Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdapat Di Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN

KONVENSIONAL YANG TERDAPAT DI INDONESIA

OLEH :

SILVIYANTI BATUBARA 090503135

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional yang terdapat di Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2 April 2013 Yang Membuat Pernyataan

Nama : Silviyanti Batubara NIM : 090503135


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAPAT DI INDONESIA.

Analisis Perbandingan kinerja antara bank syariah dengan bank konvensional yang terdaftar di Bank Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional periode 2008-2010 yang terdaftar di Bank Indonesia. Parameter yang digunakan untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan perbankan adalah dengan menggunakan rasio keuangan yakni meliputi capital adequacy ratio(CAR),return on asset (ROA),and return on equity (ROE),.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, dan ROE tidak berbeda secara signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, hanya variable CAR yang menunjukkan perbedaan signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional .

Pengujian secara kesuluruhan yang diwakili oleh variabel Kinerja menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional. Namun secara keseluruhan kinerja perbankan syariah lebih baik dibanding perbankan perbankan konvensional pada periode penelitian.

Kata kunci : kinerja keuangan, CAR, ROA, ROE, bank syariah, bank konvensional.


(4)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKS WITH CONVENTIONAL BANKS LOCATED INDONESIA.

Comparative analysis of sharia bank financial performance and conventional bank on the bank of indonesia

This research aims to analyze the comparative performance of Islamic banking and conventional banking which are listed in Bank of Indonesia. The parameters used to compare the financial performance of banks is to use the financial ratios include capital adequacy ratio(CAR),return on asset (ROA),return on equity (ROE), and loan to deposit ratio (LDR).The results showed that ROA, ROE, and LDR do not differ significantly between Islamic banks and the conventional banks, only CAR that showed significant differences between Islamic bank and conventional bank.

The simultaneous test represented by the performance variable shows do not differ significantly between Islamic banks and the conventional banks. Overall, the performance of Islamic banking is better than conventional banking in the study period.

Keywords: financial performance, CAR, ROA, ROE, Islamic bank, conventional bank


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, serta tak lupa penulis mengucapkan shalawat beriring salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya ke alam yang berpengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan semangat, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Yang teristimewa kedua orangtuaku, Ir. H. Ajrul Aswad Batubara dan Hj. Herlinda Dalimunthe Amd. Terima kasih banyak untuk cinta, kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa doa, nasehat, dan materi yang diberikan kepada penulis. Semoga penulis dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas arahan, bimbingan, serta semangat yang telah Bapak berikan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu.

5. Bapak Drs.M.Utama Nasution, MM., Ak. selaku Dosen Pembaca. Terima kasih atas masukan dan arahan yang Bapak berikan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat terbaikku selama kuliah: Ajeng, Dwie, Fauziah ,Giovanni, Vini, Leli, Octhara, Sandri, Tira,dan Azma yang selalu memberikan dukungan, motivasi, bantuan, semangat, dan telah berbagi banyak pengalaman kepada penulis selama ini.

Semoga Allah SWT membalas segala amal dan budi baik yang telah diberikan untuk penulis selama ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademika.

Medan, 2 April 2013 Penulis,

Nama: Silviyanti Batubara NIM: 0905030135


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRACT ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Sejarah kegiatan Perbankan ... 9

2.1.2 Definisi Bank dan Konvensional ... 11

2.1.3 Fungsi Bank ... 12

2.1.4 Bank Syariah ... 15

2.1.4.1 Sejarah Kemunculan Perbankan Syariah ... 15

2.1.4.2 Pengertian Bank Syariah ... 19

2.1.4.3 Prinsip Dasar Perbankan Syariah ... 23

2.2 Kinerja Keuangan ... 25

2.3 Rasio Keuangan ... 25

2.3.1 Rasio Permodalan ... 26

2.3.2 Rasio Kualitas Aktiva Produktif ... 28

2.3.3 Rasio Rentabilitas ... 29

2.4 Penelitian Terdahulu ... 29

2.4.1 Kerangka Konseptual ... 31

2.4.2 Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis dan Sumber data ... 33

3.2 Definisi Operasional Variabel ... 34

3.3 Populasi dan Sample Penelitian ... 36

3.4 Metode dan Pengumpulan data ... 41

3.5 Pengukuran Variabel ... 41

3.6 Metode Analisis Data ... 44

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 44


(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 46

4.1 Analisis Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Statistik Deskriptif ... 46

4.1.2 Uji Hipotesis ... 48

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB V SARAN ... 51

5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Perbandingan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 25

2.2 Penelitian Terdahulu ... 29

3.1 Sample Bank Konvensional ... 36


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif ... 43 2 Hasil Uji Hipotesis ... 45


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAPAT DI INDONESIA.

Analisis Perbandingan kinerja antara bank syariah dengan bank konvensional yang terdaftar di Bank Indonesia.

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional periode 2008-2010 yang terdaftar di Bank Indonesia. Parameter yang digunakan untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan perbankan adalah dengan menggunakan rasio keuangan yakni meliputi capital adequacy ratio(CAR),return on asset (ROA),and return on equity (ROE),.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA, dan ROE tidak berbeda secara signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, hanya variable CAR yang menunjukkan perbedaan signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional .

Pengujian secara kesuluruhan yang diwakili oleh variabel Kinerja menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara perbankan syariah dan perbankan konvensional. Namun secara keseluruhan kinerja perbankan syariah lebih baik dibanding perbankan perbankan konvensional pada periode penelitian.

Kata kunci : kinerja keuangan, CAR, ROA, ROE, bank syariah, bank konvensional.


(13)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE OF ISLAMIC BANKS WITH CONVENTIONAL BANKS LOCATED INDONESIA.

Comparative analysis of sharia bank financial performance and conventional bank on the bank of indonesia

This research aims to analyze the comparative performance of Islamic banking and conventional banking which are listed in Bank of Indonesia. The parameters used to compare the financial performance of banks is to use the financial ratios include capital adequacy ratio(CAR),return on asset (ROA),return on equity (ROE), and loan to deposit ratio (LDR).The results showed that ROA, ROE, and LDR do not differ significantly between Islamic banks and the conventional banks, only CAR that showed significant differences between Islamic bank and conventional bank.

The simultaneous test represented by the performance variable shows do not differ significantly between Islamic banks and the conventional banks. Overall, the performance of Islamic banking is better than conventional banking in the study period.

Keywords: financial performance, CAR, ROA, ROE, Islamic bank, conventional bank


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank merupakan organisasi jasa atau pelayanan berbagai macam jasa keuangan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran (Kasmir 2009:25).

Indonesia membiayai peluncuran sistem keuangan Islam dalam rangka untuk mengakomodasi orang-orang Indonesia yang mayoritasnya adalah muslim. (Wijaya 2008) menjelaskan bahwa sistem keuangan Islam di Indonesia telah diperluas ke pasar modal, asuransi, hipotek, tabungan dan lembaga pinjaman, bank, dll. Hal tersebut adalah untuk memperkaya sistem Islam atas sistem konvensional yang digunakan untuk membandingkan kinerja dan prospek masa depan khususnya. Pemerintah melakukan langkah strategis pengembangan perbankan Islam yang memberikan izin kepada bank-bank konvesional komersial


(15)

konvensional menjadi bank syariah (Antonio, 2001:27). Namun, selama periode 1992-1998 (Aziz 2009) mengkritik hanya ada satu Bank Umum Syariah (BUS) sebagai pelaku industri perbankan syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Hal ini disebabkan selama enam tahun beroperasi praktis tidak ada regulator lain yang mendukung sistem Perbankan Islam.

Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan pembayaran bunga atau bagi hasil usaha:

Strategi ini juga merupakan respon dan inisiatif dari perubahan dalam Undang-Undang Perbankan No.10/1998 sebagai pengganti UU No.7/1992, yang secara tegas. Sistem Perbankan Islam diposisikan sebagai bagian dari sistem perbankan nasional. Pada tahun 2008 Pemerintah menerbitkan UU No.21/2008 Perbankan Islam, yang diharapkan untuk memberikan dasar hukum yang lebih kokoh dan peluang yang lebih besar dalam pengembangan Perbankan Islam di Indonesia sehingga sama dan sejajar dengan bank konvensional. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu ”UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan serta lebih spesifiknya pada Peraturan Pemerintah N0 72 tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan prinsip Bagi Hasil”.

1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan


(16)

yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah (Muhammad, 2005).

Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profot

and loss sharing). Bank syariah tidak menggunkan bunga sebagai alat untuk

memperoleh pendapatan maupun membedakan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan.

Bank umum syariah yang dipilih dalam penelitian ini adalah bank syariah yang telah berdiri lebih dari lima tahun. Bank umum syariah dalam hal ini diwakili oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank umum konvensional yang dipilh untuk dibandingkan dengan bank umum syariah adalah bank konvensional dengan total asset sebanding dengan bank umum syariah. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah berdasarkan Laporan Publikasi Keuangan Bank Selama periode Juni 2002-Maret 2008. Data yang diambil adalah laporan triwulan masing-masing bank yang dipublikasikan di surat kabar atau internet.

Perbedaan sistem perbankan syariah dan konvensional terletak pada distribusi resiko usaha. Pada sistem bunga, balas jasa modal ditentukan berdasarkan persentase tertentu dan resiko sepenuhnya ditanggung oleh salah satu pihak. Untuk hal nasabah sebagai deposan, resiko sepenuhnya berada pada pihak bank, sebaliknya apabila nasabah sebagai peminjam, resiko sepenuhnya berada ditangan peminjam. Sedangkan pada sistem syariah diterapkan sistem bagi hasil dimana jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau kerugian yang


(17)

diperoleh yang didasarkan pada akad. Prinsip utama dari akad adalah keadilan antara pemberi modal dan pemakai modal. Prinsip ini berlaku baik bagi debitur maupun kreditur.

Pola bagi hasil ini memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang transfaran dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh.

Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama-sama, sistem Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih


(18)

dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali (Bank Indonesia,2008).

Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.

Keberadaan bank (konvesional dan syariah) secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank (konvensional dan syariah) dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Lebih lanjut, perilaku nasabah terhadap produk perbankan (bank konvensional dan bank syariah) dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh (Rindawati 2007) yang bertujuan untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dengan perbankan konvensional pada periode 2001-2007 dengan menggunakan rasio keuangan yang


(19)

terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR menunjukkan hasil bahwa rata-rata rasio keuangan perbankan syariah (NPL dan LDR) lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan perbankan konvensional, sedangkan pada rasio-rasio yang lain perbankan syariah lebih rendah kualitasnya. Akan tetapi bila dilihat secara keseluruhan perbankan syariah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan perbankan konvensional.

Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank syariah dengan bank konvensional, membuat bank syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat bersaing dalam merebutkan pasar perbankan nasional di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional yang Terdapat di Bursa Efek di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Keuangan perbankan syariah jika di bandingkan dengan


(20)

2. Adakah perbedaan yang signifikan atas kinerja keuangan perbankan syariah

jika di bandingkan dengan perbankan konvensional secara keseluruhan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1.Untuk mengetahui seberapa besar kinerja keuangan perbankan syariah jika dibandingkan kinerja keuangan perbankan konvensional

2.Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah dibandingkan kinerja keuangan perbankan konvensional.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan studi atau literatur tambahan terhadap penelitian yang sudahAda sebelumnya.

2. Sebagai bahan studi dan literatur bagi mahasiswa/mahasiswi ataupun peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis selanjutnya

3. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan jenjang sarjana. 4. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pemerintah atau bagi instansi -instansi yang terkait


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Sejarah Kegiatan Perbankan

Perdagangan melalui pertukaran barang sudah lama dikenal umat manusia. Sebelum krisis moneter yang berlaku sekarang ini, sudah ada pertukaran

melalui sistem barter. Pertukaran kedua sistem ini jelas sangat tampak dari instrumen yang digunakan. Dalam sistem moneter, alat pembayaran yang digunakan adalah uang yang terdiri dari uang logam dan uang kertas.

Sedangkan dalam sistem barter yang menjadi alat pembayaran adalah barang atau jasa. Sistem pertukaran ini dilakukan antara barang dengan barang atau jasa dengan jasa dan atau barang dan jasa begitu juga sebaliknya. Akan tetapi dalam sistem barter, terdapat beberapa kendala, seperti sulit menemukan orang yang mau menukarkan barang atau jasa yang sesuai dengan selera kita. Kemudian, sulit untuk menentukan nilai dari masing-masing barang atau jasa yang hendak ditukar.

Seiring dengan perkembangan zaman, dan beberapa kelemahan yang ada dalam sistem barter ini, maka secara perlahan sistem barter mulai ditinggalkan dan masuk sistem moneter. Namun hal ini bukan berarti sistem barter tidak digunakan lagi dalam transaksi tertentu di daerah pedalaman atau antar negara, sistem barter masih digunakan. Seperti yang terjadi beberapa tahun yang lalu di


(22)

negara kita menukar pesawat produksi dalam negeri yang kita miliki dengan beras yang dihasilkan oleh negara Thailand.

Pada awal dikenalnya sistem moneter, saat itu uang yang berlaku terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak. Sebagai jaminannya adalah emas dan perak yang terdapat di dalam logam mulia tersebut. Demikian pula dengan uang tersebut terletak dari berat logam mulia itu sendiri. Dalam perkembanan selanjutnya, uang tidak lagi dibuat dari kepingan logam mulia, tetapi sudah menggunakan kertas. Jaminan yang diberikan bukan kepada nilai kertas tersebut, akan tetapi terdapat kepada kepercayaan kepada negara yang menerbitkannya. Sedangkan nilai nominal uang dicetak dalam uang tersebut diterbitkan oleh masing-masing negara.

Kehadiran sistem moneter dalam dunia perdagangan merupakan cikal bakal dari lahirnya lembaga keuangan. Sistem moneter yang menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah memerlukan bank sebagai tempat mencetak, mengatur dan mengawasi peredaran uang suatu negara. Kehadiran bank dalam sistem moneter merupakan tulang punggung suatu negara dalam merancang sistem moneter yang digunakan di seluruh negara dunia.

