ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN K

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN TERHADAP OPINI AUDIT PERIODE TAHUN 2008–20011
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM LQ 45 DI BEI
PERIODE 1 AGUSTUS 2008 – 31 JANUARI 20011)
Rilla Gantino, SE.Ak.MM
Marafina
Staff Pengajar Prodi Akuntansi Univ Esa Unggul
This study aims to determine whether there is influence between Quality Auditor and Financial
Statements Quality on.Audit Opinion Financial statements that present information to the parties
concerned are expected to reflect the actual company financial condition without any earnings
manipulation practices that may mislead users of financial statements. Audit expected to limit the
practice of earnings management and help maintain and enhance public confidence in the
financial statements. However, the effectiveness of the auditor's ability to detect and earnings
management depends on the quality of the auditor. In this study the quality of the auditor
assessed by grouping the Big Four auditors with non big four and the quality of financial reports
can be viewed based on the presence or whether the income smoothing is deliberately done by
companies that are considered by Eckel index. Method of data analysis is a statistical method
that is used binary logistic regression. The conclusion is a company incorporated in LQ 45 200831 period August 1 January 2011 that performs the income smoothing. The first hypothesis test
results the quality auditor and quality the financial statements simultaneously affect, but not
significant to the audit opinion. The second hypothesis test results showed that the quality of the
financial statements but does not significantly affect on the audit opinion and the results of the

third hypothesis is the quality of the auditor has no significant effect on the audit opinion
Keywords: Quality Auditor, Quality of Financial Statements, Audit Opinion

A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta arus kas suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi para
pemakai
laporan
keuangan
dalam
mengambil keputusan ekonomi yang
kemudian dijadikan sebagai sarana untuk
membuat rencana dan kemudian akan
digunakan pula untuk melaksanakan
pengendalian. Informasi dalam laporan
keuangan tersebut harus relevan dan handal
supaya dapat berguna bagi pemakai. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Batemen dan

Snell (2007:20) bahwa para manajer yang

berada
dalam
manajemen
akan
melaksanakan kegiatan dengan efisien dan
efektif melalui pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemim-pinan
(leading) dan pengendalian (controlling).
Informasi mempunyai kualitas relevan
bila dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat
berguna untuk mengevaluasi peristiwa masa
lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan atau mengkoreksi, hasil
evaluasi mereka di masa lalu.
Sedangkan, informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat

diandalkan pemakainya sebagai penyajian

yang
tulus
atau
jujur
(faithful
representation) dari yang seharusnya
disajikan.
Banyaknya kasus manipulasi data
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan
lain-lain yang pada akhirnya bangkrut,
menyebabkan profesi akuntan publik banyak
mendapat kritikan (Rilla, Marafina,2013)..
Opini yang diberikan oleh auditor
mempunyai kandungan informasi, oleh
sebab itu informasi yang ada harus
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
Informasi yang berkualitas hanya dapat

diberikan oleh auditor yang berkualitas juga.
DeAngelo (1981) dalam penelitian Rilla dan
Marafina (2013) menyatakan bahwa auditor
berskala besar memiliki insentif yang lebih
untuk menghindari kritikan kerusakan
reputasi dibandingkan auditor skala kecil.
Hal ini bertentangan dengan Sidhu dan
Sharma (2001), Barnes dan Huan (1993),
Margaretta dan Fanny (2000) menyatakan
bahwa besar kecilnya kantor akuntan tidak
mempengaruhi dalam pemberian opini audit.
Manajemen
laba
merupakan
tindakan manajer untuk meningkatkan
(menurunkan) laba yang dilaporkan saat ini
atas suatu unit, di mana manajer
bertanggung jawab tanpa mengakibatkan
peningkatan
(penurunan)

profitabilitas
ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Praktek manajemen laba banyak
dilakukan, dan beberapa kasus yang terkait
dengan praktek manajemen laba ini
mengakibatkan
banyak
perusahaanperusahaan yang ikut praktek manajemen
laba kemudian bermasalah. Fenomena
adanya praktik manajemen laba pernah
terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya
pada emiten manufaktur di Bursa Efek
Jakarta. Contoh kasus terjadi pada PT Kimia
Farma Tbk. Berdasarkan hasil pemeriksaan
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal,
2002), diperoleh bukti bahwa terdapat
kesalahan
penyajian
dalam
laporan


