PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Oleh: Nurkumalasari

4123331035

Program studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2016


(2)

(3)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADAMATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Nurkumalasari (4123331035) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan Inkuiri Terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Kartini Utama yang tediri dari tiga kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan acak yaitu secara undian diambil 2 kelas dari 3 kelas yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksprimen I dan kelas X-2 sebagai eksprimen II. Sampel penelitian kelas eksprimen I dan kelas eksprimen II masing-masing berjumlah 32 dan 35 orang. Instrumen test yang digunakan adalah instrument test dan nontest. Instrumen test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 20 soal dan instrument non test digunakan untuk mengetahui aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Kelas eksprimen I diberikan perlakukan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas eksprimen II diberikan perlakuan dengan model Inkuiri Terbimbing. Dikedua kelas diberikan perlakuan yang sama yaitu pada pertemuan awal dilakukan pretest dan pada pertemuan terakhir dilakukan posttest. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang diperoleh kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa dilihat dari nilai post-test masing-masing eksperimen. Hasil belajar kimia siswa yang diperoleh dari eksperimen I sebesar 86,40±5,11 sedangkan hasil belajar kimia siswa dari eksperimen II sebesar 82,00±44,41. Nilai aktivitas siswa pada eksperimen I sebesar 85,75±5,44 sedangkan eksperimen II sebesar 81,43±6,87. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kimia dan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan Model Problem Based Learning dengan Inkuiri Terbimbing.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbal A’lamin Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia dan Aktivitas Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Lisnawaty Simatupang,S.Si,M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan skiripsi sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Ratna Sari Dewi, S.Si,M.Si, bapak Dr. Saronom Silaban, S.Pd, M.Pd dan bapak Drs. Pasar Maulim Silitonga,Ms yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada ibu Dra.Hafni Indriati Nasution,M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas X SMK Kartini utama yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Bahrum Jamil Sagala dan Ibunda Rosliana Panjaitan, pemilik kasih tiada ujung yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan serta mendoakan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih juga kepada kakak-kakak (Alpi syahriani Sagala,S.Pdi, Aliyah Sagala, S.Pdi


(5)

v

dan Fatimah Sagala,Amk) dan abang-abang saya (Ahmad Darwis Sagala, Agus Salim Sagala S.Pdi, dan Faisal Bahri Sagala).

Terkhusus ucapan terimakasih saya sampaikan kepada sahabat terbaikku Dina, Meli, Rahmi dan Rizka yang memberikan dukungan dan warna terindah kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini. Tak lupa ucapan hangat terima kasih juga saya sampaikan kepada abang ainal Mustofa Pohan S.Kep dan adik-adik SMK Amir Hamzah ( Santi, Wati, Sukma, Dian dan XI-I PT) yang telah membantu dan memotivasi selama dalam penyelesaian skripsi ini. Begitu juga saya ucapkan terimakasih untuk Kimia Eks’ B untuk semua dukungan dan semangatnya selama ini. Terima kasih juga kepada kakak dan adik saya di Kost Tercinta: Kak Ayu, Kak Tina, Ros, Ani, Nisa, Paung, Putri, Dwi yang selalu setia menemani bersama di Kost Tercinta dengan suka dan dukanya serta memberikan semangat dalam perjalanan memperoleh pendidikan ini. Tak lupa ucapan terima kasih kepada teman-teman PPL(Juju, Tari, Canrika, Lasma, uni, Dea, Ade, Galih, Hengki) dan Pamong Terbaik Ibu Sulastri,SPd yang telah memberi warna kehidupan. Ucapan terima kasih juga kepada seluruh teman-teman, kakak, abang dan saudara/i yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.