Dalam perkembangan perbankan, sejarah mencatat kegiatan perbankan dimulai dari zaman babylonia. Pada awalnya, praktek perbankan pada saat itu terbatas pada tukar menukar uang. Lama kelamaan, praktek tersebut berkembang menjadi suatu usaha menerima tabungan, menitipkan atau meminjam uang dengan memungut bunga pinjaman. Dimana praktek perbankan didominasi oleh transaksi pinjaman emas dan perak pada kalangan pedagang yang membutuhkan


(23)

dengan biaya tertentu. Bank yang melakukan ini disebut tamples of Babylon

(Irmayanto, 2004).

Kemudian kurang lebih lima ratus tahun sebelum masehi, praktek perbankan mulai berkembang di Yunani. Pada saat itu, praktek perbankan yang dilakukan antara lain adalah menerima simpanan dari masyarakat dan menyalurkannya kepada pedagang. Pihak bank mendapatkan penghasilan dengan menarik biaya dari jasa yang diberikan kepada masyarakat.

Pada zaman Romawi, praktek perbankan meliputi praktek tukar menukar uang, menerima deposito, memberi kredit dan melakukan transfer dana. Ini menunjukkan perkembangan praktek perbankan yang ada pada saat itu. Seiring dengan perkembangan kegiatan perbankan di masyarakat, maka perkembangan perbankan pun semakin pesat. Hal ini disebabkan perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari dunia perdagangan. Era perbankan modern dimulai pada abad 16 yakni di negara Inggris, Belanda dan Belgia. Pada saat itu, para tukang emas bersedia menerima uang logam (emas dan perak) untuk disimpan. Tanda bukti penyimpanan emas dan perak ini ditunjukkan oleh surat deposito yang disebut

Goldsmith’s Note.Dalam perkembangan selanjutnya Goldsmith’s Note ini

digunakan sebagai alat pembayaran. Para tukang emas mulai menerbitkan

Goldsmith’s Note yang tidak didukung oleh cadangan emas dan perak atau

diterima sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi perdagangan. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya uang kertas (Irmayanto, 2004).


(24)

Kegiatan perdagangan yang pada awalnya hanya berkembang didaratan eropa saja akhirnya menyebar ke Asia. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di eropa adalah bank venesia tahun 1711, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1820. Perkembangan perbankan di Eropa yang menyebar di Asia dikarenakan oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol dan Portugis begitu aktif mencari daerah perdagangan yang kemudian menjadi daerah jajahan mereka, maka perkembangan perbankan pun ikut di bawa ke negara jajahannya. Perkembangan perbankan di Indonesia pun tidak terlepas dari penjajahan Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang menerima peranan penting dalam pemerintahan jajahan Belanda antara lain De Javasche Bank yang kemudian di nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1951 menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral hingga sekarang.

2.1.2 Defenisi Bank dan Bank Konvensional

Menurut UU perbankan nomor 10 tahun 1998, pengertian bankadalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan yang dimaksud perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya.

Bank Umum menurut UU Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang didalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas


(25)

pembayaran. Berdasarkan UU Perbankan nomor 14 tahun 1967, bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek, sedangkan menurut UU Perbankan nomor 7 tahun 1992, bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran.

Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Pengertian bank yang lain dikemukakan oleh Frederick Mishkin (1994):

Banks are financial institutions that accept money deposits and make loans”.

Bank merupakan lembaga keuangan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman.

2.1.3 Fungsi Bank

Fungsi Perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun, penyalur, dan pelayanan jasa dalam lalu lintas pembayaran di masyarakat dengan tujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Secara umum fungsi dapat diuraikan seperti berikut ini yang menujukkan betapa pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, yaitu:


(26)

1. Penciptaan Uang

Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank

umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.

2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran

Fungsi Lain dari bank umum yang juga sangat penting adalah mendukung mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran.

3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat

Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya.


(27)

Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang

berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. 5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga

Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.

6. Pemberian Jasa jasa Lainnya

Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakan


(28)

2.1.4 Bank Syariah

2.1.4.1 Sejarah Kemunculan Perbankan Syariah

Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak jaman Rasulullah SAW. Praktek-praktek seperti menerima titipan harta, meninjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern yaitu menerima deposit, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah.

Rasulullah SAW. yang dikenal dengan julukan al-Amin, dipercaya oleh masyarakat Makkah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum Rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayidina Ali untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya. Dalam konsep ini, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut.

Seorang sahabat Rasulullah, Zubair bin al Awwam, memilih tidak menerima titipan harta. Beliau lebih suka menerimanya dalam bentuk pinjaman. Tindakan Zubair ini menimbulkan implikasi yang berbeda: pertama, dengan mengambil uang itu sebagai pinjaman, beliau mempunyai hak untuk memanfaatkannya; kedua, karena bentuknya pinjaman, maka ia berkewajiban


(29)

pengiriman uang ke Kufah juga tercatat Abdullah bin Zubair di Mekah juga melakukan pengiriman uang ke adiknya Misab bin Zubair yang tinggal di Irak.

Penggunaan cek juga telah dikenal luas sejalan dengan meningkatnya perdagangan antara negeri Syam dengan Yaman, yang paling tidak berlangsung dua kali setahun. Bahkan di jaman Umar bin Khattab, beliau menggunakan cek untuk membayar tunjangan kepada mereka yang berhak. Dengan cek ini kemudian mereka mengambil gandum di Baitul Mal yang ketika itu diimpor dari Mesir.

Pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil, seperti

mudharabah, musyarakah, muzara’ah, musaqah, telah dikenal sejak awal

diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Jelaslah bahwa ada individu-individu yang telah melaksanakan fungsi perbankan di zaman Rasulullah SAW, meskipun individu tersebut tidak melaksanakan seluruh fungsi perbankan. Ada sahabat yang melaksanakan fungsi menerima titipan harta, ada sahabat yang melaksanakan fungsi pinjam-meminjam uang, ada yang melaksanakan fungsi pengiriman uang, dan ada pula yang memberikan modal kerja.

Kemudian dalam perkembangannya di zaman modern, Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing


(30)

(pembagian laba) di Kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.

Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat Islam.

Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974

disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit

sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri

berdasar pada syariat Islam.

Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis Islam kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di


(31)

Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah diatur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Hingga tahun 2009 terdapat 6 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, BRI Syariah,BUKOPIN Syariah, dan Bank Panin Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 25 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank swasta nasional: Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Tbk).

Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang sehingga mencapai jumlah 139 BPR Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.


(32)

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.

2.1.4.3 Prinsip Dasar Perbankan Syariah

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah)

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak

lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio, 2001).


(33)

a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository) adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe deposit box.

b. Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository) adalah akad

penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang 17 diperoleh dalam penggunaan barang/uang titipan menjadi hak Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan. 2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:

a. Al-Mudharabah

Seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola

(mudharib). Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut


(34)

pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi dua jenis:

1. Mudharabah Muthlaqah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

2. Mudharabah Muqayyadah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib dimana

mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal mengenai tempat, cara,

dan obyek investasi.

b. Al-Musyarakah

Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk

suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Dua jenis al-musyarakah:

1. Musyarakah pemilikan, tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi

lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.

2. Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau

lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.

3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah), Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank


(35)

melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Implikasinya berupa:

a. Al-Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

b. Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan

pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat-syarat tertentu.

c. Istishna’

Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga

bertindak sebagai penjual.

4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri.

5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang di berikan bank.


(36)

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.

1. Akad dan Aspek Legalitas

Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan

ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum Islam. Nasabah

seringkali berani melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti.

2. Lembaga Penyelesai Sengketa

Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah.

Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.


(37)

3. Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah

Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.

4. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.


(38)

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus profesional (fathanah), dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana informasi merata di seluruh fungsional organisasi

(tabligh). Dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.

Secara garis besar perbandingan bank syariah dengan bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1.

Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank syariah Bank Konvensional

1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja.

2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa.

3. Berorientasi pada keuntungan

(profit oriented) dan

kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.

5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah

1. Investasi yang halal dan haram. 2. Memakai perangkat bunga 3. Profit oriented

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur.

5. Tidak terdapat dewan sejenis.

Sumber : Muhammad, Manajemen Bank Syariah (2005)


(39)

Penilaian kinerja keuangan perbankan dimaksudkan untuk menilai keberhasilan manajemen di dalam mengelola suatu badan usaha. Kinerja perbankan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana dalam suatu periode. Bank sebagai sebuah perusahaan wajib mempertahankan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank yang bersangkutan, oleh karena itu diperlukan transparansi atau pengungkapan informasi laporan keuangan bank yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan, serta sebagai dasar pengambilan keputusan (Gunawan dan Dewi, 2003).

Penilaian kinerja keuangan bank dapat dinilai dengan pendekatan analisa rasio keuangan dari semua laporan keuangan yang dilaporkan di masa depan (Febryani dan Zulfadin, 2003).

2.3 Rasio Keuangan

2.3.1 Rasio Permodalan (Solvabilitas)

Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah lembaga yang didirikan dengan orientasi laba. Kekuatan aspek permodalan ini memungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh masyarakat.

Pengertian modal bank berdasar ketentuan Bank Indonesia dibedakan antara bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank asing yang beroperasi di Indonesia. Modal bank yang didirikan dan


(40)

berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital.

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut:

1. Modal disetor

Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. Bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan simpanan wajib para anggotanya.

2. Agio saham

Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.

3. Cadangan umum

Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah dikurangi pajak dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai anggaran dasar masing-masing.

4. Cadangan tujuan

Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.


(41)

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dari laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal, dengan perincian sebagai berikut :

1. Cadangan revaliasi aktiva tetap

Cadangan revaluasi aktiva tetap adalah cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak.

2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan

Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan adalah cadangan yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan. Hal ini dimaksudkan untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktif.

3. Modal kuasi

Modal kuasi adalah modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang sifatnya seperti modal.

2.3.2 Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.


(42)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

1. Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rumus yang digunakan adalah:

ROA =

aktiva Total

bersih Laba

2. Return on Equity (ROE)

ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio dapat dirumuskan sebagai berikut:

ROE =

sendiri Modal

bersih Laba

Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan (jika bank tersebut telah go public).


(43)

memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Dibawah ini terdapat dua buah hasil penelitian terdahulu, yaitu:

1. Rindawati (2007) dengan judul ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional”. Penelitian ini menggunakan rasio CAR, NPM, ROA, ROE, BOPO, LDR. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hanya rasio CAR yang tidak memiliki perbedaan signifikan antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional

2. Abustan(2009) dengan judul ”Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional”. Untuk periode waktu selama 2002-2008 dengan perbandingan kinerja keuangan antara Bank Syariah Mandiri dan 6 Bank umum konvensional yang diwakili Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Bank Mizuho Indonesia, BPD Sumatera Utara, BPD Kalimantan Timur, BPD DKI Jakarta dan BPD Daerah Aceh. Penelitian ini menggunaklan rasio CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa dilihat dari kinerja bank secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional dimana perbankan syariah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional.


(44)

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, terdapat perbedaan hasil penelitian diantara ketiganya. Untuk itu penelitian ini akan kembali menganalisis perbandingan kinerja bank syariah dan konvensional untuk periode waktu terbaru yaitu 2008-2010 dengan menggunakan variabel CAR,ROA,dan ROE. Beberapa tinjauan terdahulu berkaitan dengan penelitian ini antara lain.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Peneliti/

Tahun

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Abustan/

2009

Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

CAR, NPL,ROA, ROE,

BOPO, LDR

Dilihat dari kinerja bank

secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja

perbankan syariah dibandingkan dengan perbankan konvensional dimana perbankan syariah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan

dengan perbankan konvensional

2 Rindawati/ 2007

Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional CAR, BOPO, LDR, NPM, ROA, ROE

Hasil penelitian tersebut menunjukkan rasio CAR perbankan syariah tidak berbeda secara signifikan

dengan perbankan konvensional. Rasio NPM, ROA, ROE, BOPO, LDR perbankan syariah berbeda signifikan dengan perbankan konvensional


(45)

Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.4.2 Hipotesis Penelitian H1

H

: Ada perbedaan antara CAR yang di capai oleh Bank Konvensional dan Bank Syariah

2

H

: Ada perbedaan antara ROA yang dicapai oleh Bank Konvensional dan Bank Syariah

3 : Ada perbedaan antara ROE yang dicapai oleh Bank Konvensioanal dan Bank Syari

Kinerja Keuangan Bank Komersial

CAR

ROA

ROE

Kinerja Keuangan Bank Syariah


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data

Penggunaan data di dalam penelitian ini adalah data sekunder,yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan di publikasikan untuk masyarakat pengguna data. Menurut Umar (2002 : 84), “data sekunder merupakan data primer yang telah di olah lebih lanjut,misalnya dalam bentuk label, grafik, diagram, dan lainnya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”.

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia,

yaitu

Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Penelitian ini menggunakan data time series dan cross section yang bersifat kuantitatif. Di mana data time series merupakan data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variable tertentu, dan cross section merupakan data yang terkumpul pada satu titik tertentu. Penelitian ini diwakili 10 perusahaan dengan periode penelitian 3 tahun, yaitu mulai tahun 2009 sampai dengan 2011.

3.2 Defenisi Operasional Variabel

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah ukuran seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana dari sumber – sumber di luar bank.

2. Return on Assets (ROA), yaitu indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank.


(47)

3. Return on Equity (ROE), yaitu indikator kemampuan perbankan dalam

mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba bersih.

3.3Populasi dan Sample Penelitian

Populasi adalah kelompok keseluruhan orang,peristiwa,atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti (Sri Sularso 2004:67) . Berdasarkan pengertian diatas maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah bank konvensional dan bank syariah yang terdaftar di Bank Indonesia periode 2009-2011.

Sampel penelitian menurut (Sri Sularso 2004:67) adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan purposive sampling.

Purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Teknik pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004 : 79). Adapun kriteria sampel yang ditetapkan oleh penulis, adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdapat di Indonesia pada tahun 2009-2011,

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting tahun 2009-2011,

3. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit pada tahun 2009-2011.


(48)

Sesuai penarikan sampel yang telah dilakukan, terdapat 10 data perusahaan (10 x 3 tahun) 30 sampel.Kriteria pengambilan sampel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bank syariah dan bank konvensional yang dipilih dalam penelitian ini adalah bank syariah dan bank konvensional yang telah berdiri lebih dari lima tahun dan memiliki nilai akiva yang setara. Bank konvensional yang dipilih untuk dibandingkan dengan bank syariah adalah bank konvensional dengan total aktiva sebanding dengan bank syariah yang telah dipilih.

2. Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah berdasarkan laporan publikasi keuangan Bank selama periode Tahun 2009 hingga Tahun 2011.

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Untuk Bank Konvensional

No

Nama Bank

Kriteria Sampel (S) 1 2

1 Anglomas Internasional Bank √ √

2 Bank of China Limited √ √

3 Bank of America, N.A √ √

4 BPD Kalimantan Selatan √ √

5 BPD Kalimantan Timur √ √

6 BPD Sulawesi Tenggara √ √

7 BPD Yogyakarta √ √

8 Citibank N.A √ √

9 Deutsche Bank A.G √ √ S1

10 Bank Agroniaga, Tbk √ √

11 Bank Artos Indonesia √ √

12 Bank Agris √ √

13 Bank Antar Daerah √ √

14 Bank Arta Graha Internasional, Tbk √ √


(49)

17 Bank Bukopin, Tbk √ √

18 Bank Bumi Arta √ √

19 Bank Bisnis Internasional √ -

20 Bank Baclays Indonesia √ -

21 Bank BNP Paribas Indonesia √ -

22 Bank Centra Asia, Tbk √ √

23 Bank CIMB Niaga √ -

24 Bank Capital Indonesia, Tbk √ √ S2

25 Bank Commonwealth √ -

26 Bank China Trust Indonesia √ - 27 Bank Dipo Internasional √ -

28 Bank Danamon Indonesia √ -

29 Bank DBS indonesia √ √

30 Bank DKI √ -

31 Bank Ekonomi Raharja, Tbk √ √ 32 Bank Fama Internasional - √

33 Bank Ganesha √ √

34 Bank Himpunan Saudara, Tbk √ √ 35 Bank Harda Internasional √ √

36 Bank Hana - √

37 Bank ICBC Bumiputera √ √

38 Bank ICBC Indonesia √ √

39 Bank INA Perdana √ √

40 Bank Index Selindo - √

41 Bank Internasional Indonesia, Tbk √ √

42 Bank Jasa Raharja √ √

43 Bank Kesawan Tbk √ √

44 Bank Kesejahteraan Ekonomi √ √

45 Bank Kalimantan Tengah √ √

46 Bank KEB Indonesia √ √

47 Bank Lampung √ √

48 Bank Mayora √ √

49 Bank Metro Express √ √

50 Bank Mayapada √ √ S7

51 Bank Mizuho Indonesia √ -

52 Bank Mandiri (Persero) Tbk √ √

53 Bank Mega Tbk √ √ S9

54 Bank Mutiara Tbk √ √

55 Bank Mestika Dharma - √

56 Bank Mitraniaga √ -

57 Bank Multiarta Sentosa √ √

58 Bank Nusantara Parahyangan Tbk √ -

59 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk √ √ S3


(50)

61 Bank Pan Indonesia √ √

62 Bank Pundi Tbk √ √

63 Bank Permata Tbk √ √

64 Bank Pesona Perdania √ -

65 Bank Royal Indonesia √ √

66 Bank Rabobank Internasional - -

67 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ S4

68 Bank Swadesi Tbk √ √

69 Bank Sinarmas Tbk - √

70 Bank Sumito Mitsui Indonesia √ - 71 Bank Sinar Harapan Bali - √ 72 Bank Sahabat Purba Danarta - √

73 Bank SBI Indonesia √ -

74 Bank Tabungan Pensiun Nasional √ √ S6

75 Bank Tabungan Negara √ √ S5

76 Bank Victoria Internasional Tbk √ √

77 Bank Windu Kentjana Tbk √ √ S8

78 Bank Woori Indonesia √ -

79 Bank Yudha Bakti √ -

80 Centramana Nasional Bank √ - 81 Liman Internasional Bank √ √

82 National Nobu Bank √ -

83 Panin Bank Tbk √ √

84 Prima Master Bank √ √

85 BPD Bengkulu √ -

86 BPD Bali √ -

87 BPD Jambi √ -

88 BPD Jabar dan Banten √ √

89 BPD Jawa Tengah √ √

90 BPD Jawa Timur √ √

91 BPD Kalimantan Barat √ √

92 BPD Maluku √ -

93 BPD Nusa Tenggara Barat √ - 94 BPD Nusa Tenggara Timur √ -

95 BPD Papua - √

96 BPD Riau Kepri √ -

97 BPD Sulawesi Tenggara √ √

98 BPD Sulawesi Utara √ √

99 BPD Sulawesi Selatan √ √

100 BPD Sumatera Barat (Bank Nagari) - √

101 BPD Sumatera Selatan √ -

102 BPD Sumatera Utara √ √


(51)

105 Bankok Bank Comp. LTD √ - 106 Bank of Tokyo Mitsubishi LTD √ √ 107 The Hongkong & Shanghai B.C √ √ 108 The Royal Bank of Scotland N.V - √

DAFTAR SAMPLE BANK KONVENSIONAL

NO Nama Perusahaan

1 Bank Agri Niaga Tbk

2 Bank Capital Indonesia Tbk

3 Bank Negara Indonesia Tbk

4 Bank Rakyat Indonesia(persero)Tbk

5 Bank Tabungan Negara (persero) Tbk

6 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

7 Bank Mayapada Internasional Tbk

8 Bank Windu Kentjana Internasioanal Tbk

9 Bank MegaTbk


(52)

Tabel 3.2

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Untuk Bank Syariah No

Nama Bank

Kriteria Sampel (S) 1 2

1 Bank Muamalat Indonesia √ √

2 Bank Syariah Mandiri √ √

3 Bank Syariah Mega Indonesia √ √ 4 Bank Rakyat Indonesia Syariah √ √

5 Bank Bukopin Syariah √ √

6 Bank Negara Indonesia Syariah √ √ 7 Bank Central Asia Syariah √ √

8 Bank Panin Syariah √ √

9 Bank Victoria Syariah √ √


(53)

DAFTAR BANK SYARIAH

NO Nama Perusahaan

1 Bank BNI Syariah

2 Bank Syariah Mandiri

3 Bank Mega Indonesia

4 Bank BCA Indonesia

5 Bank Panin Syariah

6 Bank Syariah Bukopin

7 Bank Victoria Syariah

8 Bank Maybank Syariah Indonesia

9 Bank BRI Syariah


(54)

3.4Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data-data sekunder berupa Laporan Keuangan Triwulanan Publikasi Bank selama periode Juni 2009 - 2011. Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website dari bank yang bersangkutan dan Perpustakaan Bank Indonesia.

