Pengawasan Intern Kas Pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank merupakan lembaga yang bergerak di bidang keuangan, yang kegiatannya menyangkut tentang kas. Pengawasan intern untuk kas penting sekali karena mengingat banyak terjadi unsur-unsur yang disalahgunakan atas kas, sehingga penyelewengan sering terjadi. Pengawasan intern yang dimaksud adalah pengawasan intern atas penerimaan uang dari berbagai sumber penerimaan dan pengawasan pembayaran untuk berbagai macam pengeluaran.

Kas merupakan suatu aktiva yang sangat penting khususnya di dalam suatu bank. Kegagalan yang dialami sebuah bank disebabkan adanya kekurangan kas, biasanya disebabkan oleh adanya pengeluaran kas bank untuk kepentingan pribadi. Hal ini yang menyebabkan pengawasan intern penting sekali dalam suatu bank. Setiap perusahaan yang berbentuk lembaga keuangan selalu berusaha menerapkan struktur pengawasan kas agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan apabila terjadi penyimpangan dapat diambil tindakan yang diperlukan. Efisien, efektivitas, dan produktivitas usahapun dapat ditingkatkan dengan penerapan sistem pengawasan yang baik. Semakin baik sistem pengawasan pada suatu bank maka semakin sedikit pula kemungkinan terjadinya penyimpangan dan pemborosan yang dapat merugikan bank.


(2)

Bank merupakan suatu struktur pengawasan intern, untuk itu perlu adanya organisasi administrasi yang baik dan mencakup di dalamnya struktur pengawasan intern yang lengkap, sehat, efektif, sehingga dapat memberikan keuntungan sebagai berikut :

1. setiap karyawan dapat menjalankan tugasnya berdasarkan tanggungjawab yang telah dilimpahkan,

2. mengurangi kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak disengaja untuk mencegah kesempatan mengadakan manipulasi pencurian dan terjadinya kegiatan yang tidak berhubungan dengan kepentingan perusahaan,

3. menjamin ketelitian mengenai pencatatan dan pelaksanaan transaksi serta dapat dipercayainya informasi untuk mengambil keputusan,

4. pimpinan dapat mengetahui dengan jelas tentang yang terjadi dalam bank yang bersangkutan.

Hal-hal yang merugikan perusahaan khususnya terhadap kas dapat dielakkan atau sekurang-kurangnya dapat dibatasi seminimal mungkin dengan cara pengawasan intern sehingga kehidupan perbankan dapat dijamin. Keamanan dan pengawasan yang ketat menjadi sangat mutlak bagi setiap bank. Strategi dan taktik dalam mengamankan dan mengawasi kegiatan baik ditujukan kepada administrasi dan akuntansi yang baik dan benar.

PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan yang berasaskan Syari’ah. Perusahaan ini menawarkan jasa penyimpanan dalam bentuk tabungan dan deposito dengan sistem bagi hasil. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan sangat memerlukan suatu


(3)

pengawasan, terutama pengawasan intern kas yang pengolahannya sulit dikendalikan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan perusahaan, agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian dan permasalahan-permasalahan lainnya. Alasan-alasan tersebut di atas lah yang membuat peneliti tertarik untuk berusaha mendalami lebih lanjut aktivitas perusahaan dalam menerapkan pengawasan intern kas melalui penulisan Tugas Akhir dengan judul “Pengawasan Intern Kas Pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan”.

B. Rumusan Masalah

Pengawasan intern kas sering kali diabaikan oleh sebahagian perusahaan untuk mendukung operasi perusahaan. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh perusahaan sudah efektif.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah sebagai berikut:

a. untuk mengetahui apakah sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan sudah efektif,

b. untuk mengetahui apakah prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas tersebut sudah dilaksanakan oleh PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan,


(4)

c. untuk menambah dan memperluas wawasan peneliti mengenai sistem pengawasan intern kas yang digunakan perusahaan dengan yang dipelajari selama perkuliahan,

d. untuk melengkapi persyaratan guna menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Manfaat penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah sebagai berikut :

a. bagi peneliti, sebagai bahan masukan jika sewaktu-waktu peneliti dimintakan pendapatnya dan dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan pengawasan intern kas.

b. bagi perusahaan, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem pengawasan intern kas di masa yang akan datang,

c. bagi peneliti sejenis, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejenis berikutnya.


(5)

D. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.

1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang peneliti lakukan pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dapat dilihat di bawah ini.

N

o. Keterangan

Maret April Mei

I II II I

I

V V I I I

II I

I

V V I I I

II I

I V V

1 Pengajuan surat keterangan SKS bersih 2 Mencari/penent uan tempat riset 3 Pengajuan judul Tugas Akhir 4 Pengajuan surat izin riset

dari fakultas 5 Pengajuan surat permohonan dosen pembimbing 6 Riset/penelitian pada perusahaan


(6)

7

Studi

Pustaka/penyus unan Tugas

Akhir 8 Pengetikan

Tugas Akhir 9 Bimbingan

Tugas Akhir

10

Penyelesaian Lap. Tugas

Akhir

2. Laporan Penelitian

Laporan penelitian terdiri dari empat bab, yaitu bab pendahuluan, profil perusahaan, topik penelitian dan penutup. Pada pendahuluan peneliti menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian yang terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian. Pada profil perusahaan peneliti menguraikan sejarah ringkas, struktur organisasi dan personalia, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan yang terdapat di dalam perusahaan. Pada topik penelitian peneliti akan menguraikan sumber penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas, penerapan pengawasan intern kas, dan tujuan pengawasan intern kas berdasarkan kenyataan yang ada pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan, dan membahas atau menyesuaikannya dengan kaedah teori yang diperoleh selama kuliah. Pada penutup peneliti


(7)

akan memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan peneliti akan mencoba memberikan beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan terhadap pengawasan intern kas pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan di masa yang akan datang.


