Manajemen Kearsipan Pada PT. Pertamina (PERSERO) TBK Kantor Pemasaran Wilayah I Medan

(1)

TUGAS AKHIR

MANAJEMEN KEARSIPAN PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) TBK KANTOR PEMASARAN WILAYAH I MEDAN

OLEH:

RIFWAN SYAPUTRA LUBIS 062103030

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : RIFWAN SYAPUTRA LUBIS

NIM : 062103030

PROGRAM STUDI :KESEKRETARIATAN

JUDUL :MANAJEMEN KEARSIPAN PADA PT.

PERTAMINA (PERSERO) TBK KANTOR

PEMASARAN WILAYAH I MEDAN.

Tanggal:... PEMBIMBING/ PENANGGUNG JAWAB

(Dra. ULFA, MS)

NIP. 19411141 98303 2 001

Tanggal:... KETUA PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN

(Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si) NIP. 19620513 199203 2 001

Tanggal:... DEKAN

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc) NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta salawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Diploma dengan judul “MANAJEMEN KEARSIPAN PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) TBK KANTOR PEMASARAN WILAYAH I MEDAN ”.

Penulis juga menyadari bahwa sebagai seorang manusia yang tidak luput dari kesilapan dan kekurangan tentu saja penyajian Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Dari awal sampai dengan selesainya penulisan Tugas Akhir ini penulis telah menerima banyak bantuan dan bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya kepada :

1. Ayahanda tercinta Ainuddin terima kasih atas kasih sayang, kerja keras dalam menuntun, membimbing, menasehati dan memotivasi kepada penulis secara ikhlas dan tulus. Ibunda tersayang Siti Rahma, yang juga membesarkan penulis hingga dewasa. Dan Ibunda Prof.Dr. Ritha F. Dalimunthe.SE,Msi yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu DR. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Program studi Diploma III Jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Sekretaris Pengelolah D III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Ulfa, MS selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan Bimbingan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak berjasa memberikan ilmu dan mendidik penulis selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan kepada selaku pengurus jurusan yang telah membantu dalam kelancaran berjalannya kegiatan perkuliahan.

7. Kepada seluruh pegawai kantor PT. Peratamina selaku pihak yang telah memberikan kesempatan riset seluas-luasnya kepada penulis.

8. Buat sahabat penulis, and Best Friend Yogi,Yudi,Helmi,Agung, Winda,Pardi,Ipe,Wiwid,Ai,Ngongok,Kiki,Irul,Reza,Mia,Kenzi,Ane,Boy,B ubu,Rizky,Gtha,Sivi,Ela,Atri,Wita,Faisal yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini beserta rekan-rekan mahasiswa / i Jurusan Keuangan stambuk 2006 yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

Terakhir penulis mengharapkan kiranya Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, 24 Juni 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAA A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Pertamina (Persero) Tbk Wilayah Pemasaran I Medan ... 6

B. Kegiatan PT. Pertamina (Persero) Tbk Wilayah Pemasaran I Medan ... 10

C. Struktur Organisasi ... 15

D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... 18

E. Kinerja Usaha Terkini ... 20

F. Rencana Kegiatan... 22

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Arsip ... 23

B. Macam-macam Arsip ... 25

C. Nilai Guna Arsip ... 27

D. Tinjauan Tentang Pengelolaan Arsip Yang Efektif dan Efisien .. 1. Pengelolaan Arsip yang Efektif ... 29

2. Pengelolaan Arsip yang Efisien... 29

3. Pedoman Pengelolaan Arsip ... 30

E. Tata Manajemen Kearsipan PT. Pertamina (Persero) Tbk Wilayah Pemasaran I Medan ... 37

1. Pemberkasan Arsip Pegawai ... 37

2. Pengkodean Berkas Kepegawaian ... 39

3. Mutasi Atau Jabatan... 41

4. Pengiriman Berkas ... 41

5. Pengamana Arsip ... 46

6. Pemeliharaan Arsip ... 46

7. Pemusnahan dan Penyusutan Arsip ... 47

8. Dana Untuk Kearsipan ... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Tabel 2-1( Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) Tbk

Wilayah Pemasaran I Medan) ... 17 Tabel 3-1( Jenis/bentuk Rafia Ikatan Pada PT. Pertamina (Persero) Tbk Wilayah Pemasaran I Medan) ... 39


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Manajemen kearsipan merupakan suatu perencanaan, penempatan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap arsip dan keseluruhan proses yang berkaitan dengan arsip, pada dasarnya manajemen kearsipan mengelola seluruh daur hidup arsip (life cycle of record) yang terdapat didalam suatu organisasi atau lembaga-lembaga (Lundgren and Lundgren, 2003 : 5).

