PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN METODE RESITASI DAN METODE INKUIRI PADA MATERI STATISTIKA DI SMK T.A 2014/2015.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG
DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD MENGGUNAKAN METODE RESITASI
DAN METODE INKUIRI PADA MATERI
STATISTIKA DI SMK T.A 2014/2015

Oleh :
Intan Kurniati
NIM 4111111010
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2015

iv

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis mengucapkan kehadirat ALLAH SWT
yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah – Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa
Yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan
Metode Resitasi Dan Metode Inkuiri Pada Materi Statistika Di SMK T. A.
2014/2015”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada jurusan Pendidikan Matematika, Program Studi Pendidikan
Matematika S-1.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara
lain:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.

2. Prof. Drs. Motlan , M.Sc, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, Selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika.

v

5. Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M. Pd, selaku Pembimbing Skripsi
peneliti yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan,
bimbingan, dan berbagi ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, sebagai dosen Penasehat Akademik
(PA) yang selalu membantu penulis dan memberikan arahan serta
dukungan terhadap penulis.
7. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Togi, M.Pd dan Bapak Dr. Abil
Mansyur, M.Si, sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Pegawai Jurusan Pendidikan

Matematika.
9. Bapak Drs.Sukardi, sebagai Kepala Sekolah SMK-TI Ar-Rahman yang
telah mengijinkan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah
tersebut.
10. Bapak M. Daliani, S.Pd, M.Si dan Bapak Nurwan, S.Pd sebagai guru
bidang studi matematika di SMK-TI Ar-Rahman yang telah banyak
membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
11. Peserta didik kelas X TKJ 1 dan X TKJ 3 SMK-TI Ar-Rahman atas
kerjasama dan kesediannya dalam membantu penelitian ini.
12. Teristimewa peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua tercinta Ayahanda Buang Hamid dan Ibunda Tumini
sebagai rasa hormat, sayang dan terima kasih peneliti yang tidak terhingga

vi

untuk setiap tetes keringat dan air mata yang telah menetes, untuk kasih
sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar,
doa yang tak pernah berhenti, yang selalu membanggakan tak peduli
berapa kali mengecewakan, dan terima kasih untuk perjuangan dan
pengorbanan yang telah dilakukan untuk penulis selama ini.

13. Untuk kakakku tersayang Desi Purnama Sari, S.Pd untuk dukungan yang
begitu besar, untuk bimbingan, bantuan yang tak terhingga, perhatian juga
sayang yang begitu besar, dan juga terima kasih untuk pelajaran hidup
yang begitu berharga.
14. Untuk kedua abangku Tri Sugiono dan Fadli Rahmadi untuk nasehat,
semangat dan doa yang diberikan. dan juga untuk adekku tersayang Nur
Aini Agustina untuk pengertian, kesabaran dan kasih sayangnya.
15. Untuk teman-teman seperjuangan yang sama-sama di rantau orang yang
telah penulis anggap sebagai saudara sendiri Eli Darmika, Riana, Yuli
Purnama Sari, Indah Multzam, Juni Novita Sari, Fira, Aiga, Kak Vira, Kak
Kiki, Kak Hanum, untuk support dan tawa canda yang telah dilewati
bersama. Cinta kalian luar biasa.
16. Kepada seluruh sahabat matematika Dik-C 2011 yang sangat luar biasa,
terima kasih untuk perjuangan bersama yang berat tapi terasa
menyenangkan, untuk petualangan bersama yang telah kita lewati, untuk
suka dan duka yang tercipta, dan untuk kegilaan yang sulit dilupakan.

vii

17. Khusus kepada sahabat-sahabat tercinta, 5 orang asing yang memutuskan

untuk bersama dan mencintai layaknya saudara, Bg Acin, Mbak Poppy,
Mbak Eka, Mbak Dila, dan Mbak Kia.
18. Kepada kawan petualangan Bg Fajar, Bg Didi, Bg Jo, Bg Yo, Bg Mail,
Kak Chairina, Chrisna dan banyak lagi yang telah mengajarkan penulis
untuk melihat banyak hal indah.
19. Kepada kawan-kawan PPLT SMAN 2 Perbaungan yang pernah menjadi
bagian cerita indah dalam hidup penulis. 20 orang luar biasa yang
berkenalan dalam waktu singkat tetapi mengukir kenangan sepanjang
hayat.
20. Kepada seluruh teman-teman matematika stambuk 2011 yang pernah
berbagi cerita dan membekaskan kenangan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga
dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir
kata dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan karya yang sederhana ini
semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia
pendidikan.

Medan,
2015

Penulis,

Agustus

Intan Kurniati
NIM 4111111010

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG
DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD MENGGUNAKAN METODE RESITASI
DAN METODE INKUIRI PADA MATERI
STATISTIKA DI SMK T. A. 2014/2015

