Model Keberhasilan Revegetasi dari Aspek Kesuburan Tanah
66 penilaian yang tinggi over estimate, karena hanya mempertimbangkan piksel-
piksel diagonal saja. Akurasi Kappa umumnya mempunyai nilai akurasi lebih kecil dari akurasi rata-rata umum. Akurasi kappa mempertimbangkan semua
elemen dalam matrik. Berdasarkan hasil uji akurasi model 1 sampai dengan 5 Tabel 15, model
2 dan 3 memiliki nilai akurasi yang sama dan tertinggi dengan nilai akurasi umum sebesar 77 dan akurasi kappa sebesar 49.35 . Akurasi yang sama juga terjadi
pada model 4 dan 5 dengan nilai akurasi umum sebesar 73 dan akurasi kappa yaitu 42.22 . Nilai akurasi yang paling rendah adalah model 1 dengan nilai
akurasi umum sebesar 65 dan akurasi kappa sebesar 30.87 . Guna melihat beda nyata antar model dilakukan uji signifikansi.
Tabel 15 Hasil uji akurasi model keberhasilan revegetasi berdasarkan aspek kesuburan tanah di area revegetasi tambang PT NNT
Model Verifikasi Model
Akurasi rata-rata umum Akurasi Kappa
Model 1 65
30.97 Model 2
77 49.35
Model 3 77
49.35 Model 4
73 42.22
Model 5 73
42.22 Tabel 16 Hasil uji signifikansi model keberhasilan revegetasi berdasarkan aspek
kesuburan tanah di area revegetasi tambang PT NNT
Model Nilai Z
Model 1 Model 2
Model 3 Model 4
Model 1 Model 2
5.32 Model 3
5.32 0.00
Model 4 1.80
1.37 1.37
Model 5 1.80
1.37 1.37
0.00 Hasil uji signifikansi Tabel 16 menunjukan bahwa model 1, model 2 dan
3 berbeda secara signifikan karena memiliki nilai z 1,96. Model 4 dan 5 tidak berbeda secara signifikan dengan model 1 karena nilai z 1,96. Model 1 dapat
67 mewakili model 4 dan 5. Model 2 tidak secara signifikan dengan model 3, 4 dan
5, sehingga model 2 atau model 3 dapat mewakili model 4 dan model 5. Berdasarakan hasil uji akurasi dan uji signifikasi, model terpilih yang dapat
digunakan untuk memantau keberhasilan revegetasi dari aspek kesuburan tanah adalah model 3. Model 3 dipilih karena memiliki nilai akurasi paling tinggi dan
peubah yang lebih sederhana. Model 3 dibangun berdasarkan indikator sifat kimia tanah, indikator ketebalan serasah dan indikator predator.
Pemantauan merupakan suatu rangkaian penting yang harus dilakukan dalam kegiatan revegetasi tujuannya untuk mengevaluasi sejauh mana
keberhasilan revegetasi yang telah dilakukan serta upaya-upaya yang perlu dikembangkan agar keberhasilan revegetasi dapat dipercepat dan diprediksi waktu
pencapaiannnya. Pemantauan keberhasilan revegetasi dengan melihat kelimpahan Collembola tanah akan lebih mudah dan murah untuk dilakukan. Kemudahan
merupakan salah satu syarat pemantauan yang efektif, disamping itu harus hemat biaya, hal ini penting guna mencapai perbaikan yang berkelanjutan. Kunci
kesuksesan pemantauan adalah bagaimana memilih indikator yang efektif, mudah diukur, dapat dibuktikan secara ilmiah dan dapat didefinisikan dengan jelas
Blood 2006. Indikator yang tepat akan lebih terperinci dalam memantau sistem yang menjadi perhatian
. Kegiatan pemantauan yang selama ini dilakukan di area revegetasi
PT NNT meliputi perhitungan persentase tutupan efektif „basal‟ dan tutupan vegetasi „aerial‟, potensi permudaan, tiang pancang dan pohon serta jumlah dan
