MAKNA PERNIKAHAN BERDASARKAN PERHITUNGAN HARI(Studi Tentang Makna Pernikahan Berdasarkan Perhitungan HariBagi Masyarakat Berpendidikan Tinggidi Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

MAKNA PERNIKAHAN BERDASARKAN PERHITUNGAN HARI(Studi
Tentang Makna Pernikahan Berdasarkan Perhitungan HariBagi
Masyarakat Berpendidikan Tinggidi Desa Landungsari Kecamatan Dau
Kabupaten Malang)
Oleh: Maesuri ( 04240030 )
Sosiologi
Dibuat: 2010-09-29 , dengan 5 file(s).

Keywords: Makna Pernikahan Berdasarkan Perhitungan Hari
ABSTRAKSI

MAESURI, 2010, 4240030, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan
Sosiologi Konsentrasi Sosioogi Industri, Makna Pernikahan Berdasarkan Perhitungan Hari (Studi Tentang Makna
Pernikahan Berdasarkan Perhitungan Hari Bagi Masyarakat Berpendidikan Tinggi di Desa Landungsari Kecamatan
Dau Kabupaten Malang ) Pembimbing I: Dra. Vina Salviana M.Si; Pembimbing II: Muhammad Hayat S.Sos.
Penelitian ini memfokuskan pada sebuah fenomena budaya dalam pernikahan adat Jawa di Kelurahan Landungsari
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Penelitian ini mengungkap pemahaman masyarakat berpendidikan tinggi
dalam memaknai perhitungan hari sebagai sebuah tradisi yang harus dijalankan walaupun bertentangan dengan
pendapat mereka, sehingga memunculkan sebuah nilai atau atauran yang berkaitan dengan budaya pernikahan.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, karena penelitian ini bersifat kualitatif. Subyek
penelitian sebanyak 5 orang yang diambil secara purposive sampling. Wawancara bertujuan untuk menguak makna

pernikahan berdasarkan perhitungan hari bagi masyarakat berpendidikan tinggi dimana tradisi tersebut harus
dijalankan menurut tradisi dan ketentuan orangtua walaupun mereka menganggap tradisi perhitungan hari
tersebut tidak rasional dan tidak bisa dipertanggung jawabkan secara empiris.
Setelah semua proses penelitian ini dilakukan, terungkap bahwa ada beberapa makna yang dipakai orangtua
dalam mempertahankan tradisi perhitungan hari, yang pada akhirnya mendasari adanya pemaksaan memakai
tradisi bagi keluarga yang ingin menikah, antara lain: perhitungan hari dimaknai sebagai bentuk eksistensi adatistiadat yang harus dilestarikan agar tidak punah, perhitungan hari dimaknai sebagai alat untuk merukunkan
keluarga, tradisi perhitungan hari dimaknai untuk menghormati tamu. Dalam Penelitian ini, menggunakan teori
interaksi simbolik oleh Herbert Blumer sebagai alat untuk menganalisa data. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
masyarakat berpendidikan tinggi memaknai perhitungan hari dalam pernikahan sebagai symbol untuk merukunkan
keluarga karena menurutnya perhitungan hari tidak rasional dan tidak dapat dipertanggung jawabkan secara
empiris namun untuk menghormati orang tua mereka harus menggunakan tradisi tersebut walaupun mereka tidak
mempercayai tradisi tersebut.

ABSTRACTION
Key Word: The Meaning of Marriage Based on the Calculation Day
MAESURI, 2010, 4.24003 million, Muhammadiyah University of Malang, Faculty of Social and Political Sciences,
Department of Sociology, Industrial Concentration Sosioogi, The Meaning of Marriage Based on the Calculation Day
(Study About the Meaning of Marriage Based on the calculation of the Community Day High Educated in the village
Dau Malang District Landungsari) Counselor I : Dra. Salviana Vina M. Si; Counselor II: Muhammad Hayat S. Sos.
This study focuses on a cultural phenomenon in Javanese traditional marriage in Sub District Landungsari Dau

Malang. This study reveals the understanding of highly educated people in meaning computation of the day as a
tradition that must be executed even if contrary to their opinion, that give rise to a value or cultural atauran
associated with marriage.
The process of collecting data through interview techniques, because this research is qualitative. The research
subject as much as five people taken by purposive sampling. The interview aimed to uncover the meaning of
marriage based on the calculation of days for the highly educated society where tradition must be executed
according to tradition and the provisions of the parents even though they recognize that the tradition is not a
rational calculation of days and can not be justified empirically.
After all the process of this study was conducted revealed that the some meaning that is used in maintaining the
traditions of their parents calculation day, eventually forcing the underlying adanya wearing ingin tradition for
families to marry, among others: the calculation of the day interpreted as a custom mode of existence that must
be preserved so as not to become extinct, the calculation of the day described as a tool to reconcile the family,
tradition interpreted the calculation day to honor guests. In this study, using symbolic interaction theory by Herbert
Blumer as a tool to analyze the data. From here it can be concluded that highly educated people will interpret the
calculation of days in the marriage as a symbol to reconcile the family because, according to the calculation of days
is not rational
and can not be justified empirically, but to respect their parents should use these traditions even if they do not
believe in tradition.