Analisis Bahaya Hazard Analisis Kerentanan Vulnerabilty
Tanah
Berdasarkan peta jenis tanah pada lokasi penelitian, jenis tanah pada tingkat great group sistem taksonomi USDA 1975 dijumpai sebanyak 4 kelas
yang merupakan asosiasi dari beberapa jenis tanah. Jenis tanah yang mendominasi di lokasi penelitian Gambar 16 yaitu asosiasi Ustropepts, Ustifluvents, dan
Fluvaquents yang terdapat pada daerah dengan bentuklahan landform Alluvial. Secara umum, asosiasi jenis tanah tersebut dapat dikategorikan pada tingkat ordo
yaitu termasuk Entisols.
Gambar 16 Peta jenis tanah lokasi penelitian.
Administrasi dan Demografi
Secara administrasi, terdapat 2 kecamatan yang termasuk di dalam lokasi penelitian yaitu Kecamatan Sinjai Utara dan Kecamatan Sinjai Timur Gambar
17. Adapun desakelurahan yang berada di sekitar Sungai Mangottong pada masing-masing kecamatan yaitu mencakup 3 kelurahan dan 1 desa pada
Kecamatan Sinjai Utara, sedangkan pada Kecamatan Sinjai Timur mecakup 1
kelurahan dan 2 desa. Jumlah penduduk dan rumah tangga pada masing-masing
desakelurahan disajikan pada Tabel 8.
Gambar 17 Peta administrasi di lokasi penelitian Tabel 8 Jumlah penduduk dan rumah tangga di setiap desakelurahan di lokasi
penelitian Kecamatan
DesaKelurahan Jumlah
Penduduk Rumah
Tangga Sinjai Utara
Kel. Biringere 8 721
1 873 Kel. Balangnipa
11 155 2 278
Kel. Lappa 10 723
2 062 Sinjai Timur
Kel. Samataring 3 383
766 Desa Kampala
2 610 575
Desa Saukang 2 488
473 Sumber: BPS Kabupaten Sinjai 2011
HASIL DAN PEMBAHASAN
DEM Digital Elevation Model Wilayah Penelitian
Proses interpolasi beberapa data titik tinggi yang diekstraksi dari berbagai sumber dengan menggunakan metode semivariogram tipe ordinary kriging,
model spherical, menghasilkan DEM Awal prediction map dan error DEM Awal prediction standart error map yang masing-masing disajikan pada
Gambar 18 dan Gambar 19. Data DEM Awal menghasilkan ketinggian berkisar antara 0
– 130.03 meter. Data error DEM Awal menunjukkan bahwa nilai kesalahan error ketinggian berkisar antara 0.25
– 2.43 meter. Besarnya nilai error hasil interpolasi terdapat pada daerah yang ketersediaan data titik tingginya
kurang. Semakin banyak kerapatan tinggi titik tinggi pada daerah yang diinterpolasi maka akan semakin kecil error yang dihasilkan.
Gambar 18 DEM Awal prediction map.
Gambar 19 Error DEM Awal prediction standart error map. Penggabungan DEM Awal setelah dilakukan pengisian void pada daerah
yang error-nya tinggi menggunakan DEM SRTM hasil normalisasi dan DEM Sungai menghasilkan DEM Gabungan dengan nilai ketinggian berkisar antara
-2.37 – 130.81 meter. Perolehan nilai pada DEM Gabungan Gambar 20 dan
perbedaannya terhadap nilai DEM Awal dipengaruhi oleh nilai pada DEM SRTM yang telah dinormalisasi dan DEM Sungai.
Gambar 20 DEM Gabungan.
Berdasarkan 100 data titik yang digunakan untuk mengevaluasi data DEM Gabungan Gambar 21, diperoleh nilai RMSE sebesar 2.62. Nilai RMSE tersebut
lebih dominan dipengaruhi oleh kesalahan nilai pada daerah perbukitan. Pada daerah dengan kerapatan titik yang tinggi yaitu titik tinggi yang bersumber dari
peta Dasar Pendaftaran memiliki nilai rata-rata kesalahan yang rendah, sedangkan pada daerah dengan kerapatan titik yang rendah yaitu titik tinggi yang bersumber
dari peta Rupabumi Indonesia memiliki nilai rata-rata kesalahan yang tinggi. Secara keseluruhan, nilai RMSE tersebut untuk DEM Gabungan dianggap cukup
baik sehingga dapat digunakan untuk mensimulasikan genangan banjir.
Gambar 21 Peta sebaran titik tinggi validasi data DEM
Penggunaan Lahan Wilayah Penelitian
Hasil interpretasi citra satelit WorldView-2 akuisisi tahun 2011 memberikan gambaran distribusi penggunaan lahan di sekitar wilayah Sungai
Mangottong. Kelas penggunaan lahan terdiri dari PemukimanPerumahan, Bisnis, Perkantoran, Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Ruang TerbukaLapangan,
Sawah, Kebun Campuran, Semak Belukar, TambakEmpang, Mangrove, dan Sungai. Sebaran penggunaan lahan di lokasi penelitian pada tahun 2011 disajikan
pada Gambar 22.
Gambar 22 Peta penggunaan lahan di sekitar wilayah Sungai Mangottong tahun 2011.
Luas penggunaan seluruhnya dalam penelitian ini mengikuti luas daerah penelitian yaitu 27.86 km
2
atau 2 786 ha. Penggunaan lahan sawah merupakan penggunaan lahan yang mendominasi diikuti oleh tambakempang di lokasi
penelitian. Penggunaan lahan pemukimanperumahan di bagian utara Sungai Mongottong mengkan banyaknya penduduk yang bermukim dan banyaknya
infrastrukstur yang terbangun. Penggunaan lahan bisnis, perkantoran, fasilitas pendidikan, dan fasilitas kesehatan juga berpusat di bagian utara Sungai
Mongottong yang merupakan ibukota Kabupaten Sinjai. Luas masing-masing kelas penggunaan lahan disajikan secara grafik pada Gambar 23.
Gambar 23 Luas kelas penggunaan lahan di lokasi penelitian.