Arsip (record) yang dalam istilah bahasa Indonesia ada yang menyebutkan sebagai “warkat”, pada pokoknya dapat diberikan pengertian sebagai setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun bagan yang memuat keterangan-keterangan mengenai sesuatu subyek (pokok persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingatan orang (itu) pula. Maka yang termasuk dalam pengertian arsip itu misalnya surat-surat, kwitansi, faktur, pembukuan, daftar gaji, daftar harga, kartu penduduk, bagan organisasi, foto-foto dan lain sebaginya. Arsip adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali (Gie, 2000:12).

Arsip adalah Penempatan kertas-kertas dalam tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang telah ditentukan terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga setiap kertas apabila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat (Mulyono dkk, 2001 : 2). Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan dan


(8)

merumuskan kebijakan,oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan. Pada pasal 3 Undang-Undang No. 7 Tahun 1971, antara lain dirumuskan bahwa “tujuan” kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemeritahan. Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971yaitu Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara negara dan badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan atau Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan/atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik keadaan tunggal ataupun berkelompo, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

perlindungan arsip merupakan tempat atau alat yang dipergunakan untuk menaruh dan menyimpan arsip sehingga arsip itu aman, suatu perbuatan untuk melindungi arsip,menjaga arsip yang dihasilkan dan yang diterima itu aman,menjaga arsip supaya selamat, terhindar dari bahaya, kerusakan dan pencurian oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Jadi dengan perlindunagn arsip diharapkan agar arsip Tidak hilang, tidak jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab/orang yang tidak berhak atas arsip tersebut, tidak disalahgunakan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, tidak mudah rusak, terbakar, dan lain-lain. Usaha untuk melindungi arsip dapat


(9)

dilakukan dengan jalan: menyimpan, merawat, mengamankan dan mengawetkan arsip.

Pengurusan surat-surat kantor adalah suatu kegiatan yang terpenting dalam kantor. Organisasi pengurusan surat-surat kantor sangat berbeda dari instansi ke instansi. Dalam suatu organisasi yang kecil, surat-surat masuk dan keluar dapat diurus oleh seorang petugas dengan merangkap tugas-tugas lain. Dalam suatu organisasi yang besar pengurusan surat-surat dapat dikerjakan dalam bagian masing-masing, atau dapat juga dipusatkan di suatu bagian khusus, yaitu bagian atau seksi ekspedisi. Pada umumnya urusan penerimaan dan pengiriman surat- surat yang dipusatkan, yaitu yang mengerjakan surat masuk dan juga surat-surat keluar adalah dianggap lebih baik.

Dengan latar belakang diatas, maka penulis mengambil kesimpulan untuk menyajikan pembahasan dengan judul “Manajemen Kearsipan Pada PT. Pertamina (Persero) Tbk. Kantor Pemasaran Wilayah I Medan”.

B. Perumusan Masalah.

Sistem manajemen kearsipan amat penting bagi penunjang kelangsungan PT. Pertamina (Persero) Tbk. Melaksanakan tugas dan kewajiban dapat berjalan dengan baik sesuai dengan jalur yang ditentukan pemerintah tanpa ada salah satu pihak yang mengambil keutungan sendiri yang tanpa ia sadari telah merugikan pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan uraian latar belakang. Permasalahan yang akan dibahas penulis dalam tugas akhir ini adalah :


(10)

1. Bagaimanankah pola Pengelolaan Arsip PT. Pertamina (Persero) Tbk kantor Pemasaran Wilayah I Medan.

2. Bagaimanakah cara pencatatan, penyimpanan, penemuan kembali, pengamanan, pemeliharaan dan penyusutan – pemusnahan arsip

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian pada penyusunan tugas akhir ini ada 2 macam yang bersifat umum dan yang bersifat khusus yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pola Pengelolaan Arsip PT. Pertamina (Persero) Tbk kantor Pemasaran Wilayah I Medan

2. Untuk mengetahui bagaiman cara Penyimpanan Arsip sampai dengan Pemusnahan Arsip PT. Pertamina (Persero) Tbk kantor Pemasaran Wilayah I Medan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa di dapat dari penelitian ini melalui tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat akademis

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah koleksi kepustakaan mahasiswa lain yang mengadakan penelitian.sehingga mendukung terjadinya suatu pembelajaran yang baik.


(11)

2. Manfaat praktis

Dapat memberikan masukkan bagi pihak PT. Pertamina (Persero) Tbk kantor Pemasaran Wilayah I Medan tentang pelaksanaan Manajemen Kearsipan .


(12)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) Tbk. Wilayah Pemasaran I Medan.

Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak Sekutu, menyerahkan Tambang Minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini adalah bekas daerah konsesi sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa revolusi fisik, tambang minyak ini hancur total. Lapangan-lapangan minyak di daerah lain di Indonesia dapat dikuasai kembali oleh Belanda dan pihak asing berdasarkan hak konsesi, namun lapangan minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat dipertahankan bangsa Indonesia.

