2.67 Pengaruh Tinggi Pangkasan dan Pemupukan N Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kandungan Bahan Bioaktif Daun Jambu Biji

merupakan unsur yang dominan dibandingkan dengan unsur lainnya dalam pertumbuhan vegetatif. Selanjutnya Fujita et al. 1991, menyatakan bahwa N merupakan komponen penyusun asam amino protein yang berfungsi dalam pembelahan sel dan pertumbuhan. Pertambahan Diameter Batang Interaksi antara tinggi pangkas dan dosis pupuk urea berpengaruh nyata terhadap pertambahan diameter batang terjadi pada umur 12 – 14 MST Tabel 6. Hasil terbaik ditunjukkan pada interaksi tinggi pangkas 50 cm dosis pupuk urea 90 gtanaman dan hasil terendah ditunjukkan oleh tinggi pangkas 100 cm dosis pupuk urea 180 gtanaman. Tabel 6. Pertambahan diameter batang jambu biji pada berbagai interaksi perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Tinggi Pangkas Rataan 50 75 100 …………………………12 – 14 MSTmm ……………………… 0 3.99ab 3.86abc 3.63bcd 3.63a 90 4.10a 3.79abc 3.43cde 3.91a 180 3.30def 3.05ef 2.88f 3.08b Rataan 3.72a 3.65a 3.31b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05 Jumlah Cabang Interaksi antara perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea hanya berpengaruh terhadap jumlah cabang pada 4 MST Tabel 8. Jumlah cabang terbanyak dihasilkan interaksi pupuk nitrogen 90 gtanaman pada tinggi pangkas 50 cm. Hal tersebut dapat dimengerti karena semakin tinggi tanaman maka kemungkinan untuk menghasilkan cabang juga semakin banyak. Tabel 8. Jumlah cabang tanaman jambu biji pada berbagai interaksi perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Tinggi Pangkas Rataan 50 75 100 ……………………………4 MST…………………………… 0 5.32a 4.78b 4.60b 5.03 90 5.72a 5.31ab 4.95ab 5.33 180 5.67a 4.64b 4.60b 5.02 Rataan 5.70a 4.94b 4.73b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05 Gardner et al. 1991 dan Marschner 1995 menyatakan bahwa peningkatan jumlah cabang merupakan hasil pembelahan sel dalam jaringan meristem. Pembelahan dan pembeseran sel untuk membentuk cabang baru memerlukan jumlah hara organik dan mineral yang cukup. Rata-rata Laju Tumbuh Relatif Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata LTR jambu biji pada umur 0 – 14 MST pada pemupukan 90 g ureatanaman tidak berbeda nyata dengan kontrol pada berbagai perlakuan tinggi pangkas, meskipun demikian pemupukan 90 g ureatanaman menghasilkan nilai rata-rata LTR yang lebih tinggi dan meningkatkan LTR sebanyak 5.4 dibandingkan kontrol. Nilai rata-rata LTR terendah ditunjukkan oleh dosis pupuk urea 180 gtanaman pada berbagai perlakuan tinggi pangkas. Tabel 9. Nilai rata-rata LTR tanaman jambu biji pada periode umur 0 – 14 MST pada berbagai perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Tinggi Pangkas Rataan 50 75 100 ………………… ….0 - 14 MSTghari ……………………… 0 3.03a 2.80a 2.89a 2.91a 90 3.10a 3.09a 3.01a 3.07a 180 2.25b 1.94b 2.10b 2.10b Rataan 2.80

2.61 2.67

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05 Laju tumbuh relatif menunjukkan peningkatan bobot kering dalam suatu interval waktu dalam hubungannya dengan bobot asal. Perlakuan urea 90 g tanaman diduga memberikan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan tajuk dan akar jambu biji. Menurut Santosa 2004, perubahan dan perbedaan nilai LTR bisa digunakan sebagai pembanding terhadap efisiensi produksi, baik antara genotipe tanaman maupun diantara tanaman-tanaman yang mendapat perlakuan atau karena pengaruh iklim yang berbeda. Y 50 = -0.0043x + 3.1833 R 2 = 0.6832 Y 75 = -0.0048x + 3.04 R 2 = 0.5169 Y 100 = -0.0044x + 3.0617 R 2 = 0.6383 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 50 100 150 200 Dosis Urea gt anaman L a ju T u m b uh R e la ti f g c m 50 cm 75 cm 100 cm Linear 50 cm Linear 75 cm Linear 100 cm Gambar 2. Nilai Rata – rata LTR Tanaman Jambu Biji Umur 14 MST Pada Berbagai Interaksi Perlakuan Tinggi Pangkas dan Dosis Pupuk Urea Rata-rata Laju Asimilasi Bersih Tabel 10 