Kondisi Normal 1990 Kondisi El Nino 1997–1998

25 a b Gambar 15 Gelombang Kelvin pada level a 100 mb dan b 50 mb saat kondisi El Nino 1997– 1998 kotak hitam menandakan bukan gelombang Kelvin. Berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, terdapat aktivitas gelombang Kelvin di stratosfer-bawah saat kondisi El Nino dalam satu pita tropik. Hasil STSA Lampiran 8 menunjukkan bahwa terdapat aktivitas gelombang Kelvin pada frekuensi 0.05–0.1 siklus perhari dengan jumlah gelombang zonal 1–2 ditandai dengan nilai spektrum daya yang relatif tinggi warna hijau. Selain itu, dalam satu pita tropik aktivitas gelombang Kelvin pada periode SON 1997 lebih besar daripada periode DJF 1998. Gambar 15a dan 15b menunjukkan bahwa energi gelombang Kelvin pada lapisan tropopause lebih kuat daripada lapisan stratosfer-bawah disebabkan lapisan tropopause lebih dekat dengan sumber pemicu dan merupakan lapisan yang stabil. Saat kondisi El Nino fase baratan QBO dimulai sejak periode JJA 1997 Gambar 11a. Perambatan QBO ke bawah dengan laju 1 kmbulan menyebabkan penyerapan fluks momentum gelombang Kelvin oleh aliran dasar baratan pada periode SON 1997 terjadi di bawah level 50 mb, sehingga energi gelombang Kelvin yang sampai pada level 50 mb pada periode SON 1997–DJF 1998 lebih kecil dari periode MAM 1990–JJA 1990. 4.4 Analisis Struktur Vertikal Gelombang Kelvin Telah ditunjukkan dari subbab 4.3 bahwa energi gelombang Kelvin di tropopause lebih kuat daripada stratosfer-bawah karena tropopause merupakan level yang stabil dan dekat dengan sumber pemicu. Gelombang Kelvin merambatkan energinya dalam arah vertikal ke atas, sehingga analisis dilakukan pada level 100 mb dan 50 mb. Analisis struktur vertikal gelombang Kelvin menggunakan cross spectrum spektrum silang untuk menganalisis perambatan fase dan energi gelombang Kelvin secara vertikal. Dengan menggunakan nilai koherensi squared coherency dan spektrum fase phase spectrum diharapkan dapat menganalisis struktur vertikal gelombang Kelvin. Koherensi hampir mirip dengan korelasi dengan batas nilai 0 sampai 1. Nilai 1 menunjukkan korelasi positif yang sempurna, sedangkan nilai 0 menunjukkan korelasi yang lemah. Nilai spektrum fase menunjukkan perambatan fase gelombang Kelvin. Nilai negatif dari spektrum fase mempunyai arti fase gelombang secara vertikal merambat ke bawah tanda bahwa energi dirambatkan ke atas. Pengujian dilakukan di beberapa titik di ekuator yang energi gelombang Kelvin di titik-titik tersebut cukup kuat gambar 13–15.

4.4.1 Kondisi Normal 1990

Saat kondisi Normal secara umum energi gelombang Kelvin kuat terjadi di atas wilayah kepulauan Indonesia dan Samudra Atlantik Gambar 13. Analisis spektrum silang Gambar 16 menunjukkan bahwa gelombang Kelvin di level 100 mb mempunyai korelasi 26 dengan gelombang Kelvin di level 50 mb ditandai dengan nilai koherensi yang relatif tinggi 0.5. Kemudian, secara umum nilai spektrum fase adalah negatif menunjukkan bahwa fase gelombang merambat ke bawah tanda bahwa energi dirambatkan ke atas. Hal ini sesuai dengan teori dari gelombang Kelvin bahwa secara vertikal energi gelombang Kelvin dirambatkan ke atas. Ada beberapa titik dengan nilai fase spektrum positif SON 1990 yang menandakan bahwa energi gelombang Kelvin dirambatkan ke bawah. Hal ini kurang sesuai dengan teori gelombang Kelvin linier sehingga perlu adanya kajian yang lebih mendalam di titik-titik tesebut. 4.4.2 Kondisi La Nina 1988–1989 Saat kondisi La Nina secara umum energi gelombang Kelvin kuat di tropopause kepulauan Indonesia dan Samudra Pasifik Gambar 14. Gambar 17 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gelombang Kelvin di level 100 mb dan 50 mb pada titik-titik pengujian spektrum silang ditandai dengan nilai koherensi yang relatif tinggi 0.5. Di samping itu, nilai spektrum fase negatif menunjukkan bahwa fase gelombang merambat vertikal ke bawah tanda bahwa energi dirambatkan ke atas. Secara umum, saat kondisi La Nina energi gelombang Kelvin dirambatkan ke atas. Hal ini sesuai dengan teori dari gelombang Kelvin linier bahwa perambatan fase gelombang Kelvin secara vertikal ke bawah, sedangkan energi gelombang Kelvin dirambatkan ke atas.

4.4.3 Kondisi El Nino 1997–1998

Saat kondisi El Nino energi gelombang Kelvin relatif kuat di tropopause Samudra Hindia, Pasifik bagian barat, dan Benua Amerika Gambar 15. Pada periode SON, pengujian spektrum silang hanya dilakukan di atas wilayah Samudra Atlantik karena energi gelombang Kelvin relatif lemah dalam satu pita tropik keliling bumi. Gambar 18 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara gelombang Kelvin di level 100 mb dan 50 mb ditandai dengan nilai koherensi yang relatif tinggi ~0.5. Nilai fase spektrum saat kondisi El Nino ada yang bernilai positif dan negatif. Nilai fase spektrum negatif menunjukkan bahwa fase gelombang merambat secara vertikal ke bawah tanda bahwa energi dirambatkan ke atas yaitu di atas wilayah Samudra Atlantik SON 1997, Benua Amerika DJF 1998, dan Samudra Hindia bagian timur DJF 1998. Nilai positif pada spektrum fase menunjukkan bahwa energi gelombang Kelvin dirambatkan ke bawah, sehingga perlu kajian yang lebih mendalam di titik-titik tersebut. Gambar 16 Koherensi dan spektrum fase angin zonal periode 10–20 harian 100 mb dan 50 mb saat kondisi Normal 1990. Afrika Indonesia Amerika 27 Gambar 17 Koherensi dan spektrum fase angin zonal periode 10–20 harian 100 mb dan 50 mb saat kondisi La Nina 1988–1989. Gambar 18 Koherensi dan spektrum fase angin zonal periode 10–20 harian 100 mb dan 50 mb saat kondisi El Nino 1997–1998. V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan