Metoda Pengukuran Jarak dalam Citra Thresholding

9

2.4. Metoda Pengukuran Jarak dalam Citra

Menurut Ahmad 2005, pengukuran jarak dua piksel atau dua komponen dari citra diperlukan dalam banyak aplikasi, baik untuk tujuan terakhir maupun untuk tujuan antara. Ada tiga cara yang umum digunakan untuk mengukur jarak dua buah titik pada citra, yaitu:  Euclidean  City-block  Chess board Gambar 2.4. Contoh dari pengukuran jarak atas dan bentuk transformasi citra biner ke jarak bawah; a Euclidean, b city-block dan c chess board Ahmad, 2005 Gambar 2.4 memperlihatkan contoh pengukuran jarak dengan menggunakan ketiga cara yang telah disebutkan di atas gambar atas, dan suatu bentuk transformasi citra biner ke jarak gambar bawah, dalam hal ini jarak piksel-piksel obyek ke titik pusat dari obyek itu sendiri. Dengan demikian transformasi jarak pada titik pusat obyek menjadi minimum nol karena ia merupakan jarak titik pusat ke dirinya sendiri. Ketiga cara perhitungan jarak di atas memberikan hasil transformasi yang berbeda terhadap obyek berbentuk persegi dengan ukuran 7x7 piksel. Terlihat pada Gambar 2.4 bahwa pengukuran jarak dengan menggunakan metode Euclidean memberikan hasil yang lebih akurat d [i 1 , j 1 ], [i 2 , j 2 ] = 9 − � 2 + 9 − � 2 2.1 i 1 – i 2 2 + j 1 – j 2 2 d [i 1 , j 1 ], [i 2 , j 2 ] =|i 1 – i 2 | + |j 1 – j 2 | 2.2 d [i 1 , j 1 ], [i 2 , j 2 ] = max|i 1 – i 2 |, |j 1 – j 2 | 2.3 10 dan mempunyai variasi yang lebih banyak pada hasil pengukurannya. Pengukuran jarak cara Euclidean lebih banyak digunakan dari pada dua cara yang lainnya bila yang dibutuhkan adalah informasi jarak dua buah piksel dalam citra.

2.5. Thresholding

Menurut Ahmad 2009, operasi thresholding adalah operasi pengolahan citra yang mengubah piksel-piksel obyek pada citra warna menjadi piksel-piksel dengan intensitas maksimum 255 pada citra biner dan mengubah piksel-piksel latar belakang pada citra warna menjadi piksel- piksel dengan intensitas minimum 0 pada citra biner, atau sebaliknya obyek dengan nilai intensitas 0 dan latar belakang dengan nilai intensitas 255 pada citra biner yang dihasilkan. Masih menurut Ahmad 2009, operasi thresholding dapat dilakukan dengan hanya melihat nilai-nilai intensitas sinyal merah, sinyal hijau atau sinyal biru. Operasi dapat juga dilakukan dengan melihat nilai intensitas rata-rata sinyal merah, sinyal hijau dan sinyal biru. Thresholding dengan cara yang terakhir ini sama saja dengan melakukan thresholding terhadap citra grayscale, karena citra grayscale dihasilkan dengan merata-ratakan nilai intensitas ketiga sinyal merah, hijau dan biru. Menurut Wijaya dan Tjiharjadi 2009, thresholding digunakan untuk mengatur jumlah derajat keabuan yang ada pada citra. Menurut Munir 2006, metode segmentasi citra yang umum adalah pengambangan citra thresholding image. Maih menurut Munir 2006, operasi pengambangan mensegmentasikan citra menjadi dua wilayah, yaitu wilayah obyek dan wilayah latar belakang. Wilayah obyek diset berwarna putih sedangkan sisanya diset berwarna hitam atau sebaliknya. Hasil dari operasi pengambangan adalah citra biner yang hanya mempunyai dua derajat keabuan: hitam dan putih. 11

III. METODE PENELITIAN