ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2007 – 2012
i
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI
DAERAH UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS PENDAPATAN
ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MALANG
TAHUN 2007 – 2012
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh:
Okky Yulianita Rahmawati 09630089
JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013
(2)
(3)
(4)
iv KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan doa dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Untuk Menilai Efektifitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang Tahun 2007-2012” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi program studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Muhammdiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang berharga ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya pada yang memberikan sumbangan, baik berupa pikiran maupun tenaga kerja serta semangat dan materi selama penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bapak Dr. Muhajir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Nazaruddin Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Ibu Ida Nuraini, SE, Msi selaku Ketua Program S1 Ilmu Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Arfida BR., MS selaku Dosen Pembimbing pertama yang telah meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Zainal Arifin, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran telah memberikan nasehat, pengarahan dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi.
6. Segenap Ibu dan Bapak Dosen Progrm S1 IESP serta Staff Tata Usaha FE-UMM atas didikan dan bimbingannya selama ini.
(5)
v
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan penuh kesabaran dan pengorbanannya selalu memberikan dorongan, bantuan materil maupun non material agar penulis dapat menyelesaikan studi.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari Skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena hal tersebut tidak lepas dari kelemahan dan keterbatasan penulis. Akhirnya penulis berharap agar Skripsi ini berguna sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dijadikan implikasi selanjutnya bagi mahasiswa.
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.
Malang, 15 April 2013
(6)
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu... 6
2.2. Landasan Teori ... 8
2.2.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 8
2.2.2. Pengertian Pajak ... 10
2.2.3. Pajak Daerah ... 19
2.2.4. Pengertian Keuangan Daerah ... 29
2.2.5. Pengertian Retribusi Daerah ... 30
2.2.6. Efektifitas ... 34
2.2.7. Desentralisasi Fiskal Daerah ... 36
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 39
3.2. Lokasi Penelitian ... 39
3.3. Jenis dan Sumber Data ... 39
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 40
(7)
vii
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan ... 44
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44
4.1.1.1. Letak Geografis Kabupten Malang ... 44
4.1.1.2. Kondisi Topografi Kabupaten Malang ... 45
4.2. Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah ... 47
4.2.1. Pajak Daerah Kabupaten Malang tahun 2007-2012 ... 47
4.2.2. Retribusi Daerah Kabupaten Malang tahun 2007-2012 . 55 4.2.3. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah ... 68
4.2.4. Efektifitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah ... 70
4.2.5. Kemampuan Fiskal Daerah ... 73
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 78
5.2. Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
viii DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Efektifitas Kinerja Keuangan Daerah ... 42
Tabel 4.1. Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2007 ... 48
Tabel 4.2. Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2008 ... 49
Tabel 4.3. Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2009 ... 50
Tabel 4.4. Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2010 ... 51
Tabel 4.5. Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2011 ... 52
Tabel 4.6. Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2012 ... 54
Tabel 4.7. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2007 ... 56
Tabel 4.8. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2008 ... 58
Tabel 4.9. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2009 ... 60
Tabel 4.10. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2010 ... 62
Tabel 4.11. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2011 ... 64
Tabel 4.12. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2012 ... 67
Tabel 4.13. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatn Asli Daerah ... 69
Tabel 4.14. Efektifitas Pajak Daerah ... 71
Tabel 4.15. Efektifitas Retribusi Daerah ... 72
Tabel 4.16. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, dan Sumbangan Daerah terhadap Total Peberimaan Daerah di Kabupaten Malang Tahun 2007-2012 .... 75
(9)
ix DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perbandingan Realisasi Pendapatan Tahun 2008-2011 Lampiran 2 Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2012
Lampiran 3 Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2007-2012 Lampiran 4 Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2007-2012 Lampiran 5 Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Pendaptan Asli Daerah Kabupaten Malang Tahun 2007-2012 Lampiran 6 Efektifitas Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap
Pendaptan Asli Daerah Tahun 2007-2012
Lampiran 7 Desentralisasi Fiskal pada Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, dan Sumbangan Daerah terhadap Total Penerimaan Daerah Kabupaten Malang Tahun 2007-2012
(10)
x DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik Kab. Malang : http:/malangkab.bps.go.id.
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi.Informtika. Bandung.
Hadi Irmawan, Drs., M.M, Aminul Amin, Drs., M.M. 2003.Pengantar Perpajakan, Bayumedia Publishing. Malang.
