HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BARU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan
struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan mahluk
Tuhan

yang

lainnya.

Manusia

juga

diciptakan

sebagai

mahluk


multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara
personal maupun sosial. Di sisi lain, kerena manusia adalah mahluk sosial,
maka manusia pada dasarnya tidak mampu hidup sendiri di dalam dunia ini
baik sendiri dalam konteks fisik maupun dalam konteks sosial budaya. Untuk
saling berinteraksi dengan orang lain, maka diperlukanlah sebuah
komunikasi. Karena komunikasi ini menyentuh segala aspek kehidupan kita.
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif sangat diperlukan
oleh setiap individu. Apalagi pada seorang calon penerus bangsa, yaitu
mahasiswa. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang
memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Beda halnya
pada waktu duduk dibangku sekolah, di Perguruan tinggi, seorang mahasiswa
dituntut agar bisa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar serta
lebih mandiri dalam mencari informasi-informasi perkuliahan. Oleh karena
itu, mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus harus mampu beradaptasi
dengan pola yang ada di kampus. Beradaptasi yang dimaksud adalah,
bagaimana mahasiswa mampu menyesuaikan dirinya dengan staf pengajar
(dosen) di kampusnya, mulai dari mengikuti segala tata tertib dan peraturan
selama mengikuti proses perkuliahan, sistem pembelajaran, dan yang
terpenting bagaimana mahasiswa mampu menyesuaikan cara berkomunikasi

dengan staf pengajar di kampus. Selain itu, bukan hanya denga staf-staf
pengajar, mahasiswa baru juga harus mampu menyesuaikan dengan temanteman baru yang

berada di kampus. Karena umumnya, mahasiswa-

mahasiswa baru di dalam sebuah kampus berasal dari tiap-tiap daerah yang

1

2

berbeda. Misalnya, dari hasil observasi di lingkungan kampus Tadulako Palu,
di kampus ini terdapat mahasiswa yang berasal dari luar kota Palu, seperti
dari Kabupaten Poso, Donggala, Ampana, Morowali, dan sebagainya. Hal ini
memungkinkan terdapat prinsip budaya-budaya yang dianut dari setiap
daerah masing-masing, khususnya dalam hal komunikasi. Dalam komunikasi
itu sendiri, terdapat perbedaan struktur kata dan pengucapan yang sangat
berbeda antara dearah satu dan daerah lainnya. Oleh karena itu, sebagai
mahasiswa baru mereka harus bisa menyesuaikan diri mereka dengan temanteman baru yang ada di sekitarnya agar tercipta sebuah komunikasi yang
efektif.

Menurtut Hardjana (dalam Suranto, 2011:77) komunikasi dapat
dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas
hubungan antar pribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu .
Pada kenyataannya ada mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dengan orang lain (komunikasi interpersonal), baik dalam
proses belajar di kelas maupun dalam suasana informal di luar kelas. Mereka
merasa takut, khawatir, ragu-ragu, dan terlihat gemetar serta mengeluarkan
banyak keringat ketika berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini diungkap
dari hasil wawancara pada selasa, 25 oktober 2011 dengan seorang
mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ekonomi
yang berinisial E. E mengatakan bahwa dia sulit untuk beradaptasi dengan
teman-teman barunya di kampus. Menurut E, dia merasa malu dan takut jika
harus berbicara diluan pada seseorang yang baru ia kenal. Bukan hanya
dengan teman barunya, hal ini juga terjadi dengan dengan dosen-dosennya.
ketika E mengikuti proses belajar mengajar di kelas, E hanya akan lebih
memilih diam dibanding aktif untuk bertanya atau mengajukanan pendapat. E
mengatakan dia takut akan ditertawakan teman-teman jika apa yang dia
paparkan itu adalah sesuatu yang salah.