(8)

(9)

(10)

(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Tiada senandung kata yang terindah di qalbu selain ungkapan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, yang dengan taufik dan hidayah-Nya serta beriring salam atas junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul ”Pengawasan Intern Kas Pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan”.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak kekurangan-kekurangan, baik ditinjau dari segi materi maupun segi tata bahasa. Meskipun demikian, besar harapan peneliti mudah-mudahan penyusunan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi akademis / peneliti lain, perusahaan maupun pihak-pihak yang membutuhkan. Proses penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(12)

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan kepada peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak H.Syafril Effendy, SE selaku Pimpinan PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan beserta seluruh staf / karyawan atas kesediaannya memberikan data dan keterangan serta informasi yang diperlukan sehingga tugas akhir dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Demikianlah kata pengantar ini peneliti sampaikan, lebih dan kurangnya peneliti mohon maaf.

Medan, 03 Juni 2009

NIM.062102016


(13)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iii BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Sistematika Penelitian

1. Jadwal Penelitian ... 5

2. Laporan Penelitian ... 5

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas ... 7


(14)

D. Kinerja Usaha Terkini ... 17

E. Rencana Kegiatan ... 18

BAB III : TOPIK PENELITIAN A. Sumber Penerimaan Dan Pengeluaran Kas ... 21

B. Prosedur Penerimaan Kas ... 21

C. Prosedur Pengeluaran Kas ... 25

D. Penerapan Pengawasan Intern Kas ... 30

E. Tujuan Dari Pengawasan Intern Kas ... 36

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI

A. Sejarah Ringkas

Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari’ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum ingin berhubungan dengan sistem bunga pada bank konvensional, dengan berdirinya bank dalam prinsip Syari’ah diharapkan akan lebih membuka peluang untuk melayani umat islam yang merupakan bagian terbesar di Indonesia. Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi khususnya perbankan sangat mendukung bagi beroperasinya bank tanpa bunga di Indonesia yaitu pada tanggal 1 Juni 1983 tentang kebebasan bagi bank untuk menetapkan sendiri kebijakan tingkat suku bunga sampai 0% pada tanggal 27 Oktober 1988 yang terbuka bagi bank swasta baru. Hal ini lebih ditekankan lagi pada BPR Syari’ah dengan sistem bagi hasil.

Prinsip bagi hasil menurut pasal 1320 KUHP Perdata disebutkan bahwa prinsip muamalat berdasarkan syari’ah dalam melakukan kegiatan usaha bank. Hal ini disebabkan karena dalam sistem ekonomi islam ada suatu larangan tentang riba maka dengan sendirinya masyarakat akan mencari alternatif lain sebagai tempat untuk menabung atau pembiayaan dan sistem tersebut hanya terdapat pada


(16)

bank yang melaksanakan sistem bagi hasil atau bank islam, dan akhirnya para pendiri yang saat ini adalah pemegang saham atau komisaris PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan berusaha untuk mendirikan bank dengan tujuan sesuai dengan ketetapan pemerintah No.7 tahun 1992 pasal 1 butir 12 yaitu tentang bagi hasil, serta peluang tersebut lebih mendapat pijakan hukum yang pasti dengan keluarnya peraturan pemerintah No.72 tahun 1992 tentang Bank Prinsip Bagi Hasil

Pada tanggal 23 Juni 1994 izin Prinsip PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dengan No.S855/MK.7/1994 dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Tahap selanjutnya untuk melengkapi izin usaha atau operasi dimana harus dilengkapinya anggaran dasar yang telah disetujui Menteri Kehakiman berdasarkan Akte No.39 tanggal 12 Desember 1994 dengan notaris Ny. Chairani Bustami. Daftar perseroan, susunan Dewan Komisaris dan Direksi, susunan organisasi, sistem prosedur kerja organisasi serta bukti pelunasan modal disetor.

Pihak pendiri mempersiapkan calon-calon karyawan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan selama 3 bulan dengan materi yang diajarkan mengenai prosedur dan praktek perbankan Syari’ah di Forum Kajian Ekonomi Perbankan Islam IAIN Sumatera Utara dan Training serta magang pada BPRS yang telah beroperasi di wilayah Deli Serdang. Izin operasi dari PT. T. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan akhirnya diterbitkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.030/KM.17/1996 tertanggal 11 Maret 1996 yang diresmikan oleh Bapak Prof.Drs.Harun Zein salah seorang pengurus Gebu Prima, yang pada saat itu berkantor di Jl. Garuda Raya No.06 Perumnas Mandala Medan dan sekarang berpindah ke Jl.Utama No.2 Medan.


(17)

B. Struktur Organisasi Dan Personalia

Struktur organisasi yang ada pada perusahaan merupakan dasar penyusunan prosedur kegiatan. Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) seluruh organisasi. Struktur organisasi akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan kegiatan serta tujuan perusahaan.

Unsur dari struktur organisasi yang baik salah satunya adalah adanya pola interaksi dan hubungan kerja sama antara orang-orang pada tiap bagian dari suatu organisasi perusahaan, yaitu mengenai hubungan pembagian tugas-tugas dan fungsi dari pekerjaan yang akan dilakukan serta wewenang dan tanggungjawab yang baik secara vertikal maupun horizontal.

Struktur organisasi pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah berbentuk garis dan staff dimana adanya seorang Direktur Utama serta disetiap bagian adanya kepala bagian atau staff dan sistem koordinasi adalah sistem horizontal dan vertikal, untuk lebih jelasnya gambar struktur organisasi PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dapat dilihat pada lampiran I.


(18)

C. Job Description

PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mempunyai beberapa job description yang penjelasannya dapat dilihat di bawah ini.