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea memberikan pengaruh nyata terhadap nilai LAB. Nilai rata-rata LAB tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan pemupukan urea 90 gtanaman dan kontrol pada berbagi tinggi pangkas. Hal ini diduga karena ukuran daun pada interaksi perlakuan tersebut lebih besar dibandingkan dengan interaksi yang lainnya, sehingga penangkapan energi matahari oleh daun lebih banyak dan laju fotosintesis akan meningkat. Laju asimilasi bersih berkaitan dengan hasil bersih dari fotosintesis per satuan luas daun dan waktu. Salah satu faktor internal tanaman yang mempengaruhi kecepatan fotosintesis adalah klorofil. Menurut Loveless 1991, peningkatan klorofil daun akan berperan dalam meningkatkan laju asimilasi bersih sehingga produk fotosintesis meningkat. Pada penelitian ini penambahan pupuk urea 90 gtanaman memberikan unsur hara yang cukup terutama nitrogen yang berperan dalam sintesis klorofil. Klorofil merupakan molekul organik yang komplek dan nitrogen merupakan salah satu komponen penyusun klorofil Taiz Zeiger, 2002. Tabel 10. Nilai rata-rata LAB tanaman jambu biji pada periode umur 0 – 14 MST pada berbagai perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Tinggi Pangkas Rataan 50 75 100 ……………………0 - 14 MSTmgcm 2 hari …………………… 0 1.42a 1.40a 1.41a 1.41a 90 1.43a 1.43a 1.42a 1.42a 180 135b 1.32b 1.33b 1.33b Rataan 1.40 1.38 1.39 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05 Komponen Produksi Tajuk Tabel 11 memperlihatkan bahwa produksi tajuk tertinggi pada berbagai interaksi perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea berupa bobot basah maupun bobot kering daun terdapat pada interaksi perlakuan antara tinggi pangkas 50 cm dan dosis pupuk urea 90 gtanaman, sedangkan hasil terendah pada interaksi perlakuan antara tinggi pangkas 100 cm dan dosis pupuk urea 180 gtanaman. Bobot basah batang dan cabang tertinggi ditunjukkan oleh interaksi perlakuan antara tinggi pangkas 75 cm dan dosis pupuk urea 90 gtanaman dan hasil terendah ditunjukkan oleh interaksi tinggi pangkas 100 cm tanpa pupuk. Tabel 11. Produksi tajuk tanaman jambu biji 14 MST pada berbagai interaksi perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Tinggi Pangkas cm Rataan 50 75 100 ……………………Bobot Basah Daun g ……………….. 0 19.51ab 16.35cd 15.96cd 17.27b 90 22.04a 20.05ab 18.24bc 20.11a 180 15.60cd 15.49cd 13.91d 15.00c Rataan 19.05a 17.30b 16.04b ……………………Bobot Kering Daun g ……………….. 0 9.17ab 7.25b 6.67bc 7.70b 90 10.41a 10.11a 8.70abc 9.74a 180 4.02d 2.96d 2.58d 3.11c Rataan 7.87a 6.45b 6.30b .....................Bobot Basah Batang dan cabang g………... 0 10.33ab 11.11ab 7.63b 9.69 90 12.07ab 13.82a 8.37ab 11.42 180 13.09ab 11.72ab 10.12ab 11.64 Rataan 11.83a 12.22a 8.7b Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05 Komponen bahan kering daun adalah polisakarida dan lignin pada dinding sel, ditambah komponen sitoplasma seperti protein, lipid, asam amino, asam organik serta unsur tertentu seperti K. Komponen-komponen tersebut merupakan hasil asimilat yang memerlukan serapan hara dari larutan tanah dan translokasi ke tajuk Salisbury Ross, 1995. Pemberian pupuk N akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, seperti jumlah batang dan cabang serta daun jambu biji. Jumlah daun yang banyak akan meningkatkan produksi biomassa. Produksi biomassa tersebut akan mengakibatkan pertambahan bobot kering. Biomassa adalah semua bahan kasar yang merupakan manifestasi dari semua proses yang terjadi dalam dalam pertumbuhan tanaman. Saifudin 1986, menyatakan bahwa apabila unsur nitrogen yang tersedia lebih banyak dari unsur lainnya, maka tanaman menghasilkan protein lebih banyak dan daun akan tumbuh lebih lebar sehingga fotosintesis lebih banyak. Oleh sebab itu diduga lebarnya daun yang tersedia bagi proses fotosintesis sebanding dengan jumlah nitrogen yang tersedia. Secara keseluruhan terjadi kecenderungan semakin tinggi pemangkasan maka produksi