Menilai Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BPR SYARIAH GEBU PRIMA MEDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
NAMA : SUMIATI NIM : 062101125 JURUSAN : KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur alhamdilillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kekuatan lahir bathin sehingga penulis telah dapat menyusun tugas akhir yang berjudul “ MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT.BANK BPR SYARI’AH GEBU PRIMA MEDAN”, sebagai tugas akhir yang menutup serangkaian perjalanan mengikuti pendidikan pasa program Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara.
Sebagai hamba Allah yang tidak banyak memiliki kelibihan, penulis menyadari bahwa penyususunan tugas akhir ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa melibatkan orang-orang yang memang ahli dibidangnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr.Paham Ginting, MS selaku ketua pengelola D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Pak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Pengelola D-III Keuangan selaku pembimbing penulis guna menyelesaikan tugas akhir ini dan telah tersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
(4)
4. Seluruh staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi dan Khususnya pada program D-III Keuangan , USU Medan yang telah membimbing dan mendidik penulis selama masa perkuliahan.
5. Dengan amat tulus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda tercinta Tajuden dan Ibunda Sarini dan tak lupa pula buat adikku tersayang Najri Aldani, dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, bantuan materil, nasehat dan do’a yang tidak ternilai harganya.
6. Buat bapak pimpinan BPRS Gebu Prima Syahril Efendi beserta karyawan khususnya buat pak Aja yang telah banyak membantu dalam mengumpulkan data sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Juga buat seseorang yang tersayang, yang selama ini sudah memberikan dukungan kepada penulis, dan buat seluruh keluaraga terima kasih atas do’a dan dukunngannya.
8. Tak lupa pula kepada siNBad Girls yaitu Ade,Ili,Ragil,Gina dan Rina,juga teman-teman magang Helmi,Agung,Kamily,Eva,Lia,Martha dan Halimah. Dan buat seluruh teman-teman angkatan 2006 jurusan D-III Keuangan,sebagai bagian rasa suka dan duka selama ini dialami bersama.
Medan, Juni 2009
Penulis
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. PerumusanMasalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 7
A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 7
B. Jenis/ Kegiatan Usaha ... 8
C. Struktur Organisasi ... 13
D. Uraian Tugas ... 15
E. Kinerja Usaha Terkini ... 17
F. Rencana Perusahaan ... 19
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 21
A. Tingkat Kesehatan Bank ... 21
(6)
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 39 A . Kesimpulan ... 39 B . Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Kinerja Tahun 2008 ... 17
Tabel 1.2 Perbandingan Realisasi ... 18
Tabel 1.3 Data Penyusunan Kinerja Tahun 2009... 18
Tabel 1.4 Tingkat Kesehatan Perkreditan ... 23
Tabel 1.5 Klasifikasi Kolektibilitas Kredit ... 23
Tabel 1.6 Penyaluran Kredit 2004 ... 29
Tabel 1.7 Penyaluran Dana 2005 ... 29
Tabel 1.8 Penyaluran Dana 2006 ... 30
Tabel 1.9 Penyaluran Dana 2007 ... 30
Tabel 2.1 Penyaluran Dana 2008 ... 31
Tabel 2.2 Tingkat Kolektibilitas Kredit ... 31
Tabel 2.3 Penilaian Aktiva Produktif 2004 ... 33
Tabel 2.4 Penilaian Aktiva Produktif 2005 ... 34
Tabel 2.5 Penilaian Aktiva Produktif 2006 ... 34
Tabel 2.6 Penilaian Aktiva Produktif 2007 ... 35
Tabel 2.7 Penilaian Aktiva Produktif 2008 ... 35
(8)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya kegiatan ekonomi atau usaha suatu perusahaan, maka diperlukan sumber-sumber yang mampu menyediakan dana guna membiayai kegiatan tersebut, dan salah satu penyediaan dana adalah Bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi peusahaan, badan-badan pemerintah, swasta maupun perorangan dalam menyimpan dananya.
Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sector perekonomian. Sehubungan dengan fugsinya dalam menghimpun dana, bank sering juga disebut sebagai lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usaha bank tersebut, maka bank merupakan segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.
Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter yang dijalankan oleh pemerintah. Dalam kegiatannya, bank dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijaksanaan moneter.
(9)
Menurut Undang-Undang No. 14 tahun 1967 pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan, bahwa bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan lembaga keuangan menurut Undang-Undang ini adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dan menyalurkan kembali kedalam masyarakat.
Menurut Suyatno, dkk,(1999) dilihat dari fungsinya, defenisi bank diatas dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu Bank dilihat sebagai penerima kredit. Dalam pengertiannya ini bank menerima uang serta dana-dana lainnya dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan biasa, deposito berjangka, dan simpanan dalam rekening Koran/giro. Hal ini menunjukan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara pasif dengan menghimpun dana dari pihak ketiga.
Bank dilihat sebagai pemberi kredit, ini berarti bahwa bank melaksanakan operasi perkreditan secara aktif. Jadi fungsi bank terutama dilihat sebagai pemberi kredit, tanpa mempermasalahkan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau bersumber pada penciptaan kredit yang dilakukan oleh bank itu sendiri.
Bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan/tabungan masyarakat. Dengan demikian jelaslah bahwa selain mengemban tugas sebagai agent of development dalam kaitannya dengan kredit yang diberikan, bank juga bertindak
(10)
selaku agent of ters , yakni dalam kaitannya dengan pelayanan / jasa-jasa yang diberikan baik kepada perorangan maupun kelompok / perusahaan.