keuangan PT Kimia Farma Tbk., berupa kesalahan dalam penilaian persediaan
barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan, dimana dampak kesalahan tersebut
mengakibatkan overstated laba pada laba
bersih untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2001 sebesar Rp32,7 miliar1.
Kasus yang sama juga pernah terjadi
pada PT Indofarma Tbk. Berdasarkan hasil
pemeriksaan
Bapepam
terhadap
PT
Indofarma Tbk. (Badan Pengawas Pasar
Modal, 2004), ditemukan bukti bahwa nilai
barang dalam proses diniliai lebih tinggi dari
nilai yang seharusnya dalam penyajian nilai
persediaan barang dalam proses pada tahun
buku 2001 sebesar Rp28,87 miliar. Akibatnya penyajian terlalu tinggi (overstated)
persediaan sebesar Rp28,87 miliar, harga
pokok penjualan disajikan terlalu rendah

(understated) sebesar Rp28,8 miliar dan laba
bersih disajikan terlalu tinggi overstated
dengan nilai yang sama2.
Praktik manajemen laba juga terjadi di
luar negeri. AAER (Accounting and
Auditing Enforcement Releases), suatu
Divisi di The SEC (Security and Exchange
Commision),
pada
tahun
2000
dalam Mulford dan Comiskey (2010),
menerbitkan laporan tentang beberapa kasus
manajemen laba, antara lain sebagai berikut:
Teori signaling memberikan indikasi
bahwa perusahaan akan memilih auditor
berkualitas tinggi untuk menunjukkan
kinerja superior mereka. Menurut Scott,
(2001), manajer yang rasional tidak akan
memilih auditor berkualitas tinggi dan

membayar fee yang tinggi apabila
karakteristik perusahaan tidak bagus.
Argumen ini didasari anggapan bahwa
auditor berkualitas tinggi akan mampu
mendeteksi karakteristik perusahaan yang
tidak bagus dan menyampaikannya kepada
publik. Selain memberikan opini audit atas
1

www. blog. manajemen-laba-baik-atau-buruk5.html
2
Opcit.

laporan keuangan, mengenai kewajarannya
auditor juga bertanggungjawab untuk
menilai apakah terdapat kesangsian besar
terhadap kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya
(going concern) dalam periode waktu
Audit adalah suatu proses untuk

mengurangi ketidakselarasan informasi yang
terdapat antara manajer dan pemegang
saham dengan menggunakan pihak luar
untuk memberikan pengesahan terhadap
laporan keuangan. Audit diharapkan dapat
membatasi praktek manajemen laba serta
membantu menjaga dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat umum terhadap
laporan keuangan. Namun demikian,
efektifitas dan kemampuan auditor untuk
mendeteksi manajemen laba tergantung
kepada kualitas auditor tersebut. Kualitas
auditor ini biasanya dapat dikaitkan dengan
auditor yaitu big four dan non-big. Auditor
big dianggap memiliki kualitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan auditor non-big.
Dalam penelitian ini kualitas auditor dinilai
berdasarkan pengelompokan auditor big
four dengan non big four (seperti peneitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Rilla

dan Marafina, 2013).
Auditor sebagai pihak yang independen
dalam
pemeriksaannya
atas
laporan
keuangan
suatu
perusahaan
akan
memberikan opini atas laporan keuangan
yang diauditnya. Opini diberikan oleh
akuntan publik didasarkan atas bukti-bukti
audit yang diperoleh selama melaksanakan
tugas auditnya.
Indeks LQ 45 merupakan salah satu
dari tujuh jenis indeks yang ada di Bursa
Efek Indonesia (BEI), yang menggambarkan
sekelompok saham pilihan yang memenuhi
kriteria likuid dan kapitalisasi pasar

