7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Reklamasi dan Revegetasi Lahan Tambang
Indonesia  merupakan  salah  satu  negara  yang  kaya  akan  sumber  daya energi dan mineral, baik berupa minyak dan gas bumi, emas, tembaga, nikel, dan
lain-lain. Pertambangan  merupakan  salah  satu  sektor  pembangunan  yang  sangat
penting  sehingga  pengembangannya  secara  berkelanjutan  perlu  dilakukan  karena berhubungan  dengan  pendapatan  nasional  dan  daerah  serta  memberikan  manfaat
bagi  masyarakat  di  sekitar  tambang.  Perubahan  lingkungan  di  sekitar pertambangan  dapat  terjadi  setiap  saat,  sehingga  manajemen  pengelolaan  yang
efektif  menjadi  indikator  keberlanjutan  pertambangan.  Menurut  Sumantri  et  al. 2008 pengelolaan limbah pertambangan mineral emas dan tembaga yang telah
dilakukan  oleh  perusahaan  pertambangan  masih  belum  mampu  mengatasi degradasi  kualitas  lingkungan  bio-fisik  dan  masalah  sosial  kemasyarakatan,
meskipun beberapa kegiatan pertambangan telah berorientasi pada industri bersih yang berwawasan lingkungan.
Kegiatan  penambangan  di  Indonesia  umumnya  dilakukan  dengan  teknik penambangan di permukaan darat. Penambangan  seperti ini menerapkan teknik
penambangan  terbuka  open  pit  mining  yang  diawali  dengan  pembukaan  lahan, pengikisan  lapisan  tanah  atas,  pengerukan  dan  penimbunan.  Aktivitas  ini  dapat
menimbulkan  dampak  negatif  terhadap  fungsi  hutan  terutama  hutan  lindung. Dampak  yang ditimbulkan terhadap fungsi  hutan lindung adalah menghancurkan
ekosistem  hutan  termasuk  penghilangan  vegetasi,  meningkatnya  laju  erosi, aliran  permukaan  run-off,  sedimentasi  dan  rusaknya  wilayah  penangkap  air
watershed  areas  serta  terganggunya  tingkat  stabilitas  lahan  dan  berubahnya iklim mikro. Dampak lainnya berupa gangguan terhadap status biodiversity jenis-
jenis  tanaman  lokal,  habitat  satwa  dan  rusaknya  bentang  alam  yang  asli fragmentasi  habitat  Setiadi
2006.  Menurut  As‟ad  2005  kegiatan penambangan dapat mempengaruhi sifat  fisika, kimia serta biologi tanah melalui
pengupasan  tanah  lapisan  atas,  penambangan,  pencucian  serta  pembuangan tailing.  Penambangan  yang  tidak  memperhatikan  aspek  lingkungan  akan
menyebabkan  terancamnya  daerah  sekitarnya  dengan  bahaya  erosi  dan  tanah
8
longsor karena hilangnya vegetasi penutup tanah. Hilangnya vegetasi hutan akibat pertambangan  dapat  meningkatkan  aliran  permukaan  run  off,  vegetasi  dapat
merubah sifat fisika dan kimia tanah dalam hubungannya dengan air, dapat mempengaruhi kondisi permukaan tanah, sehingga mempengaruhi besar kecilnya
aliran  permukaan  Asdak,  2004.  Menurut  Lau  1999  adanya  aktivitas pertambangan dapat memunculkan lahan terganggu, rusaknya drainase dan habitat
alami serta menimbulkan polusi. Upaya    mencegah  kerusakan  lingkungan  yang  lebih  buruk  dan  berlanjut,
maka perlu dilakukan rehabilitasi, reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang.
Kepmenhutbun : 146Kpts-II1999  dijelaskan mengenai    rehabilitasi  lahan  yaitu
usaha  memperbaiki,  memulihkan  kembali  dan  meningkatkan  kondisi  lahan  yang rusak  kritis,  agar  dapat  berfungsi  secara  optimal,  baik  sebagai  unsur  produksi,
media  pengatur  tata  air  maupun  sebagai  unsur  perlindungan  alam  lingkungan. Reklamasi  adalah  usaha  memperbaiki  atau  memulihkan  kembali  lahan  dan
vegetasi  dalam  kawasan  hutan  yang  rusak  sebagai  akibat  kegiatan  usaha pertambangan  dan  energi  agar  dapat  berfungsi  secara  optimal  sesuai  dengan
peruntukannya. Revegetasi adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas  tambang  Direktorat  Jenderal  Rehabilitasi  Hutan  dan  Lahan  Departemen
Kehutanan 1997. Kegiatan  reklamasi  dan  atau  rehabilitasi  lahan  wajib  dilakukan  oleh
pengusaha  tambang,  sebagai  tanggung  jawab  terhadap  lingkungan.  Hal  ini berdasarkan  pada  peraturan  dan  perundang-undangan  yang  berlaku  di  Indonesia.
Produk  hukum  tersebut  diantaranya  UU  No  11  Tahun  1967  tentang Pertambangan,  UU  No  41  Tahun  1999  tentang  Kehutanan,  Keputusan  Menteri
Kehutanan dan Perkebunan: 146Kpts-II1999 tentang, Pedoman Reklamasi Bekas Tambang  dalam  Kawasan  Hutan,  Peraturan  Menteri  Energi  dan  Sumber  Daya
Mineral  Nomor  18  Tahun  2008  tentang  Reklamasi  dan  Penutupan  Tambang, UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Kendala utama dalam melakukan kegiatan rehabilitasi dan revegetasi pada lahan-lahan  terbuka  pasca  penambangan  adalah  kondisi  lahan  yang  marginal.
tanah  yang  memadat,  minimnya  kandungan  unsur  hara,  potensi  keracunan mineral,  miskinnya  bahan  organik,  status  KTK  Kapasitas  Tukar  Kation  yang