Penempatan dana dalam bentuk kredit akan menghasilkan bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan penempatan dalam surat-surat berharga yang menghasilkan deviden. Namun kredit memiliki resiko macet yang sulit untuk diperkirakan. Penyelesaiaan dan pelunasannya memakan waktu yang lama sehingga dapat mengurang pendapatan yang diperoleh bank, serta turunnya kesehatan yang akan dinilai oleh Bank Sentral ( Bank Indonesia ). Oleh karena itu perkreditan memiliki peran yang sangat penting dalam perbankan, serta dapat dijadikan salah satu indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank.
Keberhasilan bank tidak hanya dilihat melalui tingkat kesehatannya saja akan tetapi juga dapat dilihat melalui keberhasilan bank yang ditentukan oleh kemampuan mengidentifikasi permintaan masyarakat akan jasa–jasa keuangan, kemudian memberikan pelayanan secara efisien, dan menjualnya dengan yang bersaing..
Tingkat kesehatan bank juga mencakup kemampuan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankan, merupakan hasil penilaian kualitas atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sentivitas terhadap resiko pasar.
Perbedaan pokok antara perbankan syari’ah dengan perbankan konvensional adalah pada penghindaran riba dalam perbankan islam. Riba dilarang, sedangkan jual-beli (bai’) dihalalkan. Dengan demikian, maka bunga pada uang yang
(11)
dipinjam dan dipinjamkan dilarang. Kedudukan bank islam dalam hubungannya dengan nasabah adalah sebagai mitra investor dan pedagang. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan permodalan (equity financing) dan kebutuhan pembiayaan (debt financing) dilakukan melalui metode investasi.
Berdasarkan uraian diatas bahwa kesehatan bank perlu dijaga untuk mempertahankan suatu bank, maka penulis merasa tertarik untuk mengangkat judul MENILAI TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BPR SYARI’AH GEBU PRIMA MEDAN.
B. Perumusan Masalah
Saya mencoba untuk membatasi penulisan skripsi ini dengan perumusan masalah “ Bagaimana menilai tingkat kesehatan bank” yang dilakukan pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima.
C. Tujuan
Tujuan utama adalah untuk meningkatkan pendapatan melalui ekspansi secara selektif dan prudent dengan penekanan pada usaha kecil melalui pemanfaatan jaringan lembaga keuangan syari’ah, tanpa mengabaikan pembiayaan kepada usaha menengah dan besar tanpa penekanan para perusahaan yang mempunyai kepedulian terhadap upaya pengembangan usaha kecil, Meningkatkan mutu pelayanan dan pengembangan produk-produk andalan, Meningkatkan kualitas Profesionalisme sumber daya insani,
(12)
Meningkatkan intensitas pengawasan dan meningkatkan budaya patuh pada peraturan, Mengembangkan informasi dan teknologi pelayanan.
Adapun tujuan terpenting dari penelitian ini untuk penulis adalah supaya dapat mengetahui pengelolaan tingkat kesehatan bank pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima tersebut.
D. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis
Sebagai bahan masukan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan menambah wawasan berfikir penulis melalui perbandingan – perbandingan praktek yang berlaku mengenai “ menilai tingkat kesehatan bank ” serta menyelaraskan teori yang didapatkan. Serta penulis juga dapat menilai keunggulan dan kelemahan yang diperoleh dalam memberikan saran, pemikiran dan pendapat secara tertlis yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan. Selain itu, penulis skripsi minor ini juga dituliskan untuk memenuhi suatu syarat untuk menyelesaikan program D3 Keuangan di Fakultas Ekonomi USU.
b. Bagi Bank
Bank merupakan institusi keuangan yang paling penting dalam ekonomi. Bank juga diartikan sebgai institusi kuangan yang menawarkan jasa – jasa keuangan,
(13)
seperti kredit, tabungan dan pelayanan jasa lainnya. Perkembangan produk dan aktifitas yang dilakukan perbankan masih dipengaruhi oleh perkembangan informasi dan teknologi. Organisasi bank juga dapat mengetauhi langkah-langkah yang diambil dalam mengantisipasi kegiatan aktifitas yang tersedia bagi pencapaian saran sehingga diharapkan terus mengalami perkembangan kearah yang lebih baik.
c. Bagi Orang Lain
Memelihara aspek keadilan untuk para pihak yang bertransaksi, Lebih murah disbanding produk konvensional, Memelihara nilai mata uang, karena tergantung kepada transaksi riil, Transparansi yang menjadi sifat intheren, Nasabah tidak perlu khawatir akan kenaikan cicilan, Meluaskan aplikasi syari’ah dalam kehidupan Muslim.Sebagai informasi dan juga bahan perbandingan untuk kebijaksanaan dalam menabung pada bank-bank yang sehat dan jelas statusnya.
(14)
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Ringkas
Berdirinya Bank Muamalat ini diikuti oleh pendirian bank – bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS). Para ulama berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tapi tidak ada satu perangkat hokum yang dapat dirujuk kecuali bahwa perbankan dapat saja menetapkan bung sebesar 0%.pada tanggal 19-22 Agustus 1990 diikuti Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, perkemabangan lembaga-lembaga keuangan syari’ah itu tergolong cepat, dan salah satu alasannya adalah karena adanya keyakinan yang kuat dikalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional itu mengandung unsur riba.
Proses pendirian bank perkreditan syari’ah Gebu Prima ini dengan mulai membentuk badan hukum yaitu PT (Perseroan Terbatas) dan selanjutnya pandangan anggaran dasar perusahaan daftar calon perseroan. Susunan direksi dan dewan komisaris, re4ncana susunan organisasi, rencana kerja serta bukti setoran minimal 30% dari modal, dimana hal ini dipersiapkan untuk melengkapi permohonan izin prinsip (persiapan pendirian) kepada menteri keuangan.