keragaman spesies. Pemantauan keberhasilan revegetasi menggunakan indikator invertebrata seperti Collembola tanah belum dilakukan. Indikator yang digunakan
dalam menetapkan kriteria keberhasilan revegetasi di area tambang pada umumnya hanya berdasarkan pada kondisi fisik tanah dan pengukuran komunitas
tumbuhan. Pengukuran terhadap fauna jarang dilakukan. karena binatang akan ada setelah kondisi flora stabil. Fauna yang dijadikan indikator kesuksesan hanya
sebatas vertebrata yang di pertimbangkan, sedangkan keberadaan invertebrata atau Collembola tanah tidak pernah diperhitungkan Bisevac Majer 1998. Beberapa
penelitian telah menunjukan bahwa penggunaan kelompok Invertebrata untuk pemantauan keberhasilan rehabilitasi dilaporkan memiliki keunggulan tersendiri
68 diantaranya lebih hemat biaya dan menghasilkan informasi kondisi lingkungan
yang lebih tinggi dibanding kelompok vertebrata dan tanaman. Invertebrata juga merupakan anggota kerajaan hewan yang paling beragam dan melimpah Bisevac
Majer 1998 Invertebrata merupakan komponen utama dari keanekaragaman baik pada kawasan yang masih alami maupun terganggu Majer 1989; Erwin
1991. Tabel 17 Klasifikasi nilai estimasi kelimpahan Collembola tanah di area
revegetasi tambang PT NNT
Umur Revegetasi
tahun Collembola rendah Collembola sedang
Collembola tinggi 1
0-1 1-1
2 2
0-1 1-2
3 3
0-3 3-5
8 4
0-6 6-9
15 5
0-9 9-15
26 6
0-14 14-23
39 7
0-20 20-32
55 8
0-27 27-43
75 9
0-35 35-56
97 10
0-45 45-71
122 11
0-55 55-87
151 12
0-66 66-106
182 13
0-79 79-125
216 14
0-93 93-147
253 15
0-107 107-170
293 16
0-123 123-195
337 17
0-140 140-222
383 18
0-158 158-251
432 19
0-177 177-281
484 20
0-197 197-313
539 Berdasarkan nilai estimasi Collembola yang diproleh dari hubungan antara
kelimpahan Collembola tanah dengan C-organik dan umur revegetasi, pemantauan menggunakan kelimpahan Collembola tanah dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelas jumlah Collembola yaitu Collembola tinggi, Collembola sedang dan Collembola rendah Tabel 17. Penggunaan data estimasi menyebabkan
kelimpahan Collembola sampai umur 20 tahun dapat diketahui jumlahnya. Kelas monitoring menggunakan kelimpahan Collembola tanah dapat dilihat pada
69 Gambar 18. Pemantauan dengan menggunakan model 3 dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelas keberhasilan berdasarkan skor maksimum yang diperoleh yaitu kurang berhasil, cukup berhasil dan berhasil. Hasil klasifikasi kelas keberhasilan
model 3 dapat dilihat pada Tabel 18, sedangkan untuk memonitoring keberhasilan revegetasi dari aspek kesuburan tanah menggunakan model 3 disajikan pada
Gambar 19.
Tabel 18 Klasifikasi nilai skor monitoring keberhasilan revegetasi dari aspek kesuburan tanah di area revegetasi tambang PT NNT menggunakan
model 3
Umur Revegetasi tahun Kurang berhasil
Cukup berhasil Berhasil
1
0-1 1-7
10
2
0-1 1-9
13
3
0-2 2-13
19
4
0-3 3-19
29
5
0-4 4-26
39
6
0-5 5-34
56
7
0-7 7-45
76
8
0-9 9-60
90
Berdasarkan kelas kelimpahan Collembola tanah yang diperoleh di lapangan dapat dibuat peta sebaran kelimpahan Collembola tanah Gambar 20.