Halim, Abdul. 2001. Anggaran Daerah dan Fiscal Stress : Sebuah Studi Kasus pada Anggaran Daerah Provinsi di Indonesia. JEBI Vol. 16 No. 4
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik, PEMBARUAN. Yogyakarta.
Mardiasmo, Dr., MBA, Ak. 2002. Perpajakan. Edisi Revisi Tahun 2002 Andi. Yogyakarta.
Mudrajat, Kuncoro. 1997. Ekonomi Pembangunan : Teori, Masalah, dan Kebijakan. UPP AMP YKPM : Yogyakarta.
Munawir, H.S Drs. 1997. Perpajakan, Liberty, Yogyakarta.
Munir, Dasril., Henry Arys Djuanda., 2002. Kebijakan Dan Manajemen Keuangan Daerah. YPAPI. Yogyakarta.
Nasution, M, Arif. 2000. Dalam Demokrasi dan Problema Otonomi Daerah. Jakarta. Erlangga.
Peraturan Pemerintahan Daerah Republik Indonesia No. 105 tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Tanggungjawaban keuangan Daerah.
Radianto, Elia. 1997. Otonomi Keuangan Daerah tingkat II, Suatu Studi di Maluku. LP3ES : Jakarta.
Rohman, Arif. 2006, Analisis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk Menilai Efektifitas dan Proyeksi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Blitar. Skripsi UMM, Malang.
Rosdiana, Haula, Rasin, Tarigan. 2005. Teori Perpajakan dan Aplikasi. Raja Grafindo, Jakarta.
Rudini, 1995. Otonomi Daerah sebagai Otonomi Nyata dalam Perspektif Ekonomi dan Politik, dalam Otonomi Daerah : Peluang dan tantangan. Pustaka Sinar : Jakarta.
Soemitro R. 1997, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. PT Eresco, Yogyakarta.
(11)
xi
Sugiyanto. 2000. Kemandirian dan Otonomi Daerah. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII No.1.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan Pengembangan. Lingga Jaya. Bandung.
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pasal 23 ayat 2 yang tentang Pengenaan pajak dan pemungutan pajak.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
Waluyo, Joko. 2007. Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan antar Daerah di Indonesia. Parallel Session IA : Fiscal Decentralization, Kampus UI-Depok.
Waluyo, Wirawan B, Ilyas. 2002, Perpajakan Indonesia. Edisi Kedua Salemba Empat, Jakarta.
(12)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan reformasi keuangan daerah di Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah. Dengan adanya Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang adanya kreatifitas dari pemerintah daerah dalam mengelola dan menjalankan berbagai fungsi yang ada dipemerintahan daerah, termasuk dalam meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah maka pemerintah daerah dapat menetepkan berbagai jenis sumber penerimaan daerah baru diluar pajak dan retribusi daerah. Kuantitas dan kualitas jenis-jenis penerimaan baru sangat tergantung dari kreatifitas pemerintah daerah.
Sumber penerimaan atau pendapatan asli daerah yang terbesar adalah dari sektor pajak dan retribusi daerah. Kedudukan sumber penerimaan itu sangat penting dimana sebagian besar pendapatan pemerintah Kabupaten Malang. Usaha peningkatan pendapatan daerah melalui subsektor perpajakan, retribusi daerah, pendapatan daerah lainnya yang merupakan tonggak penting disamping peningkatan-peningkatan pemungutan pajak bumi dan bangunan daerah itu sendiri. Mengingat jumlah masyarakat sebagai subyek pajak cukup banyak, sedangkan dilain pihak pajak dan retribusi daerah berperan sebagai penunjang pendapatan asli daerah, maka sangat diperlukan adanya perbaikan administrasi yang ada melalui sistem dan prosedur organisasi dari Dinas
(13)
2 Pendapatan Daerah yang ada sekarang ini. Kesulitan yang dihadapi oleh daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah seperti pembangunan ekonomi sosial dan pembangunan dibidang umum merupakan suatu kenyataan yang terjadi di wilayah Negara Kesatuan Repubik Indonesia. Sebagai konsekuensi dari keadaan yang demikian ini maka
Pemerintah daerah memerlukan sumber-sumber dana yang tidak sedikit untuk membiayai dari program-program pembangunan. Dalam menghadapi hal demikian, maka pemerintah Kabupaten Malang berusaha untuk lebih meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah dimana perannya cukup besar terhadap pendapatan asli daerah tersebut. Sebagai pendapatan asli daerah sektor pajak dan retribusi daerah adalah merupakan sumber dana bagi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Malang.