Intan Kurniati (NIM 4111111010)
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
adalah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK TI ArRahman Medan yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak

yaitu kelas X TKJ-I dan kelas X TKJ-III yang masing-masing berjumlah 36 dan
30 siswa. Dimana kelas X TKJ-I sebagai kelas eksperimen 2 dan kelas X TKJ-III
sebagai kelas eksperimen 1.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata postes kelas eksperimen 1
adalah 66 dengan standar deviasi 14,94 dan nilai rata-rata selisih postes kelas
eksperimen 2 adalah 47,11 dengan standar deviasi 16,37. Hasil uji t pihak kanan
dengan dk = 64 dan  = 0,05, diperoleh thitung = 4,8554 dan ttabel = 1,670 sehingga
thitung > ttabel maka Ha diterima, dengan demikian diperoleh bahwa hasil belajar
matematika siswa yang diajarkan dengan metode inkuiri lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan metode resitasi pada pokok bahasan statistika
kelas X TKJ SMK TI Ar- Rahman Medan. Sedangkan untuk pola jawaban siswa
yang diajar dengan menggunakan metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan metode resitasi.
Adapun kendala yang dihadapi guru yaitu dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri yaitu, Siswa belum terbiasa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sehingga terjadi keributan ketika akan
dibentuk kelompok, siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan
lembar aktivitas siswa, sehingga dalam pengerjaan LAS siswa banyak bertanya
pada guru, siswa tidak membaca langkah-langkah pengerjaan pada LAS, siswa
belum terbiasa dengan metode pembelajaran inkuiri sehingga lebih banyak

bertanya kepada guru, dan siswa masih malu-malu dalam mengungkapkan
pendapat ketika presentasi.
Sedangkan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi
kendala yang dihadapi guru tidak jauh berbeda dengan kendala yang dihadapi
pada kelas yang menggunakan metode inkuiri hanya saja pada kelas yang
menggunakan metode pembelajaran resitasi guru kesulitan untuk mengontrol
pengerjaan tugas yang diberikan kepada siswa terutama tugas yang diberikan di
rumah (pekerjaan rumah). Siswa masih mencontek pekerjaan temannya dan ada
juga yang dikerjakan oleh orang lain.

viii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ...............................................................................

i

Riwayat Hidup ........................................................................................


ii

Abstrak ....................................................................................................

iii

Kata Pengantar ........................................................................................

iv

Daftar Isi..................................................................................................

viii

Daftar Tabel ............................................................................................

xii

Daftar Gambar .........................................................................................


xiii

Daftar Lampiran ......................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................

1

1.2. Identifikasi Masalah .........................................................................

13

1.3. Batasan Masalah ..............................................................................

13

1.4. Rumusan Masalah ............................................................................


14

1.5. Tujuan Penelitian .............................................................................

14

1.6. Manfaat Penelitian ...........................................................................

14

BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Belajar .............................................................................................

16

2.1.1. Belajar dan Problematikanya ...............................................

16

2.1.2. Prinsip-prinsip Belajar .........................................................

19

2.1.3. Faktor-faktor Dalam Belajar ................................................

20

Mengajar dan Antisipasi Didaktis .................................................

22

2.2.1. Pengertian Mengajar ............................................................

22

2.2.2. Prinsip-prinsip Mengajar .....................................................

24

2.2

2.2.3. Kendala-kendala Yang Dihadapi Guru Dalam

2.3

Mengajar Dan Solusinya ......................................................

26

2.2.4. Mengajar Matematika ..........................................................

27

Hasil Belajar ..................................................................................

30

ix

2.4

Model Pembelajaran Kooperatif ....................................................

31

2.4.1. Definisi Pembelajaran Kooperatif .......................................

31

2.4.2. Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif ..........................

32

2.4.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ......................

32

2.4.4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD .........................................................

34

Metode Resitasi .............................................................................

35

2.5.1. Pengertian Metode Resitasi .................................................

35

2.5.2. Penerapan Metode Resitasi ..................................................

37

2.5.3. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Resitasi ......................

39

Metode Inkuiri ...............................................................................

40

2.6.1. Pengertian Metode Inkuiri ...................................................

40

2.6.2. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Inkuiri ........................

41

2.6.3. Cara Pelaksanaan Metode Inkuiri ........................................

42

2.6.4. Penerapan Metode Inkuiri....................................................

43

2.7

Pola Jawaban .................................................................................

46

2.8

Bahan Ajar .....................................................................................

47

2.8.1. Materi Statistika ...................................................................

47

2.5

2.6

2.8.2. Penyajian Materi Statistika Dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ..................................

50

Kerangka Konseptual.....................................................................

52

2.10 Penelitian Yang Relevan................................................................

53

2.11 Hipotesis Penelitian.........................................................................

54

2.9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................

55

3.2

Populasi Dan Sampel Penelitian ....................................................

55

3.2.1. Populasi Penelitian...............................................................

55

3.2.2. Sampel Penelitian ................................................................

56

3.3

Variabel Penelitian.........................................................................

56

3.4

Definisi Operasional ......................................................................

56

x

3.5

Desain Penelitian ...........................................................................

57

3.6

Prosedur Penelitian ........................................................................

57

3.7

Alat Pengumpul Data .....................................................................

59

3.7.1. Tes........................................................................................

59

3.7.2. Wawancara ..........................................................................

59

Teknik Analisis data ......................................................................

60

3.8.1. Uji Normalitas ......................................................................

60

3.8.2. Uji Homogenitas ..................................................................

62

3.8.3. Uji Hipotesis ........................................................................

63

3.8.4. Pola Jawaban Siswa .............................................................

66

3.8.5. Analisis Kendala Yang Dihadapi Guru ...............................

67

3.8.6. Pengolahan Data Hasil Wawancara .....................................

68

3.8.7. Menghitung Ketuntasan Belajar Siswa ................................

68

3.8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................................