1. Dewan Komisaris

Dewan komisaris terdiri dari dua bagian, yaitu komisaris utama dan anggota komisaris.

a. Komisaris Utama

Tugas-tugas komisaris utama adalah:

1) mewakili pemilik atau para pemegang saham untuk melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan direksi dan pelaksanaan tugas direksi,

2) membuat persetujuan atas rencana setiap kerja dan anggaran yang telah disusun oleh direksi,

3) melaksanakan rapat rutin secara bulanan dengan direksi untuk membahas hasil usaha serta menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham.

b. Anggota Komisaris

Tugas-tugas anggota komisaris adalah:

1) melaksanaan pemeriksaan rutin bulanan atas laporan direksi menyangkut tabungan dan deposito,

2) melaksanakan atau membuat analisa perkembangan sumber dana dan posisi pinjaman yang telah diberikan,


(19)

3) melaksanakan pemeriksaan surat-surat berharga serta bilyet deposito yang dijamin oleh bank, dan deposito yang jatuh tempo. 2. Dewan Syari’ah

Tugas-tugas dewan syari’ah adalah:

a. melakukan pengawasan terhadap produk perbankan dalam rangka menghimpun dan menyebarkan dari dan untuk masyarakat agar berjalan sesuai dengan ketentuan islam,

b. sebagai perantara atau penghubung antara dewan komisaris dengan direksi,

c. mengadakan usulan perbaikan seandainya suatu produk telah atau sedang dijalankan bertentangan dengan syarat,

d. memeriksa buku laporan tahunan dan memberikan pernyataan tentang kesesuaian syari’ah dari semua produk dan operasi selama 1 tahun berjalan.

3. Direktur Utama

Tugas-tugas direktur utama adalah:

a. memberikan persetujuan tentang kenaikan pangkat atau gaji pegawai, b. sebagai penanggungjawab PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

secara keseluruhan dalam top manajemen,

c. melakukan perencanaan dalam bidang marketing dan operasional, d. memberikan keputusan pembiayaan kepada calon debitur setelah

dilaksanakan analisis dan evaluasi oleh bagian Kabid marketing dan account officer.


(20)

4. Direktur Operasional

Tugas-tugas direktur operasional adalah:

a. bertanggungjawab sepenuhnya pada operasi bank,

b. membantu direktur utama dalam pelaksanaan kerja bidang operasi, c. memeriksa dan menyetujui laporan anggaran neraca harian dan laba

rugi dari bagian accounting,

d. menyetujui tiket pembukaan dan menandatangani bilyet deposito mudharabah.

5. Internal Audit

Tugas-tugas internal audit adalah:

a. melakukan pemeriksaan kegiatan di bidang akuntansi, data keuangan, prosedur serta kebijaksanaan direksi,

b. melakukan pemeriksaan terhadap unsur-unsur neraca dan laba rugi operasional,

c. memeriksa kegiatan teller dalam pelaksanaan yang dilakukan service assistant dan memeriksa persediaan buku cheque dan materai,

d. melakukan pemeriksaan pada bagian administrasi dan pembiayaan, e. memberikan laporan pemeriksaan secara berkala sekali sebulan serta

memberikan kesimpulan dan saran yang akan dibahas untuk ditindak lanjuti.

6. Kepala Bidang Operasional


(21)

a. memberikan konfirmasi atas kekurangan setoran nasabah debitur ke bagian marketing,

b. memeriksa keabsahan semua data dan nasabah, melaksanakan checker terhadap semua aplikasi pembukuan rekening tabungan, deposito dan simpanan amanah,

c. memeriksa dan memelihara rekening-rekening antar bank. 7. Kepala Bidang Marketing

Tugas-tugas kepala bidang marketing adalah:

a. melaksanakan monitoring sistem kredit pembiayaan yang telah disetujui melalui bagian administrasi kredit,

b. mengkoordinir tugas-tugas di bagian sub bidang pemasaran,

c. memeriksa hasil evaluasi analisa kredit pembiayaan yang dibuat oleh account officer,

d. memeriksa kelengkapan data-data calon debitur dan melaksanakan peninjauan usaha calon debitur.

8. Bagian Umum dan Personalia

Tugas-tugas bagian umum dan personalia adalah:

a. melaksanakan pencatatan aktiva tetap dan inventaris serta menentukan penyusutan berdasarkan nilai ekonomis,

b. melaksanakan pembelian, pemeliharaan dan pengawasan terhadap semua barang aktiva tetap dan inventaris kantor serta biaya-biaya kantor,


(22)

c. melaksanakan pendistribusian aktiva tetap tersebut ke masing-masing bagian,

d. melaksanakan pembayaran kewajiban pajak. 9. Bagian Account Officer

Tugas-tugas bagian account officer adalah:

a. melaksanakan pencatatan pembukuan secara lengkap dan posting ke buku besar pada hari yang sama,

b. melaksanakan sortir semua ticket pembukuan sehingga dipastikan keabsahan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku,

c. melakukan penyesuaian antar bagian,

d. melaksanakan pembuatan rencana harian dan bulanan. 10. Hukum Dan Investasi

Tugas-tugas bagian hukum dan investasi adalah:

a. memeriksa berkas surat izin berbadan hukum dan akte pendirian usaha lainnya,

b. melaksanakan penilaian jaminan sesuai dengan instruksi account officer,

c. memberikan bantuan informasi kepada nasabah bila terjadi aspek hukum perbankan serta pemecahannya bila timbul sengketa.

11. Bidang Administrasi Pembiayaan

Tugas-tugas bidang administrasi pembiayaan adalah:

a. melakukan kredit review perkiraan bank dan melakukan pengecekan bank,


(23)

b. membuat perhitungan profit bagi hasil setiap akhir tahun dan posisi pinjaman,

c. melaporkan hasil kredit review ke bagian Kabid Marketing yang diteruskan ke direksi untuk diklarifikasi serta melaporkan keterlambatan,

d. melaksanakan kredit review ke perkiraan “Bank Checking” untuk melihat colektibilitas.

12. Bagian Cash and Teller

Tugas-tugas bagian cash and teller adalah:

a. menerima dan membayar uang setoran tunai kepada nasabah dan pihak lainnya,

b. menghitung kembali saldo teller di dalam box sesuai dengan jumlah limit yang diberikan,

c. membuat jurnal ticket setoran atau meminta cek kepada direksi untuk penarikan di bank lain atau penambahan saldo kas bank,

d. mempersiapkan uang pengaman terdiri dari uang kertas baru dengan nomor urut seri yang lengkap.

13. Jasa Nasabah

Tugas-tugas bagian jasa nasabah adalah:

a. melaksanakan pembuatan buku tabungan, bilyet deposito, simpanan dan kartu individual tabungan,

b. melaksanakan perhitungan profit bagi hasil untuk setiap bulan pada tabungan deposito.