tajuk berupa bobot kering g semakin menurun, dimana pada pemupukan urea 90 gtanaman meningkatkan bobot kering daun sebesar 26.49 dibandingkan tanpa pemupukan. Hal ini sesuai dengan penelitian Yustisia 2002 bahwa N dapat memacu pertumbuhan daun. Pada pemupukan urea 180 gtanaman bobot kering daun akan menurun. Kandungan Nitrogen Daun Analisis daun dilakukan setelah panen. Tabel 12 menunjukkan bahwa nitrogen daun cenderung meningkat dengan semakin tingginya dosis pupuk nitrogen. Kandungan nitrogen tertinggi dihasilkan pada dosis pupuk urea 180 gtanaman. Tabel 12. Kandungan nitrogen daun jambu biji 14 MST pada berbagai dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Nitrogen 0 2.46b 90 2.56ab 180 2.76a Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05 Kandungan nitrogen tinggi dijumpai pada daun yang berwarna hijau Susila, 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna daun yang diberi perlakuan pupuk urea lebih hijau dibanding dengan tanaman kontrol, hal ini diduga karena pupuk urea merupakan pupuk yang mudah diserap dan dimanfaatkan oleh tanaman. Berdasarkan hasil analisis daun Tabel 12 diketahui bahwa daun tanaman jambu biji yang tidak dipupuk kontrol mengandung hara nitrogen yang cukup bagi pertumbuhan tanaman yaitu 2.46 . Susila 2004, menyatakan bahwa kandungan nitrogen dalam daun adalah 1 – 5 . Hal ini diduga karena panen hanya dilakukan sebanyak satu kali sehingga hara nitrogen cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Kandungan nitrogen daun akan semakin menurun dengan meningkatnya frekuensi panen daun pada tanaman strawbery Normand Habib, 2000. Oleh karena itu pemanenan daun lebih dari satu kali mungkin untuk dilakukan. Pemberian pupuk urea 90 dan 180 gtanaman meningkatkan nitrogen dalam daun masing – masing 4.07 dan 12.19 . Hal ini sejalan dengan penelitian Yustisia 2002 bahwa peningkatan takaran pupuk N menyebabkan semakin naiknya N total pada tanaman kedelai. Kandungan Bahan Bioaktif Kualitatif Analisis bahan bioaktif secara kualitatif menunjukkan bahwa daun jambu biji mengandung alkaloid, steroid dan flavanoid Tabel 13. Tabel 13. Kandungan bahan bioaktif kualitatif daun jambu biji 14 MST pada berbagai dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Kadar air tanaman Alkaloid Steroid Tanin Saponin Flavanoid 0 80.74b 3+ 3+ 3+ 1+ 2+ 90 81.41ab 3+ 3+ 2+ 1+ 2+ 180 84.63a 3+ 2+ 1+ - 1+ Berdasarkan Tabel 13 terlihat kecenderungan bahwa semakin tinggi dosis pupuk urea akan menurunkan kandungan total bahan bioaktif kualitatif daun jambu biji. Hal ini diduga karena semakin tinggi dosis pupuk urea memberikan hara yang cukup bagi tanaman, sehingga tanaman akan banyak melakukan metabolisme primer untuk menghasilkan biomassa, di samping itu terjadi peningkatan kadar air daun, sehingga meningkatkan sukulensi dan terjadi pengenceran kandungan bahan bioaktif yang akan menurunkan kandungan bahan bioaktif secara kualitatif. Kandungan flavanoid semakin menurun dengan semakin bertambahnya dosis pupuk urea hal ini diduga karena flavanoid akan diproduksi lebih banyak pada keadaan kahat hara dan pH masam, pada hara tinggi dan pH alkalis maka flavanoid akan rusak. Lugasi et al. 2003, menyatakan bahwa kandungan flavanoid dipengaruhi oleh beberepa faktor seperti jenis dan pertumbuhan tanaman, musim, iklim. Produksi flavanoid pada kahat hara dan pH masam ini adalah untuk melindungi sel dari bahaya sinar ultraviolet, karena apabila sel berada dalam keadaan kahat hara dan pH masam, sel mempunyai sistem membran yang lemah akibat sintesis protein yang berkurang dan hambatan kehadiran Al. Sistem membran yang lemah memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap kerusakan akibat sinar ultraviolet. Kandungan Bahan Bioaktif Quersetin Berdasarkan hasil analisis ragam Tabel 14 terlihat bahwa kandungan flavanoid yang dihitung sebagai quercetin tidak berbeda nyata pada setiap dosis pupuk urea yang diberikan. Meskipun demikian kandungan