sebagaimana ditetapkan oleh BEI. Saham
pada kelompok LQ 45, tergolong saham
pilihan yang baik.
Beberapa penelitian sebelumnya seperti
penelitian Rahayu Budhi Purwanti (2012)

menjelaskan bahwa variabel kualitas auditor
memiliki pengaruh signifikan terhadap
manajemen laba (earnings management),
serta penelitian Ibrahim Maraputra(2012)
menjelaskan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara kualitias auditor terhadap
opini audit dan penelitian Rilla dan Marafina
(2013) menjelaskan bahwa secara parsial
kualitas auditor dan kualitas laporan
keuangan berpengaruh tidak signifikan atas
opini audit dan secara simultan tidak
terdapat pula pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Kualitas Auditor Dan
Kualitas Laporan Keuangan Terhadap
Opini Audit Periode Tahun 2008–20011
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
Tergabung Dalam Lq 45 Di Bei Periode 1
Agustus 2008 – 31 Januari 20011)”
Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup
dari faktor-faktor yang menentukan kualitas
laporan keuangan, maka pembahasan perlu
dibatasi agar penulisan ini lebih terarah.
Berdasarkan latar belakang, penulis hanya
akan meneliti variabel kualitas auditor dan
kualitas laporan keuangan yang merupakan
faktor utama dalam menentukan opini
auditor. Kualitas auditor dibatasi oleh
penulis hanya dikategorikan menjadi KAP
Big Four dan Non-Big Four. Dan kualitas
laporan keuangan dapat dilihat berdasarkan
ada tidaknya tindakan perataan laba yang
sengaja dilakukan oleh perusahaan.
Dari semua industri yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, data yang diambil
oleh penulis adalah perusahaan yang
tergabung dalam LQ 45 periode 1 Agustus
2008 sampai dengan 31 Januari 2011.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang ingin penulis
teliti adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh secara
signifikan Kualitas Auditor, dan Kualitas
Laporan Keuangan secara simultan
terhadap opini audit?
2. Apakah terdapat pengaruh secara
signifikan Kualitas Auditor, dan Kualitas
Laporan Keuangan secara parsial
terhadap opini audit?
B. Tinjauan Pustaka
1. Auditing Vs Auditor
Mmenurut Sukrisno Agoes, pengertian
Pemeriksaan Akuntan (auditing) adalah,
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak independen,
terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen, beserta catatancatatan
pembukuan
dan
bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut”.
Beberapa karakteristik dalam pengertian
auditing menurut Soekrisno Agus :
a. Informasi yang dapat diukur dan kriteria
yang telah ditetapkan
b. Entitas Ekonomi (Economy Entity)
c. Aktivitas
Mengumpulkan
dan
Mengevaluasi Bahan Bukti
d. Independensi dan Kompetisi Auditor
Pelaksana
e. Pelaporan Audit
Auditor menurut Mulyadi adalah seseorang
yang menyatakan pendapat atas kewajaran
dalam semua hal yang material, posisi
keuangan hasil usaha dan arus kas yang
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum di Indonesia.
Dalam melaksanakan tugasnya auditor akan
mematuhi standar auditing, yaitu :
a. Standar Umum
b. Standar Pekerjaan Lapangan
c. Standar Pelaporan

Kualitas Audit
AAA Financial Accounting Committee
(2000) dalam Christiawan (2003:35)
menyatakan
bahwa
“Kualitas
audit
ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi
(keahlian) dan independensi”
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan
suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya oleh para pemilik
perusahaan.
Disamping
itu
laporan
keuangan dapat juga digunakan untuk
memenuhi
tujuan-tujuan lain, yaitu
sebagai laporan kepada tiap pihak diluar
perusahaan.
Statement of Financial Accounting
Concepts (SFAC) Nomor 1 dinyatakan
bahwa
pelaporan
keuangan
harus
menyajikan informasi yang:
a. Berguna bagi investor dan kreditur yang
ada dan yang potensial dan pemakai lainnya
dalam membuat keputusan untuk investasi,
pemberian kredit dan keputusan lainnya.
b. Dapat membantu investor dan kreditur
yang ada dan yang potensial dan pemakai
lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan
ketidak pastian dari penerimaan uang
dimasa yang akan datang yang berasal
penjualan, pelunasan atau jatuh temponya
surat-surat
berharga
atau
pinjamanpinjaman.
c. Menunjukan sumber-sumber ekonomi
dari suatu perusahaan, klaim atas sumbersumber tersebut (kewajiban perusahaan
untuk mentransfer sumber-sumber ke
perusahaan lain dan kepemilik perusahaan)