Semenjak kedaulatan Republik Indonesia diakui pada Desember 1949, hingga akhir 1953 Pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan Tambang Minyak Sumatera Utara kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan ‘koordinator’ untuk pertambangan oleh Menteri Perekonomian pada tahun 1954 belum membawa perbaikan. Pada bulan Oktober 1957, Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada waktu itu Jenderal A.H. Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk Perusahaan Minyak yang berstatus hukum Perseroan Terbatas. Pada tanggal 10 Desember 1957 didirikan P.T. Pertambangan Minyak Nasional Indonesia (PT. Pertamina) dengan Kol.Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden Direktur. Berdasarkan UU No 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, P.T Permina sebagai Perseroan Terbatas menjadi Perusahaan Negara.

Pertamina memiliki jaringan distribusi BBM dan non-BBM yang kuat, tersebar di seluruh sudut negeri. Untuk menunjang penyaluran BBM dan Bahan


(13)

Bakar Khusus (BBK) di seluruh Indonesia dilakukan melalui jalur distribusi yang meliputi: Transit Terminal, Depot, Instalasi dan DPPU. Jenis-jenis produk BBM terdiri atas: premium, kerosine, autogas (solar), minyak diesel, dan minyak bakar. Sedangkan yang dimaksud BBK adalah bahan bakar untuk penerbangan (aviasi), yaitu avtur dan avigas, serta gasoline dengan nilai oktan tinggi, yaitu Pertamax dan Pertamax Plus. Sedangkan BBK jenis Premix dan Super TT sudah tidak dipasarkan lagi.

Suplai avtur dan avigas terus meningkat sejalan dengan permintaan yang juga meningkat akibat peningkatan lalu-lintas penerbangan dalam negeri. Produk avtur dan avigas, menurut Laporan Tahunan Pertamina 1999-2000, sejak Februari 1999 telah dikeluarkan dari BBM bersubsidi dan harganya diserahkan kepada mekanisme pasar. Berikut ini sekilas perjalanan Pertamina melayani bahan bakar untuk pesawat, pemasaran bahan bakar untuk pesawat terbang secara modern tak bisa dilepaskan dari dinamika makro organisasi pemasaran di Pertamina. Khususnya untuk pemasaran dalam negeri. Pada masa Hindia Belanda terdapat dua perusahaan minyak yang beroperasi dalam penyediaan dan pemasaran BBM.

Sedangkan pada masa pendudukan Jepang penyediaan dan pemasaran BBM untuk masyarakat sangat terbatas karena BBM yang dihasilkan terutama digunakan untuk keperluan perang.Perebutan dari Jepang atas fasilitas pembekalan BBM di dalam negeri beserta sarana penimbunan dan pengangkutan tidak berjalan lancar. Penyebabnya, kedatangan tentara Belanda baik dalam Agresi I Belanda tahun 1947 maupun Agresi II Belanda tahun 1948. Hingga periode 1950-1960, pembekalan BBM untuk keperluan dalam negeri sepenuhnya


(14)

dilaksanakan Shell, Stanvac, dan Caltex. Sedangkan perusahaan nasional baru memenuhi sekitar 4,2 persen dari seluruh konsumsi BBM dalam negeri yang saat itu (1960) mencapai 3,3 juta kiloliter. Sebagian besar Shell dan Stanvac yang memasok.Walaupun tingkat konsumsi terus meningkat, tetapi sejak 1950 sampai 1960 tidak ada penambahan investasi pada sarana distribusi dan pemasaran. Dengan melihat kondisi politik saat itu, perusahaan-perusahaan asing mengalami keraguan untuk melanjutkan usahanya di Indonesia. Saat itu ada 740 stasiun pompa bensin, 125 truk tangki dengan daya angkut 1.000 kiloliter. Keadaan tersebut mempersulit masyarakat untuk mendapatkan pelayanan BBM.

Organisasi pemasaran Pertamina sepanjang catatan yang diperoleh mulai dibenahi tahun 1960-an yaitu pada masa Pertamina. Dimulai dengan membangun pusat administrasi kecil di setiap pusat pemasaran di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Medan. Faisal Abdaoe boleh dicatat sebagai salah seorang pembangun jaringan pemasaran. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini ditugaskan menciptakan suatu kebijakan pemasaran untuk Pertamina. Pertamina saat itu mulai melakukan pemasaran langsung. Walaupun pada awalnya masih ditopang oleh Shell. Ketika Kontrak Karya dengan Tiga Besar Shell, Stanvac, dan Caltex diratifikasi November 1963, Pertamin telah membangun sebuah organisasi pemasaran yang lancar dan fungsional. Saleh Siregar pimpinan Pertamin mencoba meyakinkan Pemerintah melalui Wakil PM III Chairul Saleh bahwa Pertamina adalah perusahaan yang pantas mengambilalih pemasaran dalam negeri setelah diserahkan oleh kelompok Tiga Besar.