(24)

14. Bagian Service Assistant

Tugas-tugas bagian service assistant adalah:

a. melakukan pemberian informasi kepada nasabah baru tentang berbagai produk di PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan,

b. melaksanakan pelayanan pembukuan rekening tabungan, deposito dan simpanan amanah.

15. Bagian Accounting

Tugas-tugas bagian accounting adalah:

a. melaksanakan koreksi bila dalam pembukuan ditemukan kesalahan yang bersumber dari bagian tertentu dengan menyerahkan kembali untuk diperbaiki oleh pihak yang bersangkutan

b. membuat rencana harian, neraca bulanan, ticket, dan administrasi profit dalam perusahaan,


(25)

D. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja usaha terkini pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dapat dilihat melalui pencapaian rencana kerja tahun 2008.

Perkiraan Rencana Realisasi Pencapaian

Pembiayaan yang diberikan Rp 9.904.242,- Rp 9.573.422,- 96,66% Tabungan Rp 6.771.843,- Rp 7.994.836,- 118,06% Deposito Rp 5.491.700,- Rp 4.320.700,- 78,68% Modal setor Rp 3.010.750,- Rp 3.010.750,- 100,00% Laba Rp 126.104,- Rp 336.731,- 267,03% Asset Rp 14.673710,- Rp 15.009.150,- 102,29%

Perbandingan realisasi / pencapaian operasional tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007.

Realisasi Tahun 2007 Tahun 2008 Pencapaian Pembiayaan yang diberikan Rp 8.411.940,- Rp 9.573.422,- 113,81% Tabungan Rp 6.075.293,- Rp 7.994.836,- 131,60% Deposito Rp 4.591.700,- Rp 4.320.700,- 94,10% Modal setor Rp 1.089.750,- Rp 3.010.750,- 276,28% Laba (Rp 945.892,-) Rp 336.731,- 35,60% Asset Rp 12.968.386,- Rp 15.009.150,-s 115,74%

Berdasarkan data-data tersebut dan kondisi ekonomi yang terjadi akhir-akhir ini, maka dalam Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2009 ini perusahaan menetapkan asumsi peningkatan usaha dibandingkan tahun 2008.


(26)

Pos Perkiraan Tahun 2008 Tahun 2009 Pencapaian Pembiayaan yang diberikan Rp 9.573.422,- Rp 10.390.435,- 108,53% Tabungan Rp 7.994.836,- Rp 8.691.387,- 108,71% Deposito Rp 4.320.700,- Rp 5.220.700,- 120,83% Modal setor Rp 3.010.750,- Rp 3.010.750,- 100,00% Laba Rp 336.731,- Rp 391.187,- 116,17% Asset Rp 15.009.150,- Rp 16.901.382,- 112,61%

E. Rencana Kegiatan

PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mempunyai beberapa rencana kegiatan pada tahun 2009 yang terbagi ke dalam tiga bagian perencanaan.

1. Rencana Pertumbuhan Asset

Pertumbuhan asset direncanakan hingga akhir tahun 2009 mencapai 12.05% dengan rata-rata setiap bulannya 1,40%.

2. Rencana Penghimpunan Tabungan Dan Deposito

Sasaran penghimpunan dana pada tahun kerja 2009 tetap diarahkan pada masyarakat / pengusaha muslim, perorangan, badan usaha maupun yayasan. Rencana penghimpunan dana pada tahun 2009 dalam bentuk tabungan dan deposito ditargetkan peningkatan 12,96% dibandingkan tahun 2008.

Strategi operasional di dalam menghimpun dana dilakukan dengan:

a. meningkatkan kemampuan petugas / karyawan BPRS Gebu Prima dan menargetkan setiap karyawan untuk menjaring penabung setiap bulan,


(27)

b. dewan komisaris, dewan syari’ah serta para pemegang saham diharapkan dapat mengarahkan baik keluarga dekat, koneksi maupun rekannya untuk menabung sebagai nasabah tabungan dan deposan perusahaan,

c. Mengadakan pendekatan-pendekatan kepada sekolah-sekolah, yayasan-yayasan pendidikan serta BUMN.

3. Rencana Penyaluran Pembiayaan Dan Penempatan Sementara pada Antar Bank

a. Rencana Penyaluran Pembiayaan

Rencana penyaluran dana melalui pembiayaan, diproyeksikan sebesar Rp 10.390.435,- lebih tinggi 08,53% dari realisasi tahun 2008 yaitu Rp 9.573.422,-. Berdasarkan hasil yang dicapai dalam tahun 2008 dari beberapa produk-produk pembiayaan syari’ah yang disalurkan masih akan didominasi melalui produk-produk murabahah. Produk pembiayaan lainnya seperti mudharabah, bai salam, dan musyarakah hingga akhir tahun anggaran ini tidak ditargetkan sama sekali dalam penyaluran dana, mengingat belum adanya permintaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Komposisi yang ditargetkan dalam penyaluran dana melalui produk pembiayaan murabahah ditargetkan rata-rata sebesar 100% di dalam tahun 2009. Penetapan target ini didasari realisasi di tahun 2008 dimana jenis pembiayaan murabahah lebih tepat untuk diterapkan pada saat ini, karena sesuai dengan permintaan pasar, kondisi pasar serta kesiapan masyarakat terhadap


(28)

sistem yang diterapkan oleh Bank Syari’ah serta manajemen bank, sehingga prinsip kehati-hatian dalam pemberian pembiayaan yang merupakan penekanan terhadap resiko yang akan dihadapi bank dapat ditekan seminimal mungkin.

b. Penempatan Antar Bank Aktiva

Perkiraan-perkiraan yang ada pada penempatan antar bank aktiva adalah terdiri dari modal bank, dana masyarakat, rupa-rupa aktiva, inventaris, rupa-rupa aktiva, cadangan aktiva produktif, akumulasi penyusutan, cadangan, laba / rugi tahun lalu dan tahun berjalan. Jumlah perkiraan ini berfluktuasi sesuai dengan adanya mutasi pada perkiraan-perkiraan lainnya yang akhirnya ditampung di antar bank aktiva apabila tidak dipergunakan. Perusahaan hanya menempatkan dana pada kas sebesar 1% s/d 2% dari total dana masyarakat yang dihimpun untuk menjaga likwiditas hariannya, sedangkan selebihnya ditempatkan pada antar bank aktiva. Di tahun 2009 perusahaan merencanakan bekerja sama dengan PERMATA BANK untuk program Elektronic Data Capture (EDC).


