28
Gambar 5 Konversi kolesterol menjadi hormon kelamin Litwack dan Schmidt 2002
Sintesis testosteron pada tubuh hewan jantan terjadi dalam suatu jaringan yang merespon androgen sehingga terbentuk metabolit androgenik yang
berperan dalam pengaturan tanda-tanda seks sekunder. Dalam hal ini, hipofisa anterior mensekresi Follicle Stimulating Hormone FSH dan Luteinizing
Hormone LH dimana LH mengatur aktivitas sel-sel leydig testis dalam memproduksi testosteron, sementara FSH merangsang spermatogenesis di
dalam tubuli seminiferi. Proses ini terjadi pada pejantan yang telah mencapai kematangan seksual Litwack dan Schmidt 2002.
C. Ekstraksi Steroid
Ekstraksi adalah pemisahan suatu komponen dengan menggunakan pelarut Austin 1986 seperti dikutip Heryani 2002. Ekstraksi dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu dengan metode maserasi, refluks soxhlet dan perkolasi. Pada metode maserasi bahan didiamkan pada suhu rendah, sedangkan pada
metode refluks bahan dilarutkan dengan pelarut dan menggunakan suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar.
Kolesterol C-27
Δ
5
-Pregnenolon C-21 Dehydroepiandrosterone DHEA
Progesteron C-21
Testosteron C-19
Dihydrotestosterone 17ß-Estradiol
29
Pelarut yang digunakan pada ekstraksi tergantung dari sifat komponen yang akan diisolasi. Salah satu sifat yang penting dalam pemilihan pelarut
adalah sifat polaritas bahan. Polaritas bahan harus sama dengan polaritas pelarut agar bahan dapat larut pada pelarut yang digunakan. Ada tiga jenis
pelarut yaitu pelarut polar metanol, etanol dan air, pelarut semi polar kloroform, dietil eter dan etil asetat dan pelarut non polar heksan, sikloheksan dan toluen
Houghton dan Raman 1998. Beberapa penelitian telah berhasil mengekstraksi senyawa steroid dari
senyawa alam dengan metode yang berbeda. Metode yang digunakan Touchtone dan Kasparow yang dikutip Riris 1994, berhasil diterapkan untuk
mengekstraksi steroid dari kerang hijau Riris 1994, lintah laut Discodoris sp Ibrahim 2001, dan lintah laut Eunice siciliensis Alwir 2001, sedangkan metode
yang digunakan oleh Bahti et al. 1985 untuk mengekstraksi steroid dari daun kamboja juga telah berhasil diterapkan untuk mengekstraksi steroid dari tabat
barito dengan beberapa modifikasi Heryani 2002. Pada metode yang digunakan oleh Touchtone dan Kasparow 1970 dalam Riris 1994, pelarut
yang digunakan adalah aseton dengan cara maserasi, sedangkan pada metode yang digunakan oleh Bahti et al. 1985, pelarut yang digunakan adalah metanol
dengan menggunakan soxhlet. Metode yang digunakan oleh Stonik et al. 1998 dan Ponomarenko et al.
2001 pada ekstraksi sterol bebas dari teripang, pelarut yang digunakan adalah etanol dengan cara maserasi pada suhu ruang, kemudian dilanjutkan dengan
kloroform menggunakan soxhlet. Ekstraksi berikutnya menggunakan aseton sebagai pelarut. Metode ekstraksi yang lain untuk mengisolasi steroid dari
teripang adalah menggunakan metanol pada suhu ruang Moraes et al. 2004,
D. Teknologi Membran