halnya dengan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, peningkatan produksi akan berdampak pada tingginya kebutuhan sumber daya dalam setiap sektor yang digunakan dalam penyusunan angka PDB. Semakin banyak sumber daya (manusia) yang terlibat maka semakin besar kemungkinan terjadinya distribusi pendapatan yang pada gilirannya akan mengurangi jumlah penduduk miskin.

2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Ekonomi Islam

Dalam ekonomi Islam dikenal adanya Falah. Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, dimana komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian falah ini. Ekonomi Islam dalam arti sebuah sistem ekonomi (nidhom al-iqtishad) merupakan sebuah sistem yang dapat mengantar umat manusia kepada


(43)

14 pengertian Islam mengacu kepada konsep Islam tentang manusia itu sendiri.

Maka dari itu, selain harus memasukkan unsur falah dalam menganalisis kesejahteraan, perhitungan nasional berdasarkan Islam juga harus mampu mengenali bagaimana interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Pada intinya, ekonomi Islam harus mampu menyediakan suatu cara untuk mengukur kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan sosial berdasarkan sistem moral dan sosial Islam.

Di sejumlah negara muslim, jumlah dan kisaran dari kegiatan dan transaksi yang didasarkan pada keinginan untuk melakukan amal kebajikan, memiliki peran lebih penting dibanding di negara Barat. Tidak hanya karena luasnya kisaran dari kegiatan ekonomi yang diambil alih oleh keluarga maupun suku, tetapi juga ada begitu banyak ragam kewajiban santunan di antara anggota keluarga. Tidak terjadi semuanya melibatkan jumlah uang yang besar, karena yang terjadi kadang-kadang hanya merupakan hibah berupa barang atau jasa yang kecil nilainya. Ada satu kesenjangan keterkaitan antara jasa dan pembayaran, misalnya donasi untuk pemeliharaan masjid, menggaji imam masjid, kegiatan pedesaan dan lain-lain.

Penting untuk menentukan sifat alami dan tingkatan dari amal sedekah antar saudara. Melalui peningkatan pencatatan dan sektor


(44)

15 tambahan dan jenis tambahan dari aktivitas ini dapat dikaji untuk pengambilan keputusan. Dibanding amal sedekah yang sering dikeluarkan umat Islam kepada mereka yang kurang beruntung, sesungguhnya lebih mudah mengestimasi zakat, satu kewajiban pembayaran transfer yang paling penting di negara muslim. Kini sedang diupayakan mengukur pendapatan dari zakat sebagai presentase dari GDP Pengukuran ini akan sangat bermanfaat sebagai variabel kebijakan di dalam pengambilan keputusan di bidang sosial dan ekonomi, sebagai bagian dari rancangan untuk mengentaskan kemiskinan. Pendayagunaan peran zakat untuk mengatasi masalah kemiskinan di negara-negara muslim kini tengah menjadi negara-negara tersebut.

B. Teori Jumlah Uang Beredar (M2) 1. Definisi Jumlah Uang Beredar

Terdapat beberapa definisi menurut para ahli ekonomi, diantaranya: Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran hutang sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. (Kasmir,2002:156)

Sedangkan uang menurut Mankiw, sebagai berikut:

Uang adalah persediaan aset yang dapat segera digunakan untuk melakukan transaksi. (Mankiw,2003:76)

Uang selalu didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk tukar menukar atau perdagangan. Yang dimaksud dengan kata “disetujui” dalam definisi ini adalah terdapat di antara anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam


(45)

16 kegiatan tukar menukar. Agar masyarakat menyetujui penggunaan suatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat berikut (Sukirno,2004:267):

a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu b. Mudah dibawa-bawa

c. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya d. Tahan lama

e. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan) f. Bendanya mempunyai mutu yang sama

Definisi jumlah uang beredar terbagi menjadi dua yaitu (dalam skripsi wastriati, 2010:48):

1) Uang dalam arti sempit (M1).

M1 diartikan sebagai uang tunai (uang kartal dan logam) yang dipegang oleh masyarakat. Uang tersebut dikenal dengan uang kartal. Kemudian ditambah uang yang berada dalam rekening giro perbankan yang dapat langsung digunakan untuk menguangkan cek, dan biasa disebut dengan uang giral, sehingga bentuk persamaan M1 adalah : M1 = C + DD ……….……….………. (3)

Dimana :

M1 = uang dalam arti sempit

C = currency, uang kartal

DD = Demand deposit, uang kartal

Pengertian uang giral (DD) di atas hanya mencakup saldo rekening koran atau giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank dan belum digunakan pemiliknya untuk berbelanja atau membayar.

