Latar Belakang Masalah usulan penelitian (1)

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENGEMBALIAN DAN RISIKO INVESTASI ANTARA PASAR MODAL DAN PASAR VALAS Study Pada Pasar Keuangan Indonesia Periode 2005-2007

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian di Indonesia sempat terpuruk ketika badai moneter menghantam beberapa tahun silam. Tingkat kerusakan akibat krisis moneter, bukan terjadi di sektor riil saja namun juga melanda bagian-bagian yang paling sensitif dari seluruh bagan industri ekonomi seperti pasar modal dan pasar valas. Pasar keuangan Indonesia awal tahun 2007 diawali dengan antusiasme yang tinggi, terutama didorong oleh ekonomi makro yang stabil, Indek Harga Saham Gabungan IHSG di bursa efek Jakarta dan Kurs rupiah yang relatif stabil, sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia terus menurun. Indek Harga Saham Gabungan terus meningkat hingga mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah bursa di level 2.016,33 di bulan april tahun 2007. jawa pos, 25 april 2007. Aliran dana investor asing terlihat cukup kuat mendorong Indek Harga Saham Gabungan di tahun ini. Seiring dengan tekanan inflasi yang terus melemah hingga hanya mencapai 6,6 persen pada akhir 2006 juga memungkinkan tingkat bunga patokan Sertifikat Bank Indonesia SBI untuk terus turun hingga mencapai 9 persen. Dengan mempertahankan di posisi 9 persen kemungkinan Bank Indonesia ingin menjaga ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah. www.google.com Data dan fakta di atas, bukan berarti risiko bagi ekonomi Indonesia menjadi nihil. Arah sentimen ataupun kepercayaan pasar tetap menjadi faktor penting bagi ekonomi Indonesia. Selain instabilitas politik dan keamanan, infrastruktur finansial yang masih belum memadai menyebabkan ekonomi Indonesia masih sangat rentan terhadap pembalikan arah sentimen pasar. Gejolak eksternal memiliki peranan yang besar dalam memacu krisis di Indonesia. jawa pos, 25 april 2007 Nilai tukar rupiah yang terus meningkat RP 9.100USD dan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG yang terus naik sampai berada di level 2.016. mencerminkan keadaan modal di dalam negeri sedang stabil. Dalam pembangunan ekonomi, modal mempunyai peran penting dalam proses pertumbuhan yaitu diperlukan untuk mempertinggi daya serap perekonomian. Semakin tinggi modal yang tersedia, maka semakin tinggi pula kemampuan perekonomian tersebut untuk menyerap tenaga kerja. Untuk menghimpun dana atau modal di suatu negara tidak lepas dari peran penting para investor. Investor merupakan pihak yang memiliki modal untuk diinvestasikan baik berupa penanaman modal pada asset riil maupun pada asset sekuritas, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi yang dilakukan oleh seorang investor dapat berupa financial asset maupun real asset. Investasi pada financial asset dapat dilakukan di pasar modal dan pasar uang, sedangkan investasi pada real asset dapat berupa mesin, modal kerja, gedung dan sebagainya. Salah satu sarana berinvestasi di pasar uang adalah pasar modal merupakan lembaga sumber pendanaan di luar sektor perbankan. Sekuritas yang di perdagangkan di pasar modal adalah saham. Saham adalah bukti kepemilikan atau tanda penyertaan seseorangbadan atas suatu perusahaan tertentu. Putra, 2003: 19. Banyaknya investor yang bersedia menanamkan modalnya pada sekuritas dan perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas setelah go publik merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan berjalannya transaksi jual beli saham di pasar modal. Tujuan para investor menanamkan dananya pada sekuritas saham adalah untuk mendapatkan pengembalian return. Hasil tersebut tentunya di harapkan lebih besar dari pada tingkat bunga yang di berikan oleh perbankan. Investasi lainnya dapat berupa valuta asing valas. Valuta asing foreign exchange yaitu suatu pasar keuangan yang memperdagangkan atau mentransaksikan berbagai