Pada bulan juli tahun 1994 izin prinsip PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Gebu Prima Medan telah dikeluarkan oleh Menteri keuangan dan tahap selanjutnya adalah melengkapi izin usaha atau operasi dimana harus
(15)
dilengkapinya anggaran dasar yang telah disetujui Menteri kehakiman berdasarkan akte No. 39 tanggal 12 september 1994 dengan notaries Ny. Chairani Bustami dan selanjutnya dilengkapi juga dengan daftar perseroan. Susunan dewan direksi dan dewan komisaris, susunan organisasi, sistem
prosedur kerja organisasi serta bukti pelunasan modal setor sampai dengansatuan organisasinya.
B. Jenis / Kegiatan Usaha
Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi sistem operasional di PT. BPRS Gebu Prima tidak sama dengan bank umumatau BPR yang beroperasi dengan konsep bunga, untuk PT. BPRS Gebu Prima menggunakan azas kebersamaan antar nasabah sebagai pemilik modal (shahib almal) dan bank (mudharib) melaksanakan pengelolaan dana yang kemudian keuntungan dibagikan berdasarkan nisbah kesepakatan kedua belah pihak (produk-produk tabungan).
Kegiatan PT. BPRS Gebu Prima yaitu dengan melakukan : a. Penghimpunan Dana terdiri dari:
1. Tabungan
2. Simpanan Zakiyah 3. Deposito Prima
(16)
Dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Tabungan
Tabungan terdiri dari beberapa jenis yaitu: a. Tabungan Gema
Tabungan Gema merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum yang memiliki kelebihan dan keuntungan seperti : mendapat bagi hasil yang halal, murni, keamanan yang dijamin oleh Pemerintah serta menguntungkan dengan mendapat nisbah sebesar 50% untuk bank, Tabungan GEMA setiap saat dapat ditarik tanpa dikenakan biaya administrasi.
b. Tabungan Tholib
Tabungan Tholib merupakan tabungan pelajar khusus menampung simpanan Mahasiswa sampai dengan pelajr sekolah dasar, tabungan ini disamping mendapat bagi hasil yang menarik,juga mendapat peluang menerima beasiswa dan hadiah-hadiah yang menarik bagi Mahasiswa dan pelajar yang memiliki prestasi yang baik serta yang kurang mampu, disamping itu tabungan Tholib juga dijamin ole pemerintah.
c. Tabungan Wahyu
Tabungan Wahyu merupakn tabungan Qur’an, tabungan ini khusus menfasilitasi simpanan Masyarakat yang ingin berQurban secara mudah dan terencana, tabungan wahyu disamping mendapat bagi hasil yang menarik, juga memberikan pilihan kepada nasabah
(17)
terhadap teknis berqurban antara lain: Nasabah bisa membeli hewan qurban sendiri atau nasabah menyerahkan pembelian hewan qurban kepada pihak bank atau nasabah menyerahkan pelaksanaan
qurban sepenuhnya kepada pihak bank dan pihak bertanggung jawab mendistribusikan daging qurban kepada yang berhak, disamping itu Tabungan Wahyu juga dijamin oleh pemerintah. d. Tabungan Jabal Rahmah
Tabungan Jabal Rahmah merupakan tabungan bagi masyarakat yang berniat ingin menunaikan ibadah haji dengan aman dan terencana, Tabungan Jabal Rahamah disamping mendapat bagi hasil yang menarik dari pihak bank, disamping itu Tabungan Jabal Rahmah juga dijamin oleh pemerintah.
2. Simpanan Zakiyah
Simpanan Zakiyah merupakan yang menampung zakat, infaq, Sadaqah dan Waqaf tunai dari kaum muslimin yang berkelebihan harta yang disalurkan kepada pengusaha kecil muslim yang dhu’afa dalam rangka menekan kemikinan dan pekerjaan meminta-minta dari kaum muslimin, serta menghindari ummat islam dari jeratan rentenir, dana tersebut akan disalurkan kepada pengusaha kecil kita dalam bentuk pembiayaan Al-Qardul Hasan yaitu pembiayaan kebijakan dimana tidak dipungut bagi hasil sedikitpun, Simpanan zakiyah juga dapat disalurkan sesuai dengan permintaan Muzaky yang bersangkutan.
(18)
3. Deposito Prima
Deposito Prima merupakan simpanan berjangka waktu 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan, Deposito Prima tidak dapat dicairkan sebelum masa jatuh tempo, keuntungan dan kelebihan deposito prima disamping aman dan dijamin oleh pemerintah, juga mendapat bagi hasil yang menarik dengan nisbah 70% untuk deposan dan 30% untuk bank, bagi hasil diambil dari pendapatan bruto bank bulan berjalan.
b. Penyaluran Dana
pada PT. BPRS Gebu Prima, penyaluran dana disebut dengan pembiayaan maka prinsipnya bank memberikan pembiayaan atau pinjaman kepada nasabah melalui syarat atau ketentuan kebijaksanaan bank yang berlaku. Sektor pembiayaan ini dalam bentuk modal usaha perdagangan, industri menengah dan kebawah, jasa pertanian dan perkebunan serta pembiayaan yang bersifat konsumtif. Jenis pembiayaan melampirkan produktif dan non produktif diberikan sesuai dengan batas maksimal pemberian pembiayaan (legal lending limit) setiap debitur tidak lebih dari modal setor bank.
Pembiayaan terbagi atas:
1. Pembiayaan Modal Kerja (Mudharabah)
adalah suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan pengusaha, dimana pihak bank menyediakan pembiayaan modal usaha atau proyek yang dikelola oleh pihak pengusaha atas perjanjian bagi hasil.
(19)
2. Pembiayaan Musyarakah
adalah suatu perjanjian pembiayaan antar bank dengan pengusaha, dimana baik pihak bank maupun bidang pengusaha secara bersama membiayai suatu usaha atau proyek yang dikelola secara bersama pula atas dasar bagi hasil sesuai dengan penyertaan.