69

4.1.1. Pelaksanaan Pretes ...............................................................

69

4.1.1.1. Uji Normalitas Data Pretes ......................................

70

4.1.1.2. Uji Homogenitas Data Pretes ..................................

70

4.1.2. Perlakuan .............................................................................

71

4.1.3. Pelaksanaan Postes ..............................................................

71

4.1.3.1. Uji Normalitas Data Postes .....................................

72

4.1.3.2. Uji Homogenitas Data Postes ..................................

72

4.1.3.3. Uji Hipotesis Untuk Postes .....................................

73

4.2. Pola Jawaban Siswa .........................................................................

74

4.3. Kendala Dalam Proses Pembelajaran ..............................................

85

4.3.1. Kendala yang dihadap guru dalam pembelajaran di
kelas eksperimen 1 ...............................................................

85

4.3.2. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran di
kelas eksperimen 2 ...............................................................

86

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................

86

xi

4.5. Kelemahan Dalam Penelitian ...........................................................

91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ......................................................................................

92

5.2. Saran ..............................................................................................

93

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

95

xii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .....................

33

Tabel 3.1 Desain Penelitian.....................................................................

57

Tabel 3.2 Pola Jawaban Siswa ................................................................

66

Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen 1 .............................................

69

Tabel 4.2 Data Pretes Kelas Eksperimen 2 .............................................

70

Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Pretes ..........................

70

Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes.......................

71

Tabel 4.5 Data Postes Kelas Eksperimen 1 .............................................

71

Tabel 4.6 Data Postes Kelas Eksperimen 2 .............................................

72

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Postes ..........................

72

Tabel 4.8 Ringkasan HasilUji Homogenitas Data Postes .......................

73

Tabel 4.9 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Data Postes .................

74

Tabel 4.10 Kriteria Pola Jawaban Siswa .................................................

74

Tabel 4.11 Ringkasan Pola Jawaban Siswa ............................................

84

Tabel 4.12 Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri ..........................

88

Tabel 4.13 Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi ........................

89

xiii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Hubungan antara guru, siswa, dan materi pelajaran............

3

Gambar 1.2 Ilustrasi masalah pertama ....................................................

4

Gambar 1.3 Ilustrasi masalah kedua .......................................................

5

Gambar 1.4 Ilustrasi masalah ketiga .......................................................

6

Gambar 2.1 Hubungan antara guru, siswa, dan materi pelajaran............

29

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ..........................................................

52

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian ..............................................

59

Gambar 4.1 Contoh pola jawaban lengkap soal no. 1 .............................

76

Gambar 4.2 Contoh pola jawaban tidak lengkap soal no. 1 ....................

76

Gambar 4.3 Contoh jawaban yang tidak memiliki pola soal no. 1 .........

77

Gambar 4.4 Contoh pola jawaban lengkap soal no. 2 .............................

78

Gambar 4.5 Contoh pola jawaban tidak lengkap soal no. 2 ....................

78

Gambar 4.6 Contoh jawaban yang tidak memiliki pola soal no. 2 .........

78

Gambar 4.7 Contoh pola jawaban lengkap soal no. 3 .............................

79

Gambar 4.8 Contoh pola jawaban tidak lengkap soal no. 3 ....................

79

Gambar 4.9 Contoh jawaban yang tidak memiliki pola soal no. 3 .........

80

Gambar 4.10 Contoh pola jawaban lengkap soal no. 4 ...........................

81

Gambar 4.11 Contoh pola jawaban tidak lengkap soal no. 4 ..................

81

Gambar 4.12 Contoh jawaban yang tidak memiliki pola soal no. 4 .......

81

Gambar 4.13 Contoh pola jawaban lengkap soal no. 5 ...........................

82

Gambar 4.14 Contoh pola jawaban tidak lengkap soal no. 5 ..................

83

Gambar 4.15 Contoh jawaban yang tidak memiliki pola soal no. 5 .......

83

Gambar 4.16 Perbandingan Nilai Rata-rata Pretes dan Postes ...............

87

xiv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 1 ..

98

Lampiran 2. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Kelas Eksperimen 1 .......

122

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Kelas Eksperimen 1 .....

130

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III Kelas Eksperimen 1 ....

133

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV Kelas Eksperimen 1 ....

138

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 2 .

142

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Kelas Eksperimen 2 .......

162

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Kelas Eksperimen 2 ....

165

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) III Kelas Eksperimen 2 ...

168

Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa (LAS) IV Kelas Eksperimen 2 .

170

Lampiran 11. Soal Pretest ......................................................................

172

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Pretest ........................................

174

Lampiran 13 Pedoman Penskoran Pretest ...............................................

176

Lampiran 14 Kisi-kisi Soal Pretest .........................................................

179

Lampiran 15 Lembar Validitas Soal Pretest ...........................................

180

Lampiran 16 Soal Posttest.......................................................................

190

Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Posttest ........................................

192

Lampiran 18 Pedoman Penskoran Posttest .............................................

195

Lampiran 19 Kisi-kisi Soal Posttest ........................................................

199

Lampiran 20 Lembar Validitas Soal Posttest ..........................................

200

Lampiran 21 Pedoman Wawancara ........................................................

210

Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata Dan Standar Deviasi ......................

211

Lampiran 23 Perhitungan Normalitas Data.............................................

221

Lampiran 24 Uji Homogenitas Data Pretes-Postest ................................

230

Lampiran 25 Uji Hipotesis ......................................................................

233

Lampiran 26 Pola Jawaban Siswa Dan Ketuntasan Belajar....................

