PENDAHULUAN PENENTUAN SETTING LEVEL OPTIMAL BENDING STRENGTH GYPSUM INTERIOR BERPENGUAT SERAT CANTULA MENGGUNAKAN DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah dari tugas akhir, perumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir, serta tujuan dan manfaat dari tugas akhir yang dilakukan. Berikutnya diuraikan mengenai batasan masalah, asumsi yang digunakan dalam permasalahan dan sistematika penulisan untuk menyelesaikan tugas akhir.

1.1 LATAR BELAKANG

Gypsum CaSO 4 .2H 2 O merupakan mineral sulfat berupa serbuk putih dan bilamana dicampur dengan air menjadi bentuk pasta. Mineral sulfat tersebut sudah banyak digunakan untuk bahan baku industri antara lain digunakan untuk pembuatan bangunan plaster, bahan pembantu pembuatan semen, sebagai bahan pengisi pada pembuatan keramik, bahan pembuatan komponen-komponen elektronika, papan dinding, ubin, sebagai penyerap untuk bahan kimia, sebagai pigmen cat dan perluasan, dan untuk pelapisan kertas Setianti, 2005. Dalam memproduksi produk gypsum interior, sebagai bahan baku utama adalah gypsum plaster sedangkan sebagai penguat umumnya perusahaan masih menggunakan serat buatan anorganik fiber berupa serat rowing. Serat rowing merupakan salah satu jenis serat yang secara fisik berwarna putih dengan tekstur lembut dan tipis. Selain menggunakan serat buatan sebagai penguat, serat alam organic fiber juga memiliki potensi dan dapat digunakan sebagai bahan penguat material alternatif. Salah satu serat alam yang berpotensi tinggi sebagai penguat alternatif adalah serat cantula. Serat alam memiliki keunggulan sebagai penguat karena memiliki kelebihan antara lain sifat mekanik tinggi, ketersedianya yang melimpah, memiliki densitas yang rendah, harga yang murah, ramah lingkungan, serta mampu memenuhi kebutuhan industri Biswas dkk, 2001. Beberapa tahun terakhir serat alam semakin banyak dimanfaatkan sebagai bahan penguat material komposit. Pemakaian serat alam ini juga sudah mulai dikembangkan untuk industri skala besar. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian serat alam sebagai material dalam pembuatan komponen interior dari beberapa mobil keluaran 1 I - terakhir seperti pada panel pintu dan bagian belakang kursi mobil Ford Mondeo, GM’S 99 Saturn LS, Opel Vectra dan Mercedes Benz C Class. Selain di dunia industri otomotif pemakaian serat alam ini dapat dijumpai pada pembuatan casing monitor yang berbahan dasar serat linen. Berdasarkan penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Departemen Perindustrian Yogyakarta, 1994, diketahui serat alam berupa serat cantula memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, yakni 64,23 , hal ini menunjukkan bahwa serat ini berpotensi sebagai bahan penguat. Akan tetapi, sebelum digunakan sebagai penguat, serat alam ini memerlukan modifikasi untuk meningkatkan kekuatan tarik dan ikatan dengan matrik agar mencapai kondisi optimal. Salah satu jenis modifikasi serat yaitu dengan melakukan perlakuan alkali terhadap serat. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa perlakuan 2 NaOH menunjukkan peningkatan kekuatan tarik serat sebesar 7 dari serat tanpa perlakuan. Demikian juga kekuatan tarik dan modulus tarik komposit tertinggi didapatkan pada komposit yang diperkuat serat dengan perlakuan 2 NaOH dengan kenaikan sebesar 29 dan 67,1 , juga kekuatan bending dan modulus bendingnya mengalami kenaikan sebesar 20,7 dan 38 dibanding komposit yang diperkuat serat tanpa perlakuan Mubarak, 2005. Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, pemanfaatan serat cantula sebagai penguat komposit berbahan dasar gypsum perlu diteliti dan dikembangkan lebih lanjut. Melalui pengunaan serat alam tersebut diharapkan karakteristik kualitas dari gypsum interior juga akan lebih baik. Salah satu karakteristik kualitas yang harus dimiliki gypsum interior adalah bending strength. Dengan bending strength yang optimal, diharapkan gypsum interior tidak mudah untuk patah. Perbaikan karakteristik kualitas bending strength dapat dilakukan dengan memperhatikan komposisi bahan baku pembuatanya. Kombinasi yang dilakukan terhadap faktor- faktor berpengaruh diharapkan mampu menghasilkan setting optimal dari bahan baku yang digunakan sehingga bending strength dari produk gypsum interior dapat dioptimalkan. 2 I -

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan yang dapat diangkat adalah bagaimana menentukan setting level optimal pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bending bending strength produk gypsum interior dengan memasukkan faktor penggunaan serat cantula sebagai bahan penguat alternatif menggunakan desain eksperimen taguchi.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai melalui menelitian ini, yaitu: 1. Menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bending bending strength produk gypsum interior berpengat serat cantula. 2. Menentukan setting level terbaik dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan bending produk gypsum interior. 3. Menentukan besarnya quality loss function pada produk gypsum interior.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian tugas akhir ini, yaitu: 1. Mengembangkan pemanfaatan serat alam khususnya serat cantula sebagai penguat material komposit. 2. Mendapatkan produk gypsum interior yang memiliki bending strenght optimal. 3. Menghasilkan varian produk gypsum interior dengan penguat serat Agave cantula roxb sebagai penguat alternatif.

1.5 BATASAN MASALAH

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Metode pengujian mengacu pada standar ASTM C 473 dengan orientasi serat memanjang. 2. Karakteristik kualitas yang digunakan adalah large the better untuk kualitas bending stenght gypsum interior. 3. Pengujian bending strength dilakukan menggunakan controls bending testing machine type C 11. 4. Pengujian dilakukan setelah umur spesimen mencapai 7 hari. 3 I -

1.6 ASUMSI

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Spesimen uji mewakili keadaan sebenarnya di perusahaan. 2. Faktor lingkungan suhu dan kelembaban tidak dipertimbangkan. 3. Perbedaan umur spesimen tidak berpengaruh.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Pada bagian ini menguraikan gambaran umum mengenai tata cara penyusunan laporan penelitian dan isi pokok dari laporan penelitian ini, adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN