Lokasi Penelitian Bentuk Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan data dan untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Penelitian ini supaya dapat berjalan dengan lancar serta hasilnya dapat dipertanggungJawabkan secara ilmiah, maka diperlukan metode penelitian yang mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan studi kancah ke lapangan secara langsung, mengambil lokasi di Karaton Kasunanan Surakarta.

B. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dengan metode tersebut diadakan penulusuran dan penelitian eksploratif untuk menelusuri berbagai sumber data yang ada, dengan langkah-langkah terencana guna diperoleh data lengkap perihal keadaan batik klasik sebelum berkembang lebih lanjut. Komponen-komponen yang menjadi objek penelitian jika diurai dan dilihat dari latar belakang permasalahan maka difokuskan pada studi kasus tunggal Yin, 2004: 47. Suatu penelitian disebut studi kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik, artinya penelitian itu hanya dilakukan pada satu sasaran satu lokasi, atau satu subjek. Jumlah sasaran lokasi studi tidak menentukan suatu penelitian berupa studi kasus tunggal atau ganda. Jadi yang terpenting bukan jumlah lokasi atau sasaran studinya, tetapi adanya perbedaan karakteristik atau kesamaannya. Studi kasus tunggal dengan demikian bisa dilakukan pada sasaran satu orang atau lebih, satu kelompok atau lebih, datu organisasi atau lebih, tergantung adanya kesamaan karakteristik atau keseragaman dalam banyak hal Sutopo. HB, 2002: 112-113. Penelitian studi kasus merupakan suatu desain yang cocok untuk beberapa keadaan. Pertama, banyak kondisi-kondisi sama yang membenarkan eksperimen tunggal dapat menggunakan studi kasus tunggal. Karenanya, sebuah rasional untuk kasus tunggal ialah manakala kasus tersebut menyatakan kasus penting dalam menguji suatu teori yang telah disusun dengan baik. Rasional kedua untuk kasus tunggal ialah kasus tersebut menyajikan suatu kasus ekstrim atau unik. Hal ini merupakan situasi umum dalam psikologi klinis, di mana suatu luka atau kelainan spesifik demikian langka sehingga kasus tunggal cukup berharga untuk didokumentasikan dan dianalisis. Rasional ketiga untuk kasus tunggal adalah kasus penyingkapan itu sendiri. Situasi ini muncul manakala peneliti mempunyai kesempatan untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena yang tak mengizinkan penelitian ilmiah. Para peneliti lain mempunyai tipe kesempatan yang sama dan dapat melepaskan beberapa fenomena biasa bilamana sebelumnya tak memberi peluang kepada para ilmuwan, kondisi semacam itu membenarkan penggunaan studi kasus tunggal atas akar sifat penyingkapannya Yin, 2004: 47-49. Kaitan studi kasus ini dengan lokasi penelitian yang telah diuraikan yaitu tempat-tempat tersebut mempunyai karakteristik yang dibutuhkan untuk menguraikan hal yang terhimpun pada perumusan masalah sehingga potensi untuk menghimpun data sehubungan dengan pokok masalah penelitian dapat terkumpul walaupun harus melakukan dugaan-dugaan data menggunakan sumber lain. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan atau kajian hermeneutik. Hermeneutik merupakan teori yang menjadi dasar sangat penting dan juga mewarnai penelitian kualitatif. Hermeneutik mengarah pada penafsiran ekspresi yang penuh makna dan dilakukan dengan sengaja oleh manusia. Artinya, kita melakukan interpretasi atas interpretasi yang telah dilakukan oleh pribadikelompok manusia terhadap situasi mereka sendiri. Smith,1995 dalam Sutopo, 2002: 26 Paul Ricoeur, dalam Del’intretation 1965, mendefinisikan hermeneutika yang mengacu balik pada fokus eksegesis tekstual sebagai elemen distingtif dan sentral hermeneutika. “yang kita maksudkan dengan hermeneutika adalah teori tentang kaidah-kaidah yang menata sebuah eksegesis, dengan kata lain sebuah interpretasi teks partikulator atau kumpulan potensi tanda-tanda keberadaan yang dipandang sebagai sebuah teks”. Richard E Palmer, 2003: 48 Lebih lanjut studi Recoeur membedakan antara simbol unilokal dan equivokal; simbol univokal adalah tanda dengan suatu makna yang ditandai, seperti simbol-simbol dalam logika simbol, sementara simbol equivokal adalah fokus sebenarnya dari hermeneutika. Karena hermeneutika harus terkait dengan teks simbol yang memiliki multi makna multiple meaning; ia dapat membentuk kesatuan semantik yang memiliki seperti dalam mitos makna permukaan yang betul-betul koheren dan sekaligus mempunyai signifikansi lebih dalam. Hermeneutika adalah sistem dimana signifikansi mendalam diketahui di bawah kandungan yang nampak. Hermeneutika secara konsekuen terkait pada dua tugas ini: pertama, memastikan isi dan makna sebuah kata, kalimat, teks dan sebagainya; kedua, menemukan intruksi-intruksi yang terdapat di dalam bentuk-bentuk simbolis. Josef Bletcher; 2003: 5

C. Jenis Data