Jenis laporan yang digunakan antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-Rugi, Laporan Kualitas Aktiva produktif, Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Ikhtisar keuangan.

3.5 Pegukuran Variabel

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio keuangan (financial ratio analysis). Analisis rasio keuangan berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan/bank. Analisis ini Analisis ini didasarkan pada data yang bersifat kuantitatif yaitu data berupa angka-angka yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah solvabilitas, rentabilitas, efisiensi, dan likuiditas. Setelah itu, untuk mengetahui kinerja bank secara keseluruhan dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh rasio yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu.

a. Rasio Solvabilitas, yang diwakili oleh varibel rasio CAR

( Capital Adequacy Ratio ). CAR = MODAL BANK

TOTAL ATMR

x 100 %


(55)

b. Rasio Rentabilitas, yang diwakili oleh variabel rasio ROA

( Return On Asset ) dan ROE ( Return On Equity ). ROA = LABA BERSIH

TOTAL AKTIVA

x 100 %

(Syafri,2006:305)

ROE = LABA BRSIH MODAL SENDIRI

x 100 %

(Kasmir,2008:204)

c. Kinerja bank secara keseluruhan.

Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu rasio CAR, ROA, ROE, yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan presentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah:

1. CAR

Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum sekurang-kurangnya harus memiliki CAR 8%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut ;


(56)

a. Kurang dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 8% - 12%, skor nilai = 80 c. Antara 12%- 20%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 20%, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki nilai CAR 33,84%, maka skor akhir CAR adalah 25% x 100 = 25

2. ROA

Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia adalah 1,5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut ;

Jika ROA bernilai :

a. Kurang dari 0%, skor nilai = 0 b. Antara 0% - 1%, skor nilai = 80 c. Antara 1% - 2%, skor nilai = 100 d. Lebih dari 2%, skor nilai = 90

Misalnya suatu bank memiliki nilai ROA 1,87%, maka skor akhir ROA adalah sebesar 25% x 100 = 25

3. ROE

Standar ROE menurut Bank Indonesia adalah 12%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai ROE ditentukan sebagai berikut ;

Jika ROE bernilai :

a. Kurang dari 8%, sor nilai = 0 b. Antara 8% - 10%, skor nilai = 80 c. Antara 10% - 12%, skor nilai = 90


(57)

d. Lebih dari 12%, skor nilai = 100

Misalnya suatu bank memiliki nilai ROE 27,67%, maka skor akhir ROE adalah sebesar 25% x 100 = 25

3.6 Metode Analisis data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis statistik yang menggunakan software statistik spss ver.17.

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

3.6.2 Uji Hipotesis

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test).

Independent sampel t-test dilakukan untuk menguji signifikansi beda rata-rata 2 kelompok. Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.

Kriteria pengujian Hipotesis :


(58)

Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio, Return

On Assets, Return On Equity, maupun Loan to Deposit Ratio antara bank

syariah dan bank konvensional.

thitung < ttabel

Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Capital Adequacy

Ratio, Return On Assets, Return On Equity, maupun Loan to Deposit Ratio

antara bank syariah dan bank konvensional. ,maka terima Ho

Maka :

Ho, µ1 ≠ µ2 = Terdapat perbedaan kinerja bank yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional

Ho, µ1 = µ2 = Tidak terdapat perbedaan kinerja bank yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional


(59)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Analis Hasil Penelitian

4.1.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif akan mengemukakan cara-cara penyajian data hasil penelitian. Penjelasan data disertai dengan nilai minimum, nilai maksimum,

mean dan standar deviasi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE).


(60)

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

car_syariah 30 11.10 245.87 37.0553 46.49024

car_konvensional 30 11.70 46.79 18.1607 6.68146

roa_syariah 30 -5.28 6.93 1.1217 2.15856

roa_konvensional 30 .18 4.64 2.1210 1.20782

roe_syariah 30 -18.60 74.43 10.5480 16.27360

roe_konvensional 30 .79 43.83 16.6687 11.58640 kinerja_syariah 30 17.50 72.50 53.5833 17.40347 kinerja_konvensiona

l

30 42.50 75.00 62.6667 11.65106

Valid N (listwise) 30

Berikut ini merupakan penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah, yaitu:

Berdasarkan 4.1 tabel di atas didapatkan nilai rata-rata (mean) CAR bank syariah (tahun 2009-2011) sebesar dan 37.0553 CAR bank konvensional (tahun 2009-2011) sebesar 18.1607. Dari data ini menunjukkan bahwa CAR bank syariah lebih baik dibandingkan CAR bank konvensional karena angka rasio CAR bank syariah (37.0553) lebih besar dibandingkan CAR bank non devisa (18.1607) akan


(61)

tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik CAR adalah 8%, maka perbankan syariah masih berada pada kondisi ideal karena memiliki nilai CAR diatas ketentuan BI.

Nilai rata-rata (mean) ROA bank syariah (tahun 2009 – 2011) sebesar 1.1217 dan mean ROA bank konvensional (tahun 2009 – 2011) sebesar 2.1210. Dari data ini menunjukkan bahwa ROA bank konvensional lebih baik dibandingkan ROA bank syariah karena angka rasio ROA bank konvensional (2.1210) lebih besar dibandingkan ROA bank syariah (1.1217).

Nilai rata-rata (mean) ROE bank syariah (tahun 2009– 2011) sebesar 10.5480 dan mean ROE bank konvensional (tahun 2009 – 2011) sebesar 16.6687. Dari data ini menunjukkan bahwa ROE bank konvensional lebih baik dibandingkan ROE bank syariah, karena angka rasio ROE bank konvensional (16.6687) lebih besar dibandingkan ROE bank syariah (10.5480).

Nilai rata-rata (mean) kinerja keseluruhan bank syariah (tahun 2009-2011) sebesar 53.5833 dan mean kinerja bank konvensional (tahun 2009-2011) secara keseluruhan 62.6667. Dari data ini menunjukkan bahwa kinerja bank konvensional secara keseluruhan (CAR, ROA, dan ROE) lebih baik dibandingkan bank syariah secara keseluruhan.Angka rasio kinerja bank konvensioal secara keseluruhan (62.6667) lebih besar dibandingkan bank syariah (53.5833).

4.1.2. Uji Hipotesis


(62)

dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan data CAR, ROA, ROE dan bank syariah dan bank konvensional.


