Kondisi Normal 1990 Analisis Aliran Dasar

16

4.2.1 Kondisi Normal 1990

Pada tahun Normal di level 50 mb didominasi oleh fenomena QBO Gambar 7a. Kedua fase QBO terdapat dalam tahun ini, yaitu fase timuran QBO pada dua periode pertama DJF dan MAM dan fase baratan pada dua periode berikutnya JJA dan SON. Pada periode DJF terjadi fase timuran QBO dan melemah pada periode berikutnya MAM serta terjadi perubahan fase QBO menjadi fase baratan pada periode JJA dan SON. Pada periode JJA walaupun di sepanjang keliling bumi sekitar 15 o LU terdapat angin timuran tetapi angin baratan merupakan angin yang dominan di sekitar ekuator. Begitu juga pada periode SON pada 15 o LULS masih terdapat angin timuran walaupun tidak disepanjang keliling bumi, tetapi di sekitar ekuator sepanjang keliling bumi didominasi oleh angin baratan. Time longitude section TLS menunjukkan setengah periode QBO fase timuran adalah 12 bulan Juni 1989–Mei 1990 sehingga periode QBO yang tertangkap adalah 24 bulan Gambar 8a–b. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti bahwa periode QBO bervariasi sekitar 24–30 bulan Lindzen dan Holton 1968; Holton 2004. Pada saat perambatan QBO ke bawah akan terjadi pengurangan amplitudo secara cepat di bawah ketinggian 23 km. Ketinggian geopotensial level 100 mb adalah sekitar 16 km berdasarkan data atmosfer standar Holton 2004. Pada level 100 mb fenomena QBO sudah lenyap Gambar 7b. 4.2.2 Kondisi La Nina 1988–1989 Pada kondisi La Nina di level 50 mb didominasi oleh fenomena QBO Gambar 9a dan 9b. Seluruh periode tahun 1988 merupakan fase baratan QBO dan berlanjut sampai periode MAM 1989, sedangkan untuk dua periode terakhir JJA dan SON pada tahun 1989 merupakan fase timuran QBO. Walaupun terdapat angin timuran pada fase baratan QBO, tetapi di sekitar ekuator masih di dominasi oleh angin baratan. Hal yang menarik dari analisis angin zonal pada fase La Nina 1988–1989 adalah pergantian fase QBO dimulai dari semakin mendominasinya angin zonal yang berlawanan arah dengan fase QBO, angin zonal tersebut awalnya mendominasi wilayah yang jauh dari ekuator kemudian dengan bertambahnya waktu mendominasi wilayah ekuator. Di samping itu, angin zonal yang berlawanan dengan fase QBO lebih banyak terdapat pada fase baratan QBO daripada fase timuran QBO Gambar 7a, 9a–b, dan 11a–b. Gambar 10a–b menunjukkan bahwa fenomena QBO sudah tidak terlihat di level 100 mb atau dapat dikatakan bahwa pada level tersebut fenomena QBO sudah lenyap. Pengurangan amplitudo QBO secara cepat di bawah ketinggian 23 km menyebabkan fenomena QBO tidak sampai pada level 100 mb. 4.2.3 Kondisi El Nino 1997–1998 Gambar 11a dan 11b menunjukkan di level 50 mb pada periode DJF dan MAM 1997 merupakan fase timuran QBO, tetapi pada periode MAM fase timuran QBO lebih lemah dibanding DJF. Kemudian, mengalami perubahan fase menjadi baratan pada periode selanjutnya JJA 1997. Periode JJA 1997 sampai MAM 1998 merupakan fase baratan QBO, sedangkan dua periode terakhir JJA dan SON pada tahun 1998 merupakan fase timuran QBO lagi. TLS tahun 1997–1998 Gambar 8c menunjukkan setengah periode QBO fase baratan adalah 14 bulan April 1997–Mei 1998 sehingga periode QBO pada tahun El Nino adalah 28 bulan. Mirip pada saat fase La Nina pergantian fase QBO dimulai dari semakin mendominasinya angin zonal yang berlawanan arah dengan fase QBO, angin zonal tersebut awalnya mendominasi wilayah yang jauh dari ekuator kemudian seiring bertambahnya waktu mendominasi wilayah ekuator. Di samping itu, angin zonal yang berlawanan dengan fase QBO lebih banyak terdapat pada fase baratan QBO daripada fase timuran QBO. Pada lapisan 100 mb sudah tidak terdapat fenomena QBO yang disebabkan oleh pengurangan amplitudo secara cepat di bawah ketinggian 23 km ketika QBO merambat ke bawah Gambar 12a–b. 17 a b Gambar 9 Angin zonal ketinggian 50 mb tahun a 1988 dan b 1989 La Nina. 18 a b Gambar 10 Angin zonal ketinggian 100 mb tahun a 1988 dan b 1989 La Nina. 19 a b Gambar 11 Angin zonal ketinggian 50 mb tahun a 1997 dan b 1998 El Nino. 20 a b Gambar 12 Angin zonal ketinggian 100 mb tahun a 1997 dan b 1998 El Nino.

4.3 Analisis