Jumlah Daun Per Pohon Luas Daun Massa Karbohidrat

12 c. Mencampurkan larutan a dan b kemudian dipanaskan pada suhu 37 o C selama 1-2 hari dan simpan pada botol gelap. Campuran ini disebut pereaksi Nelson. 4. Pereaksi Karbohidrat Pereaksi Karbohidrat yang digunakan terdiri dari : a. 0.7 N HCl b. 1 N NaOH c. 5 ZnSO 4 d. 0.3 N BaOH 2 5. Phenol Merah 6. Aquades

3.3. Metode Pengambilan Data

3.3.1. Jumlah Daun Per Pohon

Penentuan daya rosot CO 2 per pohon memerlukan data tentang jumlah daun per pohon. Langkah-langkah penentuan jumlah daun per pohon adalah sebagai berikut : 1. Menghitung jumlah cabang yang ada dalam satu pohon. 2. Mengelompokkan cabang-cabang tersebut berdasarkan ukurannya. 3. Mengalikan jumlah daun pada sampel dengan jumlah sampel cabang. 4. Menjumlahkan hasil kali tersebut sehingga didapat jumlah total daun per pohon.

3.3.2. Luas Daun

Daun sampel diukur luas totalnya dengan menggunakan buku Milimeter Block. Langkah-langkah pengukuran sebagai berikut : 1. Penggambaran daun pada halaman milimeter block. 2. Penghitungan luas dari kotak yang ada di halaman tersebut. 13

3.3.3. Massa Karbohidrat

Pengukuran daya rosot CO 2 dilakukan dengan metode karbohidrat, dimana massa CO 2 diketahui dari konversi massa karbohidrat hasil fotosintesis. Massa karbohidrat hasil fotosintesis dianalisis dengan metode Somogyi Nelson. Penentuan massa karbohidrat daun terdapat dua tahapan, yaitu pengambilan daun sampel dan pengukuran massa karbohirat. 1. Pengambilan Daun Sampel : a. Penentuan jenis pohon sampel. b. Pemetikan daun dari pohon sampel dan timbang sebanyak 30 gram dengan komposisi daun muda, dewasa, dan tua secara proporsional tiap jenisnya. Daun yang diambil adalah daun yang sehat dan tidak berlubang. Pengambilan sampel daun dilakukan dalam 2 tahapan waktu, yaitu pada pukul 05.00 WIB; 12.00 WIB; 17.00 WIB; dan 20.00 WIB. Pada pukul 05.00 WIB diasumsikan belum terjadi proses fotosintesis, pukul 12.00 WIB pada saat fotosintesis, pada pukul 17.00 WIB diasumsikan sesaat sebelum fotosintesis selesai dan 20.00 WIB diasumsikan telah terjadi proses fotosintesis selama sehari. c. Pemasukkan sampel daun ke dalam plastik rendam dengan alkohol 70 selama 5 menit, lalu kering udarakan. Perendaman dalam alkohol dilakukan untuk mencegah terjadinya fotosintesis dan respirasi lanjutan setelah daun dipetik. 2. Pengukuran Massa Karbohidrat : a. Pengeringan daun segar yang telah dipetik 30 gram menggunakan oven pada suhu 50 o C selama 72 jam untuk mendapatkan berat kering mutlak. b. Penghancuran sampel daun yang telah dikeringkan dengan menggunakan alat penggiling sampai halus. c. Pengambilan 0,2 gram sampel daun yang telah dihancurkan. d. Penambahan dengan 120 ml HCL 0,7 N. e. Penghidrolisis selama 2,5 jam dalam penangas air. 14 f. Penyaringan dalam labu ukur 100 ml. g. Pemasukkan phenol merah, kemudian netralkan dengan NaOH 1 N sampai terjadi perubahan warna larutan. h. Penambahan 5 ml ZnSO 4 5 dan 5 ml BaOH 2 0,3 N. i. Penambahan larutan aquades sampai tanda tera 100 ml. j. Penyaringan kembali dan ambil larutan jernih. k. Pemipetan 2 ml yang sudah jernih. l. Pembuatan deret standar karbohidrat 5, 10, 15, 20, 25 ml. m. Penambahan pereaksi Cu sebanyak 2 ml pada deret standar dan larutan sampel, lalu panaskan dalam penangsa air selama 10 menit kemudian didinginkan. n. Penambahan pereaksi Nelson 2 ml dan 20 ml H 2 O sampai tanta tera masing-masing deret standar dan larutan sampel. Kocok dan biarkan sampai 2 menit. o. Pengukuran dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 µ m sehingga didapat nilai absorbsi karbohidrat A p. Penghitungan presentasi karbohidrat KH. Nilai presentasi karbohidrat yang didapat adalah KH dalam keadaan kering. q. Penghitungan massa karbohidrat dalam daun segar basah.

3.4. Pengolahan Data