Berdasarkan model 3 dapat dibuat peta kelas keberhasilan revegetasi yang merupakan hasil akhir dari suatu rangkaian proses analisis spasial. Peta kelas
keberhasilan revegetasi model 3 dibangun dari layer-layer indikator sifat kimia tanah yaitu C-organik Gambar 21, indikator ketebalan serasah Gambar 22
dan.indikator predator yaitu jumlah inidividu Acarina Gambar 23. Peta kelas keberhasilan dapat menggambarkan luas area yang sudah dan belum tercapai
keberhasilan revegetasinya. Berdasarkan peta keberhasilan revegetasi model 3 Gambar 24 tahun tanam 2001 umur 8 tahun dan 2002 umur 7 tahun termasuk
berhasil jika dibandingkan dengan seluruh area revegetasi PT NNT, namun jika dibandingkan dengan pencapaian kondisi hutan alam tahun tanam 2001 dan 2002
tergolong dalam kelas cukup berhasil dengan luasan mencapai kurang lebih 22.7040 ha. Tahun tanam 2003 tahun sampai dengan tahun tanam 2008 atau umur
6 sampai dengan umur 1 tahun tergolong dalam kelas kurang berhasil dengan
70 luasan mencapai 77.0050 ha. Luas hutan alam yang menjadi acuan keberhasilan
revegetasi mencapai 41.0120 ha. Gambaran kondisi hutan alam dapat dilihat pada Gambar 24. Kondisi lapangan area revegetasi mulai dari umur 1 sampai 8 tahun
atau tahun tanam 2001 sampai 2008 dapat dilihat pada Gambar 25 sampai dengan Gambar 32.
Gambar 18 Kelas monitoring keberhasilan revegetasi berdasarkan kelimpahan Collembola tanah dan umur revegetasi
- 50
100 150
200 250
300 350
400 450
500 550
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
K e
li m
p ah
an Co
ll e
m b
o la
Tan ah
in d
iv id
u
Umur Revegetasi tahun
Coll tinggi Coll sedang
Coll rendah
71
Gambar 19 Kelas monitoring keberhasilan revegetasi menggunakan model 3 pada area revegetasi tambang PT NNT
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 2
3 4
5 6
7 8
S K
OR
UMUR REVEGETASI tahun
BERHASIL CUKUP BERHASIL
KURANG BERHASIL
72
Gambar 20 Peta sebaran kelimpahan Collembola tanah pada area revegetasi tambang PT NNT
73
Gambar 21 Peta sebaran kandungan C-Organik pada area revegetasi tambang PT NNT
74
Gambar 22 Peta sebaran ketebalan serasah pada area revegetasi tambang PT NNT
80
75
Gambar 23 Peta sebaran jumlah individu Acarina tanah pada area revegetasi tambang PT NNT
76
Gambar 24 Peta kelas keberhasilan revegetasi pada area tambang PT NNT menggunakan Model 3
77
Gambar 25 Hutan Alam di area tambang PT NNT yang menjadi acuan keberhasilan revegetasi
Gambar 26 Area revegetasi PT NNT umur 8 tahun atau tahun tanam 2001 termasuk cukup berhasil
78
79
Gambar 27 Area Revegetasi PT NNT umur 7 tahun atau tahun tanam 2002 termasuk cukup berhasil
Gambar 28 Area Revegetasi PT NNT umur 6 tahun atau tahun tanam 2003 termasuk kurang berhasil
80
Gambar 29 Area Revegetasi PT NNT umur 5 tahun atau tahun tanam 2004 termasuk kurang berhasil
Gambar 30 Area Revegetasi PT NNT umur 4 tahun atau tahun tanam 2005 termasuk kurang berhasil
81
Gambar 31 Area Revegetasi PT NNT umur 3 tahun atau tahun tanam 2006 termasuk kurang berhasil
Gambar 32 Area Revegetasi PT NNT umur 2 tahun atau tahun tanam 2007 termasuk kurang berhasil
82
Gambar 33 Area Revegetasi PT NNT umur 1 tahun atau tahun tanam 2008 termasuk kurang berhasil
Gambar 34 Area Revegetasi PT NNT umur 0 tahun atau tahun tanam 2010
83