bahan bioaktif cenderung meningkat dengan semakin meningkatnya dosis pupuk urea. Tabel 14. Kandungan bahan bioaktif quersetin daun jambu biji 14 MST pada berbagai dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Quersetin 0 0.50 90 0.60 180 0.60 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05 Pada penelitian ini produksi quersetin semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis urea yang diberikan hal ini tidak sesuai dengan tabel 13 yang menunjukkan bahwa kandungan kualitataif flavanoid semakin berkurang dengan semakin meningkatnya dosis pupuk urea. Hal ini dapat di mengerti karena pada perhitungan sebelumnya merupakan jumlah flavanoid total sedangkan quersetin merupakan turunan dari flavanoid yang banyak terdapat pada sayuran dan buah Lugasi et al., 2003. Jadi jumlah quersetin yang tinggi bukan berarti bahwa jumlah flavanoid juga akan tinggi. Menurut Harborne Williams 2000, kandungan flavanoid banyak dipengaruhi oleh cahaya karena berfungsi sebagai penyaring cahaya ultraviolet. Flavanoid terakumulasi pada lapisan epidermis daun, batang, dan bunga untuk melindungi sel dari radiasi cahaya ultraviolet B 280 – 320 nm Taiz Zeiger, 2002. Flavanoid terekspresikan pada daun tanaman yang berwarna hijau. Dari hasil penelitian terlihat bahwa tanaman yang diberi perlakuan pupuk urea berwarna lebih hijau dibandingkan tanaman kontrol, sehingga flavanoid akan semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis pupuk urea. Korelasi antara Komponen Pertumbuhan dan Produksi Komponen produksi yang meliputi bobot basah daun, bobot kering daun dan bobot basah batang dan cabang daun memiliki korelasi atau hubungan dengan berbagai komponen pertumbuhan Tabel 15. Bobot basah daun dan bobot kering daun berkorelasi nyata dengan jumlah cabang, laju tumbuh relatif dan laju asimilasi bersih. Dari fakta ini terlihat bahwa komponen pertumbuhan yang berperan terhadap produksi daun adalah jumlah cabang laju tumbuh relatif dan laju asimilasi bersih. Artinya jika jumlah daun yang banyak dengan bobot basah daun dan bobot kering daun yang tinggi dapat dipacu dengan pemupukan dan pemangkasan agar jumlah cabang meningkat. Tjitrosoepomo 1991, menyatakan bahwa jumlah daun akan meningkat seiring dengan banyaknya cabang yang muncul. Jumlah cabang yang meningkat akan meningkatkan jumlah daun sehingga laju asimilasi pun meningkat. Laju asimilasi yang meningkat akan menghasilkan asimilat yang tinggi yang akan meningkatkan bobot basah daun dan bobot kering daun. Tabel 15. Matrik korelasi antara komponen prtumbuhan dan produksi jambu biji pada berbagi perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea Tinggi Diameter Batang Jumlah Cabang LTR LAB BB Daun BK Daun BB Batang Cabang Tinggi 1 Diameter Batang -0.116 1 Jumlah Cabang -0.061 0.097 1 LTR -0.172 0.056 0.729 1 LAB -0.162 0.045 0.728 0.999 1 BB Daun 0.066 0.174 0.58 0.66 0.68 1 BK Daun -0.122 0.016 0.70 0.96 0.97 0.80 1 BB Batang dan Cabang -0.004 0.285 0.15 0.082 0.076 0.23 1 1 Keterangan : LAB = Laju asimilasi bersih; LTR = Laju tumbuh relatif; = berbeda nyata pada taraf 95 Pertumbuhan Setelah Panen Pertumbuhan tanaman setelah panen yang meliputu pertambahn tinggi tanaman, pertambahan diameter batang dan jumlah cabang dapat dilihat pada Tabel . Tabel 16. Pertumbuhan tanaman jambu biji setelah panen pada berbagai interaksi perlakuan tinggi pangkas dan dosis pupuk urea Dosis Pupuk Urea gtanaman Tinggi Pangkas cm Rataan 50 75 100 ……………………Tinggi Tanaman 18 MSTcm ……………….. 0 12.47a 11.37b 10.73cd 11.41 90 12.60a 11.14bc 10.49d 11.52 180 12.15a 11.54b 10.38d 11.36 Rataan 12.41a 11.35b 10.59c ………....Pertambahan Diameter Batang 18 MST mm ………… 0 3.17cd 3.36cd 2.94d 3.16b 90 4.14ab 4.29ab 4.08bc 4.04a 180 4.08ab 4.69a 4.08ab 4.28a Rataan 3.80ab 4.11a 3.57b ......................………..Jumlah Cabang 18 MST …………................. 0 5.25ab 4.21bc 4.74b 4.73 90 5.93a 5.12ab 4.77b 5.27 180 4.68b 5.08ab 4.47b 4.74 Rataan

5.28 4.80