dan pengaruh dari transaksi-transaksi,
kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan
yang mempengaruhi sumber-sumber dan
klaim atas sumber-sumber tersebut.
Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas laporan keuangan adalah sejauh
mana laporan keuangan yang sajikan
menunjukkan informasi yang benar dan
jujur. Ukuran kualitas laporan keuangan
selama ini belum ada. Walaupun demikian,
secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu diukur dengan konserfatisme serta
keberadaan manipulasi laporan keuangan
yang biasanya diukur dengan manajemen
laba.
Seringkali perhatian pengguna laporan
hanya ditujukan kepada informasi laba,
tanpa memperhatikan
bagaimana laba
tersebut dihasilkan. Hal ini mendorong
manajemen perusahaan untuk melakukan
beberapa tindakan yang disebut manajemen
atas laba (earning management) atau
manipulasi laba (earning manipulation).
Salah satu cara yang dilakukan oleh
perusahaan dalam melakukan tindakan
manajemen laba adalah dengan perataan
laba (ΔS
:
Perubahan penjualan
dalam satu periode income smoothing).
Tindakan perataan laba dapat diuji
dengan indeks Eckel. Eckel menggunakan
Coefficient
Variation
(CV)
variabel
penghasilan dan variabel penjualan bersih.
Indeks Perataan Laba dihitung sebagai
berikut:
Indeks Perataan Laba =

CVI
CVS

Dimana :
ΔI
: Perubahan laba dalam satu periode
CV: Koefisien variasi dari variabel yaitu
standar deviasi dibagi dengan nilai yang
diharapkan.
Apabila
:

1. CV ΔI > CV ΔS maka perusahaan tidak
digolongkan sebagai perusa-haan yang
melakukan tindakan perataan laba.
2. CV ΔI ≤ CV ΔS maka perusahaan
digolongkan sebagai perusahaan yang
melakukan tindakan perataan laba.
CV ΔI = Koefisien variasi untuk perubahan
laba
CV ΔS = Koefisien variasi untuk perubahan
penjualan.
CV ΔI dan CV ΔS dapat dihitung sebagai
berikut :
CV ΔI dan CV ΔS =

 (x 

X ) 2

n 1

X

Dimana :
Δx : perubahan penghasilan bersih/laba
(I) atau penjualan (S) antara tahun n-1
ΔX : rata-rata perubahan penghasilan
bersih/laba (I) atau penjualan (S)
antara tahun n-1
n : banyaknya tahun yang diamati.
Opini Audit (Audit Opinion)
Munurut Standar Profesional Akuntan
Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima
jenis pendapat akuntan, yaitu :3
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian
(Unqualified Opinion)
b. Pendapat wajar tanpa pengecualian
c. Pendapat wajar dengan pengecualian
(Qualified Opinion)
d. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat
(Disclamer Opinion)
E. Hipotesis
Berdasarkan teori dan hasil penelitian
terdahulu diatas maka perlu diadakan
pengujian pengujian empiris. Hipotesa yang
ingin dibuktikan dalam penelitian ini
diformulasikan dengan alternatif (Ha),
3

Sukrisno Agoes, op.cit, Hal. 49

hipotesa-hipotesa tersebut adalah sebagai
berikut :
Ha1: Kualitas Auditor dan Kualitas Laporan
Keuangan secara simultan mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Opini
Audit
Ha2: Kualitas Laporan Keuangan mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap Opini Audit
Ha3: Kualitas Auditor mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Opini Audit
C. Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bursa
Efek
Indonesia
melalui
website
www.idx.co.id. Waktu yang digunakan
penulis untuk penelitian ini berlangsung dari
bulan April 2013 sampai dengan selesai.