235

Lampiran 27 Hasil Wawancara Dengan Siswa Kelas Resitasi ...............

239

Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian .....................................................

240

Lampiran 29 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors ..............................

247

xv

Lampiran 30 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ........

248

Lampiran 31 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t ...........................

249

Lampiran 32 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F ..........................

250

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejalan dengan kemajuan jaman, tentunya pengetahuan semakin
berkembang. Supaya suatu negara bisa lebih maju, maka negara tersebut perlu
memiliki manusia-manusia yang melek teknologi. Untuk keperluan ini tentunya
mereka perlu belajar matematika sekolah terlebih dahulu karena matematika
memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan teknologi itu sendiri.
Tanpa bantuan matematika tidak mungkin terjadi perkembangan teknologi seperti
sekarang ini.
Matematika sekolah mempunyai peranan yang sangat penting baik bagi
siswa supaya punya bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap serta pola
pikirnya, warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, untuk kemajuan
negaranya, dan untuk matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan dan
mengembangkannya.
Dalam

pembelajaran

matematika,

para

siswa

dibiasakan

untuk

memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan
yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Dengan pengamatan
terhadap contoh-contoh diharapkan siswa mampu menangkap pengertian suatu
konsep. Selanjutnya dengan abstraksi ini, siswa dilatih untuk membuat perkiraan,
terkaan, atau kecenderungan berdasarkan kepada pengalaman atau pengetahuan
yang dikembangkan melalui contoh-contoh khusus (generalisasi). Di dalam proses
penalarannya dikembangkan pola pikir induktif maupun deduktif. Namun tentu
kesemuanya itu harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan siswa,
sehingga pada akhirnya akan sangat membantu kelancaran proses pembelajaran
matematika di sekolah.
Mengingat pentingnya matematika dan pembelajaran matematika dalam
kehidupan

sehari-hari

dan

untuk

menyiapkan

diri

dalam

menghadapi

perkembangan jaman yang semakin pesat, maka diharapkan pembelajaran
matematika menjadi pelajaran yang disukai oleh siswa-siswa pada masa sekolah.

1

2

Tapi kenyataannya matematika merupakan pelajaran yang kurang disukai para
siswa bahkan ditakuti oleh siswa.
Seperti

yang

dikutip

dari

koran

sindo

(http://www.koran-

sindo.com/node/343563) yang terbit senin, 13 November 2013, berdasarkan data
TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study), pembelajaran
matematika di Indonesia berada di peringkat bawah. Hal tersebut dikarenakan
metode pembelajaran kelas-kelas di Indonesia monoton dan membuat bosan.
Metode pembelajaran selama ini masih menerapkan metode pembelajaran
konvensional dimana siswa lebih banyak menerima semua informasi dari guru
melalui ceramah. Selain pembelajaran yang monoton dan membosankan,
kurangnya pemahaman konsep pada siswa menyebabkan siswa merasa
matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipelajari.
Dalam proses pembelajaran yang diterapkan saat ini kebanyakan masih
belum menunjukkan hasil yang memuaskan, kebanyakan siswa masih berperan
hanya sebagai penerima informasi, dan hal ini berdampak negatif terhadap daya
serap siswa yang ternyata masih tetap lemah. Di samping itu, masih ada kenyataan
yang menunjukkan bahwa pendidikan kita dewasa ini lebih memaksakan kepada
peserta

didik,

dan

lebih

melaksanakan

informasi

tekstual

dari

pada

mengembangkan kemampuan membudayakan belajar dan membangun individu
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru merupakan pengendali dari aktivitas
siswa dalam belajarnya. Cara seperti ini, akan menghambat kreativitas siswa
dalam melakukan kegiatan matematika sehingga kegiatan pembelajaran dan
evaluasi menjadi kurang efektif, kurang efisien, kurang menantang, dan kurang
dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Untuk itu seorang guru harus
menerapkan berbagai macam metode, strategi, pendekatan, maupun model-model
pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses
penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima
pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah
komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan
adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya
bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media.

3

Seperti

yang

dikutip

dari

Wulandari

(dalam

http://ulanzz-

andromeda.blogspot.com/2012/01/didactical-design-research.html)

dua

aspek

mendasar dalam pembelajaran matematika sebagaimana dikemukakan oleh
Suryadi yaitu hubungan siswa-materi dan hubungan guru-siswa ternyata dapat
menciptakan suatu situasi didaktis maupun pedagogis yang tidak sederhana
bahkan seringkali terjadi sangat kompleks. Hubungan Guru-Siswa-Materi
digambarkan

oleh

Kansanen

sebagai

sebuah

segitiga

didaktik

yang

menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta hubungan
pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari Kansanen
tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam konteks pembelajaran.
Dalam pandangan Suryadi, dkk (2011), hubungan didaktis dan pedagogis
tidak bisa dipandang secara parsial melainkan perlu dipahami secara utuh karena
pada kenyataannya kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara bersamaan.
Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah situasi didaktis,
sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respons siswa atas situasi tersebut serta
antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis baru. Antisipasi tersebut tidak
hanya menyangkut hubungan siswa-materi, akan tetapi juga hubungan guru-siswa
baik secara individu maupun kelompok atau kelas. Atas dasar hal tersebut, maka
pada segitiga didaktis Kansanen perlu ditambahkan suatu hubungan antisipatif
guru-materi yang selanjutnya bisa disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan
Pedagogis (ADP) sebagaimana diilustrasikan pada gambar segitiga didaktis
Kansanen yang dimodifikasi berikut ini