3

Dalam komunikasi pada umumnya dan khususnya pada komunikasi
interpersonal terdapat adanya gangguan-gangguan dalam berkomunikasi yang
dikenal dengan nama communication apprehension, yaitu reaksi negatif
dalam bentuk kecemasan yang dialami seseorang dalam pengalaman
komunikasinya (Rakhmat, 2008). Ini adalah satu kendala utama yang
dihadapi hampir setiap individu adalah rasa malu. Di mana rasa cemas yang
dikaitkan dengan tindak komunikasi yang akan dan sedang dilakukan dengan
orang lain. Kecemasan dalam berkomunikasi ini dalam realitasnya merupakan
suatu bentuk perilaku yang normal. Namun, apabila kecemasan tersebut
sudah bersifat patologis, maka individu tersebut akan menghadapi
permasalahan pribadi yang serius, seperti misalnya usaha untuk selalu
menghindari berkomunikasi dengan orang lain yang pada akhirnya akan
mengarah pada ketidakinginan individu tersebut untuk berkomunikasi dengan
orang lain.
Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa 10 sampai 20
persen mahasiswa Amerika menderita aprehensi komunikasi Hunt, Scott,
McCroskey, (1978;148 dalam Rahmat, 2009:109) Orang yang mengalami hal

tersebut berusaha sekecil mungkin berkomunikasi. Satu kemungkinan besar
yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan komunikasi interpersonal adalah
adanya kecemasan diantaranya adalah rasa takut menerima tanggapan atau
penilaian negatif dari komunikan atau orang yang menerima pesan.
Ketika seseorang melihat suatu tugas atau situasi yang tidak
mengancam maka akan yakin bahwa ia mampu mengatasi situasi sehingga
dapat mengendalikan situasi. Namun ketika seseorang melihat suatu tugas
atau situasi sebagai suatu yang mengancam maka individu akan tidak yakin
mampu mengatasi tugas atau situasi tersebut sehingga tidak dapat
mengendalikan situasi dan akan mengakibatkan munculnya camas pada
individu tersebut.
Penanganan kecemasan antar satu individu dengan individu lainnya
dapat berbeda tergantung pada penilaian pribadi individu terhadap
kemampuan yang dimilikinya yang disebut self-efficacy. Bandura (dalam

4

Ghufron & Risnawita 2010) mendifinisikan self-efficacy sebagai keyakinan
individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan
yang diperlukan untuk mencapai hasil yang baik. Self-efficacy menekankan

pada komponen keyakinan diri yang dimiliki seseorang dalam menghadapi
situasi yang akan datang yang mengandung kekaburan, tidak dapat
diramalkan, dan sering penuh dengan tekanan. Self-efficacy berkombinasi
dengan lingkungan, perilaku sebelumnya, terutama harapan pada hasil untuk
menghasilkan perilaku.
Dapat dikatakan bahwa mahasiswa baru yang memiliki self-efficacy
yang tinggi akan lebih mudah mengatasi situasi

atau tantangan dalam

melakukan sebuah komunikasi interpersonal, baik dengan dosen maupun
teman ataupun orang yang berada di sekitarnya. sebab mahasiswa baru yang
memiliki self-efficacy yang tinggi mampu memandang keberhasilan dalam
berkomunikasi interpersonal. Hal ini dipengaruhi oleh proses akan
kemampuan kognitif akan kepercayaannya terhadap kemampuan yang
dimilikinya, sehingga usaha-usaha yang ada pada dirinya sendiri dalam
mengorganisir dan mengembangkan kemampuan berkomunikasinya yang
baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muhadianto (2007),
mengenai hubungan anatara self-efficacy dengan kecemasan menghadapi

massa pada satuan pengandalian massa kepolisian daerah Jawa Timur, dapat
diketahui bahwa ada hubungan yang negatif antara self-efficacy dengan
kecemasan menghadapi massa pada satuan pengandalian massa, hal ini
diketahui dari koefisien korelasi (r) sebesar 0,719 dan probabilitas kesalahan
(p) sebasar 0,000. Artinya pada anggota satdalmas yang memiliki selfefficacy tinggi ditemukan juga memiliki kecemasan menghadapi massa yang
rendah, begitu pula sebaliknya.
Dalam penelitian Bani (2010) mengenai hubungan antara self-efficacy
dengan kecemasan menghadapi mutasi pada Aparat Kepolisian, dapat
menunjukan bahwa ada hubungan negatif dan sangat signifikan antara selfefficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi dengan nilai korelasi (r)
sebesar -0,629 dengan nilai signifikan (p) sebesar 0,000 < 0,005. Hal ini