(29)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Sumber Penerimaan Dan Pengeluaran Kas 1. Sumber penerimaan dari cash box’s teller

a. saldo awal teller,

b. pengambilan kas dari khasanah (bank), c. transaksi setoran tunai,

d. penerimaan teller lain.

2. Sumber pengeluaran kas dari cash box’s teller a. transaksi penarikan tunai,

b. penyetoran kas ke khasanah, c. pemberian kredit,

d. pembayaran berkaitan dengan pengeluaran dari bagian umum.

B. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas merupakan peranan yang sangat penting di setiap perusahaan, karena kas merupakan satu pelancar jalannya kegiatan perusahaan. Penerimaan kas dalam perusahaan biasanya barasal dari penjualan tunai dan pelunasan.


(30)

21

Cash box’s di sini terdiri dari uang kas yang berada dikasir atau teller dimana kebutuhan akan besarnya uang kas akan diestimasikan untuk besok. Sumber-sumber penerimaan cash box’s berkaitan erat dengan rekening nasabah antara lain dari jenis setoran untuk tabungan, deposito dan pembayaran pinjaman kredit (pembiayaan). Jenis tabungan yang ada di BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah tabungan gema, tholib, wahyu, jabal rahmah, simpanan zakiyah dan deposito prima, dan jenis depositonya 1,3,6 dan 12 bulan.

Kredit yang ada di BPR Syari’ah Gebu Prima disebut dengan pembiayaan yang berdasarkan kepada prinsip syari’ah yaitu menyediakan uang atau tagihan berdasarkan kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut, setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Jenis kredit yang ada di PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah pembiayaan Murabahah (jual beli).

Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja, hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal control.

Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah :

1. prosedur penerimaan kas atas tabungan, 2. prosedur penerimaan kas atas deposito, 3. prosedur penerimaan kas atas giro,


(31)

1. Prosedur Penerimaan Kas Atas Setoran Tabungan Prosedur penerimaan kas atas setoran tabungan yaitu:

a. nasabah mengisi slip setoran tabungan yang kemudian diserahkan ke teller bersama-sama buku tabungan dan uang setorannya,

b. kasir atau teller meneliti kebenaran pengisian slip setoran, meneliti atau menghitung uang setoran, mencatat pada register kas masuk buku tabungannya dan rekening prima notanya,

c. buku tabungan yang dicontersign oleh kasir diserahkan ke penabung, dan slipnya diserahkan ke bagian accounting untuk melakukan pembukuan.

2. Prosedur Penerimaan Kas atas Deposito Prosedur penerimaan kas atas deposito yaitu:

a. nasabah mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan deposito berjangka, membubuhkan tanda tangan pada kartu speciment, dan menyerahkan fotokopi dan asli identitas dirinya kepada petugas bagian dana,

b. petugas bagian dana melakukan penelitian apakah cara pengisian sudah benar dan tandatangan sesuai dengan tandatangan yang tercantum pada identitas diri yang diserahkan,

c. petugas bagian dana meregister pada buku register deposito, memberi nomor rekening berdasarkan aplikasi tersebut dan menandatangani aplikasi beserta kartu pengawasan deposito,


(32)

d. lembar ke-1 dan ke-2 aplikasi pembukuan deposito diserahkan kepada nasabah beserta asli identitas dirinya untuk penyelesaian penyerahannya ke kasir atau teller,

e. teller menerima setoran, mencatat pada buku kas kontrol masuk, manandatangani aplikasi pembukuan deposito,

f. aplikasi lembar ke-1 disimpan oleh kasir sebagai slip setoran untuk diteruskan ke bagian accounting untuk melakukan pembukuan dan aplikasi lembar ke-2 diserahkan kembali,

g. petugas bagian dana menerbitkan bilyet deposito yang dicatat pada buku register berdasarkan aplikasi lembar ke-2 yang diterima oleh nasabah, kemudian semua berkas beserta buku registernya diserahkan kepada pejabat yang berwenang untuk ditandatangani,

h. bilyet deposito berjangka yang asli diserahkan oleh pejabat yang berwenang, dan berkas-berkas lainnya diarsipkan pada dokumen deposito nasabah yang bersangkutan.

3. Prosedur Penerimaan Kas Atas Giro Prosedur penerimaan kas atas giro yaitu:

a. nasabah mengisi slip setoran yang tersedia dan melengkapi data pada slip setoran,

b. teller menghitung, memeriksa fisik uang dan memposting sesuai data pada slip setoran,


(33)

d. supervisor memeriksa data dan mengefektifkan dananya,

e. auditor kembali memeriksa datanya serta meminta pengoreksian data jika terjadi salah posting atau data yang kurang lengkap (data control).

4. Prosedur Penerimaan Kas Atas Pembayaran Pembiayaan / Kredit Prosedur penerimaan kas atas pembayaran pembiayaan / kredit yaitu:

a. debitur mengisi slip setoran (rangkap 2) dan diserahkan kepada teller, b. teller meneliti kebenaran pengisian slip, menghitung uang setoran,

mencatat pada kartu prima nota pinjaman debitur, mencatat pada register kas masuk dan mengcountersignnya,

c. slip setoran lembar ke-2 diserahkan kepada debitur dan slip setoran lembar ke-1 diserahkan ke bagian accounting untuk melakukan pembukuan.

C. PROSEDUR PENGELUARAN KAS

Pengeluaran kas pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan juga mempunyai beberapa prosedur yang uraiannya dapat dilihat di bawah ini.

