Saran KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Albardon. 2010. Tentang Definisi Animasi. Diunggah pada 22 Agustus 2010. Diunduh pada tanggal 12 September 2012. http:id.shvoong.cominternet-and- technologiessoftware2040864-definisi-animasi Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta. Devito, A. Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Karisma Publishing Book. Tangerang Selatan. Gardner Howard. 2008. Multiple Intelligences. Basic Books. Goleman, Daniel. 1997. Kecerdasan Emosional. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hari Soetjiningsih, Christina. 2012. Perkembangan Anak. Prenada Indonesia. Kencana. Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi MassaSebuah Analisis Media Televisi. PT Rienka Cipta. Jakarta Liliweri, Alo. 2012. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Kencana. Jakarta Little John, Stephen dan Karen A. Foss. 2009. Theories of Human Communication edisi 9. Salemba Humanika. Jakarta Makmun, Abin Syamsudin. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja. Bandung Morisan. 2009. Teori Komunikasi. Ghalia Indonesia. Jakarta Moss, Sylvia dan Tubbs. 1996. Human Communication. PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung Narbuko, Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. PT Bumi Aksara. Jakarta O’Hair, Dan dan Gustav W. Friedrich dan Lynda Dee Dixion. 2009. Strategic Communication in Bussiness and The Protessions. Kencana. Jakarta Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung Randall Harrison, Beyond Words. 1974. An Introduction to Nonverbal Communication. Englewood Cliffs,NJ. Pretince Hall Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Sosial. LP3ES. Jakarta Barat Syamsu, Yusuf. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT RosdaKarya Remaja Wikipedia. 2009. Shaun The Sheep.http:id.wikipedia.orgwikiShaun_the_Sheep diakses pada tanggal 12 September 2012 pukul 20.20 WIB PENGARUH TAYANGAN ANIMASI NONVERBAL TERHADAP KECERDASAN BAHASA ANAK Studi Dalam Tayangan Animasi Shaun The Sheep EFFECT OF NONVERBAL TO CHILDREN LANGUAGE EQUATION A Case On Shaun The Sheep DEWI OCTAVIA ILMU KOMUNIKASI 0916031092 dewioc.zhengmail.com ABSTRAK Tayangan animasi yang disajikan di media massa terutama televisi sangat beragam. Tentunya tayangan animasi sangat digemari oleh anak –anak. Tayangan animasi yang disajikan ditelevisi biasanya tayangan verbal. Namun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah tayangan animasi yang tanpa menggunakan kata-kata. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui berapa besar pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 79 responden kelas 5 di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan Rumus Product Moment untuk menguji validitas serta Koefisien Alfa Cronbach untuk menguji reliabilitasnya maka dapat dihitung besar pengaruhnya dengan rumus Regresi Linear Sederhana, didapatkan hasil sebesar 45 besar pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan anak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ternyata tayangan animasi anak dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan pada anak. Sebaiknya anak –anak dibimbing oleh orang tua terutama sejak dini, sehingga dapat mengembangkan kecerdasan yang dimiliki. Kata kunci : media nonverbal, pembelajaran dasar, pengaruh media. ABSTRACT Animation that shows in the mass media, especially television was very diverse. Animation shows are very popular with children. Animation shows in television usually in verbal impressions. otherwise the problem in these study was an animation shows appear without text. The purpose of these study was to known how much the effect of nonverbal to children language equation. These study using 79 samples grade 5 in Francis elementary school. These study using kuantitatif method and Product Moment to found validity test , Alfa Cronbach to found the reliability test, then to count how much the effect with simple linear regression. The result shows that 45 the effect of nonverbal to children language equation. The conclusion of this study was animated show could have effect for children growth. It should be the children guided by their parents, so can expand their equation. Key words : basic learning, media effect, nonverbal media. PENDAHULUAN Animasi adalah proses penciptaan efek gerak yang terjadi selama beberapa waktu yang dimana hasil proses obyek digambarkan tampak hidup. Animasi ini juga memiliki berbagai macam karakter yang membuat keanekaragaman dalam sebuah cerita Albardon :2010. Berbagai tayangan animasi yang disajikan ditelevisi yang membuat anak-anak rela menghabiskan waktunya untuk duduk didepan televisi. Tayangan animasi verbal maupun tayangan animasi nonverbal tak terlewatkan dari perhatian anak-anak. Tayangan animasi yang sering ditonton oleh anak-anak adalah tayangan animasi verbal. Namun yang menjadi penelitian disini adalah tayangan nonverbal atau tayangan tanpa dialog kata-kata, Animasi yang digerakkan dibuat sedemikian rupa supaya dapat menggantikan kata-kata yang biasanya sering digunakan untuk berkomunikasi. Tetapi kita juga harus tetap berhati-hati dengan kecenderungan penggunaan media massa televisi ini. Televisi sendiri memiliki tiga dampak yaitu dampak kognitif, dampak peniruan dan dampak perilaku Kuswandi:1996. Ketiga dampak tersebut akan menjadi sebuah permasalahan yang cukup berpengaruh apabila anak-anak dibiarkan bebas begitu saja menonton tanpa adanya perhatian dari orangtua yang mendampingi. Dari ketiga dampak tersebut juga dapat mempengaruhi beberapa kecerdasan seperti yang telah dituliskan oleh Howard 2011 dalam bukunya yang berjudul Multiple Intellegence bahwa kecerdasan dibagi menjadi 8 macam. Dalam penelitian ini akan difokuskan kepada kecerdasan bahasa. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak. Nonverbal merupakan penegasan pesan verbal berupa gerakan, body language, maupun isyarat yang telah disepakati oleh komunikan dan komunikator dalam berkomunikasi. Keseluruhan tanda-tanda nonverbal tidak memiliki makna yang universal, karena bergantung juga pada budaya masing-masing negara. Selain itu nonverbal memiliki informasi sebagai menggantikan atau menguatkan pesan. Ada beberapa fungsi pesan nonverbal menurut Mark 1972:9-12 yang pertama yaitu repetisi ; mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal, yang kedua subtitusi ; menunjukkan perasaan dan emosi yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata, yang ketiga kontradiksi ; menolak pesan nonverbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal, yang keempat komplemen ; melengkapi dan memperkaya pesan nonverbal dan yang kelima sebagai aksentuasi ; menegaskan pesan verbal. Kode nonverbal juga memiliki tiga dimensi. Yang pertama semantik yaitu dimensi yang mengacu pada makna dari suatu tanda. Kedua adalah sintaktik yaitu dimensi yang mengacu pada cara tanda disusun atau diorganisir dengan tanda lainnya didalam sistem. Dan yang terakhir adalah pragmatik yaitu dimensi yang mengacu pada efek atau perilaku yang diajukan oleh tanda. Didalam komunikasi nonverbal dapat dilihat melalui gestur tubuh subyek, seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh dan isyarat tangan. Wajah tanpa ekspresi merupakan teka-teki. Gerakan tubuh yang ditandai dengan sebuah tindakan dapat menandakan sebuah pesan tersendiri tanpa perlu diungkapkan dengan kata-kata. Sedangkan isyarat tangan memiliki berbagai macam gerakan yang dapat mengartikan sesuatu Desmon Morris:1979. Sintagmatik merupakan kesatuan tanda yang dikombinasikan sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, menurut Howard Gardner 2011 yang ditulis dalam buku Multiple Intelligences kecerdasan ganda, kecerdasan dikelompokkan menjadi 8 jenis yaitu kecerdasan matematika dan logika atau cerdas angka, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial atau cerdas gambar, kecerdasan kinestetik atau cerdas gerak, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan naturalis Dari 8 kecerdasan diatas, kecerdasan bahasa yang akan lebih diteliti. Kecerdasan bahasa adalah kemampuan anak menggunakan bahasa dan kata secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk seperti tulisan maupun tanda yang ada. Bahasa dituturkan dengan alat ucap, tetapi pusat kecerdasan bahasa terletak diotak bagian kiri daerah frontal depan dan temporal samping. Kecerdasan bahasa meliputi cerdas memahami bagian otak kiri samping dan cerdas berekspresi bagian otak kiri agak depan. Dengan