lain berbagai sumber, seperti website
www.idx.co.id,
website
www.id.wikipedia.org, dan sumber lain
yang dibutuhkan dalam penelitian.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan go public yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 1 Agustus 2008
sampai dengan 31 Januari 2011 dan bergerak
dalam bidang indeks LQ 45 yang merupakan
salah satu dari tujuh indeks yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Yang lain diantaranya
adalah IHSG, Indeks Sektoral, Indeks
Individual, Jakarta Islamic Indeks (JII),
Indeks
Papan
Utama
dan
Papan
Pengembangan, Indeks Kompas 100.
Sampel

Jenis dan Sumber Data
Dalam

penelitian

ini

data

yang

digunakan adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data tersebut antara lain:
a.

Daftar
Perusahaan
yang
tergabung dalam LQ 45 periode 1
Agustus 2008 sampai dengan 31 Januari
2011.
b.
Data Kantor Akuntan Publik
(KAP) yang termasuk dalam kategori
big four.
c.
Laporan
Keuangan
Periode
2008-2011
d.
Laporan Auditor Independen
Periode 2008-2011
Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah
berupa data sekunder adalah merupakan
data yang diperoleh secara tidak langsung
dan dikumpulkan dari hasil publikasi pihak

Kriteria yang ditetapkan dalam
pengambilan sampel, yaitu merupakan
perusahaan yang tergabung dalam LQ 45
periode 2008 dan tersedianya Laporan
Keuangan dengan tahun buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 20082011.Pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah dengan cara data dalam populasi
dimasukkan menjadi sampel dengan kriteria
terdaftar di indeks LQ 45 selama 4 tahun
berturut-turut periode 2008-2011.
Metode Pengumpulan Data
1. Penelitian Kepustakaan
2. Penelitian Lapangan
Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen di
dalam penelitian ini yaitu analisis logistik.
Analisis regeresi logistik digunakan untuk
melihat pengaruh sejumlah variabel

independen x1, x2, ..., xk terhadap variabel
dependen y yang berupa variabel kategorik
(binomial, multinomial, atau ordinal) atau
juga untuk memprediksi nilai suatu variabel
dependen y (yang berupa variabel kategorik)
berdasarkan
nilai
variabel-variabel
independen x1, x2, ..., xk.
Regresi logistik tidak terbatas hanya
dapat diterapkan pada kasus dimana variabel
X nya bertipe interval atau rasio saja. Tapi
regresi logistik juga bisa diterapkan untuk
kasus dimana variabel X nya bertipe data
nominal atau ordinal. Hal ini seperti analog
dengan regresi linier dengan variabel
dummy. Regresi logistik dirancang untuk
melakukan prediksi keanggotaan group.
Artinya tujuan dari analisis regresi logistik
adalah untuk mengetahui seberapa jauh
model yang digunakan mampu memprediksi
secara benar kategori group dari sejumlah
individu.
Metode analisis data bersifat :
1. Deskriptif.
2. Kausalitas
Uji asumsi klasik adalah persyaratan
statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis
ordinary least square (OLS). Jadi analisis
regresi yang tidak berdasarkan OLS tidak
memerlukan persyaratan asumsi klasik,
misalnya regresi logistik atau regresi
ordinal. Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan Uji
Univariate Outliers.
Uji Hipotesis
Langkah-langkah yang dilakukan dalam
uji hipotesis :
(1). Omnibus Tests of Model Coefficient
(Uji Simultan)
Dasar pengambilan keputusan :

a). Jika P-value > α (5%), maka Ha
ditolak
b).Jika P-value < α (5%), maka Ha
diterima
(2). Uji Wald (Uji Parsial)
Dasar pengambilan keputusan :
a). Jika P-value > α (5%), maka Ha ditolak
b). Jika P-value < α (5%), maka Ha diterima
Metode statistik yang digunakan untuk
pengujian hipotesis yaitu binary logistic
regression yaitu jika variabel dependen
merupakan variabel dummy yang berskala
nominal sementara variabel independennya
dapat berskala nominal, interval, dan rasio.
Persamaan regresinnya adalah sebagai
berikut :
Ln