valuta asing. Hidayat, 2005: 2. Disebut valuta asing valasmata uang asing karena mata uang tersebut bukan merupakan mata uang negara yang bersangkutan domestik. Perdagangan valas tidak harus dilakukan melalui bursa sebagaimana perdagangan saham dan future, namun bisa dilakukan setiap saat melalui telpon atau jaringan elektronik lain. Dengan 24 jam sehari 5 hari seminggu, perdagangan valas dilakukan setiap harinya dari Sidney, lalu kemudian bergerak keseluruh pusat keuangan dunia di Tokyo, London, dan New York. Valuta asing foreign exchange juga menjadi alternatif yang populer karena pengembalian nilai investasi yang telah di tanam, serta profit yang akan di peroleh bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. www.wikipedia.valutaasing.co.id. Akibat pergerakan yang cepat, maka valuta asing juga berisiko tinggi apabila investor tidak mempunyai pengetahuan dan informasi yang cukup tentang pasar valas. Mata uang yang diperdagangkan dalam transaksi valas adalah semua mata uang dunia dan mata uang tersebut memiliki daya jual tinggi diantaranya dollar Amerika USD, Euro EUR, yen Jepang JPY, poundsterling Inggris GBP, dollar Austaralia AUD, franc Swiss CHF, dan dollar Canada CAD. Mata uang yang yang dipergunakan dalam transaksi juga mengenal mata uang yang relatif kuat atau stabil dan mata uang yang relatif lemah dan tidak stabil. Hard currency, adalah sebutan untuk mata uang yang nilainya relatif stabil, pada umumnya merupakan mata uang dari negara-negara industri maju seperti dollar Amerika USD, Euro EUR, yen Jepang JPY, poundsterling Inggris GBP, dollar Australia AUD, dan frac Swiss CHF. Soft currency, adalah sebutan untuk mata uang yang nilainya relatif tidak stabil, pada umumnya merupakan mata uang dari negara-negara berkembang seperti rupiah IDR, baht Thailand THB, peso Argentina ARS, dan sebagainya. Hidayat, 2005: 1-2 Dalam berinvestasi dua hal yang dijadikan pertimbangan oleh investor adalah tingkat pengembalian return dan risiko risk. Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi serta merupakan imbalan atas investasi yang telah dilakukan Tandellilin, 2001: 47. Dalam berinvestasi investor mengharapkan modal kembali serta memberikan keuntungan yang optimal, baik berinvestasi di pasar modal maupun di pasar valas. Seorang investor akan berharap apabila keadaan membaik dan IHSG meningkat, maka harga sahamnya juga meningkat. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, dimana semakin besar risiko yang di tanggung, maka semakin besar pula tingkat pengembalian return yang diperoleh. Jogiyanto, 2003: 130 Kenyataannya banyak investor yang menginginkan tingkat pengembalian tinggi dan risiko yang rendah. Dikarenakan rupiah yang belum begitu stabil, maka banyak investor yang memilih berinvestasi pada mata uang dollar Amerika. Investasi tidak terlepas dari risiko, baik itu di pasar modal ataupun pasar valas. Dengan memperhatikan hal tersebut maka investor harus mampu memilih sarana investasi mana yang sebaiknya digunakan agar dengan risiko tertentu dapat memperoleh tingkat pengembalian yang sebesar-besarnya atau dengan risiko yang rendah dapat memperoleh tingkat pengembalian tertentu sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan pasar modal dan pasar valas sebagai pembanding, karena keduanya mempunyai hubungan erat dan merupakan sarana dalam berinvestasi oleh para investor. Alasan pasar modal menggunakan saham merupakan pilihan investasi terbaik dibanding dengan instrumen lain yang diperdagangkan, dan dalam pasar valas sering menggunakan dollar Amerika sebagai patokan dalam melaksanakan transaksi, karena dollar merupakan mata uang yang mudah diperdagangkan dan nilainya relatif stabil. Hidayat, 2005:1. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai “ Analisis Perbandingan Tingkat Pengembalian dan Risiko Investasi Antara Pasar Modal dan Pasar Valas Study Pada Pasar Keuangan Indonesia Periode 2005-2007”.

B. Rumusan Masalah