Hitung Pengembangan Metode Seleksi Galur Murni Jagung Pulut (waxy corn) Toleran Kekeringan dan Introgresi Gen opaque-2 (oo) dengan Marka SSRs (Simple Sequence Repeats)

-58- cekaman lingkungan yang bersifat sulit diduga, karena tidak terjadi sepanjang tahun berbeda dengan cekaman lingkungan edafik. Reynolds et al. 2004 membagi cekaman kekeringan menjadi tiga pola cekaman yaitu 1 cekaman yang terjadi pasca anthesis, 2 cekaman kekeringan yang terjadi sebelum anthesis, dan 3 kekeringan yang terjadi secara terus menerus. Kondisi lingkungan seleksi pada percobaan yang dilakukan ini yakni pertanaman diatur dengan pemberian air secukupnya sampai umur 42 hari setelah tanam atau tanaman dalam fase keluarnya malai tasseling stage, sedangkan pada lingkungan tanpa cekaman pemberian air dilakukan setiap dua minggu sekali dan diberikan sampai menjelang panen maturity stage. Lingkungan pengujian yang digunakan merupakan lingkungan pengujian dengan perbedaan waktu musim kering dan musim hujan yang sangat ekstrim. Lokasi Muneng merupakan lahan kering, jenis tanah andosol, ketinggi tempat 10 m dari permukaan laut, dengan tipe iklim E1 musim hujan 6 bulan dan lokasi Maros merupakan lahan sawah, jenis tanah latosol, ketinggian tempat 5 m dari permukaan laut, dan tipe iklim C3. Hasil analisis gabungan Tabel 13 memperlihatkan bahwa genotipe berpengaruh sangat nyata. Hal tersebut mengambarkan bahwa genotipe yang memiliki potensi bobot biji per tanaman yang berbeda, terdapatnya pengaruh lokasi sangat nyata dan interaksi antara genotipe x lokasi sangat nyata. Tabel 13 Analisis gabungan karakter bobot biji per tanaman gram hasil persilangan diallel genotipe 1-100, lokasi Maros dan Muneng, dan lingkungan tanpa cekaman dan cekaman kekeringan pada MK2008 Sumber Keragaman db JK KT

F. Hitung

Ulangan 2 3429,408 1714,704 1,5529 Fak. A Genotipe 99 700503,817 7075,796 6,4081 Fak. B Lokasi 1 215480,814 215480,814 195,146 AB G x L 99 169074,539 1707,824 1,5467 Fak. C Lingkungan 1 520561,248 520561,248 471,4361 AC G x Lingk 99 153194,602 1547,42 1,4014 BC Lok x Lingk 1 37673,112 37673,112 34,1179 ABC G x Lok x Lingk 99 133382,463 1347,298 1,2202 tn Galat 798 881154,084 1104,203 Total 1199 2814454,086 Keterangan: db = derajat bebas, tn = berpengaruh tidak nyata, = berpengaruh sangat nyata taraf 1 -59- Hal ini menunjukkan bahwa di antara seratus genotipe jagung pulut yang diuji, tanggapnya terhadap dua lingkungan tumbuh lokasi untuk karakter bobot biji pertanaman tidak sama dan dapat diartikan diantara genotipe tersebut terdapat genotipe yang tumbuh baik pada lingkungan lokasi tertentu. Analisis gabungan memperlihatkan adanya interaksi genotipe x lingkungan untuk karakter bobot biji per tanaman. Interaksi genotipe x lingkungan tersebut mengakibatkan adanya perbedaan penampilan karakter bobot biji per tanaman pada setiap lingkungan. Hasil suatu tanaman ditentukan oleh faktor genetik, faktor lingkungan dan interaksi faktor genetik x lingkungan. Faktor lingkungan tersebut meliputi lokasi, musim atau teknik budidaya termasuk lingkungan tercekam kekeringan. Kesesuaian antara faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor penentu utama dalam peningkatan produktivitas tanaman. Anthesis silking interval ASI merupakan kriteria utama dalam merakit varietas jagung toleran cekaman kekeringan karena berpengaruh terhadap produksi. Nilai ASI sekitar -1,0 sampai +3,0 hari merupakan nilai terbaik untuk varietas jagung toleran cekaman kekeringan Bolanos Edmeades 1993. Semakin tinggi nilai ASI semakin rendah hasil karena tidak terjadi sinkronisasi pembungaan. ASI negatif diartikan bahwa rambut terlebih dahulu siap diserbuki sebelum tersedia bunga jantan, sehingga seleksi dilakukan berdasarkan ASI yang kecil atau minus. Pengamatan ASI dilakukan pada saat 50 jumlah dari seluruh tanaman telah berbunga jantan dan betina, perhitungan ASI merupakan pengurangan hari berbunga betina dengan hari berbunga jantan. Analisis gabungan untuk karakter ASI memperlihatkan genotipe berpengaruh sangat nyata Tabel 14. Hal ini menunjukkan bahwa diantara genotipe uji terdapat perbedaan nilai ASI. Pengaruh lokasi dan interaksi antara genotipe x lokasi berpengaruh sangat nyata mengindikasikan bahwa diantara genotipe yang dievaluasi terdapat genotipe yang adaptif pada lokasi Muneng tetapi tidak adaptif pada lokasi Maros atau sebaliknya akan terjadi. Pengaruh lingkungan sangat nyata tetapi interaksi antara genotipe x lingkungan berpengaruh tidak nyata menunjukkan bahwa perlakuan kondisi lingkungan tanpa cekaman dan kondisi lingkungan cekaman kekeringan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap karakter ASI. Diduga faktor lingkungan yang berkontribusi dalam hal -60- ini adalah faktor lingkungan lainnya, baik faktor struktur, tekstur tanah, faktor suhu, dan kelembaban lingkungan pada masing-masing lokasi. Tabel 14 Analisis gabungan karakter anthesis silking interval hari hasil persilangan diallel genotipe 1-100, lokasi Maros dan Muneng, dan lingkungan tanpa cekaman dan cekaman kekeringan pada MK2008 Sumber Keragaman db JK KT

F. Hitung