5

berarti bahwa apabila self-efficacy tinggi maka tingkat kecemasan
menghadapi mutasi akan rendah, begitupun sebaliknya.
Penilitian juga dilakukan oleh Pratiwi (2008) tentang hubungan antara
self-efficacy dengan kecemasan dalam proses bimbingan skripsi mahasiswa
Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, dapat dilihat dengan nilai
koefisien korelasi (r) sebesar – (-0,6929) dan probabilitas (p) = 0,000. Artinya
pada mahasiswa Psikologi yang memilki self-efficacy rendah cenderung

memiliki kecemasan dalam proses bimbingan skripsi tinggi. Begitu pula
sebaliknya pada mahasiswa Psikologi yang memilki self-efficacy tinggi
cenderung memilki kecemasan dalam proses bimbingan skripsi.
Dalam jurnal psikologi teradapat penelitian yang dilakukan oleh
Musfirah, Rahmahana, Kumolohadi (2003) tentang hubungan antara selfefficacy

dengan

kecemasan

menggunakan

komputer,

dengan

hasil

menunjukan bahwa ada hubungan negatif yang sifnifikan dengan nilai
(r = -0.777, p = 0,00 - 0001). Artinya semakin tinggi self-efficacy siswa

peserta kursus komputer, maka semakin rendah kecemasan yang dihadapi
oleh siswa tersebut, dan begitupun sebaliknya. (journal.uii.ac.id).
Hal serupa juga dilakukan oleh Rahmania (2010) mengenai hubungan
antara self-efficacy dengan kecemasan mengajar pada guru RSBI di SMA
Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Dari hasil analisis data penelitian diperoleh
koefisien korelasi antara self-efficacy dengan kecemasan mengajar sebesar 0,534 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan mengajar.
Hubungan negatif antara kedua variabel, berarti bahwa semakin tinggi selfefficacy maka akan semakin rendah kecemasan mengajarnya, begitupun
sebaliknya (www.unair.com).
Penelitian juga dilakukan oleh Murjito (2003) mengenai hubungan
antara self-efficacy dengan optimisme masa depan, dapat diketahui bahwa ada
hubungan yang positif yang signifikan antara self-efficacy dengan optimisme
masa depan, hal ini juga dapat diketahui dari nilai r sebesar 0,0609 dengan p
< 0,001. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi self-efficacy seseorang
akan diikuti oleh semakin tinggi optimisme masa depan seseorang.

6

Sebuah


kutipan

dalam

(Nevid,

Spencer,

Greene,

2005:183)

menjelaskan tentang self-efficacy yang rendah :
Self-efficacy yang rendah : bila anda percaya anda tidak punya
kemampuan untuk mengulangi tantangan-tantangan penuh stress
yang anda hadapi dalam hidup, Anda akan merasa makin cemas bila
Anda berhadapan dengan tantangan-tantangan itu (Bandura dkk.,
1985). Sebaliknya, bila Anda merasa mampu melakukan tugas-tugas
Anda, seperti bermain piano, memberikan ceramah dihadapan umum,
atau nai kereta api, atau menyebrangi jembatan panik, Anda tidak

akan dihantui oleh kecemasan atau rasa takut bila Anda berusaha
melakukannya.
Berdasarkan uraian teori di atas peneliti tertarik untuk

melihat

bagaimana teori tersebut di dalam dunia nyata, yang diaplikasikan dalam
komunikasi interpersonal mahasiswa baru. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai apakah ada hubungan antara selfefficacy dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa baru.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan
komunikasi interpersonal pada mahasiswa baru ?

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara selfefficacy dengan kecemasan komunikasi interpersonal pada mahasiswa baru.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain ;
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis adalah menjadi masukan bagi mahasiswa baru yang
mengalami kecemasan interpersonal serta memberikan informasi yang
berguna terutama tentang self-efficacy dan kecemasan komunikasi
interpersonal. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan
masukan bagi peneliti-peneliti yang lain yang tertarik dengan tema

7

penelitian sejenis dalam bidang psikologi, khususnya psikologi sosial dan
psikologi klinis.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis adalah menambah informasi yang dapat dimanfaatkan
dalam penganganan sekaligus pencegahan-pencegahan yang sangat
mungkin dialami oleh mahasiswa baru.

