balkon tersebut d 2h. Kondisi ini menyebabkan ruang pendengaran di bawah balkon menjadi terhalang untuk menerima bunyi secara langsung
maupun menerima bunyi pantul, hal ini tentu saja menimbulkan kondisi mendengar yang buruk pada daerah tersebut.
i. Serambi Bisikan Whispering Gallery
Frekuensi bunyi yang tinggi mempunyai kecenderungan untuk “merangkak” sepanjang permukaan-permukaan cekung yang besar, seperti
kubah setengah bola. Suatu bunyi yang sangat lembut seperti bisikan yang diucapkan di dekat kubah tersebut secara mengherankan akan terdengar pada
sisi yang lain. Serambi bisikan berkesan menyenangkan dan seringkali tidak merusak, tetapi hal ini tidak dapat dianggap sebagai sumbangan yang
diinginkan bagi akustik yang baik.
sumber: Akustik Lingkungan, Leslie L. Doelle;64- 67.
Gbr. 2.14
Efek gema yang merambat whispering gallery pada bentuk cekung kubah
sumber: Faktor Akustik dalam Perancangan Desain Interior, J. Pamudji Suptandar, 2004: 9.
3. Pemilihan Bahan Akustik
Pemilihan bahan akustik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Mempunyai koefisien serap a yang sesuai dengan kebutuhan
penyerapan.
b. Penampilan sesuai dengan karakter estetik ruangan. Misalnya: papan akustik buatan pabrik yang putih bersih akan berkesan murah dan akan
merusak estetik ruangan yang dimaksudkan untuk ruangan berselera artistik tinggi.
c. Keterpaduan dengan elemen-elemen lain dalam ruangan, seperti: pintu, jendela, luminer, dan lain-lain.
d. Tahan terhadap api. e. Awet, tahan terhadap suhu dan kelembaban tertentu, tahan terhadap uap
air dan kondensasi, tahan terhadap jamur. f. Memiliki bilangan pantul cahaya yang sesuai dengan rancangan
pencahayaan ruangan. g. Pemasangan dan perawatan mudah, serta menyediakan akses mudah ke
ruangan di belakang atau di atas papan akustik. h. Biaya pemasangan memadai.
i. Tidak terlalu berat, jika mungkin mudah digeser. Setiap material bangunan dan perabot ruang memiliki kondisi akustik
yang berkemampuan sebagai penyerap dan pemantul suara pada derajat tertentu, tergantung dari tebal-tipisnya bahan, porositas, konstruksi, serta
frekuensi. Faktor tersebut mempengaruhi sifat akustik tiap jenis material. Contoh material bangunan beserta sifat akustik yang dimilikinya adalah
sebagai berikut sumber:
Fisika Bangunan 2, Prasasto Satwiko,2004: 143
1 Bata
Merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat sebagai pereduksi suara yang sangat baik, terutama pada sistem 2 pararel
yang dibuat tanpa hubungan dengan adukan semen atau tanpa pelapis. Bata dengan campuran bahan peredam seperti jerami dan serabut sangat dianjurkan
karena sifat peredaman suara akan semakin baik. 2 Beton
Merupakan material hasil campuran dari bahan semen, batu, pasir, besi tulangan, dan air. Beton mempunyai daya kuat terhadap gaya tekan,
digunakan untuk struktur slab atau dinding struktural. Beton merupakan pereduksi kebisingan yang sangat baik, dan tidak bersifat sebagai penyerap.
Bila beton diberi celah udara, dapat menyerap kebisingan dengan lebih baik lagi.
3 Unit-unit blok beton Digunakan sebagai modular bangunan, bersifat mereduksi suara dengan
sangat baik, tergantung pada berat dan tidak tergantung pada kepadatan blok beton. Pada perumahan berfungsi sebagai pemantul semua frekuensi.
4 Kaca ·
Merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan bersifat sebagai pereduksi suara yang sangat baik terutama pada frekuensi
menengah. Kualitas dapat ditingkatkan dengan sistem berlapis dan berfungsi sebagai penyerap kebisingan, tetapi beresiko pada resonansi
rendah. 5 Kaca laminasi
Merupakan penggabungan 2 atau lebih lembar kaca dengan perekat. Jika dibandingkan dengan kaca tunggal, akan berfungsi sebagai pereduksi
suara yang lebih baik. 6 Plywood
Jenis material ini tidak efektif untuk mereduksi suara, kecuali bila digabungkan dengan material lain. Tetapi bila bentuknya tipis dapat
menjadi penyerap yang kuat pada frekuensi rendah. Bahan plywood merupakan pemantul suara yang cukup baik.
7 Rangka baja Merupakan material dengan banyak kemungkinan. Susunan untuk
menopang lantai atau atap sifatnya tidak mereduksi suara karena cukup kaku. Material baja berlubang yang dilengkapi dengan bahan penyerap
seperti fiberglass, bersifat sebagai penyerap suara Noise Reduction Criteria atau NRC 0,5 – 0,9. Bahan tersebut banyak digunakan pada
gymnasium, bengkel, atau pabrik dengan sistem ekspos untuk mengurangi kebisingan dan dengung.
8 Busa akustik Merupakan material penyerap yang baik NRC 0,25 – 0,9, digunakan
sebagai bahan pengisi pada kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton tidak akan mengakibatkan perubahan dengung dalam ruang.
9 Karpet Merupakan jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbsi ruang
dalam bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi.
Keberhasilan fungsi ditentukan oleh tebal dan porositas bahan NRC 0,2 - 0,55.
10 Tirai tenunan Beberapa jenis kain berfungsi sebagai penyerap suara yang baik bila
memiliki berat ± 500 gramm2. Tirai yang ringan hanya memiliki NRC 0,2 sedangkan tirai yang berat dapat memiliki NRC 0,7.
- Selimut berserat, berupa fiberglass yang digunakan untuk dinding
atau plafon ekspos, berfungsi mengabsorbsi suara serta mereduksi kebisingan dan dengung NRC 0,9.
- Papan berserat, biasa digunakan untuk panel dinding atau plafon,
merupakan material penyerap yang baik, tergantung dari ketebalannya NRC 0,75 – 0,9.
- Semprotan berserat, bersifat sebagai penyerap suara yang sangat baik
dalam bentuk selimut atau papan, tergantung pada ketebalan, kepadatan, dan diameter bahan.
- Fiber Mineral dan Fiber Selulosa, adalah jenis bahan fiber yang sering
digunakan sebagai ubin, selimut, papan, atau semprotan, untuk menyerap suara.
Kubah sumber: Faktor Akustik dalam Perancangan Desain Interior, J. Pamudji
Suptandar, 2004:28-30.
4. Persyaratan Akustik dalam Studio Bioskop