demikian, cerdas berbahasa meliputi memahami dan berekspresi melalui bahasa. Kecerdasan Bahasa Linguistik Menurut Adi W.G.2011:107 dalam bukunya yang berjudul Born to be a Genius, orang dengan kecerdasan linguistik yang berkembang dengan baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut yaitu 1 mampu mendengar dan memberikan respon pada kata – kata yang diucapkan dalam suatu komunikasi verbal, 2 mampu menirukan suara, mempelajari bahasa, serta mampu membaca dan menulis karya orang lain, 3 mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi atau debat, 4 mampu mendengar dengan efektif, serta mengerti dan mengingat apa yang telah didengar, 5 mampu membaca dan mengerti apa yang dibaca, 6 mampu berbicara dan menulis dengan efektif, 7 mampu mempelajari bahasa asing, 8 mampu meningkatkan kemampuan bahasa yang digunakan untuk komunikasi sehari-hari, 9 tertarik pada karya jurnalisme, berdebat, berbicara, menulis atau menyampaikan suatu cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis, 10 memiliki kemampuan menceritakan dan menikmati humor. Kecerdasan linguistik tidak hanya meliputi membaca atau menulis. Kecerdasan ini juga mencakup tentang berkomunikasi. Kita berkomunikasi dengan menggunakan tiga komponen. Tiga komponen itu adalah kata yang digunakan, suara atau intonasi nada yang digunakan saat menggunakan kata – kata tersebut dan bagaimana cara kita mengekspresikan wajah dan gerakan tubuh saat menegaskan apa yang disampaikan. Dari ketiga komponen itu ternyata pemilihan kata menempati urutan paling kecil dalam hal efektifitas yaitu 7. Nada suara atau intonasi menempati urutan kedua yaitu 38, dan yang paling berpengaruh adalah gerak tubuh adalah ekspresi wajah dan bahasa tubuh yaitu sebesar 55. Komunikasi yang baik tidak hanya berbicara. Kita juga perlu berlatih keahlian mendengar. Sering kali keahlian ini diabaikan dalam komunikasi. Orang cenderung lebih suka berbicara daripada mendengar. Kesulitan komunikasi biasanya disini. Dimana orang hanya memiliki satu mulut dan dua telinga seharusnya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Banyak mendengar maka kita akan mengetahui banyak pengetahuan untuk berinteraksi. Menurut Suhartin 1986:78 ia mendefinisikan anak sebagai mereka yang ditandai dengan pertumbuhan fisik yang terbagi dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu umur 0 – 1 tahun yaitu masa bayi. Tahapan kedua umur 1 – 3 tahun yaitu masa balita. Tahapan ketiga yaitu umur 3 – 6 tahun yaitu masa pra sekolah. Tahapan keempat yaitu umur 6 – 12 tahun yaitu masa sekolah. Dari kategori diatas, kategori anak-anak yang penulis teliti adalah yang masuk dalam kategori umur 6 –12 tahun yaitu masa sekolah. Usia 6-9 tahun anak masih menggunakan kata pasif, dan mengenai pemahaman tentang sintaksis masih kurang. Masa kritis perkembangan bahasa terjadi antara 11-12 tahun bergantung pada kematangan dan periode kritis. Menurut Lenneberg dalam buku Christina 2012:286 tahun anak-anak merupakan perkembangan cepat. Namun tidak menutup kemungkinan apabila semua yang ada juga berkembang terus sampai mereka dewasa. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori S-O-R. Teori S-O-R yang berasal dari Hovland adalah Stimulus – Objek – Respon. Teori ini berawal dari psikologi yang memiliki kesamaan komponen dengan komunikasi yakni komponen kognitif, afektif, konasi dan sikap serta efek. Stimulus yang disampaikan kepada komunikan memiliki kemungkinan diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Ketika komunikan mengerti maka akan terjadi proses selanjutnya yaitu memahami stimulus yang ada. Setelah komunikan mengerti stimulus tersebut, maka akan ada kemungkinan untuk mengubah sikap. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bagan kerangka pikirnya seperti dibawah ini : f : uji hipotesis S O R Stimulus Variabel Y Objek Respon variabel X tayangan nonverbal Anak - perhatian - pemahaman - pengertian Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir Ht : adanya pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak Ho : tidak ada pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif ini bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis yang ada. Metode survey yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk eksplanasi explanatory research yaitu penelitian yang menyoroti pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut Singarimbun 2008:3, metode penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data yang pokok. Metode penelitian survey ini bertujuan untuk menjelaskan dengan melihat pengaruh antara variabel –variabel melalui pengujian hipotesa penelitian yang telah dirumuskan. Variabel dalam penelitian ini yaitu komunikasi nonverbal yang ditandai dengan variabel x dan variabel y yaitu kecerdasan bahasa anak. Untuk memudahkan dalam memahami konsep – konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka definisi konseptual pada penelitian ini yaitu yang pertama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI edisi ke-3, pengaruh adalah data yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang, yang kedua yaitu definisi animasi sendiri berasal dari kata to animate yang berarti menggerakkan, menghidupkan. Misalkan sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui perubahan sedikit demi sedikit dan teratur sehingga memberikan kesan yang hidup. Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Animasi juga merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilustrasi gerakan motion pada gambar yang ditampilkan. Albardon:2010, yang ketiga yaitu nonverbal adalah penegasan pesan verbal berupa gerakan, body language, maupun isyarat yang telah disepakati oleh komunikan dan komunikator dalam berkomunikasi. Nonverbal tidak menggunakan dialog atau kata – kata karena ditinjau dari dua kata yaitu non yang berarti tidak, dan verbal adalah secara langsung. Jalaluddin Rakhmat: 2008, yang keempat yaitu kecerdasan dibagi menjadi 8 menurut Howard Gardner didalam buku Multiple Intellegence, yaitu kecerdasan matematika, kecerdasan bahasa, kecerdasan gerak, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musikal, kecerdasan visual dan kecerdasan intrapersonal. Definisi operasional dalam pelaksanaan penelitian ini adalah yaitu tayangan nonverbal akan diukur dengan indikator yang pertama yaitu perhatian anak terhadap tayangan nonverbal berupa animasi Shaun the Sheep, kedua pengertian anak dalam tayangan animasi Shaun The Sheep terhadap jalan cerita dan isi cerita dan yang ketiga yaitu pemahaman anak terhadap pesan nonverbal yang berupa gestur, isyarat tangan, mimik wajah dan gerak tubuh dalam tayangan animasi Shaun The Sheep. Tubbs, Steward dan Moss:1996 Sedangkan indikator yang kedua yaitu tentang kecerdasan bahasa pada anak. Kecerdasan bahasa anak dapat diukur dengan melalui indikator respon teori S-O-R yaitu dengan indikator kemampuan anak terhadap memahami pesan nonverbal yaitu dengan mampu menjelaskan gerakan nonverbal yang telah dilihat dan dapat mengerti maksud dan arti dari gerakan nonverbal tersebut. Indikator yang dipakai yaitu yang pertama mampu mendengar dan memberikan respon pada kata – kata yang diucapkan dalam suatu komunikasi verbal, kedua mampu menirukan suara, mempelajari bahasa, serta mampu membaca dan menulis karya orang lain ketiga mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi atau debat, keempat mampu mendengar dengan efektif, serta mengerti dan mengingat apa yang telah didengar, kelima memiliki kemampuan menceritakan dan menikmati humor. Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah SD Fransiskus Rawa Laut kelas 5 yang pernah menonton Shaun The Sheep. Tiap kelas berjumlah 27 murid. Sehingga apabila dijumlahkan dengan 4 kelas maka ada 108 siswa kelas 5 SD Fransiskus Rawa Laut. Sumber data pada pelaksanaan penelitian ini dibedakan hanya menggunakan data primer. Data primer adalah sumber data utama dalam penelitian. Data yang diperoleh dari informan melalui penyebaran kuesioner dengan berisikan pertanyaan yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada kegiatan ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal. Untuk mengukur validitas angket dalam penelitian ini digunakan rumus Korelasi Product Moment dan untuk mencari reliabilitas keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang diperoleh menggunakan rumus Koefisien Alfa CronBach. Teknik pengolahan data dilakukan dengan cara editing, coding dan tabulating. Kemudian untuk mengetahui apakah tayangan animasi nonverbal memiliki pengaruh terhadap kecerdasan anak, maka teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana adalah regresi yang dimana variabel yang terlibat didalamnya hanya ada 2. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik uji t. Setelah dalam pengujian hipotesis yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada signifikan 5. Untuk mengetahui pengaruh tayangan nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak, dapat dilihat dibawah ini hasil yang telah didapatkan setelah melakukan penelitian di SD Fransiskus 2 Bandar Lampung. Preferensi Penelitian Situasi dan kondisi selama melakukan penelitian yaitu sempat terjadi kesalahan teknis pada saat pemasangan proyektor sehingga penayangan film terlambat kurang lebih 5-10 menit, seluruh anak- anak mengetahui film Shaun The Sheep bahkan mayoritas sering menontonnya. Anak-anak tampak me nikmati film dan berucap “yaaaaahhh…” saat pertama kali adegan film di pause. Beberapa anak paham cara pengisian kuesioner dengan langsung menjawab pada angka yang telah disediakan, akan tetapi banyak dari mereka yang menjawab dengan menuliskan jawaban berupa kata-kata. Anak-anak sempat tidak koondusif di menit ke 15 hingga salah satu guru yang berada di belakang auditorium maju ke depan dan memperingatkan anak-anak untuk tertib. Beberapa anak terlihat melihat jawaban temannya,khususnya pada pertanyaan “nama anjing”, peneliti sempat memperingatkan untuk mengisi kuesioner dengan jujur. Beberapa anak nampak tidak terlalu fokus pada peneliti dan asik mengobrol atau bermain dengan temannya. Setelah menghitung hasil perhitungan regresi linear dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 19 maka didapatkan hasil seperti yang ada pada tabel berikut ini : Tabel : Hasil Perhitungan Regresi Linear Perhitungan Regresi Linear Menggunakan Program SPSS versi 19 Hasil Konstanta Intercept a Koefisien Regresi b Persamaan y atas x R R square R 2 Standard Error dari b Sb Standard Error of the Estimate Df n – 2 T hit T tabel pada taraf signifikansi 5 35,722 0.462 Y = 35.722 + 0.462 0.450 0.313 5.301 5.979 53 7.254 1.676

2. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ht : adanya pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak Ho : tidak ada pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik uji t sebagai berikut : t hitung = 2 1 2 r n r   = 0.450 79-2 √ 2 = 7.524 Sehingga dapat kita lihat bahwa nilai t hitung yang sebesar 7,524 dan nilai t tabel sebesar 1.676 maka t hitung = 7,524 t tabel = 1,676 maka hipotesis diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, tayangan animasi nonverbal yang dimana dalam tayangan tersebut tidak memiliki dialog kata – kata dan hanya menggunakan gerakan nonverbal, ternyata memiliki pengaruh yang cukup terhadap kecerdasan bahasa anak sebesar 45. Terbukti bahwa dengan menggunakan teori SOR yaitu apabila stimulus yang didalam penelitian ini berupa tayangan animasi nonverbal diberikan kepada anak – anak yang disini berperan sebagai objek ternyata memiliki respon yang cukup untuk mendapatkan pengaruh terhadap kecerdasan bahasa yang mereka punya. Walaupun tidak berpengaruh banyak karena kecerdasan bahasa tidak hanya dipengaruhi oleh tayangan animasi nonverbal saja, namun bisa dari faktor – faktor internal dan eksternal lainnya. Pada dasarnya anak-anak memiliki kecerdasan masing-masing, tetapi bergantung dari lingkungan sekitarnya maupun bagaimana cara anak dididik dengan baik oleh orangtuanya masing-masing, sehingga anak tersebut dapat dengan bebas mengeksplorasi bibit kecerdasan yang telah dimilikinya. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara memberikan stimulus berupa tayangan animasi nonverbal kepada anak kelas 5 SD sebagai objeknya. Stimulus yang diberikan hanyalah berupa tayangan Shaun The Sheep yang merupakan instrumen dari penelitian ini. Kemudian stimulus ini diberikan kepada objek berupa anak kelas 5 SD Fransiskus 2 Bandar Lampung sebagai sampel yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian pemberian stimulus ini dilakukan dengan cara menampilkan tayangan video nonverbal Shaun The Sheep kepada anak-anak. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di auditorium SD Fransiskus 2 Rawa Laut yang berisi dari anak kelas 5. Auditorium yang cukup besar dengan suasana nyaman dan bersih dan dikondisikan dengan responden berupa anak-anak yang didampingi mahasiswa dan guru wali kelas, dilakukan penyebaran kuesioner dan ditampilkan tayangan animasi nonverbal. Dari kuesioner yang sudah diisi dan kemudian diolah datanya dengan bantuan program SPSS maka didapatkan bahwa adanya pengaruh tayangan nonverbal terhadap kecerdasan anak sebesar 45. Ini dapat saja terjadi karena kemungkinan adanya pengaruh dari lingkungan sekitar dalam proses selama penelitian berlangsung saat menjawab pertanyaan yang diberikan. Selain itu karena ruangan yang cukup besar membuat anak-anak kurang jelas mendengar suara dari tayangan nonverbal tersebut, tidak seperti saat mereka menonton televisi dirumah yang lebih fokus dan jelas saat menonton. Ada juga pengaruh individual yang ternyata ada anak yang aktif, sehingga ia lebih senang untuk mengobrol dengan teman didekatnya daripada memperhatikan tayangan yang sedang diberikan, sehingga teman yang diajak berbicara kurang fokus dalam mengikuti pelaksanaan penelitian ini. Kemudian ada juga beberapa anak yang terlihat mengantuk saat menonton tayangan animasi nonverbal ini sehingga kurang fokus dalam mengikuti tayangan animasi yang sedang ditampilkan. Dari penelitian ini didapatkan bahwa tayangan nonverbal memiliki pengaruh sebesar 45 terhadap kecerdasan bahasa anak. Hasil ini didapatkan dari serangkaian kuesioner yang telah disebarkan ke anak kelas 5 yang dimana mereka pernah menonton tayangan Shaun The Sheep. Setiap anak itu unik, maka setiap anak itu pasti berbeda. Menurut Howard Gardner 2011 yang menuliskan di dalam bukunya Multiple Intellegence bahwa setiap anak memiliki 8 kecerdasan yang telah dikategorikan. Tetapi setiap anak akan menonjolkan kecerdasan mereka masing- masing yang berbeda karena setiap anak dikaruniakan kecerdasan yang berbeda-beda. Maka ada anak yang pandai berolahraga namun tidak pandai dalam pelajaran matematika. Ada juga anak yang pandai berhitung namun tidak pandai berolahraga. Dapat dilihat dari tabel-tabel sebelumnya bahwa anak-anak sangat senang menonton kartun. Ternyata dengan menonton kartun, selain sebagai hiburan anak-anak ternyata menonton kartun juga dapat memiliki pengaruh terhadap kecerdasan bahasa. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner yang sesuai dengan indikator kecerdasan bahasa, anak-anak dapat memahami, mengerti dan mengingat gerakan-gerakan nonverbal yang sebelumnya diberikan. Tidak semua tayangan yang disajikan televisi memberikan dampak negatif bagi anak-anak. Dengan memberikan bimbingan dan arahan yang baik kepada anak-anak, maka dapat meminimalisir dampak negatif yang terjadi apabila anak terlalu banyak mengonsumsi tayangan di televisi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh 79 responden siswa – siswi SD FRANSISKUS 2 Bandar Lampung mengenai pengaruh tayangan nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak dengan studi kasus dalam tayangan animasi Shaun The Sheep, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Kesimpulan : 1. Bahwa adanya pengaruh tayangan animasi terhadap kecerdasan bahasa anak. Ini membuktikan bahwa dengan menonton tayangan animasi, secara tidak langsung akan memberikan pengaruh terhadap kecerdasan bahasa anak. Hal ini dapat kita lihat dari hasil yang ditunjukkan bahwa pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak sebesar 45 2. Bahwa walaupun tayangan animasi nonverbal merupakan tayangan nonverbal atau tanpa kata – kata, namun ternyata anak – anak dapat mengerti melaui gerak – gerik dari setiap tokoh. Dapat disimpulkan bahwa anak – anak memang memiliki kecerdasan bahasa sebelumnya yang dengan diberikan sebuah stimulus lagi berupa tayangan nonverbal yang dapat membuat anak – anak memiliki respon dengan baik yaitu bisa memahami komunikasi nonverbal. 3. Bahwa tayangan televisi memiliki dampak positif yaitu salah satunya dapat memengaruhi kecerdasan bahasa yang dimiliki anak-anak sehingga kecerdasan bahasa yang dimiliki dapat dikembangkan lebih lagi serta dapat memicu kecerdasan lainnya. Sarannya : 1. Hendaknya anak – anak dapat mengasah kecerdasan mereka lebih banyak lagi, karena ada begitu banyak kecerdasan yang telah diidentifikasian sebelumnya. Dengan memahami apa saja kecerdasan yang dimiliki oleh masing – masing anak, maka anak tersebut dapat mengembangkan kemampuan yang ia miliki sehingga dapat mengeksplor lebih dalam lagi tentang apa yang terjadi disekelilingnya. 