Gambar 1.1. Hubungan antara guru, siswa dan materi pembelajaran

4

Keterangan:
HD : Hubungan Didaktis
HP

: Hubungan Pedagogis

ADP : Antisipasi Didaktis dan Pedagogis
Untuk menggambarkan penjelasan di atas dalam situasi nyata, berikut
akan diilustrasikan sebuah kasus pembelajaran matematika di SMP dengan materi
ajar faktorisasi. Berdasarkan skenario yang dirancang guru, pembelajaran diawali
sajian masalah sebagai berikut. Tersedia tiga gelas masing-masing berisi uang Rp.
1000,00 dan tiga gelas lainnya masing-masing berisi uang Rp. 5000,00. Siswa
diminta menemukan sedikitnya tiga cara untuk menentukan nilai total uang yang
ada dalam gelas. Untuk membantu proses berpikir siswa, guru menyajikan
ilustrasi berupa gambar 1.2 yang cukup terstruktur sehingga situasi didaktis yang
dirancang mampu mendorong proses berpikir kearah yang diharapkan.

Gambar 1.2 Ilustrasi Masalah Pertama
Dengan bantuan ilustrasi ini, guru memperkirakan akan ada tiga macam
respon siswa yaitu: (1) 1000 + 1000 + 1000 + 5000 + 5000 + 5000, (2) 3 × 1000 +
3 × 5000, dan (3) 3(1000 + 5000) atau 3 × (6000). Walaupun ketiga macam
respon yang diperkirakan ternyata semuanya muncul, akan tetapi siswa ternyata
memiliki pikiran berbeda dengan perkiraan guru yaitu 6000 + 6000 + 6000 atau 3
× 6000. Prediksi yang diajukan guru tentu saja dipengaruhi materi yang diajarkan
yaitu faktorisasi, sehingga dapat dipahami apabila respon yang diharapkan juga
dikaitkan dengan konsep faktorisasi suku aljabar.Adanya perbedaan antara
perkiraan guru terhadap respon siswa dengan respon dari siswa itu sendiri,
seringkali terjadi dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, keberadaan
respon siswa terahir, walaupun tidak terlalu relevan, tidak perlu dipandang
sebagai masalah. Walaupun guru tetap menghargai setiap respon siswa termasuk
yang kurang relevan bahkan mungkin salah, akan tetapi dia perlu memilih respon
yang perlu ditindak lanjuti sehingga tercipta situasi didaktik baru.

5

Pada kasus pembelajaran ini, guru mencoba memanfaatkan tiga macam
respon sebagaimana yang diperkirakan semula. Melalui diskusi kelas, selanjutnya
diajukan sejumlah pertanyaan sehingga siswa berusaha menjelaskan hubungan
antara ketiga representasi matematis tersebut. Berdasarkan penjelasan yang
dikemukakan siswa, faktor 3 pada representasikedua diperoleh dari banyaknya
angka 1000 dan 5000 yaitu masing-masing tiga buah. Karena masing-masing suku
pada representasi kedua mengandung faktor yang sama yaitu 3, maka representasi
tersebut dapat disederhanakan menjadi representasi ketiga. Hasil diskusi ini
sekilas menunjukkan adanya pemahaman siswa mengenai konsep faktorisasi suku
aljabar. Namun demikian, dari masalah serupa yang diajukan berikutnya oleh
guru, ternyata masih ada sejumlah siswa yang masih menggunakan representasi
pertama untuk memperoleh nilai total uang yang ada dalam gelas. Masalah
tersebut adalah sebagai berikut. Tersedia dua gelas masing-masing berisi uang Rp.
1000,00 dan dua gelas lainnya masing-masing berisi uang Rp. 5000,00. Siswa
diminta menemukan dua cara untuk menentukan nilai total uang yang ada dalam
gelas. Seperti pada soal pertama,guru menyajikan ilustrasi (Gambar 1.3) yang
serupa seperti gambar sebelumnya.

Gambar 1.3 Ilustrasi Masalah kedua
Melalui penyajian soal kedua ini, guru mengharapkan akan muncul dua
macam representasi yaitu: (1) 2 × 1000 + 2 × 5000, dan (2) 2 × (1000 + 5000)
atau 2 × 6000. Namun demikian, dari respon yang diberikan siswa ternyata tidak
hanya kedua representasi tersebut yang muncul, akan tetapi masih ada sejumlah
siswa yang menggunakan representasi pertama seperti pada soal sebelumnya
untuk menentukan nilai total uang yang ada dalam gelas. Ini menunjukkan bahwa
situasi didaktis yang dirancang guru tidak serta merta bisa membuat siswa belajar.
Untuk membantu proses berpikir siswa agar lebih fokus pada
penggunaan faktor suku aljabar sekaligus memperkenalkan konsep variabel,
selanjutnya guru menyajikan soal berikut. Terdapat tiga buah gelas yang masing-

6

masing berisi uang yang besarnya sama akan tetapi tidak diketahui berapa
besarnya. Selain itu, terdapat tiga buah gelas lainnya yang masing-masing berisi
uang yang besarnya sama akan tetapi juga tidak diketahui berapa besarnya. Jika
banyaknyauang pada kelompok gelas pertama dan kedua tidak sama, berapakah
nilai total uang yang ada dalam enam gelas tersebut? Temukan tiga cara berbeda
untuk menentukan nilai total uang yang ada dalam gelas. Untuk membantu proses
berpikir siswa, guru menyediakan ilustrasi berupa gambar gelas yang tidak terlihat
isinya disusun dalam dua kelompok (Gambar 1.4).

