Persamaan Logistik 1 Latar Belakang Pertumbuhan

sederhana. Ada beberapa langkah dalam metode fraksi parsial, yaitu: Langkah 1 Misalkan fungsi rasional dengan P dan Q adalah fungsi polinom. Dapat dinyatakan bahwa f sebagai jumlah fraksi yang lebih sederhana, dengan syarat bahwa derajat P lebih kecil dari derajat Q, fungsi rasional seperti ini disebut proper. Jika f taksejati, yakni degP degQ, maka kita harus mengambil langkah pendahuluan dengan membagi Q dengan P sampai sisa Rx diperoleh sedemikian sehingga degR degQ. Hasil pembagiannya adalah sebagai berikut: , dengan S dan R adalah fungsi polinom juga. Langkah 2 Faktorkan penyebut Qx sampai tuntas. Dapat ditunjukkan bahwa sebarang polinom Q dapat difaktorkan sebagai hasil kali faktor linier berbentuk ax+b dan faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan berbentuk , dengan . Langkah 3 Nyatakan fungsi rasional sejati sebagai jumlah dari fraksi parsial yang berbentuk atau Stewart 1988

2.3 Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat paling sedikit satu turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui. Bentuk umum suatu persamaan diferensial tingkat satu adalah , atau , , dengan f adalah fungsi dari dua variabel x dan y. Setiap fungsi yang terturunkan pada suatu selang I yang memenuhi persamaan , untuk setiap adalah penyelesaian persamaan diferensial tersebut. Permasalahan dalam menentukan penyelesaian persamaan diferensial yang memenuhi syarat jika maka berlaku disebut masalah nilai awal. Nilai disebut syarat awal untuk suatu penyelesaian . Penyelesaian persamaan diferensial dengan variabel terpisah Bentuk umum persamaan diferensial tingkat satu dengan variabel-variabel terpisahkan adalah . Untuk memperoleh penyelesaian umum dari persamaan diferensial adalah dengan cara mengintegralkan kedua ruas, sehingga diperoleh dengan C konstanta sembarang. Farlow 1994

2.4 Persamaan Logistik

Persamaan logistik merupakan persamaan yang menggambarkan pertumbuhan populasi dalam suatu lingkungan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang terbatas. Bentuk umum persamaan logistik: , Gambar 1 Kurva logistik 3 Sifat-sifat fungsi logistik 1. lim 2. Rt merupakan fungsi naik 3. Titik belok terjadi pada saat log 4. 2, 3 4 lihat Lampiran 1 Persamaan logistik menghasilkan suatu kurva berbentuk S, yaitu bahwa pada awal adalah serupa dengan eksponensial, proses dapat dilihat terus meningkat sampai titik tertentu, kemudian akan konvergen pada titik tertentu. Jadi titik belok akan membagi lintasan Rt menjadi dua pola: bagian pertama adalah cekung ke atas terhadap sumbu horizontal, dan bagian sesudahnya cekung ke bawah. Pada bagian pertama pertumbuhan dipercepat, pada bagian kedua ini masih positif, tapi melambat. Pada titik tertentu proses konvergen menuju satu titik teretentu. Florio Colautti 2005 III PEMBAHASAN 3.1 Model Pertumbuhan Wagner Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran pemerintah disebut sebagai Wagner law of increased government activity. Teori ini mengemukakan perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP, di mana teori ini didasarkan pada pengamatan di negara- negara Eropa, US, dan Jepang pada abad ke- 19. Wagner mengemukakan pendapatnya dalam bentuk Hukum Wagner sebagai berikut. Dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan per kapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Permintaan pengeluaran publik merupakan pernyataan dari hukum Wagner yang ditafsirkan sebagai: a. Beberapa barang dapat diberikan secara efisien oleh negara. b. Permintaan terhadap barang-barang dilambangkan dengan Y, terus meningkat dari waktu ke waktu. Hukum Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut : = Pengeluaran Pemerintah per kapita = Pendapatan per kapita, yaitu GDPjumlah penduduk i = 1,2,...n : Jangka waktu tahun Pertumbuhan ekonomi dengan populasi stabil di mana N adalah jumlah penduduk, dapat dinyatakan dengan Hukum Wagner, maka dapat diasumsikan: Y = Yt N = Nt G = Gt . Lintasan GY akan lebih mudah dipelajari dengan menggunakan notasi berikut ini: = Laju perubahan dari logaritma pengeluaran publik y = Laju perubahan dari logaritma pendapatan nasional R = Rasio antara pengeluaran publik dengan pendapatan nasional h = Selisih antara laju pengeluaran publik dengan pendapatan nasional yaitu : log log . Dengan menurunkan R terhadap waktut 4 , sehingga diperoleh laju dari lintasan R adalah: dR hR dt = dengan mengintegralkan ruas kiri dan kanan persamaan tersebut diperoleh solusi yang membentuk fungsi eksponensial. . Jika adalah nilai awal yang diperoleh saat t=0, maka dapat di peroleh C= , sehingga , maka dapat diperoleh Gambar 2 berikut ini. Waktu Gambar 2 Kurva lintasan R, , . Jika kita perhatikan Gambar 2, jelaslah bahwa dalam jangka panjang hukum Wagner, baik secara teoritis maupun empiris, tidak masuk akal, karena kurva tersebut berbentuk fungsi eksponensial yang menunjukkan bahwa G Y meningkat dari waktu ke waktu tanpa batas. Jika h berubah seiring waktu, proses eksponensial yang sama akan dihasilkan untuk mengatur perubahan dalam arah yang berlawanan dari elastisitas pendapatan pemerintah. Dalam kasus yang lebih umum h dapat bervariasi setiap saat, dan integrasi persamaan diferensial di atas mungkin menghasilkan banyak jenis lintasan. Berdasarkan penjelasan di atas, jelas mengapa dalam jangka panjang hukum Wagner baik secara teoritis maupun empiris tidak masuk akal. Proses eksponensial menunjukkan bahwa GY meningkat dari waktu ke waktu tanpa batas. Hal ini berarti pengeluaran pemerintah selalu lebih besar dari pendapatan, dan untuk mengatasinya pemerintah melakukan pinjaman yang dapat menyebabkan hutang negara akan terus meningkat serta pajak akan semakin mahal. Misal dianggap G = T, di mana T adalah pendapatan pajak. Ketika GY1, yang berarti bahwa pengeluaran pemerintah lebih besar dari pendapatan yang berakibat bahwa GT, yang menyatakan bahwa pengeluaran lebih besar dari pajak yang diterima pemerintah. Dalam keadaan ini tidak ada cara lain untuk memungut pajak dari pengeluaran publik sendiri, akibatnya adalah meningkatnya hutang, dan ini juga tampaknya tidak masuk akal. Oleh karena itu, diperlukan sesesuatu yang dapat mengendalikan hal tersebut, dan pada hal ini pengendalinya adalah pajak. Pajak bertindak sebagai rem dari rasio antara pengeluaran publik dengan pendapatan nasional. Dengan adanya pajak, pasokan barang-barang yang disediakan secara publik akan terkendali sehingga pengeluaran pemerintah juga akan bisa dikendalikan.

3.2 Dugaan Pigou