Medan, Juni 6 Penulis,


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB 1. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang 1

1.2.Ruang Lingkup 4

1.3.Rumusan Masalah 4

1.4.Batasan Masalah 4

1.5.Tujuan Penelitian 4

1.6.Manfaat Penelitian 5

1.7.Defenisi Operasional 5

BAB II.Tinjauan Pustaka

2.1. Kerangka Teori Belajar 6

2.1.1. Pengertian Belajar 6

2.1.2. Hasil Belajar 7

2.2. Kerangka Teoritis Model Pembelajaran 9

2.2.1.Pengertian Model Pembelajaran 9

2.2.2.Model Problem Based Learning (PBL) 9

2.2.2.1. Ciri – Cirri Pengajaran Berdasarkan Masalah 10

2.2.2.2 Sintaks Model Pembelajaran PBL 11

2.2.2.3. Keunggulan dan Kelemahan PBL 12


(7)

vii

2.2.3.1. Prinsip-prinsip penggunaan Inkuiri Terbimbing 15 2.2.3.2 Langkah Pelaksanaan inkuiri terbimbing 17 2.3.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri Terbimbing 20

2.2.4. Aktivitas Belajar 21

2.3. Materi Pelajaran Kimia Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 22

2.4. Kerangan Berpikir 25

2.5. Hipotesis Penelitian 26

BABIII. Metodologi Penelitian

3.1. Lokasi dan aktu Penelitian 28

3.2. Populasi dan Sampel 28

3.2.1. Populasi 28

3.2.2. Sampel 28

3.3. ariabel Penelitian 28

3.3.1. ariabel Bebas 28

3.3.2. ariabel Terikat 28

3.3.3. ariabel Kontrol 28

3.4. Instrumen Penelitian 29

3.4.1. Instrumen Tes 29

3.4.2. Instrumen Non Tes 32

3.5. Rancangan Penelitian 33

3.6. Teknik Pengumpulan Data 34

3.7.Teknik Analisis Data 36

BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN 40

4.1.Analisis Instrumen Penelitian 40

4.2.Deskripsi Data Hasil Penelitian 41

4.3.Analisis Data Hasil Penelitian 42

4.4. ji Hipotesis 44


(8)

viii

BAB V ESIMPU AN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan 49

5.2.Saran 49


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 36 Gambar 3.2. Kurva daerah kritis 39


(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aliran Behavioristik dan Kognitif 6 Tabel 2.2. Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Bloom 8 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 12 Tabel.3.1. Katagori tingkat Kesukaran Butir Test 31

Tabel 3.2. Matriks Rancangan Penelitian 33

Tabel 3.3. Tabel penolong uji normalitas 37 Tabel 4.1. Hasil uji normalitas Pretest, Posstest dan Aktivitas Siswa 42 Tabel 4.2. Uji Homogenitas Pretest, Posstest dan Aktivitas Siswa 44 Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan hasil belajar Uji t Dua Pihak 45 Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan aktivitas Uji t Dua Pihak 45


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 54

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan I 57 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan II 64

Lampiran 4 Lembar Analisis Masalah PBL 70

Lampiran 5 kunci jawaban PBL 71

Lampiran 6 Lembar Analisis Masalah Inkuiri ternimbing 73 Lampiran 7 Kunci jawaban inkuiri terbimbing 74

Lampiran 8 Lembar Penuntun Percobaan 75

Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa 79

Lampiran 10 Kisi Indicator 80

Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes 81

Lampiran 12 Instrumen Tes Sebelum Validasi 96

Lampiran 13 Instrumen Tes Sesudah Validasi 113

Lampiran 14 Tabel Uji Validitas 120

Lampiran 15 Perhitungan Validitas 121

Lampiran 16 Tabel Uji Realibilitas 124

Lampiran 17 Realibitas Tes 125

Lampiran 18 Tabel Uji Tingkat Kesukaran 126

Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kesukaran 127

Lampiran 20 Tabel Uji Daya Beda 129

Lampiran 21 Perhitungan Daya Beda 130

Lampiran 22 Data Hasil Belajar dan aktivitas 132 Lampiran 23 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians

Nilai Pre-Tes, Post-Tes 134

Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas 137

Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Penelitian 143

Lampiran 26 Pengujian Hipotesis 146


(12)

xii

Lampiran 28 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 150 Lampiran 29 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 151 Lampiran 30 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 152


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan kepada anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya, 2011).

Selain itu, pada proses belajar mengajar dijumpai berbagai permasalahan baik pada siswa maupun pada guru, permasalahan dari siswa terletak pada kecenderungan siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan permasalahan dari guru diantaranya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat verbalistik, proses pembelajaran masih terpusat pada pengajar (teacher centered learning) dan dalam penyajian materi yang monoton sehingga kurang menarik dan membosankan bagi siswa (Yuniyanti dkk., 2012).

Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam mempelajari gejala- gejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Argandi dkk., 2013). Sejalan dengan itu, kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat (Nasution, 2014). Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk konsep, prinsip, serta teori yang melandasinya (Magdalena, 2014). Namun, sampai saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa materi kimia merupakan materi yang sulit dipelajari (Malihah, 2011).


(14)

Berdasarkan pengalaman yang didapat peneliti pada masa Pelatihan Pengalaman Lapangan erpadu (PPL ) 2015 di SMK dan observasi serta diskusi dengan guru kimia yang menyatakan bahwa satu kesulitan yang sering kali dihadapi guru adalah ketika merancang kegiatan pembelajaran kimia. Penyampaian materi kimia tentang Larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah (tanpa model), siswa cenderung pasif, penggunaan laboratorium yang kurang optimal, dan belajar kimia masih berdasarkan buku teks atau teori saja sehingga membuat siswa tidak memahami dan tidak menguasai materi tersebut. Hal ini mengakibatkan nilai mata pelajaran kimia menjadi rendah, yaitu masih dibawah KKM.

Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Kartini tama dengan mewawancarai guru mata pelajaran kimia, permasalahan yang masih terjadi di sekolah tersebut yakni sampai sekarang sebagian besar guru di kelas menyampaikan materi pembelajaran bergantung pada guru itu sendiri. Pembelajaran yang demikian membuat rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, karena lebih menekankan pada informasi yang disampaikan oleh guru. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Semakin aktif siswa pada saat pembelajaran maka semakin baik hasil belajarnya (Maryati, 2015). Pembelajaran yang efektif menitikberatkan adanya aktivitas belajar yang didesain pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Ristanto, 2010). Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, diperlukan adanya Model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Salah satu model pembelajarn yang dapat digunakan adalah model pembelajaran r blem based learning (PBL), sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan menghilangkan persepsi buruk siswa terhadap pelajaran kimia. Beberapa model pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 diantaranya yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah yang dikenal degan sebutan Pr blem Based Learning dan model pembelajaran In uiry. Kedua model


(15)

pembelajaran tersebut sesuai dengan proses pembelajaran kimia yang mengarah pada pendekatan saintifik yang diterapkan dalam kurikulum 2013 (Magdalena, 2014).

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah hasil belajar kimia yang rendah dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa. Model pembelajaran yang ditawarkan peneliti adalah dengan menggunakan model pembelajaran PBL dan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayah (2011) menunjukkan bahwa, hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dari pada konvensional. Hal senada juga dikemukakan oleh Maryati (2015), dimana aktivitas dan hasil belajar siswa lebih tinggi ketika menggunakan model pembelajaran PBL dengan flash card ( 0,54%) dari pada model direct instructi n ( , 4%). Sementara penelitian yang senada juga terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa ketika menggunakan model PBL (Widodo dkk., 2012).

Sementara penelitian mengenai model inkuri terbimbing dilakukan Maikristina (2013). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan menggunakan model tersebut lebih tinggi (rerata ) dibandingkan menggunakan model pembelajaran r blem s lving (rerata 5). Hal yang senada mengenai model inkuiri terbimbing juga dilakukan Yuliastutuik (2014), Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen (inkuiri terbimbing) lebih baik daripada kelas kontrol sehingga model inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik membuat penelitian dengan judul Perbedaan Hasil Belajar Kimia dan Aktivitas Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Pr blem Based Learning Dan Inkuiri erbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit .


(16)

. . Ruang L ngku

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup pada penelitian ini adalah Perbedaan Hasil Belajar Kimia dan Aktivitas Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Pr blem Based Learning Dan Inkuiri erbimbing Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit.

