Sejarah Perkembangan Bioskop Tinjauan Khusus Bioskop IMAX dan Home Theatre

· SWP II : Mangkunegaran, Baalaikota, kawasan komersial. · SWP III : Keraton, kawasan komersial. · SWP IV : Sriwedari, Balekambang, manahan. · SWP VIII : Taman Jurug, UNS, kawasaan komersial. Sub Wilayah Pengembangan Jadi, Sriwedari merupakan salah satu lokasi berpotensi untuk dikembangkan kedepannya dan untuk tetap terus dilestarikan sebagai aset wisata dan budaya di Surakarta.

D. Tinjauan Khusus Bioskop IMAX dan Home Theatre

1. Sejarah Perkembangan Bioskop

Sejak awal abad ke-19 dilakukan berbagai percobaan untuk menciptakan sebuah pesawat yang dapat memancarkan gambar yang bergerak. Langkah pertama ke arah sinematografi dilakukan oleh Muybridge 1874 dengan mengabadikan gerakan-gerakan seekor kuda yang tengah berpacu dengan bantuan deretan 24 kamera yang membuat gambar dengan kecepatan 16 gambar setiap detik. Dalam tahun 1889 muncul pita film negaatif transparan, kemudian tahun 1893 Thomas A. Edison menciptakan pesawat untuk mengambil dan melihat gambar sejenis kinetoskop. Sementara itu tahun 1895 Lumiere bersaudara, 2 orang penemu dan ahli kimia Perancis, mengajukan hak paten untuk suatu pesawat yang dapat mengambil film, memperbanyak serta memproyeksikan, yang merupakan cinematograph pertama.Dalam tahun yang sama masyarakat sudah dapat menikmati hasil- hasil film dari alat tersebut. Dalam tahun-tahun berikutnya, peralatan film terus disempurnakan. George Melies mulai menerapkan berbagai daya tipu; tahun 1906 Blackton dari Amerika mengemukakan pengambilan gambar demi gambar yang kemudian dapat menghasilkan film gambar dan film boneka. Antara 1900-1910, industri film berkembang menjadi industri raksasa, terutama di Amerika Serikat, kemudian juga di Jerman setelah 1918. Terutama setelah Perang Dunia I, terjadi penyempurnaan di bidang peralatan pengambilan gambar dan alat-alat proyektor. Berbagai usaha gigih yang dilakukan untuk memadukan gambar dan suara, akhirnya mencapai hasil gemilang ketika dimungkinkan memadukan suara dalam bentuk berkas cahaya langsung padaa pita film film suara. Perkembangan film berwarna juga di mulai tahun 1920-an. Sementara itu usaha-usaha untuk menciptakan suasana lingkup sesempurna seperti yang dihayati manusia film 3D, hingga kini masih terus dijalankan dan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.Ensiklopedi Indonesia

2. Bioskop IMAX