2) Uang dalam arti luas (M2)

M2 merupakan perluasan dari definisi M1 dengan uang kuasi. Uang kuasi adalah bentuk kekayaan yang sangat likuid yang terdiri dari deposito berjangka atau rekening tabungan pada bank, sehingga persamaan M2 sebagai berikut:

M2 = M1 + TD + SD ………….………..……….. (4)

Keterangan:

M2 = Uang dalam arti luas

M1 = Uang dalam arti sempit

TD = time deposits (deposito berjangka) SD = saving deposits (saldo tabungan)


(46)

17 Banyaknya uang beredar dalam masyarakat dapat digambarkan sebagai proses pasar. Jumlah Uang Beredar juga mempunyai keterikatan dengan suku bunga deposito. Semakin banyak jumlah uang yang beredar dimasyarakat, investasi menjadi lebih menarik bila dibandingkan dengan menyimpan dalam bentuk tabungan.

Kebijakan mengenai jumlah uang beredar ditentukan oleh Bank Sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Namun jumlah uang beredar tidak hanya ditentukan oleh bank sentral tetapi juga oleh perilaku rumah tangga (yang memegang uang) dan bank (dimana uang disimpan). 2. Teori Kuantitas Uang (Quantity Theory of Money)

Nilai uang ditentukan oleh supply dan demand terhadap uang. Jumlah uang beredar ditentukan oleh Bank Sentral, sementara jumlah uang yang diminta (money demand) ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalam perekonomian.

Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang yang diminta (Mankiw:1).


(47)

18 Gambar 2.1

Hubungan antara Supply dan Demand terhadap Uang dengan Tingkat Harga

Sumber: Mankiw, Principles of Macroeconomics edisi 3

Kurva kedua menggambarkan supply dan demand terhadap uang. Kurva supply berbentuk vertikal karena jumlah uang beredar ditetapkan oleh Bank Sentral.

Gambar 2.2

Pergeseran Equilibrium Harga akibat Peningkatan Jumlah Uang Beredar

Sumber: Mankiw, Principles of Macroeconomics edisi 3

Kurva demand memiliki slope negatif, mengindikasikan bahwa saat nilai uang rendah dan tingkat harga tinggi, maka permintaan


(48)

19 terhadap uang akan tinggi. Pada titik equilibrium, A, jumlah uang yang diedarkan dan jumlah uang yang diminta masyarakat berada dalam keseimbangan. Ekuilibrium antara supply dan demand terhadap uang menentukan nilai uang dan tingkat harga barang dan jasa. Jika Bank Sentral mengubah jumlah uang yang beredar, misalnya dengan mencetak lebih banyak uang, ekuilibrium supply

dan demand terhadap uang akan berubah.

Pada Gambar 2.2 Bertambahnya jumlah uang beredar menggeser kurva supply dari MS1 ke MS2, sehingga titik equilibrium ikut bergeser dari A ke B. Akibatnya, nilai uang turun dari ½ ke ¼, dan tingkat harga equilibrium naik dari 2 ke 4. Dengan kata lain, meningkatnya jumlah uang beredar mendorong terjadinya kenaikan harga yang menyebabkan nilai uang menjadi turun.

Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa dampak langsung dari injeksi moneter yang dilakukan Bank Sentral adalah meningkatnya

supply uang. Sebelum injeksi, perekonomian berada pada titik

equilibrium A. Pada titik ini, tingkat harga seimbang dengan jumlah uang yang diminta masyarakat. Saat jumlah uang beredar meningkat, pada tingkat harga yang sama masyarakat memiliki lebih banyak uang dari yang mereka minta.