2. Kiranya penelitian ini dapat menjadi bahan preferensi penelitian yang selanjutnya, guna memberikan informasi yang lebih jauh tentang kecerdasan anak terutama dalam kecerdasan bahasa anak. 3. Hendaknya orangtua dapat membimbing anak-anaknya dalam memicu kecerdasan lainnya selain kecerdasan bahasa yang telah ada dalam diri anak, dengan mencari tahu kecerdasan apa yang lebih menonjol dalam diri anak sehingga orangtua dapat membantu mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anaknya. DAFTAR PUSTAKA Albardon. 2010. Tentang Definisi Animasi. Diunggah pada 22 Agustus 2010. Diunduh pada tanggal 12 September 2012. http:id.shvoong.cominternet-and-technologiessoftware2040864-definisi- animasi Gardner Howard. 2011. Multiple Intelligences. Basic Books. Gunawan, Adi W.2011. Born to be a Genius. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Hari Soetjiningsih, Christina. 2012. Perkembangan Anak. Prenada Indonesia. Kencana. Knap, M.L. 1972. Nonverbal Communication in Human Interaction. New York. Holt, Rinehart, and Winston Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi MassaSebuah Analisis Media Televisi. PT Rienka Cipta. Jakarta Moss, Sylvia dan Tubbs. 1996. Human Communication. PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung Rakhmat, Jalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi. PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Sosial. LP3ES. Jakarta Barat Frequency Table Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 6 11.1 11.1 11.1 2 4 7.4 7.4 18.5 3 30 55.6 55.6 74.1 4 2 3.7 3.7 77.8 5 12 22.2 22.2 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 13 24.1 24.1 24.1 2 5 9.3 9.3 33.3 3 6 11.1 11.1 44.4 4 10 18.5 18.5 63.0 5 20 37.0 37.0 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 16 29.6 29.6 29.6 2 7 13.0 13.0 42.6 3 5 9.3 9.3 51.9 4 12 22.2 22.2 74.1 5 14 25.9 25.9 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 3 5.6 5.6 5.6 2 5 9.3 9.3 14.8 3 11 20.4 20.4 35.2 4 9 16.7 16.7 51.9 5 26 48.1 48.1 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 3 5.6 5.6 5.6 2 2 3.7 3.7 9.3 3 6 11.1 11.1 20.4 4 11 20.4 20.4 40.7 5 32 59.3 59.3 100.0 Total 54 100.0 100.0 soal1 Valid soal2 Valid soal3 Valid soal4 Valid soal5 Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 4 7.4 7.4 7.4 2 3 5.6 5.6 13.0 3 5 9.3 9.3 22.2 4 23 42.6 42.6 64.8 5 19 35.2 35.2 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 5 9.3 9.3 9.3 2 7 13.0 13.0 22.2 3 11 20.4 20.4 42.6 4 11 20.4 20.4 63.0 5 20 37.0 37.0 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 27 50.0 50.0 50.0 2 6 11.1 11.1 61.1 3 12 22.2 22.2 83.3 4 1 1.9 1.9 85.2 5 8 14.8 14.8 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 15 27.8 27.8 27.8 2 7 13.0 13.0 40.7 3 13 24.1 24.1 64.8 4 5 9.3 9.3 74.1 5 14 25.9 25.9 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 9 16.7 16.7 16.7 2 5 9.3 9.3 25.9 3 9 16.7 16.7 42.6 4 7 13.0 13.0 55.6 5 24 44.4 44.4 100.0 Total 54 100.0 100.0 soal6 Valid soal7 Valid soal8 Valid soal9 Valid soal10 Valid Frequency Table Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 2 3.7 3.7 3.7 3 5 9.3 9.3 13.0 4 3 5.6 5.6 18.5 5 44 81.5 81.5 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 4 7.4 7.4 7.4 3 15 27.8 27.8 35.2 4 4 7.4 7.4 42.6 5 31 57.4 57.4 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 17 31.5 31.5 31.5 2 3 5.6 5.6 37.0 3 29 53.7 53.7 90.7 4 2 3.7 3.7 94.4 5 3 5.6 5.6 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 2 3.7 3.7 3.7 2 3 5.6 5.6 9.3 3 33 61.1 61.1 70.4 4 3 5.6 5.6 75.9 5 13 24.1 24.1 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 3 5.6 5.6 5.6 2 1 1.9 1.9 7.4 3 12 22.2 22.2 29.6 4 8 14.8 14.8 44.4 5 30 55.6 55.6 100.0 Total 54 100.0 100.0 soal1 Valid soal2 Valid soal3 Valid soal4 Valid soal5 Valid Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 5 9.3 9.3 9.3 2 3 5.6 5.6 14.8 3 25 46.3 46.3 61.1 4 5 9.3 9.3 70.4 5 16 29.6 29.6 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 2 3.7 3.7 3.7 3 7 13.0 13.0 16.7 4 5 9.3 9.3 25.9 5 40 74.1 74.1 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 15 27.8 27.8 27.8 2 2 3.7 3.7 31.5 3 17 31.5 31.5 63.0 4 6 11.1 11.1 74.1 5 14 25.9 25.9 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 16 29.6 29.6 29.6 2 3 5.6 5.6 35.2 3 24 44.4 44.4 79.6 4 3 5.6 5.6 85.2 5 8 14.8 14.8 100.0 Total 54 100.0 100.0 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 1 9 16.7 16.7 16.7 2 5 9.3 9.3 25.9 3 16 29.6 29.6 55.6 4 6 11.1 11.1 66.7 5 18 33.3 33.3 100.0 Total 54 100.0 100.0 soal6 Valid soal7 Valid soal8 Valid soal9 Valid soal10 Valid REGRESSION DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N MISSING LISTWISE STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CRITERIA=PIN.05 POUT.10 NOORIGIN DEPENDENT KecerdasanAnak METHOD=ENTER TayanganNonVerbal. Regression 14-Des-2012 22:19:33 Active Dataset DataSet3 Filter none Weight none Split File none N of Rows in Working Data File 54 Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing. Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any variable used. REGRESSION DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N MISSING LISTWISE STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CRITERIA=PIN.05 POUT.10 NOORIGIN DEPENDENT KecerdasanAnak METHOD=ENTER TayanganNonVerbal. Processor Time 00 00:00:00,015 Elapsed Time 00 00:00:00,020 Memory Required 1356 bytes Additional Memory Required for Residual Plots 0 bytes [DataSet3] Mean Std. Deviation N KecerdasanAnak 35.72 5.922 54 TayanganNonVerbal 34.00 5.331 54 KecerdasanAnak TayanganNonVer bal KecerdasanAnak 1.000 .450 TayanganNonVerbal .450 1.000 KecerdasanAnak . .000 TayanganNonVerbal .000 . KecerdasanAnak 54 54 TayanganNonVerbal 54 54 a. Dari hasil perhitungan didapatkan angka korelasi antara tayangan nonverbal dengan kecerdasan anak sebesar 0,450. Artinya, hubungan kedua variabel tersebut kategori cukup Tabel X.X N Resources Descriptive Statistics Correlations Pearson Correlation Sig. 1-tailed Notes Output Created Comments Input Missing Value Handling Syntax Kriteria Penilaian Korelasi Interval Korelasi Tingkat Hubungan 0 – 0.25 Sangat Lemah 0.25 – 0.5 Cukup 0.5 – 0.75 Kuat 0.75 – 1 Sangat Kuat b. Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara tayangan nonverbal dengan kecerdasan anak adalah searah,begitupula sebaliknya jika negative. Artinya jika tayangan nonverbal semakin ditingkatkan maka kecerdasan anak juga akan meningkat. c. Untuk melihat hubungan antara variable tayangan nonverbal dengan kecerdasan sosial signifikan atau tidak, dapat dilihat dari angka probabilitas sig disitu nilainya sebesar 0.00 yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas sig lebih kecil dari 0.05 maka kesimpulannya ada hubungan yang signifikan antara kedua variable tersebut. Begitupun sebaliknya seandainya angka probabilitas sig 0.05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variable. Model Variables Entered Variables Removed Method 1 TayanganNonVerbal . Enter Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,450 a .313 .219 5.979 Untuk menghitung besarnya pengaruh tayangan nonverbal terhadap kecerdasan anak, kita menggunakan R Square disebut juga Koefisien Determinasi KD. Besarnya angka . Besarnya Koefisien Determinasi KD atau R square di atas adalah sebesar 0.403 atau sama dengan 40,3. Rumus KD = r 2 x 100 Angka tersebut mempunyai arti bahwa besarnya pengaruh tayangan nonverbal terhadap kecerdasan anak ialah sebesar 31,3 sedangkan sisanya sebesar 68,7 dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab lainnya yang berasal dari luar model regresi linear inidi luar penelitian ini. Untuk menguji apakah model regresi tersebut sudah benar atau layak maka perlu dilakukan pengujian hubungan linearitas antara variabeltayangan verbal dengan kecerdasana anak. Angka yang digunakan adalah ; Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 1419.918 1 1419.918 5.613 ,000 a Residual 1858.833 52 35.747 Total 1858.833 53 Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh angka signifikansi sebesar 0,000. Angka 0,000 0,05 artinya ada hubungan linear antara variabel tayangan verbal dengan kecerdasan anak sehingga benar bahwa tayangan nonverbal mempengaruhi kecerdasan anak. Standardized Coefficients B Std. Error Beta Constant 35.722 5.301 6.739 .000 