Peningkatan kapasitas administrasi daerah akan menjangkau segi-segi yang berhubungan dengan tata kerja dan tata hubungan kerja antara dinas teknis yang merupakan tugas pokok dibidang perpajakan dan retribusi daerah, dalam hal ini pendapatan daerah Kabupaten Malang dengan dinas atau unit kerja lain yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi daerah dan pemungutan daerah lainnya serta pajak bumi dan bangunan untuk mencapai daya guna dan hasil guna secara optimal. Dimana pajak dan retribusi daerah adalah pendapatan terbesar dari suatu daerah. Dengan besarnya potensi sumber penerimaan dari sektor pajak dan retribusi daerah maka pemungutannya harus dilakukan secara intensif dalam rangka
(14)
3 menunjang pembangunan dengan jalan mengembangkan pemungutannya yang sudah ada.
Sedangkan desentralisasi fiskal dapat diartikan suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah untuk mendukung fungsi ataupun tugas pemerintah. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Kabupaten Malang dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewewenangan (urusan) pembiayaan yang dikenal dengan istilah PAD (Pendapatan Asli Daerah) di mana komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah. Terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah, terjadi melalui proses penyerahan sejumlah kekuasaan/ kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah di mana implementasi kebijakan desentralisasi memerlukan banyak faktor pendukung.
Sumber Pendapatan Asli Daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan terdiri dari hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, hasil pajak daerah, dan lain-lain. Dalam hal ini, Kabupaten Malang terus berusaha dengan pembangunan disegala bidang demi tercapainya peningkatan pelayanan social dan kesejahteraan masyarakat. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik mengambil judul “ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2007 - 2012”.
(15)
4 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka untuk mempermudah pembahasan penulis merumuskan permasalahan yang meliputi :
1. Seberapa besar kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah untuk menilai efektifitas terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012?
2. Bagaimana tingkat efektifitas pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012? 3. Sejauhmana kemampuan fiskal daerah dalam mendukung kemandirian
daerah Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012?
1.3. Batasan Masalah
Agar pokok permasalahan tidak terlalu melebar dan mencapai saran yang diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah dibatasi pada : Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Malang yang diperoleh melalui retribusi daerah serta peranan retribusi daerah terhadap pajak daerah guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah untuk menilai efektifitas terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012.
(16)
5 2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas pajak daerah dan retribusi daerah
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012.
3. Untuk mengetahui kemampuan fiskal daerah dalam mendukung kemandirian daerah Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012.
1.5. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup berguna. Adapun kegunaan penelitian ini meliputi :
1. Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Malang Penelitian ini diharapkan dapat memberika sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah sebagaimana pelaku pengambil kebijakan.
2. Peneliti lain
Penelitian ini juga dapat menjadi informasi yang cukup bagi proses penelitian berikutnya yang memiliki keterkaitan masalah dan latar belakang yang serupa.
(1)
xi
Sugiyanto. 2000. Kemandirian dan Otonomi Daerah. Media Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII No.1.
Susanto, Azhar. 2004. Sistem Informasi Manajemen:Konsep dan Pengembangan. Lingga Jaya. Bandung.
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pasal 23 ayat 2 yang tentang Pengenaan pajak dan pemungutan pajak.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
Waluyo, Joko. 2007. Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan antar Daerah di Indonesia. Parallel Session IA : Fiscal Decentralization, Kampus UI-Depok.
Waluyo, Wirawan B, Ilyas. 2002, Perpajakan Indonesia. Edisi Kedua Salemba Empat, Jakarta.
(2)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan reformasi keuangan daerah di Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah. Dengan adanya Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang adanya kreatifitas dari pemerintah daerah dalam mengelola dan menjalankan berbagai fungsi yang ada dipemerintahan daerah, termasuk dalam meningkatkan pendapatan daerah. Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah maka pemerintah daerah dapat menetepkan berbagai jenis sumber penerimaan daerah baru diluar pajak dan retribusi daerah. Kuantitas dan kualitas jenis-jenis penerimaan baru sangat tergantung dari kreatifitas pemerintah daerah.