Bertambahnya jumlah uang beredar menggeser kurva supply dari MS1 ke MS2, sehingga titik equilibrium ikut bergeser dari A ke B. Akibatnya, nilai uang turun dari ½ ke ¼, dan tingkat harga equilibrium naik dari 2 ke 4. Dengan kata lain, meningkatnya jumlah uang beredar mendorong terjadinya kenaikan harga yang menyebabkan nilai uang menjadi turun. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa dampak langsung dari injeksi moneter yang dilakukan Bank Sentral adalah meningkatnya supply uang. Sebelum injeksi, perekonomian berada pada titik equilibrium A. Pada titik ini, tingkat harga seimbang dengan jumlah uang yang diminta masyarakat. Saat jumlah uang beredar meningkat, pada tingkat harga yang sama masyarakat memiliki lebih banyak uang dari yang mereka minta. Meningkatnya jumlah uang menyebabkan naiknya permintaan terhadap barang dan jasa. Jika jumlah barang dan jasa yang diminta tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa yang diproduksi, maka akan terjadi peningkatan harga. Peningkatan harga kemudian mendorong naiknya jumlah uang yang diminta masyarakat. Pada akhirnya, perekonomian akan mencapai equilibrium baru, yaitu titik B, saat jumlah uang yang diminta kembali seimbang dengan jumlah uang yang diedarkan.


(49)

20 Penjelasan yang menggambarkan bagaimana tingkat harga ditentukan dan berubah seiring dengan perubahan jumlah uang beredar disebut teori kuantitas uang (quantity theory of money). Berdasarkan teori ini, jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian menentukan nilai uang, sementara pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan sebab utama terjadinya inflasi. Secara umum, teori kuantitas uang menggambarkan pengaruh jumlah uang beredar terhadap perekonomian, dikaitkan dengan variabel harga dan output. Hubungan antara jumlah uang beredar, output, dan harga dapat ditulis dalam persamaan matematis sebagai berikut:

M x V = P x Y ... (5)

Keterangan:

P adalah tingkat harga (GDP deflator) Y adalah jumlah output (real GDP) PxY adalah nominal GDP

M adalah jumlah uang beredar

V adalah velocity of money (perputaran uang). Persamaan ini disebut sebagai persamaan kuantitas (quantity equation).

3. Jumlah Uang Beredar Menurut Ekonomi Islam

Dalam ekonomi Islam, Uang didefinisakan sebagai sesuatu yang dipergunakan untuk mengukur harga setiap barang dan jasa (Hidayat, 2009:254). Tanpa mata uang sebagai standar harga dan alat tukar maka


(50)

21 proses pemenuhan kebutuhan manusia menjadi sulit. Transaksi jual beli harus melalui barter. Dari uraian diatas terlihat bahwa menurut ekonomi Islam, uang di pandang sebagai alat tukar, bukan sutu komoditi. Diterimanya peranan uang ini secara luas, dengan maksud untuk mempermudah proses transaksi sebagai alat ukur dan menghapuskan ketidakadilan dan kezaliman dalam ekonomi tukar-menukar. Karena ketidakadilan dalam ekonomi barter, digolongkan sebagai riba fadhl.

Nabi Muhammad SAW mengatur uang sebagai gudang nilai (store of

value) yaitu ketika beliau mewajibkan zakat atas asset moneter (emas dan

perak). Secara tidak langsung Nabi mengatakan, bahwa uang sebagai faktor produksi mempunyai potensi untuk berkembang melalui usaha-usaha produktif. Menurut Karim, “ uang adalah flow concept, artinya semakin cepat perputaran uang akan semakin baik dan besar perannya dalam mendorong aktifitas ekonomi ” (Karim, 2001:47).

Uang dianalogikan dengan air, sewaktu air mengalir dengan lancar, maka dia akan senantiasa bersih memberi manfaat yang baik bagi kehidupan. Sebaliknya, ketika air dibiarkan menggenang pada suatu tempat, maka keadaannya dapat kotor atau bahkan dapat mematikan suatu kehidupan yang telah berjalan.

Merujuk pada Al-Qur’an, al-Ghazali mengecam orang yang menimbun uang. Menimbun uang berarti menarik uang secara sementara dari peredaran. Dalam ekonomi moneter, penimbunan uang berarti


(51)

22 meperlambat perputaran uang, ini berarti memperkecil terjadinya transaksi sehingga perekonomian lesu. Menurut Hidayat, “ dalam ekonomi Islam, Jumlah Uang Beredar ditentukan di dalam perekonomian sebagai variabel endogen, yaitu yang ditentukan oleh banyaknya permintaan uang di sektor riil” (Hidayat, 2009:157).

