Kebudayaan Fisik BAHAN AJAR BUDAYA NUSANTARA II PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN SPESIALISASI KEBENDAHARAAN NEGARA WORO ARYANDINI DKK SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2011

2 | P a g e serba pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. Di samping Narima ing pandum, juga terdapat falsafah samadya, yaitu hidup dan harapannya sebaiknya tidak terlalu tinggi, namun juga tidak terlalu rendah. Kedudukan wanita Jawa demikian rendah, seperti yang terkandung dalam pepatah “Suwarga nunut, neraka katut.” C. Sistem Sosial Dalam interaksi antar personal di masyarakat, mereka selalu saling menjaga segala kata dan perbuatan untuk tidak menyakiti perasaan orang lain. Mereka begitu menghargai persahabatan sehingga eksistensi orang lain sangat dijunjung sebagai sesuatu yang sangat penting. Mereka tidak suka berterus terang, tidak bersifat terbuka. Mereka lebih suka menyembunyikan perasaan mereka terhadap suatu hal. Ini dikarenakan orang suku Jawa mengutamakan keharmonisan dan tepa selira tenggang rasa. Namun masyarakat di daerah pesisir lebih terbuka. Terdapat pembagian berdasar stratifikasi sosialnya, yaitu: 1. Priyayi 2. Ningrat 3. Wong Cilik: a. Wong Baku b. Kuli Gandok atau Lindung c. Joko, Sinoman, atau bujangan

D. Kebudayaan Fisik

1. Bahasa dan Aksara Bahasa Jawa terdiri atas Ngoko dan Krama. Ada bahasa Bagongan yang digunakan di lingkungan keraton. Aksara Jawa berupa : a. Ha-Na-Ca-Ra-Ka b. Da-Ta-Sa-Wa-La c. Pa-Dha-Ja-Ya-Nya d. Ma-Ga-Ba-Tha-Nga 2. Sistem Organisasi Sosial a. Sistem kekerabatannya menganut prinsip bilateral. Adat menetap sesudah menikah ada tiga sifat, yaitu: 3 | P a g e 1 Utrolokal, apabila pasangan pengantin menetap di dekat tempat kediaman kerabat suami 2 Uxorilokal, apabila pasangan pengantin menetap di dekat tempat kediaman kerabat isteri 3 Neolokal, apabila pasangan pengantin mempunyai tempat tinggal sendiri yang terlepas dari tempat menetap kerabat masing-masing pihak. Kebiasaan hidup berkelompok menyebabkan mereka merasa dekat satu dengan lainnya, menghasilkan peribahasa „Mangan ora mangan kumpul‟ b. Perkawinan 1 Pelamaran biasa 2 Magang Ngenger 3 Triman 4 Ngunggah-unggahi 5 Peksan, suatu perkawinan atas kemauan kedua orangtua mereka Rangkaian acara perkawinannya adalah : 1 Nontoni: upacara untuk melihat calon pasangan 2 Lamaran : meminang 3 Peningsetan: upacara penyerahan suatu sebagai pengikat 4 Nyantri 5 Siraman 6 Midodareni 7 Ijab: pengesahan pernikahan 8 Panggih 3. Sistem Pengetahuan Orang Jawa sebagian adalah petani. Untuk bertani mereka mengenal pranata mangsa, yaitu kalender kapan mereka mengerjakan bidang pertaniannya, ditambah ilmu perbintangan yang juga menunjukkan kapan mereka harus mulai membajak sawah, yaitu ketika lintang weluku bintang bajak sudah muncul. Demikian terperincinya, bahkan ketika sudah waktunya membayar pajak pun ditandai dengan munculnya bintang tertentu. Ilmu genetika juga sudah dikenalnya, misalnya adanya larangan pada perkawinan sedarah yang disebut incest perkawinan terlarang, yang akan 4 | P a g e menghasilkan keturunan yang membawa sifat-sifat negatif dari kedua orangtuanya. Larangan itu diberikan dalam bentuk cerita yang indah dan menarik , sehingga mudah untuk diingat. Misalnya Legenda Dewi Sri dan Raden Sadana, Legenda Lara Jonggrang Perhitungan hari dengan rinci sudah diketahui, antara lain hari yang lima Pancawara dan hari yang tujuh Saptawara, yang perkaliannya menjadi hari yang jumlahnya 35 selapan dina 4. Sistem Teknologi Pembuatan kain batik, dan kain lurik, merupakan bentuk teknologi yang sudah dikenal orang Jawa. Selain itu juga teknologi pembuatan peraga wayang yang amat rumit, teknologi arsitektur rumah, gamelan, dan pembuatan keris. 5. Sistem Ekonomi Mayoritas orang Jawa berprofesi sebagai petani, namun di perkotaan mereka mendominasi sebagai pegawai negeri sipil dan militer, di samping di dunia perdagangan dan seni. Dalam pembagian harta warisan orangtua, dikenal dua macam cara, yaitu cara perdamaian dan cara sepikul segendhongan. 6. Sistem Religi Orang Jawa sebagian besar menganut agama Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama Protestan, Katolik, Buddha dan Hindu. Ada pula kepercayaan yang disebut Kejawen. Kepercayaan ini berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Budha yang kuat, ditambah pengaruh Islam. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. 7. Kesenian 5 | P a g e Berbagai macam hasil kesenian, antara lain : a. Kesusastraan b. Wayang c. Wayang orang d. Kethoprak e. Ludruk f. Tarian g. Gamelan h. Pakaian Adat i. Batik j. Keris k. Seni Gerabah l. Arsitektur rumah m. Kuliner: gudheg, pecel, madu mangsa, geplak, mangut lele. 6 | P a g e

E. Rangkuman