P
  0  1 x1   2 x 2
1 P

Dimana :
P = probabilitas perusahaan menerima
opini audit dengan variabel bebas
kualitas auditor dan kualitas laporan
keuangan
βο = konstanta
β1- β2 = koefisien
x1 = kualitas Auditor
x2 = kualitas laporan keuangan
Sedangkan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen digunakan
koefisien Nagelkerke R Square pada tabel
Model Summary yang merupakan modifikasi
dari koefisien Cox & Snell R Square agar
nilai maksimumnya bisa mencapai satu dan
mempunyai kisaran nilai antara 0 dan 1,
sama seperti koefisien determinasi R² pada
regresi linier berganda.
Semua perhitungan dilakukan dengan
menggunakan
α=5%
Pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan hasil
keputusan yang diperoleh dari pengujian
hipotesis alternatif diterima atau tidak serta

semua pengujian tersebut dilakukan dengan
menggunakan hasil keluaran SPSS untuk
mempermudah perhitungan statistik.

Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri
atas dua variabel, yaitu variabel independen
dan variabel dependen. Identifikasi dan
pengukuran dari masing-masing variabel
dijelaskan berikut ini :
1. Variabel Dependen, yaitu Opini Audit
(Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah opini audit yang diklasifikasikan
ke dalam 2 jenis, yaitu Wajar Tanpa
Pengecualian (Unqualified Opinion),
wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan (Unqualified Opinion with
Explanatory Language).
2. Variabel Independen, yaitu :
a. Kualitas auditor dibedakan dalam
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
masuk dalam golongan Big Four dan
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
masuk dalam golongan Non-Big Four
b. Kualitas Laporan Keuangan (X2)
Kualitas laporan keuangan dapat
dilihat berdasarkan ada tidaknya
tindakan perataan laba yang sengaja
dilakukan oleh perusahaan yang diuji
dengan indeks Ekcel Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala nominal.
Ekcel
menggunakan
Coefficient
Variation (CV) variabel penghasilan
dan variabel penjualan bersih.

1. Kualitas Auditor
Seperti yang diuraikan sebelumnya
bahwa kualitas auditor dilihat dari apakah
perusahaan menggunakan KAP yang Big
Four atau Non Big Four, dari data yang
dikumpulkan diperoleh informasi bahwa :
mulai tahun 2008 sampai dengan tahun
2011, hanya satu perusahaan yang tidak
menggunakan KAP yang tergolong non
Big Four.
2. Opini Auditor
Opini auditor diklasifikasikan dengan
opini unqualified dan non unqualified
(unqualified with explanatory, qualified
dan lainnya). Dari data diperoleh
informasi sebagai berikut :
Tabel 5.1. Opini Auditor
Tahun Unqualified
Non
Unqualified
2008
9
10
2009
19
0
2010
19
0
2011
19
0
3. Kualitas Laporan
Kualitas laporan keuangan dilihat dari
indeks eckel dengan kalsifikasi diberi
nilai 0 jika CV Δ I > CV Δ S (Tidak ada
tindakan perataan laba) dan nilai 1 jika
CV Δ I < CV Δ S (ada tindakan perataan
laba). Dari hasil pendataan tentang
kualitas
laporan
keuangan
yang
diperoleh dari menghitung indeks Eckel,
maka diperoleh informasi sebagai
berikut :
Tabel 5.2. Kualitas Laporan Keuangan
Tahun