. . Rumusan Masala

Berdasarkan Latar belakang dan masalah yang di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

I. . Batasan Masala

Berdasarkan rumusan masalah diatas, batasan masalah dalam penelitan ini adalah

1. Model yang digunakan adalah model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri erbimbing.

2. Objek penelitian hanya dibatasi pada siswa kelas X semester II SMK Kartini tama Sei Rampah ahun Ajaran 2015/201 .

3. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

I. . Tu uan Penel t an

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui


(17)

1. ntuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri

erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. ntuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri

erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

I. . Manfaat Penel t an

Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis adalah memahami model problem based learning dan memahami model inkuiri terbimbing. Sedangkan manfaat praktis adalah model pembelajaran problem based learning dan inkuiri terbimbing akan diterapkan pada materi pokok bahasan kimia lainnya.

I. . Def n s O eras nal

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mangobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. ugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran alternatif yang dipilih dalam proses kegiatan belajar mengajar, mengingat dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengubah siswa untuk dapat menemukan suatu konsep melalui kreativitas secara langsung.


(18)

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Analisis data hasil belajar diperoleh nilai post-test pada kelas Eksperimen I (Problem based learning) sebesar 86,40 ± 5,11 sedangkan nilai post-tes pada kelas Eksperimen II (Inkuiri terbimbing) sebesar 82,00 ± 6,66. Oleh karena itu, ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing, dan terlihat model problem based

learning lebih baik dari pada inkuiri terbimbing khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning lebih baik dari pada model inkuiri terbimbing khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model Problem Based Learning mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit

2. Bagi guru dan calon guru yang ingin menerapkan model Problem Based

Learning hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan

baik supaya sintaks dari Problem Based Learning dapat berjalan dengan baik dan efisien.

3. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam PBM dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran kimia disarankan memilih masalah yang nyata, actual. Selain itu juga dalam


(19)

50

penentuan kelompok diskusi di usahakan agar anggota kelompok bervarisi tingkat kemampuan yang dimiliki sehingga intraksi social yang terjadi antara siswa menjadi lebih baik.

4. Perlunya guru dan calon guru untuk memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran


(20)

51

DAFTAR PUSTAKA

Argandi, R., Martini, K.S., dan Saputro, A.N.C. (2013). Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium Real dan Virtual pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).2(2) : 44-49.

Ariyanti,P.,Martini,K.S.,dan Agustina,W.(2015).Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).4(3) : 1 – 9.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2006).Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta.

Fakhriyah, F. (2014).Penerapan Problem Based Learningdalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia(JPII).3(1) : 95-101.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hidayah S. (2011). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia. Skripsi. FITK UIN syarif. Jakarta.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2011).Models of Teaching. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Magdalena, O. (2014).Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi HukumDasar Kimia Kelas X SMAN1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 3(4): 162-169. Maikristina, N. (2013). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sman 3 Malang Pada Materi Hidrolisis Garam, Artikel,https://www.google.com/search?q=pengaruh+penggunaan+mode l+pembelajaran+inkuiri+terbimbing+terhadap+hasil+belajar+dan+ketera mpilan+proses+sains+siswa+kelas+xi+ipa+sman+3+malang+pada+mate ri+hidrolisis+garam.

Malihah, M. (2011).Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi. FT UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.


(21)

5

Maryati, S. (2015).Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning engan Menggunakan lash ard Sebagai Media hemo- dutainment Untuk Meningkatkan Aktivitas an Hasil Belajar Kimia Siswa. Skripsi. FMIPA UNIMED. Medan.

Milfayetty, S., Yus, N., Rahmulyani., Hutasuhut, E., dan Zulhaini. (2015).Psikologi Pendidikan. PPs Unimed. Medan.

Nasution, N. (2014). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom. Jurnal Pendidikan Kimia U IM . Medan.

Nurjannah. (2014).Pengaruh ModelProblemBased Learning MelaluiPendekatan Process riented Guided Inquiry Learning Terhadap Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Swasta Panca Budi Medan Pada Materi Reaksi Redoks.Skripsi. FMIPA UNIMED. Medan.

Purba, M . (2013). Kimia SMK Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Refriwati. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Pelajaran Kimia Kelas XI TSM Semester 1 SMKN 1 Bukit Sundi Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok.Jurnal

ducationJurnal Pendidikan Indonesia1(1) : 36 – 42.