3. Pembiayaan Bai Baithaman Aj’il
adalah suatu perjanjian yang disepakati antar bank dengan nasabah, dimana bank menyediakan dana untuk pembelian barang atua asset yang dibutuhkan nasabah untuk mendukung suatu usaha proyek
4. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan peasanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank melakukan pembelian setelah ada pemesan dari nasabah. Pembiayaan murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Dalam pembiayaan murabahah secara cicilan diperkenankan adanya potongan. Bank dapat memberikan potongan apabila nasabah mempercepat pembayaran cicilan atau melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.
(20)
5. Pembiayaan Qordul Hasan
Adalah perjanjian pembiayaan antara bank dengan nasabah yang dianggap layak menerima yang diprioritaskan bagi pengusaha kecil yang potensial akan tetapi tidak mempunyai modal apapun, selain kemampuan berusaha serta perorangan lainnya yang berada dalam keadaan terdesak, dimana penerimaan kredit hanya diwajibkan mengambil pokok pinjaman pada waktu jatuh tempo dan bank hanya membebani nasabah atas biaya administrasi.
C. Struktur Organisasi
Bentuk bagan yang dimiliki oleh PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah berbentuk garis berikat, yang mana semua wewenang dan tugas yang diberikan atasan kepada bawahannya dan bawahannya bertanggung jawab kepada atasannya.
(21)
(22)
D. U raian Tugas
a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi BPRS Gebu Prima. RUPS menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan bank yang akan dilaksanakan oleh direksi atau pengelola. RUPS diadakan tiap satu tahun sekali guna mengevaluasi hasil operasi dan kebijaksanaan bank selama satu tahun serta rencana kebijakan yang akan dilaksanakan tahun berikutnya. RUPS merupakan wadah bagi pemegang saham guna menentukan langkah dan kebijakan bagi perkembangan modal yang mereka tanamkan dalam usaha yang dikelola oleh direksi.
b. Dewan Komisaris
1). Komosaris-komisaris Utama
a. mewakili pemilik atau para pemegang saham untuk melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan direksi.
b. membuat persetujuanatas rencana setiap kerja dan anggaran yang telah disusun olehdireksi
c. membuat laporan hasil pengawasan setiap akhir semester yaitu setiap akhir bulan 6 (enam) dan bulan 12 (dua belas)
d. melaksanakan rapat rutin setiap bulannya dengan direksi untuk membahas hasil usaha serta menjadwalkan RUPS.
2). Anggota Komisaris
a. melaksanakan pemeriksaan rutin secara bulanan atas laporan direksi menyangkut tabungan dan deposito
(23)
b. melaksanakan atau membuat analisa perkembangan sumber dana dan posisi pinjaman yang telah diberikan
c. melaksanakan pemeriksaan surat-surat berharga seperti bilyet dep yang dijamin kepada bank, deposito yang jatuh tempo.
c. Dewan Syari’ah
1). Melakukan pengawasan terhadap produk perbankan dalam rangka menghimpun dan menyebarkan dari dan untuk masyarakat agar berjalan sesuai
2). Sebagai peranan atau penghubung antara dewan komisaris dengan direksi
d. Direksi / Direktur Utama
Tugas pokoknya sebagai penanggung jawab pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan secara keseluruhan dalam tingkat Top Manajemen.
e. Bidang Marketing
Tugas pokoknya mengkoordinir tugas-tuga bagian sub pemasaran. Bidang marketing membawahi tiga bidang, yaitu:
1). Account Officer
Mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan kepada permohonan kredit nasabah.
2). Penyelesaian Kredit
Mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas bidang legal, appraisal dan urusan kredit macet.
(24)
3). Administrasi Kredit
Mempunyai tugas pokok melaksanakan pengadministrasian seluruh kepentingan debitur-debitur bank.
f. Internal Audit
1). Melakukan pemeriksaan terhadap unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi operasional
2). Memeriksa secara tidak langsung kegiatan Teller dalam pelaksanaan yang dilakukan service assisten.
3). Memeriksa persediaan buku cheque IBG 4). Memeriksa buku catatan keluar masuk
E. Kinerja Usaha Terkini
Secara umum pencapaian Kinerja Tahun 2008 dapat terlihat pada tabel dibawah :
Tabel 1.1
Perkiraan Rencana Realisasi Pencapaian
Pembiayaan yang diberikan Rp 9.904.242 Rp 9.573.422 96.66% Tabungan Rp 6.771.843 Rp 7.994.836 118.06% Deposito Rp 5.491.700 Rp 4.320.700 78.68% Modal Setor Rp 3.010.750 Rp 3.010.750 100.00% Laba Rp 126.104 Rp 336.731 267.03%
(25)
Perbandingan realisasi/ pencapaian operasional tahun 2008 dibandingkan tahun 2007:
Tabel 1.2
Realisasi Tahun 2007 Tahun 2008 Pencapaian Pembiayaan yang diberikan Rp 8.411.940 Rp 9.573.422 113.81% Tabungan Rp 6.075.293 Rp 7.994.836 131.60% Deposito Rp 4. 591.700 Rp 4.320.700 94.10% Modal Setor Rp 1.089.750 Rp 3.010.750 276.28% Laba Rp (945.892) Rp 336.731 35.60%
Aset Rp12.968.386 Rp 15.009.150 115.74%
Berdasarkan data-data tersebut diatas dan kondisi ekonomi yang terjadi akhir-akhir ini maka dalam penyusunan kinerja tahun 2009 ini kami menetapkan asumsi peningkatan usaha dibandingkan tahun 2008 pada tabel berikut:
Tabel 1.3
Pos Perkiraan Tahun 2008 Tahun 2009 Pencapaian Pembiayaan yang diberikan Rp 9.573.422 Rp 10.390.435 108.53% Tabungan Rp 7.994.836 Rp 8.691.387 108.71% Deposito Rp 4. 320.700 Rp 5.220.700 120.83% Modal Setor Rp 3.010.750 Rp 3.010.750 100.00% Laba Rp 336.731 Rp 391.187 116.17%
(26)
F. Rencana Perusahaan
Selanjutnya BPR Syari’ah menguraikan lebih rinci Rencana Kerja Tahun 2009 beserta lampiran yang merupakan Perangkat Pengawasan dalam Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2009, yang terdiri dari Rencana Penghimpunan Dana dan Rencana Penyaluran Dana.
Sasaran penghimpunan dana pada tahun kerja 2009 tetap diarahkan pada masyarakat/pengusaha muslim, perorangan, badan usaha maupun yayasan. Masyarakat perorangan umumnya merupakan pedagang, pengusaha industri, pelajar, dsb. Sedangkan Badan Usaha meliputi perusahaan-perusahaan yang dikelola/ dimiliki pengusaha muslim dan yayasan umumnya yang bergerak dibidang pendidikan, sosial dan lainnya.
Strategi Opersional dalam menghimpun dana dilakukan dengan:
a. meningkatkan kemampuan petugas/ karyawan GPRS Gebu Prima dan mentargetkan setiap karyawan untuk menjaring penabung setiap bulan. b. Dewan Komosaris, Dewan Syari’ah serta para pemegang saham
diharapkan data mengarahkan baik keluarga dekat, koneksi, rekan dan lain-lain untuk menabung sebgai nasabah (jama’ah) tabungan dan deposan kepada kami.
c. Mengadakan pendekatan kepada sekolah-sekolah, yayasan-yayasan pendidikan Serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Pertumbuhan asset direncanakan hingga akhir tahun 2009 mencapai 12.05% dengan rata-rata setiap bulannya 1.04%. Rencana Penghimpunan dana pada tahun 2009 (lihat lampiran I ) Dalam bentuk Tabungan dan Deposito
(27)
ditargetkan peningkatan 12.96% dibandingkan tahun 2008 sedangkan Rencana penyaluran dana melalui pembiayaan, BPR Syari’ah Gebu Prima memproyeksikan sebesar Rp 10.390.435,- lebih tinggi 08.53% dari realisasi tahun 2008 yaitu Rp 9.573.422,- sebagaimana terlihat pada lampiran II. Produk Pembiayan lainnya seperti Mudharabah, Bai Salam dan Musyarakah hingga akhir tahun Anggaran ini tidak ditargetkan sama sekali dalam penyaluran dana, mengingat belum adanya permintaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
(28)
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Kesehatan Bank
1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat Kesehatan Bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode tertentu sesuai dengan standart Bank Indonesia(Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April tentang tata cara Penilaian Kesehatan Bank Umum, disempurnakan dengan surat keputusan Bank Indonesia No. 30/227/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum).
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dinilai dari berbagai segi, penilaian itu bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat.
Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada peningkatan atau penurunan. Bagi yang kesehatannya terus meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya diperhatikan terus kesehatannya. Akan tetapi bagi bank yang tidak terus menerus tidak sehat, mungkin harus dapat pengarahan atau sanksi dari Bank Indonesia sebagai pengawasan dan Pembina bank-bank. Bank Indonesia dapat menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen, marger, akusisi, atau malah likuidir keberadaannya jika memang sudah parah kondisi kesehatan bank tersebut.
(29)
Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitas atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sentivitas terhadap resiko pasar.
Penilaian terhadap faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur jusdgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan dan proyeksi rasio-rasio keuangan perbankan. Penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan bank.
Hasil penelitian atas dasar bobot dan nilai kredit tersebut yang dikurangi dengan nilai kredit ats pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan bank yang menunjukan hasil penilaian tingkat kesehatan bank . Atas dasar penilaian tersebut 4 (empat) golongan predikat kesehatan bank yakni pada table berikut:
(30)
Tabel 1.4 Tingkat Kesehatan Perkreditan
No Tingkat Kesehatan Bank
1 0-5 % Sehat
2 > 5 – 10 % Cukup Sehat
3 > 10 – 25 % Kurang Sehat
4 > 25 % Tidak Sehat
Tabel 1.5 Klasifikasi Kolektibilitas Kredit
No Kolektibilitas Debitur Aktiva yang diklasifikasikan ( % x Pinjaman Debitur )
1 Debitur lancar 0 %
2 Debitur dalam perhatian khusus
25 %
3 Debitur kurang lancar 50 %
4 Debitur diragukan 75 %
5 Debitur macet 100 %
2. Fungsi Kesehatan Bank
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat dan memelihara kpercayaan mayarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu
(31)
kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakn oleh pemerintah dalam melaksanakan bebagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Denagan menjalnkan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik keada masyarakat serta bermanfaat bagi perekonomian secara keseluruhan.
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya dengan baik,dikelola dengan baik dan dioperasikan berdasarkan prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya sehingga dapat memenuhi kewajiban setiap saat. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi berbagai ketentuan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip-prinsip kehati-hatian dibidang perbankan.
Mengingat peranan industri yang sangat strategis dalam suatu perekonomian, maka yang berkepentingan terhadap tingkat kesehatan bank yang tidak hanya pemilih dan pengelola bank yang bersangkutan tetapi juga masyarakat secara keseluruhan terutama para pengguna jasa perbankan.
