diversifikasi dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Sebagaimana telah disebutkan di atas, pemilihan
sekuritas dipengaruhi antara lain oleh preferensi risko, pola kebutuhan kas, status pajak dan sebagainya.
d. Melakukan revisi portofolio Tahap ini merupakan pengulangan terhadap tiga tahap
sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan terhadap portofolio yang sekarang dimiliki tidak lagi optimal, atau
tidak sesuai dengan preferensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang
membentuk pertofolio tersebut. e. Evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja performance portofolio, baik dalam aspek tingkat
keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, tidak benar kalau suatu portofolioyang memberikan keuntungan yang
lebih tinggi pasti lebih baik dari portofolio lainnya. Factor risiko perlu dimasukkan, karena itu diperlukan standar pengukurannya,
dengan demikian langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami bagaimana mengukur tingkat keuntungan yang
diharapkan, dan risiko investasisekelompok investasi tersebut.
b. Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Modal
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Husnan, 2001:3. Tandellilin 2001:13 menyatakan bahwa pasar
modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki
umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi.
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara intermediaries, fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal
dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
mempunyai kelebihan dana. Pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka
pihak yang kelebihan dana investor dapat memlih alternatif investasi yang memberikan pengembalian return yang paling optimal.
Asumsinya, investasi yang memberikan pengembalian return relative besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar,
dengan demikian dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
investasi yang dilakukannya Tandelilin, 2001:47. Tingkat pengembalian yang minus berarti investasi tersebut mengalami
kerugian, sedangkan tingkat pengembalian positif berarti mengalami keuntungan. Suatu pengamatan, dilakukan jika harga dari suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami
kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menunjukkan
tingkat keuntungan suatu saham tampaknya berkolerasi dengan perubahan pasar. Perubahan pasar dapat dinyatakan sebagai tingkat
indeks pasar atau indeks harga saham gabungan. Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori
tetapi tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEJ misalnya adalah IHSG Indeks Harga Saham
Gabungan. Jika digunakan IHSG, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar: Jogiyanto, 2003:232
R
m
=
100
1 1
x IHSG
IHSG IHSG
t t
t
Keterangan: R
m
= Tingkat pengembalian pasar modal IHSG
t
= Indeks harga saham gabungan pada periode yang
Bersangkutan IHSG
t-1
= Indeks harga saham gabungan pada periode
sebelumnya Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin
besar risiko risk yang ditanggung, semakin besar pengembalian return yang harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return
yang diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung. Dalam risiko realisasi, metode yang banyak digunakan untuk mengukur risiko ini
adalah deviasi standar yang mengukur standar absolut penyimpangan nilai yang sudah terjadi dengan nilai rata-ratanya.
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Untuk
menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar standard deviation yang mengukur absolute penyimpangan
nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Standar deviasi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Jogiyanto,
2001:131 R
m
=
N I
i
n Rm
E Rm
2
Keterangan: R
m
= Deviasi standar pasar modal R
mt
= Tingkat pengembalian pasar modal ER
m
= Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal n
= Banyaknya periode pengamatan.
Ada beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi. Sumber-sumber tersebut antara lain:
Tandellilin, 2001:48.
a. Risiko Suku Bunga Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return
suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus.
Artinya jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian juga sebaliknya, jika suku bunga turun, harga saham
naik. b. Risiko Pasar
Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi disebut sebagai risiko pasar.
Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh perubahan indeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti adanya kerusuhan, ataupun perubahan politik.
c. Risiko Inflasi Inflasi yang meningkat akan mengurangi daya beli rupiah yang
telah diinvestasikan. Oleh karenanya, risiko investasi juga bisa disebut risiko daya beli. Jika inflasi mengalami peningkatan,
investor biasanya menuntut tambahan premium inflasi untuk mengkompensasi penurunan daya beli yang dialaminya.
d. Risiko Bisnis Risiko dalam menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri
disebut sebagai risiko bisnis. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak pada indusri tekstil, akan dipengaruhi oleh
karakteristik industri tekstil itu sendiri. e. Risiko Finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar
proporsi utang yang digunakan perusahaan, semakin besar risiko finansial yang dihadapi perusahaan.
f. Risiko Likuiditas Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang
diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, semakin likuid
sekuritas tersebut, demikain sebaliknya. Semakin tidak likuid suatu sekuritas semakin besar pula risiko likuiditas yang dihadapi
perusahaan. g. Risiko Nilai Tukar Mata Uang
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata unag domestik negara perusahaan tersebut dengan nilai mata uang
negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan risiko mata uang currency risk atau risiko nilai tukar exchange rate risk.
h. Risiko Negara Country Risk Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat
berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasidi luar negeri, stabilitas politik dan
ekonomi negara bersangkutan sangat penting diperhatikan untuk menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
c. Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi di Pasar Valas