Ada dua alasan utama memegang uang dalam ekonomi Islam, yaitu motivasi transaksi dan berjaga-jaga. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan dan frekuensi pengeluaran. Jumlah uang tunai yang diperlukan dalam ekonomi Islam hanya berdasarkan motivasi transaksi dan berjaga-jaga, merupakan fungsi dari tingkat pendapatan, pada tingkat tertentu di atas yang telah ditentukan zakat atas asset yang kurang produktif.

Menurut Metwally, meningkatnya pendapatan akan meningkatkan permintaan atas uang oleh masyarakat, untuk tingkat pendapatan tertentu terkena zakat. Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:

MD = f (Y/µ) ……..……….…………..……….. (6) Dimana:

MD = Permintaan uang dalam masyarakat Y = Pendapatan


(52)

23 Dahlan Siamat (2001) menyatakan bahwa perkembangan uang beredar di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kegiatan luar negeri, sektor pemerintah, sektor swasta domestik, dan sektor lainnya. Transaksi-transaksi dari sektor-sektor tersebut dicatat dalam neraca sistem moneter yang memperlihatkan besarnya jumlah uang beredar dan faktor-faktor yang memepengaruhi.

C. Perbankan Syariah

1. Definisi Perbankan Syariah

Perbankan merupakan perangkat kebijakan moneter dalam perekonomian di Indonesia yang memiliki tugas utamanya adalah sebagai intermediasi antara pihak yang kekurangan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. “Kata bank berasal dari kata “banque” dalam bahasa Prancis, dan dari kata “Banco” dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti/lemari atau bangku “ (Arifin,2005:1).

Menurut Arifin, mendefinisikan Bank adalah suatu lembaga intermediasi keuangan yang paling penting dalam sistem perekonomian kita, yaitu sebagai lembaga khusus yang menyediakan layanan finansial “ (Arifin,2002:2). Sedangkan Karim mendefinisikan “Bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan jasa “ (Karim,2007:18).


(53)

24 Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bank adalah suatu lembaga keuangan yang mempunyai tugas untuk mengumpulkan dan menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat sesuai tugas utamanya yaitu sebagai intermediasi. Bank Islam dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa, dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank Syariah adalah lembaga perantara (intermediary) antara satu-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit), melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.

2. Prinsip dan Tujuan Sistem Bank Islam

Islam adalah suatu dien (way of life) yang praktis, mengajarkan segala yang baik dan bermanfaat bagi manusia. Selain itu, Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan sifat dasar manusia (human nature). Aktivitas keuangan dan perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada pelaksanaan dua ajaran Qur’an, yaitu:


(54)

25 1. Prinsip At Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama

diantara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an:                         

Artinya: “ … dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,

Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. “ (Q.S.Al-Maa-idah

[5]:2)

2. Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya menganggur (idle) dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

Pendirian dari Bank Islam, mempunyai beberapa tujuan diantaranya: 1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat muslim,

sehingga kesenjangan sosial di bidang ekonomi semakin berkurang. 2. Melayani masyarakat muslim secara leluasa dalam dunia perbankan

yang berdasarkan syariah, karena bank yang ada selama ini adalah sifatnya konvensional yang operasionalnya menggunakan bunga. Sementara masyarakat muslim beranggapan bahwa bunga dalam prinsip Islam adalah riba, sedangkan riba adalah haram.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan, terutama dalam bidang ekonomi keuangan.

4. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mempu meningkatkan partisipasi


(55)

26 rakyat banyak, sehingga dapat menggalakkan usaha-usaha ekonomi rakyat.

5. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berfikir secara ekonomis serta berprilaku bisnis, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Prinsip utama yang dianut oleh Bank Islam adalah:

1. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi

2. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan keuntungan yang sah menurut syariah

3. Memberikan zakat. Zakat sebagai instrumen untuk pemenuhan kewajiban penyisihan harta yang merupakan hak orang lain yang memenuhi syarat untuk menerima, demikian juga anjuran yang kuat untuk mengeluarkan infak dan sedekah sebagai manifestasi dari pentingnya pemerataan kekayaan dan memerangi kemiskinan.