3. Faktor-faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (CAMELS)
Menurut Triandaru, dkk,(2006) ada 6 (enam) faktor penilaian tingkat kesehatan bank yaitu Permodalan (capital), Kualitas aset (asset quality), Manajemen (management), Rentabilitas (earning), Likuiditas (liquidity), dan
(32)
Sentivitas terhadap resiko pasar (Sentivity to market risk) atau disebut juga dengan CAMELS. Bank BPR Syari’ah Gebu Prima memaparkan ke 6 (enam) Fator tersebut sebagai berikut :
a. Permodalan (capital)
Penilai pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :
1) Pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) terhadap
Ketentuan yang berlalu. 2) Komposisi permodalan
3) Trend ke depan / proyeksi KPMM
4) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan (APYD) dibandingkan dengan modal bank
5) Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan)
6) Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha 7) Akses kepada sumber permodalan
8) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.
b. Kualitas asset (Asset Quality)
Penilaian pendapatan kuantatif dan kualitatif faktor kualitas asset antara lain dilkukan melalui penilaian terhadap komponen sebagai berikut:
(33)
1) Aktiva prodiktif yang diklasifikasikan dibandingkan total aktiva produktif.
2) Debitur inti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit
3) Perkembangan aktiva produktif bermasalah disbanding dengan aktiva produktif
4) Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan Aktiva produktif (PPAP)
5) Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif
6) Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif 7) Dokumentasi aktiva produktif
8) Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah c. Manajemen (Management)
Penilaian terhadap factor manajemen antara lain terhadap komponen – komponen sebagai berikut :
1) Manajemen umum
2) Penerapan sistem manajemen resiko
3) Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya
(34)
d. Rentabilitas (Earning)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif factor rentabilitas antara lain di lakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut :
2) Return On Asset (ROA) 3) Return On Equity (ROE) 4) Net Interest Margin (NIM)
5) Biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operaasional (BOPO)
6) Perkembangan laba operasional
7) Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan 8) Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya 9) Prospek laba
e. Likuiditas (Liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif factor rentabilitas antara lain di lakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut :
1) Aktiva likuid dibandingkan dengan pasiva likuid 2) 1 Month naturity mismatch ratio
3) loan to the deposit ratio (LDR)
4) proyeksi cash flow 3 bulan mendatang
5) ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti, 6) kebijakan dan pengelolaan likuiditas
(35)
7) kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya,
8) stabilitas dana pihak ketiga (DPK)
f. Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar (Sensitivity To Market Risk)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif factor sensitivitas terhadap resiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagi berikut:
1) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibanding dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar
2) Kecukupan penerapan sistem manajemen resiko pasar
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Penyaluran Dana tahun 2003-2007
Pada penelitian ini digambarkan tingkat kolektibilitas kredit dari tahun 2004 sampai dengan 2008 di PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan. Dalam operasionalnya bank ini mengategorikan kualitas aktiva produktif kedalam4 (empat) golongan, diantaranya: Lancar, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet.
(36)
Tabel 1.6 Penyaluran Kredit tahun 2004 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan
Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit )
Lancar 4.044.231.373 Kurang Lancar 133.107.330
Diragukan 54.066.037
Macet 82.716.300
Total 4.274.121.040 Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima
Tabel 1.7 Penyaluran Dana tahun 2005 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan
Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit )
Lancar 5.567.615.813 Kurang Lancar 206.753.618
Diragukan 41.616.037
Macet 76.787.950
Total 5.892.773.418
(37)
Tabel 1.8 Penyaluran Dana tahun 2006 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan
Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit )
Lancar 4.716.501.534 Kurang Lancar 768.937.943
Diragukan 205.339.420
Macet 203.296.516
Total 5.894.075.413
Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima
Tabel 1.9 Penyaluran Dana tahun 2007 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan Kolektibilitas Kredit Baki Debet
( plafond kredit )
Lancar 2.580.723.000 Kurang Lancar 541.969.000
Diragukan 274.184.000
Macet 171.011.000
Total 3.567.887.000 Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima
(38)
Tabel 2.1 Penyaluran Dana tahun 2008 PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan
Kolektibilitas Kredit Baki Debet ( plafond kredit )
Lancar 3.475.755.477 Kurang Lancar 167.117.220
Diragukan 597.864.872
Macet 190.338.065
Total 4.431.075.634
Sumber : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima
Tabel 2.2 Realisasi data tingkat kolektibilitas kredit pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan tahun 2004 – 2008 (dalam rupiah)
Thn
Tingkat Kolektibilitas Kredit Total Kredit
Yang disalurkan % pertumbu han Kredit lancar Kredit kurang lancar Kredit diragukan Kredit macet
2004 4.004.213.373 133.107.330 54.716.300 82.716.300 4.274.121.040 -
2005 5.567.615.813 206.753.618 41.616.037 76.785.950 5.892.773.418 37.87%
2006 4.716.501.534 768.937.943 205.339.420 203.296.516 5.894.075.413 0.02%
2007 2.580.722.684 541.969.137 274.184.249 171.010.926 3.567.886.996 -39.47%
2008 3.475.755.477 167.117.220 597.864.872 190.338.065 4.431.075.634 24.19%
JML 20.344.826.881 1.817.885.248 1.172.070.615 724.149.757 24.059.833.501 -
(39)
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa PT. BPR Syari’ah Gebu Prima terus melakukan peningkatan terhadap pemberian kredit kepada masyarakat. Hal ini dapat terlihat bahwa sampai dengan tahun 2006 permintaan terhadap kredit meningkat, tetapi ditahun 2007 jumlah permintaan mengalami penurunan, dan ditahun 2008 permintaan terhadap kredit terjadi peningkatan kembali.
Persentase terhadap kredit dapat diperoleh dengan membandingkan total kredit tahun yang akan datang dengan kredit ditahun yang bersangkutan. Dengan rumus:
% pertumbuhan kredit = { X x 100% }- 100% Y
Dimana:
X : Total kredit ditahun yang akan datang Y : Total kredit ditahun yang akan bersangkutan
Pada tahun 2004 penyaluran terhadap kredit berjumlah Rp 4.274.121.040,- kemudian pada tahun 2005 melakukan peningkatan menjadi Rp 5.892.773.418,- atau meningkat menjadi 37.87%. ditahun 2006 juga mengalami peningkatan menjadi Rp 5.894.075.413,- atau menjadi 0.02%, dan pada tahun 2007 pemberian kredit menurun menjadi Rp 3.567.887.000,- dengan tingkat pertumbuhan kredit -39.74%. kemudian pada tahun 2008
(40)
terjadi peningkatan kembali menjadi Rp 4.431.075.634,- dengan tingkat pertumbuhan kredit 24.19%.