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KECEMASAN
KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BARU

SKRIPSI

Oleh :
NURFITRIYANA
08810197

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul ―Hubungan Antara Self-Efficacy dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal
Pada Mahasiswa Baru‖, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnnya kepada :
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Diah Karmiyati, M. Si, selaku dosen pembimbing I telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat
berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. M. Salis Yuniardi S.Psi, M.Psi, selaku dosen pembimbing II yang juga
telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan
arahan yang sangat berguna dari proses pembuatan outline sampai dengan
proses pembuatan skripsi sampai terselesaikan dengan baik.
4. Dra. Siti Suminarti Fasikhah M.Si, selaku dosen wali yang telah
mendukung dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga
selesainya skripsi ini.
5. Seluruh staf dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang dan
Seluruh staf TU yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan.
6. Direktur POLTEKES Kemenkes Palu Sulawesi Tengah yang telah
memberikan ijin dan fasilitas bagi penulis untuk melakukan penelitian.
7. Mahasiswa baru POLTEKES Kemenkes Palu angkatan 2011 yang telah
bersedia menjadi subjek penelitian.

8. Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan, baik berupa materi,
do’a dan kasih sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besar di Palu, Kak Affan, Cici, mas Andi, kak Tini, Indie, Webi,
dan Emaili yang telah membantu dukungan doa dan kasih sayang, serta
membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data.
10. My 1st of the last Armin S.Ked yang selalu mendukung dan menjadi
teman untuk saling berbagi, sehingga penulis termotivasi dalam mengejar
target untuk menyelsaikan skripsi ini.
11. Saudara-saudara di rumah Palu, Astin, Kak Imbang, Nida, Kifli, Randy,
Eno, Yuni, Nur yang yang telah banyak memberikan bantuan pada
penulis selama tinggal di rumah.
12. Teman – teman di Kampus & di Psikologi 2008 khususnya kelas C ,
Martha, Rina, Arinda, Dendik, Ipit, Wildan, Vince, Ikha, Arief dan Dini
yang selalu memberikan semangat sehingga penulis terdorong untuk
menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman di Palu khususnya Giska, dan Ayu yang selalu memberikan
semangat pada penulis.
14. Teman-teman di Malang, serumah gajayana, kost BBJ, dan semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan
bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga
kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski
demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Malang, Januari 2012
Penulis

Nurfitriyana

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................
INTISARI .........................................................................................................
ABSTARCT .......................................................................................................
DAFTAR
..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I

i
iii
iv
v
vii
viii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
D. Manfaat Penelitian ......................................................................

1
6
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Self-efficacy
1. Definisi Self-efficacy ...............................................................
2. Sumber Self-efficacy ................................................................
3. Fungsi Self Efficacy .................................................................
4. Proses Self-efficacy ...................................................................
5. Aspek Self-efficacy ..................................................................
6. Dimensi Self-efficacy ...............................................................
7. Self-efficacy Sebagai Prediktor Tingkah Laku ........................
B. Kecemasan Komunikasi Interpersonal
1. Definisi Kecemasan Komunikasi Interpersonal ......................
2. Jenis-jenis Kecemasan .............................................................
3. Ciri-ciri Kecemasan .................................................................
4. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Kecemasan .....................
5. Prespektif Teoritis Tentang Kecemasan ..................................
C. Hubungan Antara Self-efficacy dengan Kecemasan Komunikasi
Interpersonal .................................................................................
D. Kerangka Pemikiran .....................................................................
E. Hipotesis .......................................................................................

8
9
10
11
13
13
14
15
16
16
17
19
22
25
26

BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................
B. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel Penelitian ...............................................
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................
C. Populasi dan Sampel ...................................................................
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian ......................................................
2. Pelaksanaan .............................................................................

27
27
27
29
30
30

E. Metode Pengumpulan data ...........................................................
F. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Validitas ...................................................................................
2. Reliabilitas ...............................................................................
G. Analisa Data .................................................................................

30
35
38
40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ..............................................................................
B. Analisa Data ..................................................................................
C. Pembahasan ..................................................................................
BAB V

42
44
46

PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran-saran ...................................................................................

50
50

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

53

..................................................................................................

56

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 3.1

: Skor untuk jawaban pertanyaan pada skala Likert .......................

32

Tabel 3.2

: Blue print item skala self-efficacy ................................................

33

Tabel 3.3

: Blue print skala kecemasan komunikasi interpersonal ................

34

Tabel 3.4

: Uji validitas skala self-efficacy .....................................................

36

Tabel 3.5

: Uji validitas skala kecemasan komunikasi interpersonal .............

37

Tabel 3.6

: Uji reliabilitas skala self-efficacy .................................................

39

Tabel 3.7

: Uji reliabilitas skala kecemasan komunikasi interpersonal .........

