D. Penerapan Pengawasan Intern Kas
Pengawasan intern kas merupakan hal yang sangat penting pada setiap perusahaan, karena berguna untuk meyakinkan pimpinan perusahaan bahwa
semua penerimaan benar-benar telah diterima dan semua pengeluaran yang merupakan kewajiban perusahaan telah dibayar.
Menurut Sukrisno Agoes 2004, istilah yang dipakai sebelumnya untuk pengendalian intern adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern
dan struktur pengendalian intern. Mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAI adalah pengendalian intern.
Menurut Nugroho Widjajanto 2001, pengendalian intern internal control adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua
metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan menetapkan suatu sistem pengawasan
intern kas dalam perusahaannya guna memperlancar semua kegiatan organisasi serta untuk menghindari berbagai macam tindakan yang tidak wajar atau
kecurangan-kecurangan. Hal ini dapat dihindari dengan mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur pengawasan intern kas yang diterapkan dalam perusahaan.
Unsur-unsur pengawasan intern yang diterapkan perusahaan ini adalah sebagai berikut :
1. fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi,
2. transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilakukan sendiri oleh
bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi lain,
Universitas Sumatera Utara
3. penerimaan kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang,
4. pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari
pejabat yang berwenang, 5.
pencatatan dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas masuk dan bukti kas keluar yang mendapat otorisasi yang
berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung lainnya, 6.
saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan dari pencurian penggunaan yang tidak semestinya,
7. dokumen sumber dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus
diketahui oleh kepala bagian setelah transaksi-transaksi pengeluaran kas dilakukan,
8. pengeluaran dilakukan lewat cash box’s teller jika pengeluaran kas hanya
menyangkut jumlah-jumlah yang kecil, 9.
pencocokkan jumlah fisik kas yang ada di tangan diadakan secara periodik, 10.
pencurian terhadap kas yang ada ditangan dapat dicegah dengan cara dilengkapi dengan cash box.
Menurut Mulyadi 2001, unsur-unsur pengendalian intern yaitu : 1.
organisasi a.
fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi, b.
transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi
yang lain, 2.
sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
Universitas Sumatera Utara
a. pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang,
b. pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwenang, c.
pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek harus didasarkan bukti kas keluar yang telah
mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap,
3. praktik yang sehat
a. saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian
atau penggunaan yang tidak semestinya, b.
dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas“ oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas
dilakukan, c.
penggunaan rekening koran bank bank statement, yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh
fungsi pemeriksa intern internal audit function yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas,
d. semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan
penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan, e.
jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil,
yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system,
Universitas Sumatera Utara
f. secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan
dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi, g.
kas yang ada ditangan cash in safe dan kas yang ada di perjalanan cash in transit diasuransikan dari kerugian,
h. kasir diasuransikan fidelity bond insurance,
i. kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian
terhadap kas yang ada di tangan misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room,
j. semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa.
Setelah melihat sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh PT. BPR Syari’ah Gebu Prima tersebut, maka peneliti dapat mengetahui bahwa perusahaan
tersebut menggunakan dana kas kecil tetapi dengan menggunakan istilah cash box’s teller jika terjadi pengeluaran kas yang jumlahnya kecil, dan alat yang
digunakan perusahaan untuk mengamankan kas perusahaan adalah cash box. Hal ini dapat diketahui karena perusahaan selalu menetapkan batas atau limit yang
telah ditentukan untuk pengisian kasnya. Kemampuan perusahaan menerapkan sistem pengawasan intern dengan baik
dapat diukur melalui Internal Control Questionnaires ICQ. Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden dari perusahaan tersebut akan dapat menjawab
apakah perusahaan tersebut telah mampu menerapkan sistem pengawasan intern yang efektif dan daftar pertanyaan yang disusun peneliti dapat dilihat pada
lampiran II, sehingga setelah melihat jawaban yang diberikan oleh perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut dapat diketahui bahwa sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh perusahaan tersebut sudah efektif atau belum.
Pembahasan terhadap daftar Internal Control Questonnaires ICQ penerimaan kas pada perusahaan dapat dilihat di bawah ini.
Interval =
8 5
40 5
4 11
55 1
- -
Xmin -
Xmax =
= −
− =
n n
X Y
Z 1
2 3
1 3
4 7
28 5
3 15
Total nilai 46
X = nilai score Keterangan
Y = jumlah jawaban Z = total nilai
Sangat Tidak Efektif : 11 - 19
Kategori Penilaian
Tidak Efektif : 20 - 28
Universitas Sumatera Utara
Cukup Efektif : 29 - 37
Efektif : 38 - 46
Sangat Efektif : 47 – 55
Untuk menunjukkan efektif atau tidak efektifnya pengawasan intern penerimaan kas pada perusahaan ini dapat dinilai dengan menggunakan daftar
pertanyaan sebanyak 11 item. Jawaban untuk setiap item berkisar dari 1 sampai dengan 5 dengan pertanyaan dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat sangat
setuju. Berdasarkan tabulasi total nilai pengawasan intern penerimaan kas PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mendapat total nilai 46, oleh karenanya sistem
pengawasan intern penerimaan kas pada perusahaan menurut kategori
penilaiannya efektif.
Pembahasan terhadap daftar Internal Control Questonnaires ICQ pengeluaran kas pada perusahaan dapat dilihat dibawah ini.
interval =
11 2
, 11
5 56
5 4
15 75
1 -
n -
Xmin -
Xmax =
= =
− −
= n
X Y
Z 1
2 3
4 12
4 5
20 5
6 30
Total nilai 62
Universitas Sumatera Utara
Sangat Tidak Efektif : 15 - 26
Kategori Penilaian
Tidak Efektif : 27 - 38
Cukup Efektif : 39 – 50
Efektif : 51 - 62
Sangat Efektif : 63 – 75
Untuk menunjukkan efektif atau tidak efektifnya pengawasan intern pengeluaran kas pada perusahaan ini juga dapat dinilai dengan menggunakan
daftar pertanyaan sebanyak 15 item. Jawaban untuk setiap item berkisar dari 1 sampai dengan 5 dengan pertanyaan dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat
sangat setuju. Berdasarkan tabulasi total nilai pengawasan intern pengeluaran kas PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mendapat total nilai 62, oleh karenanya
sistem pengawasan intern pengeluaran kas pada perusahaan menurut kategori
penilaiannya efektif.
Universitas Sumatera Utara
E. Tujuan Dari Pengawasan Intern