2. Tingkat Kesehatan Perkreditan Berdasarkan Kolektibilitas Tahun 2004 - 2008 Peningkatan tingkat kolektibilitas diatas akan sangat berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan suatu bank. Hal ini dapat menentukan bank tersebut termasuk sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat.
Tabel : 2.3 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2004
Kualitas Debitur
Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x
Pinjaman Debitur)
Total
Debitur Lancar 4.004.231.373 0 % -
Kurang Lancar 133.107.330 50 % 66.553.665
Diragukan 54.066.037 75 % 40.549.528
Macet 82.716.300 100 % 82.716.300
Jumlah 4.274.121.040 - 189.819.493
(41)
Tabel : 2.4 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2005 Kualitas
Debitur
Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x
Pinjaman Debitur)
Total
Debitur Lancar 5.567.615.813 0 % -
Kurang Lancar 206.753.618 50 % 103.376.809
Diragukan 41.616.037 75 % 31.212.028
Macet 76.787.950 100 % 76.787.950
Jumlah 5.892.773.418 - 211.376.787
Sumber : Data diolah
Tabel : 2.5 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2006 Kualitas
Debitur
Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x
Pinjaman Debitur)
Total
Debitur Lancar 4.716.501.534 0 % -
Kurang Lancar 768.937.943 50 % 384.968.971,5
Diragukan 205.339.420 75 % 154.004.565
Macet 203.296.516 100 % 203.296.516
Jumlah 5.894.075.413 - 741.770.052,5
(42)
Tabel : 2.6 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2007 Kualitas
Debitur
Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x
Pinjaman Debitur)
Total
Debitur Lancar 2.580.723.000 0 % -
Kurang Lancar 541.969.000 50 % 270.984.500
Diragukan 274.181.000 75 % 205.683.000
Macet 171.011.000 100 % 171.011.000
Jumlah 3.657.887.000 - 647.633.500
Sumber : Data diolah
Tabel : 2.7 Penilaian kualitas Aktiva produktif tahun 2008 Kualitas
Debitur
Jumlah Pinjaman Aktiva yang diklasifikasikan (%x
Pinjaman Debitur)
Total
Debitur Lancar 3.475.755.477 0 % -
Kurang Lancar 167.117.220 50 % 83.558.610
Diragukan 597.864.872 75 % 448.398.654
Macet 190.338.065 100 % 190.338.065
Jumlah 4.431.075.634 - 722.295.329
(43)
Penilaian kesehatan perkreditan dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus:
Total aktiva diklasifikasikan
Jumlah pinjaman x 100 %
Penyelesaian Penghitungan :
Tahun 2004 = 189.819.493 x 100 = 4.44% 4.274.121.040
Tahun 2005 = 211.376.787 x 100 = 3.59% 5.892.773.418
Tahun 2006 = 741.770.053 x 100 = 12.58% 5.894.075.413
Tahun 2007 = 647.663.500 x 100 = 18.15% 3.567.887.000
Tahun 2008 = 722.295.329 x 100 = 16.30% 4.431.075.634
Berdasarkan perhitungan penilaian tingkatan kesehatan perkreditan diatas, maka tahun 2004 persentase perkreditan 4.44%, maka penilaian tingkatan kesehatan perkreditan dikategorikan sebagai perkreditan sehat. Tahun 2005, persentase perkreditan menurun sebesar 3.59%. sehingga pada tahun ini bank masih diperkuat dengan tingkat kesehatan perkreditan berkategori perkreditan
(44)
sehat. Namun ditahun 2006 terjadi kenaikan persentase perkreditan menjadi 12.58%, kenaikan ini mengakibatkan kategori perkreditan bank yang sehat menjadi perkreditan kurang sehat. Begitu juga pada tahun 2007 persentase perkreditan melakukan peningkatan sebesar 18.15% dan menjadikan penilaian perkreditan kurang sehat. Ditahun 2008 persentase perkreditan sebesar 16.30% dan menjadikan penilaian perkreditan kembali mencapai kategori perkreditan kurang sehat
Meningkatnya persentase perkreditan mengakibatkan penurunan penilaian tingkat kesehatan perkreditan, hal inilah yang cenderung mendorong pihak bank agar lebih selektif lagi dalam menyaring calon debitur yang memiliki kolektibilitas kredit bermasalah.
Tabel 2.8 Realisasi tingkat kesehatan perkreditan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan tahun 2004 - 2008
Tahun Persentase Perkreditan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
2004 4.44 Sehat
2005 3.59 Sehat
2006 12.58 Kurang Sehat
2007 18.15 Kurang Sehat
2008 16.30 Kurang Sehat
(45)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT.Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Gebu Prima Medan adalah lembaga keuangan yang menerapkan sistem dan operasional pebankan berdasarkan syari’ah islam, yang berdiri tanggal 1 Maret 1996.
2. Berbeda dengan bank konvensional , BPR Syari’ah Gebu Prima tidak akan mengguna perangkat bunga, melainkan akan menggunakan sistem bagi hasil dan prinsip jual beli yang dijalankan dengan mengikuti tata cara yang sesuai dengan Al-Qur’an dengan Al-Alhadist. 3. Dalam pelaksanaan operasionalnya PT.BPR Syari’ah Gebu Prima telah mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya apabila dilihat dari banyak nasabah baik yang menabung atau yang mendapat pembiayaan.