Perataan
Laba

Tidak Perataan
Laba

D. Hasil Penelitian

2008
2009

5
3

14
16

2010

2

17

Deskripsi Data

2011

2

17

Hasil Uji Hipotesis

Tabel 5.3. Omnibus Tests of Model
Coefficients
Step 1

Step
Block
Model

Chi-square
2.310
2.310
2.310

df
2
2
2

Sig.
.315
.315
.315

Dari tabel diperoleh nilai Chi-square
2.310 dengan kebebasan 2 menghasilkan
nilai signifikansi sebesar 0.315, ini berarti
secara simultan variabel kualitas auditor dan
kualitas laporan keuangan tidak mempunyai
pengaruh terhadap opini audit. Menurut
pendapat penulis, hal ini teradi karena jika
dilihat dari data kualitas auditor diperoleh
informasi bahwa hampir semua perusahaan
menggunakan KAP big four selama periode
2008-2011, hanya satu perusahaan yang
tidak menggunakan KAP big four sehingga
karena hampir semua perusahaan selama
periode 2008-2011 menggunakan KAP big
four berarti kualitas laporan keuangan nya
baik, hal ini dilihat dari data bahwa
perusahaan yang melakukan tindakan
perataan laba sangat sedikit (menurun
jumlahnya dari 2008-2011). Dengan
demikian secara simultan kualitas auditor
dan kualitas laporan menunjukkan hasil
tidak berpengaruh terhadap opini audit (jika
dilihat dari data opini audit untuk semua
perusahaan ditahun 2009-2011 menunjukkan
opini unqualified, hanya di tahun 2008 yang
jumlah opini unqualified lebih sedikit dari
non unqualified). Artinya dengan kualitas
laporan
keuangan
yang
baik
dan

menggunakan KAP yang berkualitas yang
dalam penelitian ini dikategorikan sebagai
KAP big four maka opini audit
menunjukkan opini yang lebih banyak
unqualified terutama ditahun 2009-2011,
untuk tahun 2008 dilihat bahwa hampir
semua perusahaan menggunakan KAP big
four (hanya satu perusahaan yang tidak
menggunakan KAP big four) dan kualitas
laporan keuangan menunjukkan bahwa lebih
banyak perusahaan yang melakukan praktek
perataan laba dibandingkan yang tidak
melakukan tindakan perataan laba sehingga
laporan auditor menunjukkan lebih banyak
yang opini unqualified daripada opini non
unqualified.
Tabel 5.4. Variables in the Equation
B
Step
1(a)

KA

Wald

Df

Sig.

.000

1

.999

.000

.742

.688

1.162

1

.281

2.100

20.880

19901.9
52

.000

1

.999

1169401869
.424

-19.493

PL
Con
stant

Exp
(B)

S.E.
19901.9
52

Dari tabel diatas diperoleh hasil uji
hipotesis kedua menunjukkan bahwa
kualitas laporan keuangan berpengaruh
tetapi tidak signifikan terhadap opini audit
dan hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan
hasil yang sama yaitu kualitas auditor
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap
opini audit.
E. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Dengan dasar rumusan masalah dan
penetapan
hipotesis
yang kemudian
dilakukan uji hipotesis, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Secara simultan variabel kualitas auditor
dan kualitas laporan keuangan tidak

mempunyai pengaruh terhadap opini
audit. Menurut pendapat penulis, hal ini
teradi karena jika dilihat dari data
kualitas auditor diperoleh informasi
bahwa hampir semua perusahaan
menggunakan KAP big four selama
periode
2008-2011,
hanya
satu
perusahaan yang tidak menggunakan
KAP big four sehingga karena hampir
semua perusahaan selama periode 20082011 menggunakan KAP big four berarti
kualitas laporan keuangan nya baik, hal
ini dilihat dari data bahwa perusahaan
yang melakukan tindakan perataan laba
sangat sedikit (menurun jumlahnya dari
2008-2011). Dengan demikian secara
simultan kualitas auditor dan kualitas
laporan menunjukkan hasil tidak
berpengaruh terhadap opini audit (jika
dilihat dari data opini audit untuk semua
perusahaan
ditahun
2009-2011
menunjukkan opini unqualified, hanya di
tahun 2008 yang jumlah opini
unqualified lebih sedikit dari non
unqualified). Artinya dengan kualitas
laporan keuangan yang baik dan
menggunakan KAP yang berkualitas
yang dalam penelitian ini dikategorikan
sebagai KAP big four maka opini audit
menunjukkan opini yang lebih banyak
unqualified terutama ditahun 2009-2011,
untuk tahun 2008 dilihat bahwa hampir
semua perusahaan menggunakan KAP
big four (hanya satu perusahaan yang
tidak menggunakan KAP big four) dan
kualitas laporan keuangan menunjukkan
bahwa lebih banyak perusahaan yang
melakukan praktek perataan laba
dibandingkan yang tidak melakukan
tindakan perataan laba sehingga laporan
auditor menunjukkan lebih banyak yang
opini unqualified daripada opini non
unqualified.
2. Hasil uji hipotesis kedua menunjukkan
bahwa kualitas laporan keuangan

