manusia di seluruh wilayah 12-kilobase gen PKLR dipetakan untuk setiap organisme. Terlihat tingginya urutan kesamaan antara manusia dan kera dua
primata di kedua PKLR ekson biru serta intron merah dan daerah yang tidak diterjemahkan cahaya biru pada gen. Sebaliknya, kekerabatan ayam dan ikan
zebra dengan manusia hanya menunjukkan kesamaan urutan dalam pengkodean ekson; sementara seluruh urutan yang lain tidak dapat lagi diandalkan sejajar
dengan urutan DNA manusia.
2.4 MEKANISME EVOLUSI GENOM
Teori endosimbion diyakini merupakan teori yang paling tepat tentang asal usul genom organel. Teori ini menyatakan bahwa genom organel merupakan sisa-
sisa bakteri bebas yang bersimbiosa dengan prekursor sel eukariot pada tahap awal evolusi. Dugaan ini didasarkan pada kenyataan bahwa proses ekspresi dan
sekuens nukleotida gen-gen organel sangat mirip dengan gen-gen bakteri dibandingkan dengan gen-gen nuklear eukariot. Disamping itu telah ditemukan
beberapa organisme dengan tahap endosimbiosis sedikit terbelakang dibandingkan mitokondria dan kloroplas. Protozoa C. paradoxa misalnya memperlihatkan tahap
awal endosimbiosa dimana struktur fotosintesisnya berbeda dengan kloroplas dan lebih mirip dengan cyanobakteri. Rickettsia yang hidup di dalam sel eukariot
dianggap sebagai bentuk modern bakteri yang kemudian berkembang menjadi mitokondria.
Bila genom organel pada mulanya adalah bakteri bebas, maka suatu ketika dalam proses evolusi telah terjadi transfer gen dari organel ke dalam nukleus.
Proses ini belum banyak terungkap tetapi diyakini bahwa transfer gen dari organel ke dalam nukleus terus terjadi. Pada tahun 1980an ditemukan beberapa tanaman
yang genom kloroplasnya mengandung segmen-segmen DNA, bahkan seluruh DNAnya merupakan salinan dari bagian genom mitokondria. Genom mitokondria
Arabidopsis mengandung berbagai segmen gen nuklear DNA dan 16 fragmen genom kloroplas termasuk 6 gen-gen tRNA yang tetap aktif setelah transfer ke
mitokondria. Genom nuklear Arabidopsis mengandung beberapa segmen pendek genom mitokondria dan kloroplas.
Pertanyaan tentang pakai atau tidak dipakai dalam evolusi tersebut setu disiplin tersendiri. Beberapa kesimpulan umum mengenai pokok persoalan ini
telah dicapai sejauh evolusi morfologis terkait. Jika dibandingkan, sedikitnya satu aturan tak rancu dapat disimpulkan mengenai efek-efek tak terpakai di level
molekuler: pengurangan ukuran genom secara drastis miniaturisasi genom selalu dihubungkan dengan kehilangan fungsi. Terutama cara-cara hidup parasit atau
endosimbiotik ditemukan sangat mempengaruhi ukuran genom dan, seperti yang telah kita lihat sebelumnya, genom bakteri yang paling kecil termasuk parasit
endoselular.
2.5 EVOLUSI