Pemilihan Jenis Pohon Untuk Hutan Kota

36

5.5. Pemilihan Jenis Pohon Untuk Hutan Kota

Keberadaan hutan kota sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sesuai tujuannya pembangunan hutan kota lebih ditekankan pada fungsinya yaitu untuk menjaga dan memperbaiki iklim mikro, meresapkan air, nilai estetika, dan menciptakan keseimbangan dan keserasian fisik kota, serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Dephut 2006. Dan dalam mendukung hasil COP 15 maka seharusnya Indonesia menjalankan beberapa program yaitu program pengurangan emisi CO 2 dengan beberapa kegiatan seperti penanaman ataupun mengurangi beberapa kegiatan yang menghasilkan CO 2 lebih. Saat ini telah terdengar mengenai isu pemanasan global yang dapat menyebabkan kegiatan makhluk hidup di bumi terganggu, dan isu ini menyebabkan hutan semakin dibutuhkan, termasuk hutan kota. Indonesia sebagai Negara berkembang dapat berperan dalam mencegah pemansan global melalui perdagangan karbon, salah satunya dengan memanfaatkan jasa lingkungan hutan. Pembangunan hutan kota dapat dimasukkan ke dalam perdagangan karbon melalu mekanisme pembangunan bersih atau Clean Development Mechanism CDM. Perdagangan karbon adalah menjual kemampuan pohon untuk menyerap sejumlah karbon yang dikandung di atmosfer agar disimpan di dalam biomassa pohon untuk waktu yang ditentukan 20 tahun dengan 2 kali perpanjangan atau satu periode selama 30 tahun saja Wasrin 2005. Sedangkan CDM merupakan salah satu mekanisme untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang terdapat di dalam protocol Kyoto. CDM merupakan mekanisme yang khusus mengatur perdagangan karbon antara Negara berkembang dengan Negara maju Soemarwoto 2004. Melalui CDM, Negara berkembang dapat berperan aktif membantu Negara maju yang terkena kewajiban dalam menurunkan emisi gas rumah kaca. Pembangunan hutan kota termasuk dalam sektor CDM kehutanan yang penurunan emisi gas rumah kaca dilakukan dengan cara penyerapan CO 2 di atmosfer oleh pohon. Alasan hutan kota dapat dimasukkan ke dalam CDM karena pembangunan hutan kota merupakan kegiatan reforestasi. Reforestasi yaitu kegiatan 37 penanaman pada lahan, pada tanggal 31 Desember 1989 sudah beberapa bukan hutan dan sampai saat ini masih berupa bukan hutan tanah terbuka, alang-alang, semak, belukar, tanah pertanian terlantar, kebun terlantar Wasrin 2005. Reforestasi merupakan penurunan emisi yang disetujui dalam CDM selain afforestasi Boer 2002. Kampanye Indonesia Menanam mendorong setiap daerah untuk membuat dan mengembangkan hutan kota. Jika setiap daerah memiliki program dalam pengembangan hutan kota maka Indonesia dapat memiliki peran yang penting dan memiliki insentif dalam penurunan emisi gar rumah kaca, terutama CO 2 . Hasil ini menunjukkan jenis yang memiliki daya rosot CO 2 per lembar daun yang tinggi dan memiliki daun yang banyak akan memiliki daya rosot CO 2 per pohon tinggi. Jenis E.zwageri merupakan jenis tanaman yang memiliki daya rosot CO 2 terbesar yaitu 31,692 ton CO 2 pohontahun. Harga karbon di pasar berkisar US 1 sampai US 30 per ton CO 2 Kompas 2003. Maka satu pohon E.zwageri menghasilkan devisa US 31,692 sampai US 950,76 per tahunnya. Dengan pemilihan jenis yang tepat yang mampu menyerap CO 2 yang besar akan membuka kesempatan lebih besar dalam kegiatan perdagangan karbon yang dapat dilakukan dan menguntungkan Indonesia, di sisi lain membantu negara maju dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dan bagi dunia dapat mencegah atau menghambat adanya pemanasan global. 38

VI. KESIMPULAN DAN SARAN