1. Prosedur Pengeluaran Kas Atas Tabungan Prosedur pengeluaran kas atas tabungan yaitu :

a. nasabah mengisi dan menandatangani slip pengambilan tabungan yang telah disediakan oleh bank,


(34)

kasir meneliti kebenaran pengisian, mencocokkan kebenaran tandatangan yang ada pada slip pengambilan dengan contoh tandatangan yang tertera pada buku tabungannya,

c. kasir mengambil kartu prima untuk mengecek saldo serta mencocokkan dengan saldo yang ada pada buku tabungan nasabah, d. persetujuan / pengesahan harus dimintakan terlebih dahulu apabila

pengambilan di atas wewenang kasir,

e. kasir menyiapkan sejumlah uang, mencatat pada buku tabungan dan pada data yang ada di program yang telah tertera di komputer,

f. penabung dimintakan untuk mencantumkan tandatangan di depan dan di belakang kertas penarikan sebelum uangnya diserahkan,

g. uang atau buku tabungan diserahkan kepada penabung dan slip pembayarannya diserahkan ke bagian accounting untuk melakukan pembukuan.

2. Prosedur Pengeluaran Kas Atas Deposito Prosedur pengeluaran kas atas deposito yaitu:

a. nasabah menyerahkan asli bilyet deposito yang akan dicairkan kemudian setelah itu diserahkan ke service assistant,

b. service assistant membuat slip penarikan deposito,

c. pihak nasabah memberikan tanda tangan yaitu pada bagian depan deposito serta di cross dan ditandatangani oleh pihak deposan,

d. setelah mendapat pengesahan pada pejabat yang berwenang, asli bilyet deposito diserahkan kepada deposan untuk dicairkan ke kasir,


(35)

e. kasir menerima bilyet deposito dan meneliti apakah sudah ada persetujuan dari pejabat yang berwenang,

f. kasir meminta kepada pihak deposan untuk membubuhkan tanda tangan pada bilyet deposito,

g. kasir menyiapkan uang yang akan dibayarkan kepada deposan, sekaligus mencatatnya pada buku kontrol kas keluar kemudian setelah itu membayarkannya kepada deposan,

h. slip pembayaran / asli bilyet deposito oleh kasir diserahkan kepada bagian accounting untuk melakukan pembukuan.

3. Prosedur Pengeluaran Kas Atas Giro Prosedur pengeluaran kas atas giro yaitu:

a. pemegang warkat cek / bilyet giro mengisi data pada warkat sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

b. teller memverifikasi (memeriksa kecocokan antara slip penarikan dan bukti pendukung),

c. teller memposting sesuai data jika cocok dan kemudian memvalidasi, menghitung uang, denominasi pecahan yang diberikan dan menyerahkan uang kepada nasabah,

d. supervisor mengawasi penarikan diatas limit teller yang sudah ditentukan,


(36)

4. Prosedur Pengeluaran Kas atas Pemberian Pembiayaan / Kredit

Pada prosedur ini terdapat empat tahap untuk melakukan pengeluaran kas atas pemberian pembiayaan / kredit yang tahap-tahap tersebut akan dijelaskan di bawah ini.

a. Permohonan Kredit

Debitur melakukan permohonan fasilitas kredit kepada account officer, selanjutnya permohonan ini diagendakan, dilakukan wawancara singkat dan pihak bank akan memberitahukan persyaratan-persyaratan, bila calon debitur setuju dengan persyaratan tersebut maka dimintakan untuk melengkapi, selanjutnya akan membuat memo penilaian untuk komite kredit. Permohonan kredit yang ada di bank ini mencakup permohonan kredit baru, permohonan penunjangan kredit, permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang sedang berjalan, dan perubahan jadwal angsuran.

b. Tahap Analisis

Bagian yang melakukan analisis adalah bagian administrasi pembiayaan, dimana bagian ini akan melakukan trade bank checking serta financial analisis kepada calon debitur.

c. Tahap Keputusan Persetujuan Atau Penolakan Pembiayaan

Bagian komite pembiayaan / dirut melakukan penilaian terhadap kredit tersebut, dan dianggap layak, diteruskan ke kabid dengan memo untuk di proses, selanjutnya dikembalikan lagi ke Account officer untuk ditindak


(37)

lanjuti, kemudian melakukan kegiatan on the spot dan hasil dari administrasi pembiyaan serta permohonan pembiayaan tadi dirangkumkan dalam kredit file. Bagian Hukum / Investasi akan melakukan penilaian jaminan dan account officer akan membuat laporan hasil kunjungan ini, selanjutnya diadakan wawancara selengkapnya guna penilaian analisa kredit. Permohonan kredit ini akan direview dan meminta kelengkapan yang dianggap perlu kemudian mengambil keputusan-keputusan termaksud jumlah yang disetujui.

d. Tahap Pencatatan Administrasi, Pengawasan, Pembiayaan Dan pengawasan kredit

Pengikatan jaminan secara notarial maupun di bawah tangan dilakukan setelah pembiayaan disetujui, selanjutnya bagian account officer memberikan file pembiayaan dan persetujuan pembiayaan ke bagian administrasi kredit. Pencairan sudah dapat dilakukan, selanjutnya debitur diminta melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan. Pihak bank memeriksa kelengkapan tersebut, beserta pengikatan jaminan setelah itu diterbitkan bukti penerimaan pembiayaan untuk pihak bank dan debitur.

Sumber-sumber pengeluaran cash box’s teller yang di atas semua dilakukan oleh kasir yang melayani para nasabah, selain itu jika ada pengeluaran untuk alat tulis kantor, pembayaran gaji dilakukan semua oleh bagian kasir. Hal ini disebabkan karena tugas kasir di sini meliputi semua transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas baik untuk melayani


(38)

D. Penerapan Pengawasan Intern Kas

Pengawasan intern kas merupakan hal yang sangat penting pada setiap perusahaan, karena berguna untuk meyakinkan pimpinan perusahaan bahwa semua penerimaan benar-benar telah diterima dan semua pengeluaran yang merupakan kewajiban perusahaan telah dibayar.

Menurut Sukrisno Agoes (2004), istilah yang dipakai sebelumnya untuk pengendalian intern adalah sistem pengendalian intern, sistem pengawasan intern dan struktur pengendalian intern. Mulai tahun 2001 istilah resmi yang digunakan IAI adalah pengendalian intern.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001), pengendalian intern (internal control) adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan.

PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan menetapkan suatu sistem pengawasan intern kas dalam perusahaannya guna memperlancar semua kegiatan organisasi serta untuk menghindari berbagai macam tindakan yang tidak wajar atau kecurangan-kecurangan. Hal ini dapat dihindari dengan mengetahui terlebih dahulu unsur-unsur pengawasan intern kas yang diterapkan dalam perusahaan. Unsur-unsur pengawasan intern yang diterapkan perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1. fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi,

2. transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilakukan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi lain,


(39)

3. penerimaan kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang,

4. pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang,

5. pencatatan dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas masuk dan bukti kas keluar yang mendapat otorisasi yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung lainnya,

6. saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan dari pencurian penggunaan yang tidak semestinya,

7. dokumen sumber dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus diketahui oleh kepala bagian setelah transaksi-transaksi pengeluaran kas dilakukan,

8. pengeluaran dilakukan lewat cash box’s teller jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah-jumlah yang kecil,

9. pencocokkan jumlah fisik kas yang ada di tangan diadakan secara periodik, 10.pencurian terhadap kas yang ada ditangan dapat dicegah dengan cara

dilengkapi dengan cash box.

Menurut Mulyadi (2001), unsur-unsur pengendalian intern yaitu :

1. organisasi

a. fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi,

b. transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain,


(40)

a. pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang, b. pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan

dari pejabat yang berwenang,

c. pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap,

3. praktik yang sehat

a. saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya,

b. dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas“ oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan,

c. penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas,

d. semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan,

e. jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system,


(41)

f. secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi,

g. kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian,

h. kasir diasuransikan (fidelity bond insurance),

i. kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan (misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room),

j. semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa.

Setelah melihat sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh PT. BPR Syari’ah Gebu Prima tersebut, maka peneliti dapat mengetahui bahwa perusahaan tersebut menggunakan dana kas kecil tetapi dengan menggunakan istilah cash box’s teller jika terjadi pengeluaran kas yang jumlahnya kecil, dan alat yang digunakan perusahaan untuk mengamankan kas perusahaan adalah cash box. Hal ini dapat diketahui karena perusahaan selalu menetapkan batas atau limit yang telah ditentukan untuk pengisian kasnya.

Kemampuan perusahaan menerapkan sistem pengawasan intern dengan baik dapat diukur melalui Internal Control Questionnaires (ICQ). Beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden dari perusahaan tersebut akan dapat menjawab apakah perusahaan tersebut telah mampu menerapkan sistem pengawasan intern yang efektif dan daftar pertanyaan yang disusun peneliti dapat dilihat pada lampiran II, sehingga setelah melihat jawaban yang diberikan oleh perusahaan


(42)

tersebut dapat diketahui bahwa sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh perusahaan tersebut sudah efektif atau belum.

Pembahasan terhadap daftar Internal Control Questonnaires (ICQ) penerimaan kas pada perusahaan dapat dilihat di bawah ini.

Interval =

( )

8

5 40 5 4 11 55 1 -Xmin -Xmax = = − − = n n

X Y Z

1 0 0

2 0 0

3 1 3

4 7 28

5 3 15

Total nilai 46

X = nilai (score) Keterangan

Y = jumlah jawaban

Z = total nilai

Sangat Tidak Efektif : 11 - 19 Kategori Penilaian


(43)

Cukup Efektif : 29 - 37 Efektif : 38 - 46 Sangat Efektif : 47 – 55

Untuk menunjukkan efektif atau tidak efektifnya pengawasan intern penerimaan kas pada perusahaan ini dapat dinilai dengan menggunakan daftar pertanyaan sebanyak 11 item. Jawaban untuk setiap item berkisar dari 1 sampai dengan 5 dengan pertanyaan dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat sangat setuju. Berdasarkan tabulasi total nilai pengawasan intern penerimaan kas PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mendapat total nilai 46, oleh karenanya sistem pengawasan intern penerimaan kas pada perusahaan menurut kategori penilaiannya efektif.

Pembahasan terhadap daftar Internal Control Questonnaires (ICQ) pengeluaran kas pada perusahaan dapat dilihat dibawah ini.

interval =

( )

11,2 11

5 56 5 4 15 75 1 -n -Xmin -Xmax = = = − − = n

X Y Z

1 0 0

2 0 0

3 4 12 4 5 20 5 6 30 Total nilai 62


(44)

Sangat Tidak Efektif : 15 - 26 Kategori Penilaian

Tidak Efektif : 27 - 38 Cukup Efektif : 39 – 50 Efektif : 51 - 62 Sangat Efektif : 63 – 75

Untuk menunjukkan efektif atau tidak efektifnya pengawasan intern pengeluaran kas pada perusahaan ini juga dapat dinilai dengan menggunakan daftar pertanyaan sebanyak 15 item. Jawaban untuk setiap item berkisar dari 1 sampai dengan 5 dengan pertanyaan dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat sangat setuju. Berdasarkan tabulasi total nilai pengawasan intern pengeluaran kas PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mendapat total nilai 62, oleh karenanya sistem pengawasan intern pengeluaran kas pada perusahaan menurut kategori penilaiannya efektif.


(45)

E. Tujuan Dari Pengawasan Intern

Pengeluaran kas harus dikelola dengan baik agar dapat dihindari terjadinya penggunaan dana secara tidak wajar, penyelewengan atau kecurangan terhadap kas yang dapat merugikan perusahaan. Harta ini terkadang sebagai sasaran penyelewengan baik disengaja maupun tidak disengaja karena karakteristik yang melekat, bentuknya yang kecil, kemudahannya untuk ditransfer dengan cepat sulit diidentifikasi oleh pemiliknya. Hal ini dapat dihindari apabila perusahaan menerapkan pengawasan intern kas yang bertujuan untuk mengamankan harta perusahaan.

Menurut Mulyadi (2002), tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan, yaitu :

1. keandalan informasi keuangan,

2. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, 3. efektivitas dan efisiensi operasi.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001), tujuan pengendalian intern adalah untuk :

1. mengamankan aktiva perusahaan,

2. mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi,

3. mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.

Sistem pengawasan intern kas yang ada dalam perusahaan / perbankan belum tentu dapat menjamin seratus persen tidak terjadinya penyelewengan-penyelewengan dan kesalahan-kesalahan meskipun sistem pengawasan intern kas


(46)

dianggap telah dilakukan dengan baik. Penyelewengan dan kesalahan terhadap kas kemungkinan tetap ada, sebab pengawasan intern mempunyai keterbatasan-keterbatasan.

