untuk meningkatkan ketahanan air serat. Sedangkan perlakuan alkali dan perlakuan alkali dan perlakuan asetil serat dimaksudkan untuk menghilangkan
sebagian lapisan lemah pada serat dan meningkatkan kemampuan dibasahi serat yang dimaksudkan untuk meningkatkan kekuatan antarmuka matrik dan serat.
Beberapa metode modifikasi serat tersebut di atas, masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan antara lain meningkatkan kekuatan secara signifikan,
namun memerlukan proses yang kompleks. Sementara perlakuan kimia serat memiliki kelebihan yaitu prosesnya mudah dan sederhana, namun hasilnya
tergantung dari larutan kimia yang digunakan, konsentrasi larutan dan lama perlakuan.
2.2.1 Perlakuan Alkali Serat
Perlakuan kimia serat yang umumnya digunakan adalah perlakuan alkali. Selain peningkatan kekuatan yang cukup baik, prosesnya sederhana dan relatif
lebih murah. Pada proses alkali ini larutan yang sering digunakan adalah NaOH dan KOH.
Pada industri tekstil, perlakuan alkali ini sering diterapkan pada proses pembuatan benang dari serat alam yaitu terutama pada proses mercerizing, proses
crepeling, dan proses scouring. Pada proses pembuatan tekstil, serat dari bahan katun direndam pada larutan NaOH sehingga di dapatkan benang dengan
penampilan yang lebih baik, lebih kuat, memiliki kestabilan dimensi lebih baik, dan lebih mudah diproses.
Selama perlakuan alkali serat alam, sebagian unsur yang dapat larut dalam larutan alkali antara lain lignin dan lilin akan terlepas dengan perlakuan tersebut,
dimana lignin merupakan unsur lemah dalam serat, dan lilin bersifat mengurangi ikatan antara matrik dengan serat, diharapkan dapat meningkatkan kekuatan
ikatan. Larutnya sebagian unsur pada permukaan serat tersebut diharapkan permukaan serat setelah perlakuan menjadi lebih kasar dan masing-masing serat
dapat terlepas dari ikatanya dan memiliki diameter yang lebih kecil. Transfer tegangan tiap unit volume serat pada daerah ikatan akan
meningkat seiring dengan peningkatan perbandingan panjang dengan diameter serat Gibson, 1994. Sehingga dengan diameter serat yang lebih kecil serta
II - 5
kekasaran serat, diharapkan dapat dihasilkan ikatan antar muka yang lebih baik dan meningkatkan kekuatan bending.
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil terbaik kekuatan serat cantula pada perlakuan alkali dengan konsentrasi NaOH sebesar 2 yaitu mengalami
kenaikan sebesar 7 dibandingkan tanpa perlakuan Mubarak, 2004. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini.
Tabel 2.2 Densitas dan kekuatan tarik serat cantula
Sumber: Mubarak, 2004
Selain itu, dari penelitin tersebut juga didapatkan bahwa kekuatan tarik dan modulus tarik komposit tertinggi didapatkan pada komposit yang diperkuat
dengan perlakuan 2 NaOH dengan kenaikan sebesar 29 dan 67.1 juga kekuatan bending dan modulus bendingnya mengalami kenaikan sebesar 20,7
dan 38 dibanding komposit yang diperkuat serat tanpa perlakuan.
2.2.2 Sodium Hidroksida