3. Pembiayaan

a. Definisi Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok yang diemban oleh bank, baik Bank Syariah maupun Bank Konvensional. Pada bank syariah, pembiayaan diberikan berdasarkan nisbah bagi hasil, untuk menghindari penerimaan dan pembayaran bunga (riba) maka perbankan syariah menempuh cara memberikan pembiayaan


(56)

27

(ijarah) dan berdasarkan prinsip kerja sama (syirkah). Menurut

Arifin, Pembiayaan (financing) adalah:

“ Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang merupakannya dan layak memperolehnya” (Arifin,2005:185).

Menurut Undang-undang Perbankan nomor 10 tahun 1998, Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

b. Jenis-Jenis Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.

Menurut Zainul Arifin (2002:185), jenis-jenis pembiayaan perbankan syariah terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Pembiayaan Konsumtif

Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis dipakai untuk memenuhi kebutuhan. 2. Pembiayaan Produktif

Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

Sedangkan menurut Antonio, pembiayaan menurut keperluannya dibagi menjadi 2 yaitu (2001:160):


(57)

28 a. Pembiayaan modal kerja

1. Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

(a) Peningkatan produksi baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi.

(b) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility

of place dari suatu barang.

2. Pembiayaan Investasi

Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:

1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli (al Bai’) a. Pembiayaan Murabahah

Berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual beli di mana bank menyebutkan jumlah keuntungannya, pembayaran dilakukan dengan cara pembayaran cicilan/tangguh dan barang diserahkan segera setelah akad. Dalam hal ini, bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. b. Pembiayaan Salam

Yaitu transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai.

c. Pembiayaan Isthishna’

Yaitu transaksi jual beli di mana barang yangdiperjualbelikannya belum ada, oleh karena itu barang diserahkan diakhir setelah masa cicilan selesai. 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah’)

Ijarah yaitu kegiatan penyewaan suatu barang dengan imbalan pendapatan sewa. Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat dan objeknya adalah jasa. Bila terdapat kesepakatan pengalihan pemilikan pada akhir masa sewa disebut Ijarah mumtahiya bi tamlik (sama dengan operating lease) 3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

a. Pembiayaan Musyarakah

Transaksi ini dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua


(58)

29 bentuk usaha yang melibatkan dua pihak ayau lebih di mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

b. Pembiayaan Mudharabah

Bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang akan diperoleh sedangkan kerugian yang timbul adalah resiko pemilik dana sepanjang tidak terdapat bukti bahwa mudharib melakukan kecurangan atau tindakan yang tidak amanah (misconduct).

c. Fungsi Pembiayaan

Adapun fungsi dari pembiayaan yaitu: 1. Pembiayaan Sebagai Penggerak Ekonomi

Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada nasabah atau pengguna dana, memiliki jenis usaha dan menentukan nasabah mana yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif atau menguntungkan serta dikelola nasabah yang jujur dan bertanggung jawab.

2. Pembiayaan Sebagai Aktiva Produktif

Aktiva produktif adalah penempatan dana oleh bank dalam aset yang menghasilkan pendapatan untuk menutupi beban-beban yang dikeluarkan oleh bank, dari aktiva ini bank mengharapkan adanya selisih keuntungan dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Penanaman dana bank pada aktiva produktif wajib dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati-hatian.


(59)

30 3. Pembiayaan Sebagai Proses Intermediasi

Bank Syariah dalam melakukan intermediasi keuangan mempunyai cara yang sangat berbeda dengan bank-bank konvensional karena model pendanaan dan investasi sistem profit and loss sharing dalam perdagangan dan perniagaan sangat menonjol dalam aktivitas-aktivitas intermediasi.

D. Pembiayaan Mudharabah 1. Definisi Mudharabah

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak

di mana pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Berikut adalah skema pembiayaan mudharabah:

Gambar 2.3

Skema Pembiayaan Mudharabah

Rp. Rp.

Mudharib Bank Syariah Shahib al-mal

(Pelaksana usaha) (Intermediasi keuangan) (Pemilik dana)


(60)

31 2. Dasar Hukum

Melakukan Mudharabah itu boleh (mubah). Dasar hukumnya ialah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Shuhaib r.a., bahwasannya Rasulullah Saw telah bersabda:

Artinya: “ Ada tiga perkara yang diberkati: jual beli yang ditangguhkan, member modal dan mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga, bukan untuk dijual. “

3. Rukun Pembiayaan Mudharabah

Rukun dalam pembiayaan mudharabah adalah sebagai berikut: 1. Adanya pelaku. Dalam pembiayaan ini harus ada minimal dua pelaku,

dimana pelauk pertama bertindak sebagai pemilik modal (shahib al-mal), sedangkan pihak kedua bertindak sebagai pelaksana usaha

(mudharib).

2. Adanya Objek. Pemilik modal harus menyerahkan modalnya sebaga objek mudharabah, sedangkan pelaksana usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang diserahkan bisa berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang diserahkan bisa berbentuk keahlian, keterampilan, selling skill,

management skill, dan lain-lain.

3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab qabul). Ijab qabul ini merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum (sama-sama rela). Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk mengikatkan diri dalam akad mudharabah.


(61)

32 4. Nisbah keuntungan. Rukun ini adalah rukun yang khas dalam

pembiayaan mudharabah yang tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahib al-mal mendapat imbalan atas penyertaan modalnya.

4. Manfaat Mudharabah

Adapun manfaat Mudharabah pada perbankan syariah (Azhari,2009:56)

a. Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat.

b. Bank tidak mewajibkan membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negatif spread.

c. Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. d. Bank akan lebih selektif dan hati-hati mencari usaha yang

benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.

e. Prinsip bagi hasil dalam mudharabah/musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga di mana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu sejumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.

Dalam Pembiayaan ada beberapa ketentuan dasar, antara lain:

a. Pembiayaan yang diajarkan Islam berada dalam bingkai halal dan haram sebagai wujud penciptaan kemaslahatan umat dan menjauhkan kerusakan. Islam mengajarkan agar dalam berusaha hanya


(1)

153

Lampiran 5: Uji Kointegrasi

Null Hypothesis: D(RESID01) has a unit root Exogenous: Constant, Linear Trend

Bandwidth: 7 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -7.781210 0.0000 Test critical values: 1% level -4.170583

5% level -3.510740 10% level -3.185512 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Residual variance (no correction) 0.000595 HAC corrected variance (Bartlett kernel) 0.000184

Phillips-Perron Test Equation Dependent Variable: D(RESID01,2) Method: Least Squares

Date: 12/19/11 Time: 01:56

Sample (adjusted): 2007M03 2010M12 Included observations: 46 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(RESID01(-1)) -1.017218 0.152551 -6.668046 0.0000 C -0.001679 0.007810 -0.215000 0.8308 @TREND(2007M01) 6.29E-05 0.000280 0.224373 0.8235 R-squared 0.508373 Mean dependent var 0.000193 Adjusted R-squared 0.485507 S.D. dependent var 0.035168 S.E. of regression 0.025225 Akaike info criterion -4.458933 Sum squared resid 0.027362 Schwarz criterion -4.339674 Log likelihood 105.5555 Hannan-Quinn criter. -4.414258 F-statistic 22.23235 Durbin-Watson stat 2.001852 Prob(F-statistic) 0.000000


(2)

154

Lampiran 6: Uji Asumsi Klasik

1.

Multikolinieritas

LNJUB LNPM LNZIS

LNJUB 1

0.9746418332 605923 0.9932450734 475724 LNPM 0.9746418332 605923 1

0.9862657591 374114 LNZIS 0.9932450734 475724 0.9862657591 374114 1

2.

Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.682198 Prob. F(5,42) 0.6394 Obs*R-squared 3.605459 Prob. Chi-Square(5) 0.6075 Scaled explained SS 9.706855 Prob. Chi-Square(5) 0.0840 Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/19/11 Time: 01:59 Sample: 2007M01 2010M12 Included observations: 48

Collinear test regressors dropped from specification

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -30.97950 32.21315 -0.961704 0.3417 LNJUB 1.043470 1.069613 0.975558 0.3349 LNJUB*LNPM -0.024411 0.025877 -0.943320 0.3509 LNJUB*LNZIS -0.012027 0.011246 -1.069455 0.2910 LNPM 0.861710 0.908765 0.948221 0.3484 LNZIS^2 0.007694 0.007199 1.068728 0.2913 R-squared 0.075114 Mean dependent var 0.000649 Adjusted R-squared -0.034992 S.D. dependent var 0.001660 S.E. of regression 0.001689 Akaike info criterion -9.812642 Sum squared resid 0.000120 Schwarz criterion -9.578742 Log likelihood 241.5034 Hannan-Quinn criter. -9.724250 F-statistic 0.682198 Durbin-Watson stat 1.702258 Prob(F-statistic) 0.639432


(3)

155

3.

