Analisis Bahaya Hazard Spatial Modelling Of Flood Inundation and Risk: Case Study Mangottong River Area, Sinjai Regency

menentukan variabel luar yang dapat mengubah nilai variabel keadaan. Ketiga, merumuskan setiap hubungan fungsional antar variabel menjadi persamaan matematika serta penentuan nilai koefisien dan konstanta. 6. Penerjemahan persamaan matematika kedalam bahasa komputer. 7. Melakukan simulasi komputer dengan cara menentukan nilai awal kemudian membatasi skenario simulasi lalu dieksperimentasikan sesuai dengan batas waktu yang akan diestimasi. 8. Verifikasi, untuk melihat logika internal model, yaitu keluaran model hasil simulasi sesuai dengan logika ilmiah. 9. Analisis kepekaan sensitivity analysis, dilakukan dengan merubah nilai setiap peubahparameter ke atas dan ke bawah, sehingga dapat dilihat respon model terhadap perubahan tersebut. Bila respon model kecil maka dikatakan bahwa model tidak sensitif terhadap peubah dan parameter tersebut, sebaiknya bila respon model besar terhadap perubahan dikatakan bahwa model peka terhadap peubahparameter tersebut. 10. Validasi model, membandingkan keluaran model dengan hasil observasi untuk melihat kelayakan model. Model Spasial Genangan Banjir Simulasi dan pemodelan untuk estimasi banjir adalah bidang yang berkembang pesat dalam hidrologi Boughton Droop 2003. Simulasi banjir dan hasil model adalah cara yang baik untuk memberikan informasi yang relevan tentang bagaimana banjir akan berperilaku pada lokasi spasial di mana orang beraktifitas dan bagaimana banjir akan mempengaruhi mereka. Menurut Plate 2002 untuk prosedur perencanaan dan evakuasi, permintaan untuk informasi peta digital banjir hasil prediksi dan risiko banjir telah meningkat. Untuk menghasilkan peta-peta tersebut, SIG, remote sensing penginderaan jauh dan pemodelan banjir sangat berguna. SIG didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer yang mempunyai kemampuan untuk menangani data yang bereferensi geografi, yaitu pemasukan data, manajemen data penyimpanan dan pemanggilan kembali, manipulasi dan analisis serta output Aronoff 1989. SIG dapat digunakan untuk membangun model spasial, salah satunya adalah model untuk analisis banjir dengan menggunakan pemodelan numerik Meijerink et al. 1994. SIG berbasis algoritma dengan menggunakan data DEM umumnya mensimulasikan banjir dalam dua kasus yaitu berdasarkan volume banjir dan berdasarkan ketinggian banjir Jing 2010; Zhou 2011. Kasus yang pertama cocok untuk genangan yang meluap melewati badan sungai atau gagalnya suatu tangguldam, dengan memperhitungkan tingkat air banjir berdasarkan pada akumulasi massa air volume banjir yaitu sama dengan volume genangan, dan kasus yang kedua digunakan untuk dataran banjir. Liu R dan Liu N 2001 dan Wang et al. 2010 menambahkan bahwa dua kasus tersebut dapat disebut sebagai source flood untuk kasus berdasarkan volume banjir dan non-source flood untuk kasus berdasarkan ketinggian banjir. Non-source flood adalah metode sederhana untuk mengekstrak daerah genangan dengan mencari sel nilai piksel pada daerah yang berada di bawah ketinggian banjir satu per satu, sedangkan source flood memiliki algoritma yang lebih kompleks yang mempertimbangkan konektivitas daerah, dimana sel-sel piksel genangan harus memenuhi kedua kondisi, yaitu daerah yang memiliki ketinggian di bawah ketinggian banjir dan memiliki koneksi ke titik sumber. Yulianto et al. 2009 membuat model simulasi luapan banjir Sungai Ciliwung di wilayah Kampung Melayu – Bukit Duri, Jakarta, dengan melakukan pengembangan aplikasi neighbourhood operation berupa perhitungan raster piksel yang diterapkan pada nilai model ketinggian suatu tempat dengan model iterasi untuk menentukan daerah genangan berdasarkan data DEM dari peta topografi. Hasil penelitian menggambarkan kondisi di lapangan ketika luapan banjir terjadi dan dampaknya terhadap penggunaan lahan di sekitar daerah penelitian. Wang et al. 2010 memprediksi daerah genangan banjir di Sungai Nanpanjiang dan Lujiang, Cina, dengan menggunakan suatu algoritma dan data DEM. Penelitian tersebut menghasilkan pemetaan daerah genang an banjir berdasarkan ketinggian genangan banjir yang pernah terjadi dan berdasarkan volume banjir yang telah diketahui. Berdasarkan isu dan pendekatan yang sama, Jing 2010 melakukan pemodelan daerah genangan banjir menggunakan SIG di Kota Wenshan, Provinsi Yunnan, Cina, akibat