Gambar 1.4 Ilustrasi Masalah Ketiga
Untuk soal ketiga ini, terdapat tiga kemungkinan yang diperkirakan guru
akan muncul sebagai respon siswa yaitu: (1) x + x + x + y + y +y, (2) 3x+ 3y, dan
(3) 3(x + y). Dari respon siswa yang teramati, ternyata penggunaan variabel
sebagaimana yang diperkiraan guru tidak langsung muncul. Respon yang muncul
dari sebagian besar siswa adalah representasi model kedua tetapi tidak
menggunakan variabel, melainkan dengan cara sebagai berikut:
(1) 3 × banyaknya uang dalam gelas putih + 3 × banyaknya uang dalam gelas
hitam.
(2) 3

+3

Walaupun respon atas masalah terahir ini tidak sepenuhnya sesuai
dengan prediksi guru, akan tetapi melalui diskusi kelas dengan cara: (1)
mengaitkan respon terakhir ini dengan representasi matematis yang diperoleh
pada soal pertama dan kedua, dan (2) mempertanyakan kemungkinan penggantian
kalimat panjang pada representasi pertama atau lambang gelas pada representasi
kedua dengan huruf tertentu misalnya a, b, c atau x, y, z, maka pada akhirnya
siswa bisa memahami bahwa solusi atas masalah yang diajukan bisa
direpresentasikan sesuai dengan yang diharapkan guru.

7

Setelah siswa diperkenalkan dengan konsep variabel, selanjutnya guru
menyajikan soal keempat yaitu sebagai berikut. Terdapat a buah gelas yang
masing masing berisi uang sebesar x rupiah, dan terdapat a buah gelas yang
masing-masing berisi uang sebesar y rupiah. Tentukan dua cara menghitung total
nilai uang yang ada dalam seluruh gelas. Walaupun masih ada siswa yang belum
memahami inti materi yang dipelajari melalui aktivitas belajar sebagaimana yang
sudah dijelaskan, akan tetapi melalui interaktivitas yang diciptakan guru, pada
ahirnya mereka bisa sampai pada representasi matematis yang diharapkan yaitu:
(1) ax + ay dan (2) a(x+ y).
Ichal

(dalam

http://ichaledutech.blogspot.com/2013/03/pengertian-

belajar-pengertian.html) mengemukakan kunci pokok pembelajaran ada pada guru
(pengajar), tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif
sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang
sama-sama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh
keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu
hanya disebut mengajar. Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang
aktif tanpa melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah,
maka hanya disebut belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut
keaktifan guru dan siswa.
Melihat hal tersebut, maka perlu diadakan suatu perubahan dalam
pembelajaran matematika yang tidak monoton, artinya pembelajaran tidak hanya
mengandalkan guru untuk mentransfer semua informasi yang dibutuhkan siswa,
tetapi juga melibatkan siswa secara aktif untuk mencari dan menemukan sendiri
konsep matematika itu sendiri.
Dalam menyampaikan materi pelajaran, guru harus memiliki metode
mengajar yang dapat memotivasi siswa. Khususnya dalam pembelajaran
matematika, banyak siswa yang merasa kesulitan menghadapi soal-soal yang
membutuhkan ketelitian dan kemampuan dalam mengimplementasikan rumusrumus yang ditentukan. Fenomena

ini terjadi hampir pada setiap kelas

matematika. Hal ini juga terjadi pada materi statistika yang membutuhkan
ketelitian dan kemampuan dalam mengimplementasikan rumus-rumus yang
ditentukan.

Kebanyakan

siswa

masih

mengalami

kesulitan

dalam

8

mengimplementasikan rumus-rumus statistika yang diberikan guru. Hal ini dapat
disebabkan karena siswa hanya mendapatkan pengetahuan sebatas yang diberikan
guru dan kurang berlatih dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan
statistika di rumah.
Padahal statistika merupakan salah satu cabang ilmu yang penting untuk
dipelajari karena memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Seperti yang
dikemukakan Wulansarisumihadi (2009) statistika banyak diterapkan dalam
berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya astronomi dan biologi
maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan psikologi), maupun di bidang
bisnis, ekonomi, dan industri). Statistika juga digunakan dalam pemerintahan
untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah satu prosedur
yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular adalah
prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan
umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di
bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun
kecerdasan buatan.
Berdasarkan hasil observasi ke SMK TI Ar Rahman Medan melalui
wawancara dengan salah seorang guru matematika yaitu bapak M. Daliani
diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI di SMK TI Ar Rahman
Medan yang belajar statistika pada tahun sebelumnya masih sangat rendah. Dari
semua siswa, yang mencapai ketuntasan hasil belajar hanya 40%, berarti ada 60%
lagi yang belum tuntas.
Selain hasil belajar yang masih rendah, kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berbentuk cerita juga sangat rendah. Menurut bapak
Daliani siswa bisa menerapkan rumus tetapi kesulitan dalam menyelesaikan soalsoal berbentuk cerita. Hal ini menandakan bahwa tingkat kemampuan kognitif
siswa masih pada tingkat pemahaman. Padahal untuk tingkat sekolah menengah
atas seharusnya siswa sudah menguasai sekurang-kurangnya sampai tingkat
analisis.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya metode pembelajaran yang
dilakukan guru dan juga metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
Berdasarkan wawancara, guru masih jarang menerapkan metode pembelajaran