Ristanto, R.H. (2010).Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing engan Multimedia dan Lingkungan Riil itinjau ari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Roestiyah. (2012).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Sahala, S dan Samad, A. (2010). Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang. Jurnal Matematika dan IPA. 1(2) : 12-25. SanjayaW. (2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. kencana Preneda Media Group. Jakarta.

Sardiman, A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sari, S., Sriyono dan Desy, S., (2013). Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Konvensional. Peta Konsep dan Peta Pikiran Bagi Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Muhammadiyah Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Radiasi.3(2) : 150-153.


(22)

5

Silitonga, P.M. (2011).Metodologi Penelitian Pendidikan. FMIPA Unimed. Medan.

Sugiharti, G. (2014). valuasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia. Unimed Press. Medan.

Suseno, B. (2009).Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi itinjau ari Minat dan Kreativitas Siswa. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tanjung, F. (2013).Strategi Belajar Mengajar. Unimed Press. Medan.

Trianto. (2010).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana, Jakarta.

Widodo., Widayanti L. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viia Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013.Jurnal

isika Indonesia. 49(XVII) : 32-35.

Yuniyanti E D., Sunarno W., Haryono. (2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul Dan E-Learning Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Membaca Dan Kemampuan Berfikir Abstrak. Jurnal Inkuiri.1(2): 112-120.

Yuliastutik S., Sudarti., Bambang Supriadi.(2014).Dampak Model InkuiriTerbimbing Disertai Media Pembelajaran Berbasis Audiovisual Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Viii Di Smpn 1 Maesan. jurnal pendidikan fisika. 3(3): 216-222.


(1)

1. ntuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri

erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. ntuk mengetahui bagaimana aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Pr blem Based Learning dan Inkuiri

erbimbing pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. I. . Manfaat Penel t an

Penelitian ini dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis adalah memahami model problem based learning dan memahami model inkuiri terbimbing. Sedangkan manfaat praktis adalah model pembelajaran problem based learning dan inkuiri terbimbing akan diterapkan pada materi pokok bahasan kimia lainnya.

I. . Def n s O eras nal

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi

Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mangobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. ugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda diantara mereka.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran alternatif yang dipilih dalam proses kegiatan belajar mengajar, mengingat dalam proses belajar mengajar diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengubah siswa untuk dapat menemukan suatu konsep melalui kreativitas secara langsung.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Analisis data hasil belajar diperoleh nilai post-test pada kelas Eksperimen I (Problem based learning) sebesar 86,40 ± 5,11 sedangkan nilai post-tes pada kelas Eksperimen II (Inkuiri terbimbing) sebesar 82,00 ± 6,66. Oleh karena itu, ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning dan Inkuiri Terbimbing, dan terlihat model problem based learning lebih baik dari pada inkuiri terbimbing khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

2. Aktivitas belajar siswa yang dibelajarkan dengan model problem based learning lebih baik dari pada model inkuiri terbimbing khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit.

5.2. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi guru dan calon guru, penerapan model Problem Based Learning mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, khususnya pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit

2. Bagi guru dan calon guru yang ingin menerapkan model Problem Based Learning hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks dari Problem Based Learning dapat berjalan dengan baik dan efisien.

3. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam PBM dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran kimia disarankan memilih masalah yang nyata, actual. Selain itu juga dalam


(3)

penentuan kelompok diskusi di usahakan agar anggota kelompok bervarisi tingkat kemampuan yang dimiliki sehingga intraksi social yang terjadi antara siswa menjadi lebih baik.

4. Perlunya guru dan calon guru untuk memanfaatkan kemajuan teknologi untuk melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Argandi, R., Martini, K.S., dan Saputro, A.N.C. (2013). Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inquiry Terbimbing Dilengkapi Kegiatan Laboratorium Real dan Virtual pada Pokok Bahasan Pemisahan Campuran. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).2(2) : 44-49.

Ariyanti,P.,Martini,K.S.,dan Agustina,W.(2015).Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.Jurnal Pendidikan Kimia (JPK).4(3) : 1 – 9.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2006).Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta.

Fakhriyah, F. (2014).Penerapan Problem Based Learningdalam Upaya Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia(JPII).3(1) : 95-101.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hidayah S. (2011). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia. Skripsi. FITK UIN syarif. Jakarta.

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2011).Models of Teaching. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Magdalena, O. (2014).Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi HukumDasar Kimia Kelas X SMAN1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 3(4): 162-169. Maikristina, N. (2013). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Xi Ipa Sman 3 Malang Pada Materi Hidrolisis Garam, Artikel,https://www.google.com/search?q=pengaruh+penggunaan+mode l+pembelajaran+inkuiri+terbimbing+terhadap+hasil+belajar+dan+ketera mpilan+proses+sains+siswa+kelas+xi+ipa+sman+3+malang+pada+mate ri+hidrolisis+garam.

Malihah, M. (2011).Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri Terbimbing) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi. FT UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.


(5)

Maryati, S. (2015).Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning engan Menggunakan lash ard Sebagai Media hemo- dutainment Untuk Meningkatkan Aktivitas an Hasil Belajar Kimia Siswa. Skripsi. FMIPA UNIMED. Medan.

Milfayetty, S., Yus, N., Rahmulyani., Hutasuhut, E., dan Zulhaini. (2015).Psikologi Pendidikan. PPs Unimed. Medan.

Nasution, N. (2014). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Inquiry Terbimbing Menggunakan Macromedia Flash Player Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom. Jurnal Pendidikan

Kimia U IM . Medan.

Nurjannah. (2014).Pengaruh ModelProblemBased Learning MelaluiPendekatan Process riented Guided Inquiry Learning Terhadap Hasil Belajar KimiaSiswa Kelas X SMA Swasta Panca Budi Medan Pada Materi Reaksi Redoks.Skripsi. FMIPA UNIMED. Medan.

Purba, M . (2013). Kimia SMK Kelas X. Erlangga. Jakarta.

Refriwati. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Pelajaran Kimia Kelas XI TSM Semester 1 SMKN 1 Bukit Sundi Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok.Jurnal

ducationJurnal Pendidikan Indonesia1(1) : 36 – 42.

Ristanto, R.H. (2010).Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing engan Multimedia dan Lingkungan Riil itinjau ari Motivasi Berprestasi dan Kemampuan Awal. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Roestiyah. (2012).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Sahala, S dan Samad, A. (2010). Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar Di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang. Jurnal Matematika dan IPA. 1(2) : 12-25. SanjayaW. (2011).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. kencana Preneda Media Group. Jakarta.

Sardiman, A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sari, S., Sriyono dan Desy, S., (2013). Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Konvensional. Peta Konsep dan Peta Pikiran Bagi Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X SMA Muhammadiyah Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Radiasi.3(2) : 150-153.


(6)

Silitonga, P.M. (2011).Metodologi Penelitian Pendidikan. FMIPA Unimed. Medan.

Sugiharti, G. (2014). valuasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia. Unimed Press. Medan.

Suseno, B. (2009).Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah Melalui Inkuiri Terbimbing dan Bebas Termodifikasi itinjau ari Minat dan Kreativitas Siswa. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tanjung, F. (2013).Strategi Belajar Mengajar. Unimed Press. Medan.

Trianto. (2010).Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana, Jakarta.

Widodo., Widayanti L. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas Viia Mts Negeri Donomulyo Kulon Progo Tahun Pelajaran 2012/2013.Jurnal

isika Indonesia. 49(XVII) : 32-35.

Yuniyanti E D., Sunarno W., Haryono. (2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul Dan E-Learning Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Membaca Dan Kemampuan Berfikir Abstrak. Jurnal Inkuiri.1(2): 112-120.

Yuliastutik S., Sudarti., Bambang Supriadi.(2014).Dampak Model InkuiriTerbimbing Disertai Media Pembelajaran Berbasis Audiovisual Terhadap Sikap Ilmiah Dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Viii Di Smpn 1 Maesan. jurnal pendidikan fisika. 3(3): 216-222.


Dokumen yang terkait

Pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit

1 21 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKANKETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI

0 7 47

Analisis Keterampilan Berpikir Lancar pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit Menggunakan Inkuiri Terbimbing

0 47 169

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

6 28 47

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

1 9 68

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 1 23

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MACROEMDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 27

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 24