TayanganNonVerbal .462 .154 .450 7.254 .000 Untuk mengetahui persamaan regresinya, maka Y = a + b x + e Dimana ; Y adalah Kecerdasan anak a adalah angka constant dari Unstandardized Coefficients 1 a. Dependent Variable: KecerdasanAnak Model 1 a. Predictors: Constant, TayanganNonVerbalb. Dependent Variable: KecerdasanAnak Coefficients a Model Unstandardized Coefficients t Sig. Variables EnteredRemoved b a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: KecerdasanAnak Model Summary a. Predictors: Constant, TayanganNonVerbal ANOVA b b adalah koefisien variabel tayangan non verbal x adalah angka tayangan non verbal maka diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut ; Y = 35,722 + 0.462 x + e Sehingga ; Konstanta sebesar 35,722 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai tayangan nonverbal X=0 maka kecerdasan responden sebesar 35,722 Koefisien regresi untuk X tayanagn non verbal sebesar 0,462 menyatakan bahwa setiap penambahan satu satuan X maka akan meningkatkan kecerdasan responden sebesar 0,462 Kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah : a. Jika T hitung T table pada taraf signifikan 95 maka Ho ditolak, Hi diterima. Berarti ada pengaruh realiy show jika aku jadi terhadap sikap sosial responden b. Jika T hitung T table pada taraf signifikan 95 maka Ho diterima, Hi ditolak. Berarti tidak ada pengaruh tayangan reality show jika aku jadi terhadap sikap sosial responden Menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan DK dengan ketentuan DK = n-2 atau 54-2. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 1.676 lihat “t tabel word” di folder Hasil diperoleh ; Uji t terhadap X tayangan nonverbal, diperoleh t hitung sebesar 7.254 t tabel sebesar 1.676 berarti ada pengaruh tayangan non verbal terhadap kecerdasan anak. Besarnya pengaruh kualitas reality show terhadap sikap sosial ialah sebesar 45,0 dengan hubungan korelasi kategori cukup lihat Standardized Coefficients Beta. TayanganNonVerbal KecerdasanAnak 31 36 33 31 35 34 35 38 38 32 43 39 44 16 35 38 34 25 36 39 40 34 37 43 37 44 38 32 36 28 37 33 38 46 39 33 36 35 37 32 32 42 33 34 35 37 34 30 32 36 28 28 32 40 36 34 37 25 35 38 35 36 35 37 23 42 29 34 33 42 33 42 30 34 35 46 29 26 31 35 47 40 44 43 26 34 26 34 30 24 33 38 24 37 19 40 34 40 32 40 27 38 29 33 42 40 37 42 RELIABILITY VARIABLES=soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10 SCALEALL VARIABLES ALL MODEL=ALPHA STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE SUMMARY=TOTAL. Reliability 13-Des-2012 22:59:35 Data D:\Project\dewi octavia ilkom\rekap x.sav Active Dataset DataSet9 Filter none Weight none Split File none N of Rows in Working Data File 54 Matrix Input Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure. RELIABILITY VARIABLES=soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10 SCALEALL VARIABLES ALL MODEL=ALPHA STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE SUMMARY=TOTAL. Processor Time 00 00:00:00,016 Elapsed Time 00 00:00:00,020 [DataSet9] D:\Project\dewi octavia ilkom\rekap x.sav Scale: ALL VARIABLES N Valid 54 100.0 Excluded a .0 Total 54 100.0 Cronbachs Alpha N of Items .442 10 Mean Std. Deviation N soal1 3.19 1.199 54 soal2 3.35 1.627 54 soal3 3.02 1.619 54 soal4 3.93 1.257 54 soal5 4.24 1.148 54 Item Statistics Resources Case Processing Summary Cases a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Notes Output Created Comments Input Missing Value Handling Syntax soal6 3.93 1.163 54 soal7 3.63 1.350 54 soal8 2.20 1.459 54 soal9 2.93 1.552 54 soal10 3.59 1.536 54 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted soal1 30.81 24.003 .293 .447 soal2 30.65 19.553 .432 .445 soal3 30.98 24.471 .289 .441 soal4 30.07 23.994 .331 .477 soal5 29.76 25.582 .330 .418 soal6 30.07 25.202 .279 .407 soal7 30.37 26.313 .320 .462 soal8 31.80 26.241 .290 .473 soal9 31.07 25.013 .284 .448 soal10 30.41 26.623 .336 .493 Mean Variance Std. Deviation N of Items 34.00 28.415 5.331 10 Ket : Analisis Nilai Cronbachs Alpha diperoleh 0,442 . Jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0.4 maka butir-butir pertanyaan reliabel Pada kolom Cronbachs Alpha if Item Deleted dilihat semuanya diatas 0.4 jadi semua pertanyaan reliable Pada Kolom Corrected Item-Total Correlation nilainya harus lebih besar dari r table=0.268 r table = 0.268 hasil ini diperoleh dari df=jumlah kasus-2 - 54-2=52 lihat r table Hasil diperoleh Semua pertanyaan reliable Nilai Cronbachs Alpha diperoleh 0,442 ini berarti reliabilitas pertanyaan tergolong cukup Daftar Interprestasi Koefisien r Koefisien r Reliabilitas 0.8000 – 1.0000 Sangat Tinggi 0.6000 – 0.7999 Tinggi 0.4000 – 0.5999 SedangCukup 0.2000 – 0.3999 Rendah 0.0000 – 1.1999 Sangat Rendah Item-Total Statistics Scale Statistics Cronbachs Alpha N of Items .637 10 Mean Std. Deviation N soal1 4.61 .940 54 soal2 4.07 1.242 54 soal3 2.46 1.145 54 soal4 3.41 1.037 54 soal5 4.13 1.166 54 soal6 3.44 1.239 54 soal7 4.50 .986 54 soal8 3.04 1.529 54 soal9 2.70 1.355 54 soal10 3.35 1.456 54 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted soal1 31.11 29.572 .452 .689 soal2 31.65 30.270 .239 .626 soal3 33.26 31.554 .272 .638 soal4 32.31 30.748 .282 .617 soal5 31.59 29.906 .298 .613 soal6 32.28 28.544 .377 .625 soal7 31.22 29.233 .457 .636 soal8 32.69 29.276 .269 .640 soal9 33.02 27.490 .405 .617 soal10 32.37 28.955 .269 .626 Mean Variance Std. Deviation N of Items 35.72 35.072 5.922 10 Ket : Analisis Nilai Cronbachs Alpha diperoleh 0,637 . Jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0.6 maka butir-butir pertanyaan reliabel Pada kolom Cronbachs Alpha if Item Deleted dilihat semuanya diatas 0.6 jadi semua pertanyaan reliable Pada Kolom Corrected Item-Total Correlation nilainya harus lebih besar dari r table=0.268 r table = 0.268 hasil ini diperoleh dari df=jumlah kasus-2 - 54-2=52 lihat r table Hasil diperoleh Semua pertanyaan reliable Nilai Cronbachs Alpha diperoleh 0,637 ini berarti reliabilitas pertanyaan tergolong tinggi Daftar Interprestasi Koefisien r Koefisien r Reliabilitas 0.8000 – 1.0000 Sangat Tinggi 0.6000 – 0.7999 Tinggi 0.4000 – 0.5999 SedangCukup 0.2000 – 0.3999 Rendah 0.0000 – 1.1999 Sangat Rendah Item Statistics Item-Total Statistics Scale Statistics Reliability Statistics Tabel r Product Moment Pada Sig.0,05 Two Tail N r N r N r N r N r N r 1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138 2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137 3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137 4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137 5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136 6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136 7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136 8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135 9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135 10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135 11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134 12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134 13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134 14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134 15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133 16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133 17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133 18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132 19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132 20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132 21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131 22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131 23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131 24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131 25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13 26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129 30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128 34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127 39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126 Pearson Correlation .210 .182 -.044 -.032 ,285 .164 .059 -.052 1 -,416 ,351 Sig. 2-tailed .127 .187 .749 .819 .036 .236 .673 .711 .002 .009 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation .124 .021 .102 .199 -.029 -.144 .226 -.164 -,416 1 .253 Sig. 2-tailed .373 .882 .464 .149 .836 .299 .100 .235 .002 .064 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation ,458 ,663 ,380 ,448 ,339 ,368 ,273 ,277 ,351 .253 1 Sig. 2-tailed .001 .000 .005 .001 .012 .006 .046 .043 .009 .064 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Keterangan : Analisis 1. Apabila r hitung r table maka instrument valid, sebaliknya tidak valid 2. Apabila probabilitas sig 0.05 maka instrument valid, sebaliknya tidak valid 3. r table = 0.268 hasil ini diperoleh dari df=jumlah kasus-2 - 54-2=52 lihat table r Product Moment Hasil : Berikut hasilnya : 1 0,458 Valid 2 0.663 Valid 3 0,380 Valid 4 0.448 Valid 5 0,339 Valid 6 0,368 Valid 7 0,273 0.268 Valid 8 0,277 Valid 9 0,351 Valid 10 0,253 Valid Semua pertanyaan adalah valid soal10 total . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Pertanyaan r-hitung X r-tabel pada N=78 Keterang an soal9 Pearson Correlation ,906 ,401 .008 .148 .074 .247 1 -.100 .198 ,309 ,583 Sig. 2-tailed .000 .003 .952 .287 .596 .072 .471 .152 .023 .000 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation -.055 -.091 ,292 .109 .251 .220 -.100 1 .087 .181 ,449 Sig. 2-tailed .691 .513 .032 .432 .067 .110 .471 .530 .191 .001 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation .175 .103 .127 .208 ,383 ,372 .198 .087 1 .159 ,587 Sig. 2-tailed .207 .458 .361 .131 .004 .006 .152 .530 .250 .000 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation ,309 .225 .138 -.009 -.005 -.109 ,309 .181 .159 1 ,478 Sig. 2-tailed .023 .101 .319 .947 .971 .432 .023 .191 .250 .000 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Pearson Correlation ,573 ,431 ,356 ,440 ,472 ,550 ,583 ,449 ,587 ,478 1 Sig. 2-tailed .000 .001 .008 .001 .000 .000 .000 .001 .000 .000 N 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 Keterangan : Analisis 1. Apabila r hitung r table maka instrument valid, sebaliknya tidak valid 2. Apabila probabilitas sig 0.05 maka instrument valid, sebaliknya tidak valid 3. r table = 0.268 hasil ini diperoleh dari df=jumlah kasus-2 - 54-2=52 lihat table r Product Moment Hasil : Berikut hasilnya : 1 0.573 Valid 2 0.431 Valid 3 0.356 Valid 4 0,440 Valid 5 0,472 Valid 6 0,550 Valid 7 0,583 0.268 Valid 8 0,449 Valid 9 0,587 Valid 10 0,478 Valid Semua pertanyaan adalah valid soal10 total . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.. Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Pertanyaan r-hitung X r-tabel pada N=78 Keteran gan soal7 soal8 soal9 SANWACANA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Tayangan Animasi Nonverbal Terhadap Kecerdasan Bahasa Anak sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi. Penulis pun menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Drs, H. Agus Hadiawan, M.Si, selaku dekan FISIP Unila 2. Drs. Teguh Budi Raharjo, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi 3. Ahmad Riza Faizal, S.Sos., IMDLL, selaku pembimbing pertama terima kasih atas semua bimbingan, pengertian, kesabaran, saran dan nasehatnya selama pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi. 4. Nanda Utaridah, S.Sos, selaku pembimbing akademik terima kasih atas semua saran dan nasehat serta doa yang sangat membantu penulis 5. Dr. Abdul Firman, S.IP, M.Si, selaku pembahas terima kasih atas masukan, pengarahan dan bimbingan selama penulisan skripsi. 6. Seluruh staf dan pegawai di jurusan Ilmu Komunikasi FISIP 7. Papa, Mama, Ko Anton, Ce Ika, Meyshin dan Apin buat doa, masukan, nasehat, dukungan, serta rasa sayang yang tak kunjung habisnya untukku. 8. MMG. uti-ntie, tela-macho, cesa-ceca, anju-bang bulu, firstin-bang old thanks for pray, love support  9. PDO FISIP bang octa, dd io, bang sakai, bang sabar, bang sisko, bang wilson, bang john, betris, yohana, dita, cety, ifan, ka flora, ka uwi, ka grace, ka pinta, ka adel, yessy, sheila, semuanya makasih buat doa dan dukungannya. 10. Team Tamborine : Neng, C Ping, C Eva, C Fani, C Nana, Mery, Nong, Cath, Anna, Ka Mega, Risa buat doa dan supportnya. 11. O2JAMMERS : Steven, Ito, Yudi, Andy, Endon, Peter, Felix, Danny, Sandra, Imma, cc Shier, Reza, Niko, ko Johan, Yana, Ivan, David, Jems, ko Pau, NieTz, Gilbert, Kwang, Kenth, Allan, dan semuanya keep jamming guys 12. Vika, Laura, Novi, Siska, Elysa, Sima sahabatku yang walaupun jauh tapi selalu mendukung dan mendoakan yang terbaik. 13. Ko Bobby Irwanda, S.Kom, Ko Edo, Ko Andre, Ebet, Ko Albert makasi buat support , doa dan bantuannya. 14. Anak-anak 2009 Komunikasi mbun my script-mate ses rani, titan, gegek, keke, mboy, yuris, dwita, mba oted, poppy, veny, desnyok, mia, aya, chyntia, bunga, bang olan, tojo, ikol, fendy, ferdy, reza, betty, ve, ica, fuad, susan, puri, marini, dendi, manug, panji, radit, ije, jes, barker, agus, ndruw, hengky, jody, rica, nay dan semuanya thanks for support 15.Suster Kepala Sekolah, guru, staff beserta adik – adik kelas 5 di SD FRANSISKUS 2 Bandar Lampung 16. Seluruh staff pegawai yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Lampung 17. Desa Toto Mulyo keluarga Pak Buchori, Pak Memen dan Ibu Nunung, Pak Hayat beserta teman KKN mita, fifi, emon, angga, yudi, siska, diah 18. Tantan.. thanks for your support, love, care, pray and everything. Keep jazzy Semoga kita semua sukses dan tetaplah berkarya. God Bless Us.. Bandar Lampung, Februari 2013 DEWI OCTAVIA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anime berasal dari kata to animate ’ yang berarti menggerakkan, menghidupkan. Misalkan sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui perubahan sedikit demi sedikit dan teratur sehingga memberikan kesan hidup. Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Animasi adalah suatu hasil proses dimana obyek – obyek yang digambarkan atau divisualisasikan tampak hidup. Kehidupan tersebut dapat dinyatakan dari suatu proses pergerakan. Meskipun demikian animasi tidak secara eksplisit dinyatakan pada obyek – obyek mati yang kemudian digerakkan. Benda – benda mati, gambaran – gambaran, deformasi bentuk yang digerakkan memang dapat dikatakan sebagai suatu bentuk animasi, akan tetapi esensi dari animasi tidak sebatas pada unsur menggerakkan itu sendiri, jika kehidupan memang diidentikkan dengan pergerakan, maka kehidupan itu sendiri juga mempunyai karakter kehidupan. Dengan demikian animasi tidak semata – mata hanyalah menggerakkan, tetapi juga memberikan suatu karakter pada obyek – obyek yang akan dianimasikan. Albardon.2010 Ada berbagai macam tayangan animasi yang disajikan di media massa seperti televisi dan internet. Tayangan animasi merupakan salah satu tayangan favorit anak – anak dari dulu. Anak – anak biasanya akan rela menghabiskan waktunya untuk duduk diam didepan televisi. Berbagai saluran televisi swasta telah menyediakan tayangan animasi dari yang bersifaat pengetahuan, imajinasi, superhero, bahkan tayangan animasi nonverbal. Di zaman modern seperti ini, didunia maya seperti internet telah menyediakan berbagai situs – situs yang berupa link untuk dapat menonton tayangan animasi maupun komik animasi. Tetapi kita juga harus dapat berwaspada dengan kecenderungan penggunaan media massa ini. Televisi memiliki tiga dampak, yaitu dampak kognitif, dampak peniruan dan dampak perilaku. Dimana dampak kognitif adalah kemampuan seseorang untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi akurat yang ditayangan di televisi. Sedangkan dampak perilaku, yakni proses tertanamnya nilai – nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari – hari. Kuswandi:1996 Tayangan animasi yang kerap kali ditonton oleh anak – anak adalah berupa animasi verbal. Namun saat ini telah muncul beberapa animasi nonverbal. Animasi nonverbal merupakan sebuah benda atau sesuatu yang digerakkan dan tidak menggunakan kata – kata dalam menceritakan jalan cerita. Jadi dengan gerakan – gerakan yang telah dibuat sedemikian rupa, animasi nonverbal ini dibuat bergerak – gerak agar penonton dapat memahami apa isi jalan ceritanya. Studi tentang pesan nonverbal kebanyakan bersumber dari zoosemiotics telah memainkan peranan penting dalam pengembangan ethologi. Banyak temuan menunjukkan bahwa ternyata perilaku simbolis binatang mempunyai efek terhadap perubahan perilaku binatang lain bahkan terhadap perubahan perilaku manusia. Ada banyak gerakan yang sama pada binatang tetapi memiliki makna yang berbeda. Kebanyakan binatang menggunakan bahasa telepati yaitu bahasa jiwa universal yang digunakan oleh semua spesies Liliweri : 2012 Tayangan animasi nonverbal yang dimaksud seperti : Shaun The Sheep, The Owl, Bernard Bear, Chaplin, Oscar dan Larva. Tayangan animasi ini tidak menggunakan kata – kata atau dialog didalamnya. Tayangan animasi itu hanya bergerak – gerak dan memiliki makna tertentu