Sumber penerimaan atau pendapatan asli daerah yang terbesar adalah dari sektor pajak dan retribusi daerah. Kedudukan sumber penerimaan itu sangat penting dimana sebagian besar pendapatan pemerintah Kabupaten Malang. Usaha peningkatan pendapatan daerah melalui subsektor perpajakan, retribusi daerah, pendapatan daerah lainnya yang merupakan tonggak penting disamping peningkatan-peningkatan pemungutan pajak bumi dan bangunan daerah itu sendiri. Mengingat jumlah masyarakat sebagai subyek pajak cukup banyak, sedangkan dilain pihak pajak dan retribusi daerah berperan sebagai penunjang pendapatan asli daerah, maka sangat diperlukan adanya perbaikan
(3)
2 Pendapatan Daerah yang ada sekarang ini. Kesulitan yang dihadapi oleh daerah dalam pembiayaan pembangunan daerah seperti pembangunan ekonomi sosial dan pembangunan dibidang umum merupakan suatu kenyataan yang terjadi di wilayah Negara Kesatuan Repubik Indonesia. Sebagai konsekuensi dari keadaan yang demikian ini maka
Pemerintah daerah memerlukan sumber-sumber dana yang tidak sedikit untuk membiayai dari program-program pembangunan. Dalam menghadapi hal demikian, maka pemerintah Kabupaten Malang berusaha untuk lebih meningkatkan penerimaan pajak dan retribusi daerah dimana perannya cukup besar terhadap pendapatan asli daerah tersebut. Sebagai pendapatan asli daerah sektor pajak dan retribusi daerah adalah merupakan sumber dana bagi pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Malang.
Peningkatan kapasitas administrasi daerah akan menjangkau segi-segi yang berhubungan dengan tata kerja dan tata hubungan kerja antara dinas teknis yang merupakan tugas pokok dibidang perpajakan dan retribusi daerah, dalam hal ini pendapatan daerah Kabupaten Malang dengan dinas atau unit kerja lain yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pemungutan pajak dan retribusi daerah dan pemungutan daerah lainnya serta pajak bumi dan bangunan untuk mencapai daya guna dan hasil guna secara optimal. Dimana pajak dan retribusi daerah adalah pendapatan terbesar dari suatu daerah. Dengan besarnya potensi sumber penerimaan dari sektor pajak dan retribusi daerah maka pemungutannya harus dilakukan secara intensif dalam rangka
(4)
menunjang pembangunan dengan jalan mengembangkan pemungutannya yang sudah ada.
Sedangkan desentralisasi fiskal dapat diartikan suatu proses distribusi anggaran dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi kepada pemerintahan yang lebih rendah untuk mendukung fungsi ataupun tugas pemerintah. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Kabupaten Malang dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewewenangan (urusan) pembiayaan yang dikenal dengan istilah PAD (Pendapatan Asli Daerah) di mana komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah dan retribusi daerah. Terwujudnya pelaksanaan otonomi daerah, terjadi melalui proses penyerahan sejumlah kekuasaan/ kewenangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah di mana implementasi kebijakan desentralisasi memerlukan banyak faktor pendukung.
Sumber Pendapatan Asli Daerah adalah sumber keuangan daerah yang digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan terdiri dari hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, hasil pajak daerah, dan lain-lain. Dalam hal ini, Kabupaten Malang terus berusaha dengan pembangunan disegala bidang demi tercapainya peningkatan pelayanan social dan kesejahteraan masyarakat. Dari latar belakang di atas maka penulis tertarik mengambil judul “ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN
RETRIBUSI DAERAH UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS
(5)
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka untuk mempermudah pembahasan penulis merumuskan permasalahan yang meliputi :
1. Seberapa besar kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah untuk menilai efektifitas terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012?
2. Bagaimana tingkat efektifitas pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012? 3. Sejauhmana kemampuan fiskal daerah dalam mendukung kemandirian
daerah Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012?
1.3. Batasan Masalah
Agar pokok permasalahan tidak terlalu melebar dan mencapai saran yang diharapkan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah dibatasi pada : Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Malang yang diperoleh melalui retribusi daerah serta peranan retribusi daerah terhadap pajak daerah guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah untuk menilai efektifitas terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012.
(6)
2. Untuk mengetahui tingkat efektifitas pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012.
3. Untuk mengetahui kemampuan fiskal daerah dalam mendukung kemandirian daerah Kabupaten Malang tahun 2007 – 2012.
1.5. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup berguna. Adapun kegunaan penelitian ini meliputi :
1. Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Malang Penelitian ini diharapkan dapat memberika sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah sebagaimana pelaku pengambil kebijakan.
2. Peneliti lain
Penelitian ini juga dapat menjadi informasi yang cukup bagi proses penelitian berikutnya yang memiliki keterkaitan masalah dan latar belakang yang serupa.