Menurut Mulyadi (2002), keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern adalah :

1. kesalahan dalam pertimbangan, 2. gangguan,

3. kolusi,

4. pengabaian oleh manajemen, 5. biaya lawan manfaat.


(47)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan uraian-uraian pada bab sebelumnya yang membahas tentang pengawasan intern kas pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima adalah sebagai berikut:

1. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan sudah mampu menerapkan sistem pengawasan intern penerimaan kas dan pengeluaran kas yang efektif dalam kegiatan operasinya. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pengawasan intern kas yang diterapkan oleh perusahaan sudah efektif,

2. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan dalam melakukan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan jasa bagian kasa dan akuntansi yang memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing. Langkah-langkah yang dilaksanakan berupa menyiapkan dokumen-dokumen yang akan diisi oleh nasabah, meneliti kebenaran slip setoran maupun slip pengambilan nasabah, memberi paraf pada dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas, serta memeriksa kembali buku kas di dalam perusahaan. Setelah melihat langkah-langkah yang dilaksanakan dan daftar internal control questionnaires yang telah diisi oleh perusahaan


(48)

tersebut, maka dengan ini peneliti menyatakan prosedur penerimaan maupun pengeluaran kas tersebut telah efektif,

3. PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan menggunakan dana kas kecil dalam pengoperasian kasnya dan sistem yang digunakan perusahaan ini adalah Imprest Fund System. Perusahaan ini tidak menggunakan istilah dana kas kecil tetapi menggunakan istilah cash box’s teller.

B. Saran

Saran-saran yang dapat peneliti berikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan pada PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan guna pengembangan perusahaan di masa yang akan datang, antara lain :

1. sistem pengawasan intern kas yang telah diterapkan perusahaan sebaiknya tetap dipertahankan dan bila perlu lebih ditingkatkan mutunya, dengan melihat buku pedoman yang dianggap dapat memberikan penjelasan tentang pengawasan intern kas yang efektif,

2. dalam prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas, bagian kasa dan akuntansi diharapkan dapat lebih baik dan teliti dalam hal menyiapkan dokumen, mengeluarkan kas, mencatat dalam buku kas dan pelaporan buku kas sehingga penerimaan dan pengeluaran kas terhindar dari penyalahgunaan atau penyelewengan yang mungkin saja terjadi dalam perusahaan,

3. dalam pengoperasian kasnya, sebaiknya perusahaan menggunakan istilah dana kas kecil agar pihak luar lebih mudah untuk mengetahui apakah perusahaan


(49)

tersebut menggunakan dana kas kecil dan juga mengetahui sistem dana kas kecil yang digunakan perusahaan. Sistem dana tetap (Imprest Fund System) yang digunakan perusahaan sebaiknya terus dipakai dan dipertahankan, karena dengan adanya sistem ini perusahaan telah menentukan limit kas yang akan digunakan untuk pengoperasian kasnya, sehingga pengeluaran kas lebih mudah diawasi dan terhindar dari penyalahgunaan atau penyelewengan yang mungkin saja terjadi dalam perusahaan.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik, Edisi Ketiga, Jilid satu, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Mulyadi, 2002. Auditing, Edisi Keenam, Cetakan Kesatu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

S.R,Soemarso, 2003. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Stice, Earl K, James D.Stice, dan K.Field Skousen, 2005. Akuntansi Intermediate, Cetakan Pertama, Terjemahan Palupi Wariati, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiono, 2003. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Penerbit CV. Alfa Beta, Bandung.

Widjajanto Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Erlangga. Jakarta.


(51)

(52)

Lampiran II Daftar Internal Control Questionnaires (ICQ)

Penerimaan Kas Nama Responden : Aja Abdurrajak

Bagian : Assist. Umum dan Personalia

Perusahaan : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan.

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai.

PERTANYAAN

STS TS R S SS

Total Nilai Nilai (score)

1 2 3 4 5 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari

fungsi kas.

2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

4. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap

√ √


(53)

“lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

6. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

7. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

8. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

9. Faktur penjualan tunai bernomor urut

tercetak dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh

fungsi penjualan.

10.Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

11.Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh funsi pemeriksa intern. √ √ √ √ √ √ √


(54)

Daftar Internal Control Questionnaires (ICQ) Pengeluaran Kas

PERTANYAAN

STS TS R S SS

Total Nilai Nilai (score)

1 2 3 4 5 1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah

dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

7. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas

√ √ √ √ √ √


(55)

harus dibubuhi cap “lunas“oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.

10.Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.

11.Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12.Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian.

13.Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).

14.Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan

√ √ √ √ √ √ √


(56)

(misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).

15.Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa.

√ √

Total Nilai 62

STS : Sangat Tidak Setuju Keterangan

TS : Tidak Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju


(1)

(2)

Lampiran II Daftar Internal Control Questionnaires (ICQ)

Penerimaan Kas Nama Responden : Aja Abdurrajak

Bagian : Assist. Umum dan Personalia

Perusahaan : PT. BPR Syari’ah Gebu Prima Medan.

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai.

PERTANYAAN

STS TS R S SS

Total Nilai Nilai (score)

1 2 3 4 5 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari

fungsi kas.

2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

4. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap

√ √


(3)

“lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

6. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

7. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

8. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.

9. Faktur penjualan tunai bernomor urut

tercetak dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh

fungsi penjualan.

10.Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

11.Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh funsi pemeriksa intern.

√ √

√ √


(4)

Daftar Internal Control Questionnaires (ICQ) Pengeluaran Kas

PERTANYAAN

STS TS R S SS

Total Nilai Nilai (score)

1 2 3 4 5 1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah

dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.

7. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas

√ √

√ √


(5)

harus dibubuhi cap “lunas“oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.

10.Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.

11.Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12.Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian.

13.Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).

14.Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan

√ √ √ √ √ √ √


(6)

(misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).

15.Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa.

√ √

Total Nilai 62

STS : Sangat Tidak Setuju Keterangan

TS : Tidak Setuju R : Ragu-ragu S : Setuju