yang dipahami oleh anak. Namun walaupun tayangan animasi ini tidak menggunakan kata – kata, anak – anak pun masih dapat mengerti isi cerita. Kita dapat melihatnya dari respon anak – anak saat menonton tayangan animasi tersebut. Shaun The Sheep contohnya. Tayangan animasi nonverbal ini, menceritakan tentang domba yang memiliki kecerdasan seperti manusia, kreativitas dan tingkah laku dalam lingkungan peternakan. Didalam episode Shaun the Sheep selalu saja ada masalah, baik dari kawanan domba sendiri ataupun dari peternak yang membuat Shaun menyelesaikan masalah tersebut. Berbagai adegan lucu juga dihadirkan dalam serial animasi ini. Animasi ini sama sekali tidak ada dialog atau percakapan dengan manusia. Tetapi ada ekspresi yang ditambahkan untuk memperjelas makna dari tayangan tersebut. Skinner 1904 salah satu psikolog yang memberikan contoh bagaimana psikologi komunikasi yang ditunjukkan melalui beberapa penelitiannya yang menyimpulkan tentang teori SOR. Dimana S sebagai Stimulus dan O sebagai objek serta R adalah Respon. Teori ini mengajarkan bahwa bagaimana objek meresponi sebuah stimulus yang telah diberikan untuk memberikan penilaian selanjutnya. Morissan.2009 Perilaku dapat terbentuk dengan adanya kebiasaan yang dilakukan oleh objek yang mendapatkan stimulus secara berturut – turut. Perubahan perilaku inilah yang merupakan respon dari anak setelah mendapatkan stimulus yang diberikan. Tayangan film memiliki efek yaitu Kuswandi.1996 : 1. Acara televisi dapat mengancam nilai – nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 2. Acara televisi dapat menguatkan nilai – nilai sosial yang ada didalam masyarakat. 3. Acara televisi dapat membentuk nilai – nilai sosial yang baru didalam kehidupan masyarakat. Dari tayangan animasi nonverbal ini nantinya akan ada hubungannya dengan pemberian tanda yang berpengaruh pada kecerdasan anak. Dimana pemberian tanda sintaktik yang berarti pemahaman tanda yang sesuai dengan artinya. Dalam konteks ini anak diharapkan untuk bisa memahami pesan melalui komunikasi nonverbal. Misalnya seseorang menaruh jari telunjuk didepan bibirnya, dengan otomatis si anak mengerti bahwa itu adalah sebuah gerakan nonverbal yang mengartikan untuk diam. Apabila kelima jari tangan dihadapkan secara lurus kedepan, sang anak telah memahami gerakan nonverbal tersebut untuk berhenti. Sebuah tayangan film biasanya berupa bahasa verbal yang menggunakan dialog atau kata – kata, namun yang menjadi permasalahan komunikasi disini adalah tayangan animasi Shaun The Sheep ini merupakan tayangan animasi nonverbal, dimana cara penyampaian isi cerita danalur cerita yang ditampilkan hanya berupa gerakan dan mimik wajah. Komunikasi yang efektif seharusnya menggunakan kata – kata verbal yang dilengkapi oleh nonverbal. Dengan seperti ini apakahanak dapat memahami tentang alur cerita dan menangkap isi pesan dari tayangan animasi tersebut ? Ada 8 kecerdasan menurut Howard dalam buku Multiple Intellegence, yaitu : 1. Kecerdasan matematika dan logika atau cerdas angka Anak mampu berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikirnya menurut aturan logika dan menganalisis pola angka serta memecahkan masalah melalui kemampuan berpikir. 2. Kecerdasan bahasa Kemampuan anak menggunakan bahasa dan kata secara lisan maupun tulisan dalam berbagai bentuk seperti tulisan maupun tanda yang ada. Kecerdasan bahasa juga berkaitan dengan warna suara, tulisan dan kekuatan dari simbol. 3. Kecerdasan musikal Memuat kemampuan seseorang anak untuk peka terhadap suara – suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, dalam hal ini adalah nada dan irama. Anak – anak ini senang sekali mendengar nada – nada dan irama yang indah, mulai dari senandung yang mereka lakukan sendiri dari radio, kaset, menonton orkestra, atau memainkan alat musik sendiri. Mereka lebih mudah mengingat sesuatu dengan musik. 4. Kecerdasan Gambar Memuat kemampuan seorang anak untuk memahami secara lebih mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Anak – anak ini memiliki kemampuan imajinasi bentuk dalam pikirannya, atau menciptakan bentuk – bentuk tiga dimensi. 5. Kecerdasan kinestetik atau cerdas gerak Kemampuan seorang anak untuk secara aktif menggunakan bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Kecerdasan kinestetik melibatkan kegiatan utama, yakni membuat gerak, mengendalikan gerak dan memodifikasi gerak. Contohnya anak yang cerdas gerak memiliki keunggulan di bidang olahraga atau unggul dalam menari, dan kemampuan yang melibatkan ketrampilan gerak tubuh. 6. Kecerdasan Interpersonal Kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah dalam bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya. Kecerdasan ini disebut juga dengan kecerdasan sosial dimana seorang anak mampu menjalin persahabatan yang akrab dengan teman – temannya, termasuk berkemampuan memimpin, menangani perselisihan antar teman, menganalisis. 7. Kecerdasan Intrapersonal Kemampuan seorang anak untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Mereka mampu mengenali kekuatan maupun kelemahan dirinya sendiri. Beberapa diantaranya suka kesunyian dan merenung. 8. Kecerdasan Naturalis Kemampuan seorang anak untuk peka terhadap lingkungan alam misalnya senang berada dilingkungan alam terbuka seperti gunung, pantai dan hutan. Mereka cenderung mengobservasi alam seperti aneka flora dan fauna. Dari kedelapan kecerdasan anak tersebut, kecerdasan yang akan dibahas disini berkaitan dengan kecerdasan bahasa yang memiliki pengaruh terhadap pemahaman anak dalam memahami pesan nonverbal. Anak diharapkan mampu untuk memahami bahasa nonverbal yang hanya berupa gerakan dan ekspresi wajah tanpa dialog didalam tayangan animasi tersebut. Adapun batasan penelitian yang dibuat agar lebih fokus yaitu seberapa besar pengaruh tayangan animasi terhadap kecerdasan bahasa anak dengan permasalahan komunikasi yang ada yaitu tentang pemahaman anak terhadap isi cerita tayangan animasi nonverbal tanpa dialog dan hanya berupa gerakan dan ekspresi wajah. Penulis tertarik dengan tayangan animasi Shaun The Sheep yang merupakan tayangan animasi nonverbal yang apakah akan memiliki pengaruh yang besar terhadap anak. Selain itu, popularitas tayangan animasi ini juga besar dikalangan anak – anak. Terbukti dari para penjual boneka dipinggir jalan yang menjual replika boneka Shaun The Sheep, anak – anak yang menggunakan baju, tas dan segala sesuatu yang bergambar domba – domba. Oleh karena itu, penulis akan mencoba untuk meneliti bagaimanakah pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak. Kiranya penelitian ini berguna untuk penelitian selanjutnya ataupun dapat sebagai informasi baru bagi para pembaca.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dalam penelitian ini terumuskan rumusan masalah yaitu : “Berapa besar pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak ?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis: Hasil peneltian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi dan diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pengaruh tayangan animasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penulis dalam memberikan informasi mengenai pengaruh tayangan animasi komunikasi nonverbal terhadap kecerdasan bahasa anak sehingga dapat digunakan sebagai eferensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis.

E. Batasan Penelitian

Untuk membuat penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti akan membatasi penelitian ini sebagai berikut : 1. Peneliti hanya akan meneliti hasil yang berkaitan dengan karakteristik sampel. Sampel yang beragam atau berbeda dapat menghasilkan data yang berbeda. 2. Peneliti hanya berfokus pada satu aspek kecerdasan, yaitu kecerdasan bahasa. 3. Peneliti hanya akan meneliti anak berusia 10 – 11 tahun di Sekolah Dasar Fransiskus 2 Bandar Lampung yaitu kelas 5. 4. Peneliti hanya akan meneliti dengan beberapa tayangan Shaun The Sheep.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI edisi ke-3, pengaruh adalah data yang ada atau timbul dari sesuatu orang atau benda yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Menurut De Fleur dalam Hafied Cangara, pengaruh adalah perbedaan antara yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh biasanya terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Dari definisi – definisi diatas maka yang dimaksud dengan pengaruh dalam penelitian ini adalah daya yang timbul dari perbedaan dan apa yang telah dirasakan setelah mendapatkan suatu stimulus.