Autokolinieritas

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 11.78095 Prob. F(2,42) 0.0001 Obs*R-squared 17.25043 Prob. Chi-Square(2) 0.0002 Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/19/11 Time: 02:01 Sample: 2007M01 2010M12 Included observations: 48

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.997526 4.931438 0.202279 0.8407 LNJUB -0.045002 0.170091 -0.264577 0.7926 LNPM 0.016955 0.059974 0.282699 0.7788 LNZIS 0.002948 0.065214 0.045210 0.9642 RESID(-1) 0.704331 0.148870 4.731174 0.0000 RESID(-2) -0.248422 0.153826 -1.614952 0.1138 R-squared 0.359384 Mean dependent var -7.35E-15 Adjusted R-squared 0.283120 S.D. dependent var 0.025746 S.E. of regression 0.021799 Akaike info criterion -4.697442 Sum squared resid 0.019958 Schwarz criterion -4.463542 Log likelihood 118.7386 Hannan-Quinn criter. -4.609051 F-statistic 4.712379 Durbin-Watson stat 2.115171 Prob(F-statistic) 0.001662


(4)

156

Penyembuhan Autokorelasi

Diferensiasi Tingkat Satu

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.108260 Prob. F(2,41) 0.8977 Obs*R-squared 0.246901 Prob. Chi-Square(2) 0.8839 Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 12/19/11 Time: 02:03 Sample: 2007M02 2010M12 Included observations: 47

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.000311 0.018997 -0.016347 0.9870 D(LNJUB) -0.011711 0.207632 -0.056403 0.9553 D(LNPM) -0.004990 0.100422 -0.049689 0.9606 D(LNZIS) 0.012904 0.439170 0.029384 0.9767 RESID(-1) -0.014215 0.158491 -0.089691 0.9290 RESID(-2) -0.072500 0.159038 -0.455866 0.6509 R-squared 0.005253 Mean dependent var 3.97E-19 Adjusted R-squared -0.116057 S.D. dependent var 0.023987 S.E. of regression 0.025340 Akaike info criterion -4.394094 Sum squared resid 0.026327 Schwarz criterion -4.157905 Log likelihood 109.2612 Hannan-Quinn criter. -4.305214 F-statistic 0.043304 Durbin-Watson stat 2.027060 Prob(F-statistic) 0.998837


(5)

157

Lampiran 7: Uji Error Correction Model (ECM)

Dependent Variable: D(LNPDB) Method: Least Squares Date: 12/19/11 Time: 02:07

Sample (adjusted): 2007M02 2010M12 Included observations: 47 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 22.48864 7.464947 3.012565 0.0045 D(LNJUB) 0.028964 0.196909 0.147093 0.8838 D(LNPM) -0.023523 0.093498 -0.251593 0.8027 D(LNZIS) 1.674554 1.054319 1.588280 0.1203 LNJUB(-1) -0.789069 0.250802 -3.146179 0.0032 LNPM(-1) -0.482891 0.155746 -3.100499 0.0036 LNZIS(-1) -0.342053 0.132727 -2.577123 0.0139 ECT 0.494737 0.132953 3.721152 0.0006 R-squared 0.318817 Mean dependent var 0.004699 Adjusted R-squared 0.196554 S.D. dependent var 0.024074 S.E. of regression 0.021579 Akaike info criterion -4.680388 Sum squared resid 0.018160 Schwarz criterion -4.365469 Log likelihood 117.9891 Hannan-Quinn criter. -4.561882 F-statistic 2.607624 Durbin-Watson stat 1.821302 Prob(F-statistic) 0.026189


(6)

158

Lampiran 8: Hasil Perhitungan Koefisien ECM

Variabel Not asi

Coeff iciient

Jangka Pendek Jangka Panjang

Konst ant a C

22.48864

22.48864

Jumlah Uang Beredar D(LNJUB) 0.028964 -1.59493 Pembiayaan

M udharabah D(LNPM ) -0.023523 -0.97606 Penerimaan ZIS D(LNZIS) 1.674554 -0.69138