(63)

Tabel 4.2

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Differen

ce Lower Upper CAR Equal variances assumed 11.82

8

.001 -2.207

58 .031

-18.93333

8.57968

-36.1074 3

-1.75923

Equal variances not assumed

-2.207

30.19 1

.035

-18.93333

8.57968

-36.4507 3

-1.41594

ROA Equal variances assumed 1.331 .253 2.360 58 .022 1.06667 .45190 .16209 1.97124 Equal variances not

assumed

2.360 46.51 8

.023 1.06667 .45190 .15731 1.97602

ROE Equal variances assumed .370 .545 1.676 58 .099 6.10000 3.63919 -1.18463 13.38463 Equal variances not

assumed

1.676 52.37 3

.100 6.10000 3.63919 -1.20133 13.40133

KINERJ A

Equal variances assumed 6.783 .012 2.396 58 .020 9.16667 3.82659 1.50691 16.82642 Equal variances not

assumed

2.396 50.39 8


(64)

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 1.CAR

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai fhitung CAR sebesar 11.828 dengan probabilitas 0.01 < 0.05 yang artinya kedua populasi varians yang berbeda. Nilai thitung Equal variance not assumed. Nilai thitung -2.207< ttabel 2.021 dengan probabilitas signifikansi 0.035 > α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha

2. ROA

ditolak. Artinya terbukti bahwa kinerja perbankan konvensional dan kinerja perbankan syariah tidak ada perbedaan yang signifikan jika dilihat dari rasio CAR. Kedua jenis bank tersebut tidak memenuhi standart minimal CAR yang ditetapkan BI sebesar 8 %, namun CAR bank syariah lebih baik dari CAR bank konvensioanal.

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai fhitung ROA sebesar 1.331 dengan probabilitas 0.253 > 0.05 yang artinya kedua populasi memiliki varians yang sama. Nilai thitung Equal variances assumed. Nilai t

hitung

2.360 > 2.021 dengan probabilitas signifikansi 0.02 < α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima . Artinya terbukti bahwa kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional tidak ada perbedaan yang signifikan jika dilihat dari rasio ROA.


(65)

3. ROE

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai fhitung ROA sebesar 370 dengan probabilitas 0.545 > α 0.05 yang artinya kedua populasi memiliki varians sama. Nilai thitung Equal variances not assumed. Nilai thitung 1.676 < 2.021 dengan probabilitas signifikansi 0.100 > α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha

4. Kinerja Keseluruhan

ditolak. Berdasarkan hasil statistik tidak dapat dibuktikan bahwa kedua rata-rata (mean) ROA perbankan konvensional dengan perbankan syariah berbeda. Artinya tidak terbukti bahwa kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional ada perbedaan yang signifikan jika dilihat dari rasio ROE.

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai fhitung Kinerja keseluruhan sebesar 6.783 dengan probabilitas 0.012 < 0.05 yang artinya kedua populasi memiliki varians yang berbeda. Nilai thitung Equal variances not

assumed. Nilai thitung 2.396 > 2012 dengan probabilitas signifikansi 0.020 > α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Secara statistik dapat dibuktikan bahwa kedua rata-rata (mean) Kinerja perbankan konvensional dengan perbankan syariah berbeda. Artinya terbukti bahwa kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional ada perbedaan yang signifikan jika dilihat dari rasio Kinerja.


(66)

BAB V

KESIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perbedaan CAR bank syariah dan bank konvensional

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik memakai independent sample t-test dengan menggunakan SPSS didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 < α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha

2. Perbedaan ROA bank syariah dan bank konvensional

diterima yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara Capital Adequacy Ratio (CAR)bank syariah dan bank konvensional.

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik memakai independent sample t-test dengan menggunakan SPSS didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.092 > α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Return On Asset (ROA)bank syariah dan bank konvensional. Namun demikian, perbankan konvensional memiliki kualitas ROA lebih rendah dibandingkan perbankan syariah dan menurut ketentuan Bank Indonesia ROA perbankan konvensional berada pada kondisi yang kurang ideal pada periode penelitian.


(67)

3. Perbedaan ROE bank syariah dan bank konvensional

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik memakai independent sample t-test

dengan menggunakan SPSS didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.054 > α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha

4. Perbedaan kinerja bank syariah dan konvensional secara keseluruhan

ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Return On Equity (ROE)bank syariah dan bank konvensional. Namun demikian, perbankan konvensional memiliki kualitas ROA lebih rendah dibandingkan perbankan syariah dan menurut ketentuan Bank Indonesia ROA perbankan konvensional berada pada kondisi yang kurang ideal pada periode penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik yang diwakili oleh variabel kinerja memakai independent sample t-test dengan menggunakan SPSS didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.489 > α 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha

5.2 Keterbatasan

ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja bank syariah dan bank konvensional. Namun demikian selama periode penelitian 2009-2011 secara keseluruhan perbankan syariah memiliki kinerja (CAR, ROA, dan ROE) lebih baik dibanding dengan perbankan konvensional.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :

1. Peneliti hanya menggunakan perusahaan perbankan yang terdapat di Indonesia sebagai populasi dan sampel yang diperoleh hanya berjumlah 10


(68)

perusahaan, sehigga belum dapat mewakili keseluruhan perusahaan perbankan yang terdaftar di Indonesia.

2. Peneliti melakukan pengamatan dan analisis hanya menggunakan satu variabel sebagai perwakilan dari setiap rasio Solvabilitas, Profitabilitas, dan Likuiditas yang digunakan sebagai alat pengamatan dan analisis.

5.3 Saran

Hasil dari penelitian ini masih memiliki keterbatasan dan kelemahan.

Oleh karena itu untuk lebih menyempurnakan hasil penelituan ini, peneliti mencoba memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak berikut ini :

1. Bagi Bank Syariah

Secara umum, kinerja bank syariah lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional. Akan tetapi, ada beberapa rasio yang lebih rendah dari konvensional yaitu rasio permodalan.

Rasio permodalan bank syariah dapat ditingkatkan dengan penambahan modal. Hal ini dapat dilakukan dengan lebih memperhatikan kebutuhan modal pada setiap ekspansi kredit. Usahakan setiap asset yang berisiko tersebut menghasilkan pendapatan, sehinggga tidak perlu menekan permodalan.

2. Bagi Bank Konvensional

Secara umum, Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja bank syariah lebih baik dibandingkan bank konvensional. Oleh karena itu, bank konvensional bisa mempertimbangkan untuk membuka atau menambah unit usaha syariah atau


(69)

3. Bagi Peneliti yang akan Datang

Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel dalam mengukur kinerja perbankan sebagai perwakilan masing-masing rasio Permodalan, Rentabilitas, Likuiditas yang digunakan, maka sebaiknya peneliti yang akan datang menggunakan lebih banyak rasio untuk mengukur kinerjanya. Selain itu, sebaiknya peneliti yang akan datang juga memperbanyak sampelnya, agar hasilnya lebih tergeneralisasi.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Abustan, 2009. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Antonio Syafii’, Muhammad, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press.

Aziz, SA 2009, ‘The Criticize for Islamic Banking’, Viewed 11 August 2010, <http://www.kompasiana.com>.

Bank Indonesia. 2008, Perbankan Syariah, dari http://www.bi.go.id

Gunawan, Juniati dan Purnama S. Dewi, 2003. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dan Luas Pengungkapan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca pada Laporan Tahunan yang Terdaftar di BEJ” , Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi

Jumingan, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

, Vol. 3, No. 2.