B. Tinjauan Tentang Animasi

Definisi animasi sendiri berasal dari kata to animate yang berarti menggerakkan, menghidupkan. Seperti sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui perubahan sedikit demi sedikit dan teratur sehingga memberikan kesan yang hidup. Animasi adalah proses penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu. Animasi juga merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton dapat merasakan adanya ilustrasi gerakan pada gambar yang ditampilkan. Definisi tersebut mengartikan bahwa benda – benda mati dapat hidup. Animasi dipandang sebagai suatu hasil proses dimana obyek – obyek yang digambarkan atau divisualisasikan tampak hidup. Kehidupan tersebut dapat dinyatakan dari suatu proses pergerakan. Meskipun demikian, animasi tidak dinyatakan pada obyek – obyek mati yang kemudian digerakkan. Benda – benda mati, gambaran – gambaran, bentuk yang digerakkan memang dapat dikatakan sebagai suatu bentuk animasi, akan tetapi esensi dari animasi tidak sebatas pada unsur menggerakkan itu sendiri, jika kehidupan memang diidentikkan dengan pergerakan, maka kehidupan itu sendiri juga mempunyai karakter kehidupan. Dengan demikian animasi tidak semata – mata hanyalah menggerakkan, tetapi juga memberikan suatu karakter pada obyek – obyek yang akan dianimasikan. Esensi inilah yang kemudian dikembangkan oleh beberapa animator – animator sehingga obyek animasinya tidak bersifat perubahan gerak, tetapi lebih daripada itu, mood, emosi, watak tak jarang dimasukkan sebagai suatu pengembangan karakterisasi. Jadi animasi dapat kita simpulkan secara sederhana ialah menghidupkan benda diam diproyeksikan menjadi bergerak yang dimaksud di proyeksikan ialah dengan menggunakan tool proyeksi atau software aplikasi. Albardon : 2010 Animasi berasal dari bahasa latin, anima, yang artinya jiwa, hidup, nyawa dan semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah – olah bergerak. Animasi ialah suatu seni untuk memanipulasi gambar menjadi seolah – olah hidup dan bergerak, yang terdiri dari animasi 2 dimensi maupun 3 dimensi. Animasi 2D membuat benda seolah hidup dengan mengunakan kertas atau komputer. Animasi 3D merupakan animasi yang dibuat dengan menggunakan model seperti yang berasal dari lilin, clay, boneka dan menggunakan kamera animasi yang dapat merekam frame demi frame. Ketika gambar – gambar tersebut diproyeksikan secara berurutan dan cepat, lilin atau clay boneka tersebut akan terlihat seperti hidup dan bergerak. Animasi 3D dapat juga dibuat dengan menggunakan komputer. 1 Penggunaan animasi film Penggunaan animasi film tidak terbatas hanya untuk film – film bagi anak – anak atau film hiburan, tetapi juga dipergunakan diberbagai bidang, karena disisi lain animasi dapat menerangkan dengan rinci sesuatu hal atau informasi yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Berikut ini adalah contoh penggunaan animasi film : a Animasi Forensik: Animasi dibuat untuk menerangkan terjadinya kecelakaan, berdasarkan saksi mata, data – data hasil testing kendaraan. b Animasi Simulasi: Animasi ini digunakan untuk membantu menggambarkan proses terjadinya suatu kejadian atau apa yang akan dihadapi, atau bagaimana sesuatu hal akan terjadi biasa dikenal juga dengan Infographic Animation. c Animasi untuk Arsitektur: Penggunaan animasi untuk bidang arsitektur akan membantu, misalnya untuk menggambarkan struktur suatu gedung baik gedung bertingkat sejak awal perencanaan, proses pembangunan hingga selesai, dan tidak hanya pada gedung bertingkat saja, tetapi juga untuk memperlihatkan interior dengan berbagai kemungkinan perubahan warna dinding serta tata perlengkapannya, juga dapat memperlihatkan bentuk irisan dan potongan melintang yang diperlukan. d Animasi untuk pendidikan : Berguna untuk memperjelaskan tentang koordinasi gerak, dimana dalam satu gerakan badan diperlihatkan gerakan tulang – tulang serta sendi tertentu serta hubungannya dengan gerak otot, yang mana otot yang meregang serta otot mana yang melakukan gerakan menarik. e Animasi untuk hiburan dan komersial: Saat ini begitu banyak film animasi yang dibuat tidak hanya untuk anak - anak saja, tetapi juga untuk masyarakat luas dimana dapat diciptakan karakter - karaker menarik, yang masing - masing memiliki watak sendiri - sendiri seolah - olah demikianlah hidup ini, juga untuk menciptakan khayalan - khayalan untuk memperkuat visualisasi suatu adegan, dan seringkali digunakan juga untuk keperluan iklan ditelevisi TVCommercial Kuswara, 2003:3. 2 Teknik Menciptakan Animasi Dalam perkembangan hingga kini, terdapat beberapa teknik untuk membuat animasi, yaitu: a Teknik animasi Hand Drawn: Ini adalah teknik animasi klasik yang mengandalkan kemampuan tangan untuk membuat gambar frame per frame secara manual, baik itu gambar tokoh karakter, maupun gambar background digambar dengan menggunakan tangan. Setelah itu, gambar foreground dan background ditumpuk secara layering untuk kemudian dipotret satu persatu, hingga menghasilkan animasi yang utuh. Teknik ini dipergunakan oleh Walt Disney dan Warner Bros hingga sekarang, seperti yang terlihat dalam film animasi Lion King, Alladin, Beauty and the beas, dan lain - lain, mereka memiliki goresan yang tidak dilakukan dengan komputer. b Teknik animasi Stop Motion Clay Animation: Clay adalah sebutan lain untuk tanah liat. Animasi dibuat dengan menggerakkan objek atau model dari boneka ataupun bahan elastis yang terbuat dari clay atau tanah liat sintetis. Obyek digerakkan sedikit demi sedikit dan kemudian diambil gambarnya satu per satu. Setelah diedit dan disusun, dan jika rol film dijalankan, akan memberikan efek seolah - olah boneka atau model tersebut bergerak. Contoh animasi yang menggunakan teknik ini adalah Nightmare Before Christmas, serta tayangan MTV: Celebrity Death Match. c Teknik animasi Hand Drawn dan Computer: Pada teknik ini, gambar sketsa kasar dibuat dengan tangan, lalu discan untuk kemudian diberi warna dan finshing menggunakan komputer. 3 Jenis – Jenis Animasi Diawal tahun 20-an, popularitas kartun animasi mulai menurun dan para animator mulai cenderung mencari alternatif lain sebagai media hiburan. Masyarakat mulai jenuh dengan konsep animasi yang pada saat itu tidak memikirkan story line dan pengembangan si tokoh karakter. Perubahan besar dimulai pada pertengahan tahun 20-an setelah beberapa perusahaan animasi mengembangkan konsep komersialisasi dimana studio - studio besar mengambil alih studio lokal dan menentukan standard untuk animasi. Sampai saat ini animasi dibagi dalam kategori besar, yaitu: i. Stop-motion animation Stop-motion animation sering pula disebut claymation karena dalam perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan clay tanah liat sebagai objek yang digerakkan. Teknik stop-motion animasi pertama kali ditemukan oleh Stuart Blakton pada tahun 1906, yaitu dengan menggambar ekspresi wajah sebuah tokoh kartun pada papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk menggambar ekspresi wajah selanjutnya. Teknik stop-motion animasi ini sering digunakan dalam visual effect untuk film – film di era tahun 50-60-an bahkan sampai saat ini. ii. Animasi Tradisional Traditional animation Animasi tradisional adalah teknik animasi yang paling umum dikenal sampai saat ini. Dinamakan tradisional karena teknik animasi inilah yang digunakan pada saat animasi pertama kali dikembangkan. Tradisional animasi juga sering disebut cel animation karena teknik pengerjaannya dilakukan pada celluloid tranparent yang sekilas mirip sekali dengan transparansi OHP yang sering kita gunakan. Dengan berkembangnya teknologi komputer, lahir tehnik animasi baru yang seluruh pengerjaannya mengunakan komputer yang kemudian disebut computer animation animasi komputer atau lebih dikenal