Cara melakukan anastesi topikal

- Jarum dipakai hanya boleh untuk satu pasien saja - Jarum hanya dipakai 3 – 4 kali penetrasi pada pasien yang sama lalu dibuang - Jarum harus dilindungi dengan sarung tutup protective - Jarum harus dibuang dengan benar setelah pemakaian untuk meminimalkan injury - Jarum harus steril sebelum dipakai PROSEDUR ANASTESI LOKAL

A. Cara melakukan anastesi topikal

Anastesi topikal yaitu pengolesan analgetik lokal diatas selaput mukosa. Anestesi topikal diperoleh melalui aplikasi agen anestesi tertentu pada daerah kulit maupun membran mukosa yang dapat dipenetrasi untuk memblok ujung-ujung saraf superfisial. Semua agen anestesi topikal sama efektifnya sewaktu digunakan pada mukosa dan menganestesi dengan kedalaman 2-3 mm dari permukaan jaringan jika digunakan dengan tepat. 17 Anastesi topikal tersedia dalam bentuk : 1. Semprotan spray form yang mengandung agen anestesi lokal tertentu dapat digunakan untuk tujuan ini karena aksinya berjalan cukup cepat. Bahan aktif yang terkandung dalam larutan adalah lignokain hidroklorida 10 dalam basis air yang dikeluarkan dalam jumlah kecil kontainer aerosol. Penambahan berbagai rasa buah-buahan dimaksudkan untuk membuat preparat tersebut lebih dapat ditolerir oleh anak, namun sebenarnya dapat menimbulkan masalah karena merangsang terjadinya salivasi berlebihan. Bila anestesi dilakukan dengan menggunakan semprotan, larutan umumnya dapat didistribusikan dengan lebih mudah dan efeknya akan lebih luas daripada yang kita inginkan. Waktu timbulnya anastesi adalah 1 menit dan durasinya adalah sekitar 10 menit. 2. Salep yang mengandung lignokain hidroklorida 5 juga dapat digunakan untuk tujuan yang sama, namun diperlukan waktu 3-4 menit untuk memberikan efek anastesi. Beberapa industri farmasi bahkan menyertakan enzim hialuronidase dalam produknya dengan harapan dapat membantu penetrasi agen anastesi lokal dalam jaringan. Amethocaine dan benzocaine umumnya juga ditambahkan dalam preparat ini. Salep sangat bermanfaat bila diaplikasikan pada gingiva lunak sebelum pemberian tumpatan yang dalam. 3. Emulsi yang mengandung lignokain hidroklorida 2 juga dapat digunakan. Emulsi ini akan sangat bermanfaat bila kita ingin mencetak seluruh rongga mulut dari pasien yang sangat mudah mual. Sesendok teh emulsi dapat digunakan pasien untuk kumur-kumur disekitar rongga mulut dan orofaring dan kemudian dibiarkan satu sampai dua menit, sisanya diludahkan tepat sebelum pencetakan. Emulsi ini juga dapat bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri pascaoperatif seperti setelah gingivektomidan tidak berbahaya bila tertelan secara tidak disengaja. 4. Etil klorida, disemprotkan pada kulit atau mukosa akan menguap dengan cepat sehingga dapat menimbulkan anastesi melalui efek pendinginan. Manfaat klinis hanya bila semprotan diarahkan pada daerah terbatas dengan kapas atau cotton bud sampai timbul uap es. Namun tindakan ini harus dilakukan dengan hati- hati untuk menghindari terstimulasinya pulpa gigi-gigi tetangga dan inhalasi uap oleh pasien. Manfaat teknik ini memang terbatas tetapi kadang-kadang dapat digunakan untuk mendapat anastesi permukaan sebelum insisi dari abses fluktuan. Prosedur anastesi topical: 1. Membran mukosa dikeringkan untuk mencegah larutnya bahan anastesi topikal. 2. Bahan anastesi topikal dioleskan melebihi area yang akan disuntik ± 15 detik tergantung petunjuk pabrik kurang dari waktu tersebut, obat tidak efektif. 3. Anastesi topikal harus dipertahankan pada membran mukosa minimal 2 menit, agar obat bekerja efektif. Salah satu kesalahan yang dibuat pada pemakaian anastesi topikal adalah kegagalan operator untuk memberikan waktu yang cukup bagi bahan anastesi topikal untuk menghasilkan efek yang maksimum.

B. Cara melakukan anastesi infiltrasi