4. Sasaran pembiayaan adalah pengusaha kecil dan sector informal serta masyarakat yang kesulitan keuangan yang dibiayai bank melalui dana berasal dari Infaq dan Sadaqah.
5. Pengawasan operasional terhadap PT.BPR Syari’ah bertujuan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat dan kompetitif sehingga dapat berfungsi sebagai sarana pelaksana kebijaksanaan ekonomi dan monitor yang efektif.
(46)
B. Saran
1. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dalam operasionalnya tetap berorientasi pada kegiatan perbankan syari’ah yang menawarkan produk pada jasanya kepada masyarakat dan melalui penyaluran kredit / pembiayaan diharapkan bank dapat meningkatkan kualitasnya dalam mencapai tujuan perbankan yang sehat dan berlandaskan syari’ah.
2. Semakin ketatnya persaingan didunia perbankan dewasa ini, diharapkan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mampu meningkatkan kualitasnya dengan tetap memperkenalkan efisiensi dan efektifitas kinerja BPR Syari’ah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan syari’ah.
3. Penilaian BPR Syari’ah Gebu Prima Medan hendaknya melakukan penilaian yang lebih ketat lagi kepada calon debitur yang akan melakukan kredit / pembiayaan kepada bank. Sehingga pada akhirnya akan tercapai tujuan perbankan yang sehat.
(47)
DAFTAR PUSTAKA .
Arifin, Zainul, 1999. Memahami Bank Syari’ah – Lingkup Peluang,Tantangan dan Prospek, Cetakan Pertama, AlvaBet, Jakarta.
Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco., Ferri, Michael G.,1999. Pasar dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suyatno, Thomas., T Marala, Djuhaepah., Abdullah, Azhar., Aponno, Johan Thomas., Ananda, Tinon Yunianti., Chalik, 1999. Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Triandaru, Sigit., Budisantoso, Totok, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta
(48)
(49)
(1)
sehat. Namun ditahun 2006 terjadi kenaikan persentase perkreditan menjadi 12.58%, kenaikan ini mengakibatkan kategori perkreditan bank yang sehat menjadi perkreditan kurang sehat. Begitu juga pada tahun 2007 persentase perkreditan melakukan peningkatan sebesar 18.15% dan menjadikan penilaian perkreditan kurang sehat. Ditahun 2008 persentase perkreditan sebesar 16.30% dan menjadikan penilaian perkreditan kembali mencapai kategori perkreditan kurang sehat
Meningkatnya persentase perkreditan mengakibatkan penurunan penilaian tingkat kesehatan perkreditan, hal inilah yang cenderung mendorong pihak bank agar lebih selektif lagi dalam menyaring calon debitur yang memiliki kolektibilitas kredit bermasalah.
Tabel 2.8 Realisasi tingkat kesehatan perkreditan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan tahun 2004 - 2008
Tahun Persentase Perkreditan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank
2004 4.44 Sehat
2005 3.59 Sehat
2006 12.58 Kurang Sehat
2007 18.15 Kurang Sehat
2008 16.30 Kurang Sehat
(2)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT.Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah Gebu Prima Medan adalah lembaga keuangan yang menerapkan sistem dan operasional pebankan berdasarkan syari’ah islam, yang berdiri tanggal 1 Maret 1996.
2. Berbeda dengan bank konvensional , BPR Syari’ah Gebu Prima tidak akan mengguna perangkat bunga, melainkan akan menggunakan sistem bagi hasil dan prinsip jual beli yang dijalankan dengan mengikuti tata cara yang sesuai dengan Al-Qur’an dengan Al-Alhadist. 3. Dalam pelaksanaan operasionalnya PT.BPR Syari’ah Gebu Prima telah mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya apabila dilihat dari banyak nasabah baik yang menabung atau yang mendapat pembiayaan.
4. Sasaran pembiayaan adalah pengusaha kecil dan sector informal serta masyarakat yang kesulitan keuangan yang dibiayai bank melalui dana berasal dari Infaq dan Sadaqah.
5. Pengawasan operasional terhadap PT.BPR Syari’ah bertujuan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat dan kompetitif sehingga dapat berfungsi sebagai sarana pelaksana kebijaksanaan ekonomi dan monitor yang efektif.
(3)
B. Saran
1. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dalam operasionalnya tetap berorientasi pada kegiatan perbankan syari’ah yang menawarkan produk pada jasanya kepada masyarakat dan melalui penyaluran kredit / pembiayaan diharapkan bank dapat meningkatkan kualitasnya dalam mencapai tujuan perbankan yang sehat dan berlandaskan syari’ah.
2. Semakin ketatnya persaingan didunia perbankan dewasa ini, diharapkan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mampu meningkatkan kualitasnya dengan tetap memperkenalkan efisiensi dan efektifitas kinerja BPR Syari’ah sebagai lembaga keuangan yang berlandaskan syari’ah.
3. Penilaian BPR Syari’ah Gebu Prima Medan hendaknya melakukan penilaian yang lebih ketat lagi kepada calon debitur yang akan melakukan kredit / pembiayaan kepada bank. Sehingga pada akhirnya akan tercapai tujuan perbankan yang sehat.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
.
Arifin, Zainul, 1999. Memahami Bank Syari’ah – Lingkup Peluang,Tantangan dan Prospek, Cetakan Pertama, AlvaBet, Jakarta.
Fabozzi, Frank J., Modigliani, Franco., Ferri, Michael G.,1999. Pasar dan Lembaga Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Suyatno, Thomas., T Marala, Djuhaepah., Abdullah, Azhar., Aponno, Johan Thomas., Ananda, Tinon Yunianti., Chalik, 1999. Kelembagaan Perbankan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Triandaru, Sigit., Budisantoso, Totok, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta
(5)
(6)