21 Menurut Sarlito Wirawan 2000, hal.14, terdapat 3 tahapan remaja
yaitu:
1. Pra Remaja
Seorang remaja pada tahap ini masih mengembangkan fikiran- firan baru, kepekaan yang berlebih- lebihan ini ditambah
dengan berkurangnya kendali terhadap “ego” menyebabkan para remaja sulit mengerti dan dimengerti.
2. Remaja Awal
Remaja awal berada dalam kondisi kebingungan kerena tidak tahu harus memilih yang mana : peka atau tidak peduli, ramai
atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialits dan sebagainya.
3. Remaja Akhir
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yang ditandai dengan egonya mencari kesempatan untuk
bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru. Egosentrisme terlalu memusatkan perhatian
pada diri sendiri diganti dengan kesimbangan antara kepentingan diri sendiri dan orang lain.
Menurut Hrlock yang ditulis oleh Andi Mappiere 1982, hal.32, dalam masa remaja terjadi gejala-gejala negatif sebagai berikut:
1. Masa itu ingin menyadari atau mengisolasi diri.
2. Mengalami kurang untuk bekerja maksudnya malas melakukan
sesuatu terutama dalam bekerjabelajar. 3.
Koordinasi fungsi- fungi
tubuh berkurang
sehingga canggungkurang luwes.
4. Mengalami kegelisahantak tenang
5. Dalam kehidupan mengalami pertentangan terhadap
sosialmasyrakat.
22 6.
Mengalami kepekaan emosi. 7.
Mengalami kurang percaya diri. 8.
Mengalami sering berkhayalberfantasi dan melaman
Menurut Sarlito Wirawan 2000, hal.15, beberapa penyesuaian diri yang harus dilakukan oleh remaja yaitu:
1. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri
dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan. 2.
Mencapai posisi yang diterima oleh masyrakat. 3.
Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai- nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan.
4. Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman
sendiri dan dalam kaitanya dengan lingkungan Carballo, 1978, h.250
-
Geografis
Pemilihan target audiens berdasarkan geografis ditujukan untuk
daerah perkotaan di seluruh Indonesia.
23
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
Pengertian strategi menurut Stephanie K seperti dikutip dalam Bernado Periangan, 2011. Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai.
Media informasi berbentuk buku merupakan salah satu media yang tepat untuk menginformasikan, dan menjelaskan mengenai fobia, karena dengan
buku komunikasi fobia bisa tersampaikan dengan baik, karena buku sendiri merupakan salah satu media yang tepat untuk menerangkan dan menjelaskan
dengan keunggulan buku itu sendiri yaitu tidak terburu-buru oleh objek yang bergerak dan bisa dibaca atau dilihat berulang-ulang serta bisa dibawa
kemana saja. Buku juga dapat menjangkau seluruh golongan sosial sehingga semua orang dapat melihat tanpa bergantung dengan media apapun.
3.1.1 Pendekatan Visual
1. Visual Pendekatan visual yang digunakan adalah menggunakan karakter yang
dirangkum dalam info grafis yang akan menjelaskan tentang fobia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan untuk mengenalkan fobia secara
langsung. Setiap panel terdapat bagian-bagian penjelasan setiap karakter yang mengalami fobia berbeda-beda dan pemilihan warna yang lebih cerah namun
masih masuk akal. Hal itu dilakukan agar visual terlihat menarik dan dapat diingat oleh semua orang. Dengan demikian pembaca dengan mudah
menerima informasi berupa visual yang akan disampaikan.
24 2. Verbal
Bahasa verbal yang digunakan adalah bahasa Indonesia karena target dari medianya merupakan seluruh masyarakat Indonesia dari seluruh golongan
sosial. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa indonesia yang tidak baku yang digunakan dalam kehidupan sehari- hari. Bahasa dalam kajian
psikologi dipakai dalam media ini dan diformat dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti.
3.1.2 Strategi Kreatif
Pendekatan dengan memberikan informasi teks dan visual. Dimana pada umur 13 - 17 tahun tahun masih berada di fase perkembangan dan daya pikir
mereka belum bekerja dengan baik. Oleh karena itu, dalam penyampaian informasi kepada remaja dalam usia tersebut dapat melalui teks dan visual
sebagai gambaran dan pengetahuan. Media informasi disajikan dalam bentuk info grafis dengan gaya komik strip yaitu dengan dihadirkannya karakter-
karakter di dalam buku agar lebih tertarik dan tidak cepat bosan.
Buku ilustrasi tentang pengenalan fobia ini memiliki alur cerita mulai dari seorang remaja mengalami fobia kemudian perilaku lingkungan terhadap
dirinya, mengetahui penyebab fobianya, serta pada akhirnya dapat mengatasi fobia tersebut.
Gambar 3.1 Judul Buku dan logo iFobia