Kasmir, 2008. Manajemen Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo

Kasmir, 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, edisi revisi 9. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Rindawati, 2007, penelitian Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional

Sri Sularso, 2003/2004.Metode Penelitian akuntansi sebuah pendekatan replikasi, Fakultas ekonomi universitas sebelas maret, Surakarta

Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Gema Insani Press, Jakarta, 2001


(71)

Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Konvensioanal CAR

2009 2010 2011

Bank BTPN 18.5 23.4 20.5

Bank OCBC NISP 17.4 17.2 16.1

Bank Agroniaga 19.63 14.42 13.53

Bank Capital Indonesia 46.79 30.48 21.58 Bank Negara Indonesia 13.78 13.09 18.36 Bank Rakyat Indonesia 13.2 13.2 13.76 Bank Tabungan Negara 21.54 16.67 15.8 Bank Mayapada Internasional 17.05 20.4 14.68 Bank Windu Kentjana

International 17.88 17.9 12.66


(72)

Hasil Perhitungan Return on Assets (ROA) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Konvensional

ROA

2009 2010 2011

Bank BTPN 3.42 4 4.4

Bank OCBC NISP 2.6 2.9 3

Bank Agroniaga 0.18 0.67 0.9

Bank Capital Indonesia 1.42 0.74 0.84

Bank Negara Indonesia 1.72 2.49 2.94

Bank Rakyat Indonesia 3.73 3.73 4.64

Bank Tabungan Negara 1.47 2.05 2.03

Bank Mayapada Internasional 0.9 1.22 2.07

Bank Windu Kentjana International 1 1.11 0.96


(73)

Hasil Perhitungan Return on Equity (ROE) Tahun 2009-2011 (dalam persen)


(74)

Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Syariah

CAR

2009 2010 2011

Bank BCA Syariah 35.58 69.89 45.94

Bank BRI Syariah 17.04 20.62 17.74

Bank Syariah Bukopin 13.06 11.51 16.05

Bank Mega Syariah 18.84 17.78 11.7

Bank Victoria Syariah 49.1 48.2 45.20

Bank Syariah Maybank 14.8 14.6 12.09

Bank Muamalat 11.1 13.26 12.01

Bank Syariah Mandiri 22.03 32.48 11.89

Bank Panin Syariah 245.87 105.5 100.63


(75)

Hasil Perhitungan Return on Assets (ROA) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Syariah

ROA

2009 2010 2011

Bank BCA Syariah 0.42 1.42 0.9

Bank BRI Syariah 0.53 0.35 0.2

Bank Syariah Bukopin 0.06 0.74 1.87

Bank Mega Syariah 1.77 2.45 2.29

Bank Victoria Syariah 3.45 1.09 6.93

Bank Syariah Maybank 3.09 2.54 1.35

Bank Muamalat 0.45 1.36 1.52

Bank Syariah Mandiri 2.38 3.42 2.22

Bank Panin Syariah -1.38 -5.28 -0.79


(76)

Hasil Perhitungan Return on Equity (ROE) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Syariah ROE

2009 2010 2011

Bank BCA Syariah 2.64 0.56 2.29

Bank BRI Syariah 3.35 1.28 1.19

Bank Syariah Bukopin 0.87 9.65 20.1

Bank Mega Syariah 18.72 27.2 26.74

Bank Victoria Syariah 5.09 2.41 8.19

Bank Syariah Maybank 12.04 9.32 11.75

Bank Muamalat 8.03 17.78 20.79

Bank Syariah Mandiri 21.31 30.74 74.43

Bank Panin Syariah -1.48 -7.32 -2.91


(77)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

car_syariah 30 11.10 245.87 37.0553 46.49024

car_konvensional 30 11.70 46.79 18.1607 6.68146

roa_syariah 30 -5.28 6.93 1.1217 2.15856

roa_konvensional 30 .18 4.64 2.1210 1.20782

roe_syariah 30 -18.60 74.43 10.5480 16.27360

roe_konvensional 30 .79 43.83 16.6687 11.58640 kinerja_syariah 30 17.50 72.50 53.5833 17.40347 kinerja_konvensiona

l

30 42.50 75.00 62.6667 11.65106


(1)

Hasil Perhitungan Return on Equity (ROE) Tahun 2009-2011 (dalam persen)


(2)

Hasil Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Syariah

CAR

2009 2010 2011

Bank BCA Syariah 35.58 69.89 45.94

Bank BRI Syariah 17.04 20.62 17.74

Bank Syariah Bukopin 13.06 11.51 16.05

Bank Mega Syariah 18.84 17.78 11.7

Bank Victoria Syariah 49.1 48.2 45.20

Bank Syariah Maybank 14.8 14.6 12.09

Bank Muamalat 11.1 13.26 12.01

Bank Syariah Mandiri 22.03 32.48 11.89 Bank Panin Syariah 245.87 105.5 100.63


(3)

Hasil Perhitungan Return on Assets (ROA) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Syariah

ROA

2009 2010 2011

Bank BCA Syariah 0.42 1.42 0.9

Bank BRI Syariah 0.53 0.35 0.2

Bank Syariah Bukopin 0.06 0.74 1.87

Bank Mega Syariah 1.77 2.45 2.29

Bank Victoria Syariah 3.45 1.09 6.93

Bank Syariah Maybank 3.09 2.54 1.35

Bank Muamalat 0.45 1.36 1.52

Bank Syariah Mandiri 2.38 3.42 2.22

Bank Panin Syariah -1.38 -5.28 -0.79

Bank BNI Syariah -3.6 0.61 1.29


(4)

Hasil Perhitungan Return on Equity (ROE) Tahun 2009-2011 (dalam persen)

Bank Syariah ROE

2009 2010 2011

Bank BCA Syariah 2.64 0.56 2.29

Bank BRI Syariah 3.35 1.28 1.19

Bank Syariah Bukopin 0.87 9.65 20.1

Bank Mega Syariah 18.72 27.2 26.74

Bank Victoria Syariah 5.09 2.41 8.19

Bank Syariah Maybank 12.04 9.32 11.75

Bank Muamalat 8.03 17.78 20.79

Bank Syariah Mandiri 21.31 30.74 74.43

Bank Panin Syariah -1.48 -7.32 -2.91


(5)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation car_syariah 30 11.10 245.87 37.0553 46.49024 car_konvensional 30 11.70 46.79 18.1607 6.68146

roa_syariah 30 -5.28 6.93 1.1217 2.15856

roa_konvensional 30 .18 4.64 2.1210 1.20782

roe_syariah 30 -18.60 74.43 10.5480 16.27360 roe_konvensional 30 .79 43.83 16.6687 11.58640 kinerja_syariah 30 17.50 72.50 53.5833 17.40347 kinerja_konvensiona

l

30 42.50 75.00 62.6667 11.65106

Valid N (listwise) 30


(6)

JADWAL PENELITIAN Tahapan Penelitian Sep 2012 Sep 2012 Okt 2012 Okt 2012 Okt 2012 Nov 2012 Des 2012 Pengajuan Proposal Skripsi Penyelesaian Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Pengumpulan Dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Ujian Komprehensif


Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional

1 109 96

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 2 13

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 3 19

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA.

0 0 25

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL.

0 1 15

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 0 12

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional.

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdapat Di Indonesia

0 0 7