9

yang menuntut siswa untuk aktif. Selain itu, guru masih menerapkan metode
pembelajaran konvensional, dimana guru masih memberikan semua informasi
kepada siswa dan tugas siswa hanya menerima informasi yang diberikan guru. Hal
ini tentu menyebabkan kemampuan analisis siswa kurang berkembang.
Menurut Bapak Daliani, beliau pernah menerapkan metode inkuiri dan
juga metode resitasi dalam pembelajaran matematika ketika K-13 masih
dilaksanakan di sekolah tersebut dan hasil yang diperoleh ternyata hasil belajar
siswa meningkat. Akan tetapi penggunaan metode ceramah kembali diterapkan
karena kurikulum kembali berubah menjadi KTSP dan guru merasa kesulitan
dalam mengontrol waktu pembelajaran.
Tidak semua metode pembelajaran dapat diterapkan dalam suatu materi
pelajaran matematika. Untuk itu seorang guru harus dapat menentukan metode
yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran dapat
benar-benar tercapai. Sayangnya kebanyakan guru masih menerapkan metode
yang sama untuk setiap materi pelajaran matematika. Hal inilah yang
menyebabkan masih belum tercapainya tujuan pembelajaran matematika itu
sendiri. Masalah ini juga terjadi di SMK Ar-Rahman, dimana guru masih
menerapkan metode yang sama untuk setiap materi pelajaran matematika.
Pernah diterapkannya metode inkuiri dan metode resitasi pada
pembelajaran matematika merupakan hal yang baik dalam perkembangan
pembelajaran di sekolah tersebut. Akan tetapi untuk materi statistika belum tentu
kedua metode tersebut sesuai. Walaupun kedua metode tersebut pernah diterapkan
dan diperoleh hasil bahwa hasil belajar siswa meningkat, tetapi guru tidak
mengetahui mana metode yang lebih baik digunakan dalam pembelajaran
statistika.
Pada proses pembelajaran yang dilakukan di SMK Ar-Rahman, siswa
hanya berperan sebagai informasi dan solusi dari masalah datang dari guru, maka
proses penyelesaian pemecahan masalah sangat tergantung dari guru itu sendiri
tidak terbentuk dari jawaban siswa yang bervariasi. Sehingga penyelesaian
masalah yang diberikan sangat terbatas, karena yang berpikir hanya guru itu
sendiri dan tidak melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalah. Guru kurang
memperhatikan variasi jawaban yang dibuat siswa, siswa menjawab kurang

10

lengkap dan siswa jarang menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya
dari soal yang dibuat guru akibatnya jawaban siswa belum bervariasi dan kurang
sistematis.
Proses jawaban yang dibuat siswa sangat penting di dalam proses
pembelajaran. Agar jawaban yang dibuat siswa lebih bervariasi dan sistematis
maka guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa menjawab soal lebih sistematis. Dengan memberi soal-soal kontekstual
pembelajaran lebih bermakna dan siswa lebih mudah memahami maksud dari soal
yang diberikan karena soal yang diberikan dihubungkan secara nyata terhadap
konteks kehidupan sehari-hari siswa.
Ketika siswa merasa kesulitan, biasanya siswa menjadi bosan dan malas
mempelajari mata pelajaran matematika. Keadaan ini akan menghambat
penyampaian materi pelajaran. Hal ini akan berdampak pada rendahnya nilai
matematika siswa dan pencapaian tujuan belajar.
Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan konsep scaffolding.
Menurut Trianto (2009: 39):
Scaffolding sebagai pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap
awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.
Selain

menggunakan

konsep

scaffolding,

pembelajaran

secara

berkelompok juga dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan yang
dihadapinya dalam pembelajaran matematika. Vygostky dalam Trianto (2009 39)
menyatakan bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam
percakapan dan kerjasama antar-individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi
itu terserap ke dalam individu tersebut.
Dengan belajar berkelompok, siswa yang mampu, dapat mengajari
temannya yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Model pembelajaran
yang dapat digunakan untuk pembelajaran secara berkelompok ini salah satunya
adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division).

11

Trianto (2009:68) dalam bukunya Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif: Konsep, Landasan, Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan (KTSP) menyatakan:

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari
model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan
kelompok.
Adapun fase-fase pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Trianto
(2009:71) adalah:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, 2) Menyajikan/
menyampaikan informasi, 3) Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar, 4) Membimbing kelompok bekerja dan
belajar, 5) Evaluasi, 6) Memberikan penghargaan.
Oleh karena itu, sebagai calon guru, peneliti ingin melakukan penelitian
yang dapat membantu guru dan siswa dalam mempermudah proses belajar
mengajar matematika. Dalam proses mengajar, guru dapat menerapkan beberapa
metode yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
Yamin (2013:8) mengatakan:
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional,
metode instruksional berfungsi sebagai cara untuk menyajikan,
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada peserta didik
untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode instruksional
sesuai digunakan untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas peneliti
merasa perlu untuk mengadakan suatu penelitian yaitu menggunakan metode
inkuiri dan resitasi (pemberian tugas) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
Djamarah dan Aswan Zain (2006:85) mengatakan bahwa