berpengaruh tetapi tidak signifikan
terhadap opini audit
3. Hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan
hasil yang sama yaitu kualitas auditor
berpengaruh tetapi tidak signifikan
terhadap opini audit.
Saran
Berdasarkan pengumpulan data dan hasil
penelitian maka penulis menyarankan :
1. Bagi perusahaan yang masih melakukan
tindakan perataan laba hendaknya tidak
lagi melakukan tindakan perataan laba
tersebut, karena akan memberikan
informasi yang kurang akurat bagi
pengguna laporan keuangan terutama
investor.
2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunakan indikator untuk variabel
kualitas auditor dan kualitas laporan
keuangan (persepsi) dan menggunakan
skala interval, selanjutnya penulis juga
menyarankan agar menambah variabel
lain misalnya variabel tentang going
concern.
DAFTAR PUSTAKA
Edy Suwito dan Arleen Herawaty, Analisis
Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tindakan Perataan Laba
Yang Dilakukan Oleh Perusahaan
Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Jakarta, Jurnal Ekonomi, SNA VII,
Solo, 2005.
http://id.wikipedia.org/wiki/The_Big_Four_
Auditors
http:// www. blog. manajemen-laba-baikatau-buruk-5.html
Ibrahim Maraputra, Pengaruh Rasio
keuangan, kualitas auditor, dan
mekanisme
good
corporate
governance terhadap opini audit

(pada perusahaan –perusahaan
yang merger dan akuisisi di BEI
1999-2010), Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia, 2012
Ikatan
Akuntan
Indonesia,
Standar
Akuntansi
Keuangan,
Salemba
Empat, Jakarta, 2009.
Ikatan
Akuntan
Indonesia,
Standar
Profesional Akuntan Publik, Salemba
Empat, Jakarta, 2001.
Imam
Ghozali,
Aplikasi
Analisis
Multivariate dengan program SPSS,
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro, Semarang, 2006.
Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Jilid Satu,
Cetakan Keenam, Salemba Empat,
Jakarta, 2008.
Mulyadi, Auditing, Edisi Keenam, Jilid Dua,
Cetakan Kelima, Salemba Empat,
Jakarta, 2008.
Payamta, Pengaruh Kualitas Auditor,
Independensi, dan Opini Audit
terhadap
Kualitas
Laporan
Keuangan, Jurnal Ekonomi, FE
UNS, Surakarta, 2003.
Rahayu
Budhi
Purwanti,
Pengaruh
Kecakapan Manajerial, Kualitas
Auditor, Komite Audit, Firm Size
Dan Leverage Terhadap Earnings
Managemen (Studi Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur
yang
Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010),
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis
Universitas
Diponegoro
Semarang,2012
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisa
Data dengan SPSS, Edisi Ketiga,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009.
Sukrisno Agoes, Auditing (Pemeriksaan
Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik, Edisi Ketiga, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta, 2004.

Sukrisno Agoes dan Jan Hoesada, Bunga
Rampai Auditing, Salemba Empat,
Jakarta, 2009.
Susan Irawati, Auditing, Edisi Pertama,
Penerbit Pustaka, Bandung, 2008.
Susiana dan Arleen Herawaty, Analisis
Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate
Governance,
Dan
Kualitas Audit Terhadap Integritas
Laporan Keuangan, Jurnal Ekonomi,
Simposium Nasional Akuntansi X,
Unhas Makasar, 2007.
Zaki Baridwan, Intermediate Accounting,
Edisi Kedelapan, BPFE Yogyakarta,
Yogyakarta, 2004.