39

Tabel 3.8

: Rancangan analisa data ................................................................

41

Tabel 4.1

: Sebaran t-score self-efficacy .........................................................

43

Tabel 4.2

: Sebaran t-score kecemasan komuniaksi interpersonal .................

43

Tabel 4.3

: Interprestasi koefisien korelasi .....................................................

45

Tabel 4.4

: Rangkuman analisis korelasi variabel x dan y .............................

45

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Halaman

Lampiran 1

: Cover skala

..........................................................................

57

Lampiran 2

: Skala self-efficacay dan skala Kecemasan ................................

58

Lampiran 3

: Skor responden try out skala self-efficacy .................................

62

Lampiran 4

: Skor responden try out skala kecemasan ...................................

64

Lampiran 5

: Hasil uji validitas dan reliabilitas skala self-efficacy ................

66

Lampiran 6

: Hasil uji validitas dan reliabilitas skala kecemasan ...................

74

Lampiran 7

: Skor responden skala self-efficacy ............................................

82

Lampiran 8

: Skor responden skala kecemasan ...............................................

87

Lampiran 9

: Skor self-efficacy dan kecemasan ..............................................

92

Lampiran 10 : Hasil korelasi self-efficacy dengan kecemasan .........................

93

Lampiram 11 : Surat Keterangan penelitian .......................................................

94

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMM press.
Atkinson, R. L. (2002). Pengantar Psikologi. Interaksara.
Azwar, D. S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
—————. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
—————. (2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
—————. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
—————. (2010). Sikap manusia (2 ed.). Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Bandura, A. (1997). Self efficacy:the exercise of control. New york: W.H Freeman
and company.
Bani. (2010). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan menghadapi mutasi
pada aparat kepolisian. Skripsi . Universitas Muhammadiyah Malang.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (10 ed.). (W. C. Kristiaji, R.
Medya, Penyunt., & R. Djuwita, Penerj.) Jakarta: Erlangga.
Chaplin, J. P. (2004). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: Raja grafindo persada.
Daradjat, Z. (1996). Kesehatan mental. Jakarta: Gunung agung.
Feist, J., & Feist, G. (2010). Teori Kepribadian. Jakarta: Selemba Humanika.
Kaplan, H., Sadock, B., & Grebb, J. (1997). Sinopsis Psikiatri. New York: Binapura
Aksara.
Karlinger, F. N. (2004). Asas-asas penelitian behavioristik (3 ed.). Yogyakarta:
Gajah mada university press.
Kartono, K. (1998). Patologi sosial 2. Jakarta: Rajawali.
Maramis, W. F. (1990). Ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga university press.

Muhadianto. (2007). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan menghadapi
massa pada satuan pengandalian massa kepolisian Jawa Timur. Skripsi . Universitas
Muhammadiyah Malang.
Murjito. (2003). Hubungan antara self efficacy dengan optimesme masa depan.
Skripsi . Universitas Muhammadiyah Malang.
Musfira,

Rahmahana,

&

Kumolohadi.

http://journal.uii.ac.id/index.php/Psikologika/article/view/320.

(2003).

Dipetik

Desember

2011, dari journal.uii.ac.id.
Nevid, J., Rathus, S., & Greene, B. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.
Nolen, S., & Hoeksema. (2001). Abnormal Psychology. New York: McGraww-Hill.
Pajares. (t.thn.). Overview of social cognitive theory and of self-efficacy. Dipetik
Desember 9, 2011, dari http://www.emory.edu/Education/mfp/eff.html.
Pratiwi. (2008). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan dalam proses
bimbingan skripsi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi .
Universitas Muhammadiyah Malang.
Rahmania. (2010). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan mengajar pada
guru RSBI di

SMA Muhammadiyah 2

Sidoarjo.

Skripsi

. Universitas

Muhammadiyah Malang.
Rakhmat, J. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sarwono, Jonathan. (2006). Analisis Data Penelitian. Jokjakarta : Andi Jokjakarta.
Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryabrata, S. (1998). Metodologi penelitian. Jakarta: Raja grafindo persada.
West, R., & Turner, L. H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta: Selemba
Humanika.

Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi & pendidikan. Malang:
UMM Press.
Wiramihardja, S. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: PT Refika
Aditama.
Yusuf, S. (2007). Teori kepribadian . Bandung: Remaja rosdakarya.