“metode

resitasi (pemberian tugas) adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”.
Pemberian tugas dalam belajar sangat penting peranannya dalam
pencapaian hasil belajar. Pemberian tugas kepada siswa lebih banyak mengacu
kepada pengembangan sikap mandiri, karena dalam proses kegiatan tersebut lebih
banyak mengacu siswa untuk belajar. Selain yang dipelajari di dalam proses

12

belajar mengajar di kelas, dalam mengerjakan tugas siswa diajak mendapatkan
informasi sendiri, mengelola, mempergunakan serta mengkomunikasikan apa
yang ia peroleh tersebut.
Metode pemberian tugas sering diartikan sebagai pekerjaan rumah, akan
tetapi sebenarnya metode pemberian tugas mempunyai ruang lingkup yang lebih
luas dibandingkan dengan pekerjaan rumah. Metode resitasi atau pemberian tugas
merupakan metode mengajar yang menuntut agar siswa dapat berperan aktif
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga ia mampu menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di luar jam pelajaran.
Trianto (2009:166) menyatakan bahwa
Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka
dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Menurut Jacobsen (dalam Yamin, 2013:73) penerapan metode inkuiri
akan menghasilkan peserta didik yang mampu memecahkan masalah-masalah dan
membangun hipotesis-hipotesis yang akan mereka jawab dengan data hasil
penelitian mereka. Langkah pertama dalam merencanakan aktivitas-aktivitas
inkuiri adalah mengidentifikasi masalah. Langkah kedua dalam metode inkuiri
adalah mengumpulkan data. Langkah ketiga adalah analisis data, analisis data ini
adalah menguji hipotesis diterima atau tidak. Jika hipotesis mereka tidak diterima,
mereka perlu memperbaiki lagi proses dan tindakannya.
Dalam pembelajaran inkuiri/ penemuan, siswa didorong untuk belajar
sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsipprinsip untuk diri mereka sendiri. Dalam metode inkuiri siswa membangun sendiri
pengetahuannya, siswa tidak hanya menerima informasi dari guru, tetapi mencari
dan membangun sendiri pengetahuannya melalui pemecahan masalah-masalah
yang diberikan. Dengan belajar melalui metode inkuiri, pemahaman konsep yang
didapat siswa menjadi lebih bermakna karena siswa menemukan sendiri konsep
dari pembelajaran tersebut. Dalam hal ini dapat terlihat bahwa metode inkuiri
lebih baik daripada metode resitasi.
Baik metode inkuiri maupun metode resitasi menuntut keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran. Dalam penerapan metode inkuiri dan resitasi,

13

pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru, melainkan juga berpusat pada
siswa. Oleh sebab itu penggunaan metode inkuiri dan metode resitasi diharapkan
mampu mengubah model pembelajaran yang monoton menjadi pembelajaran
yang aktif, kreatif, dan inovatif.
Dari uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian eksperimen
untuk melihat metode pembelajaran yang lebih cocok digunakan untuk materi
statistika. Adapun judul penelitian yang akan penulis lakukan adalah “Perbedaan
Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Menggunakan Metode Resitasi dan Metode Inkuiri
pada Materi Statistika SMK Medan T. A. 2014/2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1.

Hasil belajar matematika siswa masih rendah dan belum sesuai dengan yang
diharapkan.

2.

Aktivitas siswa selama ini cenderung pasif.

3.

Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan rumus-rumus
statistika dalam pembelajaran matematika.

4.

Metode yang digunakan oleh guru masih monoton dan kurang mengajak
siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

5.

Guru masih menerapkan metode pembelajaran yang sama untuk setiap materi
pelajaran matematika.

6.

Guru tidak mengetahui metode mana yang lebih baik digunakan dalam
pembelajaran stattistika antara metode inkuiri atau metode resitasi.

1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu perbedaan hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
menggunakan metode resitasi dan metode inkuiri di kelas X SMK TI Ar-Rahman
Medan.

14

1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.

Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif learning tipe STAD menggunakan metode inkuiri
lebih baik dibandingkan dengan yang diajar menggunakan metode resitasi di
kelas X SMK TI Ar-Rahman Medan?

2.

Bagaimana pola jawaban siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif learning tipe STAD menggunakan metode resitasi dan metode
inkuiri di kelas X SMK TI Ar-Rahman Medan?

3.

Apa kendala yang dihadapi guru saat mengajar dengan model pembelajaran
kooperatif learning tipe STAD menggunakan metode resitasi dan inkuiri
dalam proses pembelajaran?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif learning tipe STAD menggunakan metode
inkuiri lebih baik dibandingkan dengan yang diajar menggunakan metode
resitasi di kelas X SMK TI Ar-Rahman Medan.

2.

Untuk mengetahui bagaimana pola jawaban siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif learning tipe STAD menggunakan metode resitasi
dan metode inkuiri di kelas X SMK TI Ar-Rahman Medan.

3.

Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru saat mengajar de

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 6 7

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GRUP INVESTIGASI DENGAN INKUIRI TERBIMBING

0 13 67

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN STAD PADA SISWAKELAS IX TAHUN 2009/2010

0 6 82

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE RESITASI (PEMBERIAN TUGAS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs MENAMING

0 0 7

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN

0 0 15

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

1 2 13

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVE LEARNING DI KELAS X MAN RUKOH Ahmad Nasriadi

0 0 11

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

1 1 8

BAB I PENDAHULUAN - PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

1 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN - PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 14