(15)

Maka 11 Desember 1963 Pertamina ditunjuk untuk menerima semua kekayaan pemasaran dari kelompok Tiga Besar. Lalu Saleh Siregar mengajukan usulan baru, agar pempercepat pemindahan aset pemasaran. Hal ini menguntungkan Indonesia dibandingkan harus membayar distribusi sebanyak 0,10 dolar per barel. Chaerul Saleh setuju dan Tiga Besar pun setuju. Pemindahan aset Shell berikut personalia dilakukan atas dasar satu area ke area lain selesai pada Juli 1965.

Namun keterlibatan asing dalam pemasaran domestik belum pupus sama sekali. Angkutan laut masih ditangani Shell dan Stanvac, sekalipun Permina juga telah memasuki bisnis itu. Pada saat itu Shell dan Stanvac masih menjalankan kilang-kilang karena kemampuan Pertamina dan Perumigan dua BUMN migas selain Pertamina masih terbatas. Pada perkembangan selanjutnya Permina di bawah Ibnu Sutowo meminta persetujuan Pemerintah agar bisa membangun armada tanker yang diperlukan untuk menangani ekspor minyak dan penyaluran antar-pulau. Permintaan disetujui tahun 1964, Permina mulai mengekspor minyak dengan kapalnya sendiri. Dari waktu ke waktu armada milik Permina terus bertambah. Termasuk kapal carter. Sebelumnya, tahun 1962, Permina pun membeli sebuah perusahaan pesawat udara, Aero Comander, untuk pengembangan pelayanan udara. Ini merupakan cikal bakal Pelita Air Service. Dan pada tahun yang sama Permina pun membeli sistem telekomunikasi yang canggih, yang dilengkapi dengan telex dan komunikasi suara.

Tahun 1965 meletus G30S/PKI. Keadaan politik mewarnai keadaan ekonomi. Perundingan dengan SHELL dan STANVAC masih berlangsung, tetapi


(16)

distribusi dalam negeri masih menderita kacau, krisis keuangan meningkat, dan pasar gelap minyak tanah dan bensin tidak terawasi. Ibnu Sutowo mendapat mandat penuh dari Chairul Saleh untuk mengurusi semua keadaan sehari-hari masalah migas. Pompa bensi biasanya kehabisan persediaan dan pemakai terpaksa membayar harga pasar gelap. Pada dasarnya harga itu naik, tapi kenaikan itu pergi ke pasar gelap, bukan kepada Pemerintah dan maskapai minyak.

Ibnu Sutowo meneruskan perundingan. Stanvac ragu. Sebaliknya Shell memilih meneruskan pembicaraan penjualan anak perusahaannya yang ada di Indonesia. Dicapai persetujuan dengan harga 110 juta dolar AS, dan persetujuan itu ditandatangani 1 Desember 1965 dan berlaku dari tanggal 1 Januari 1966. Pembayarannya sendiri dilakukan dalam waktu lima tahun dari lapangan dan kilang bekas Shell sendiri.

B. Kegiatan PT. Pertamina (Persero) Tbk Wilayah Pemasaran I Medan.

Adapun kegiatan perusahaan PT. Pertamina (Persero) Tbk. Wilayah Pemasaran I Medan yaitu sebagai berikut :

1. BBM (Bahan Bakar Minyak) Retail

Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini tersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS), serta


(17)

Premium Solar Packed Dealer (PSPD). Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah staf, kualitas dan kuantitas, peralatan dan fasilitas, format fisik dan produk dan pelayanan.

2. BBM Marine

Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil). Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas, Industri Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi air dan industri lainnya Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan. Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina di semua Pelabuhan penting di Indonesia. Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply BBM.


(18)

Pertamina memiliki jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot, Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta memenuhi standard Internasional . Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil). Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas, Industri Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi lair dan industri lainnya Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan.

3. Pelumas

Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat Pertamina merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis Pelumas Pertamina terdiri atas bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar negeri. Di


(19)

samping produk jadi, Pelumas Pertamina juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008). Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di segmen industri.Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas Pertamina memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand. Untuk pasar luar negeri, Pertamina memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base Oil, Pertamina memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III. Pemasaran Pelumas Pertamina di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang sampai Merauke.

4. Gas Domestik

Sejak 1968, Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan dibanding Minyak Tanah. Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas dengan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG". "Musicool",


(20)

hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada tahun 2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik dengan menjaga lapisan ozon dari kerusakan dan Efek Pemanasan Global.

5. Niaga

Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM, dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga.

6. Viasi

Sebagai salah satu unit bisnis Pertamina perusahan nasional yang bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan bahan bakar penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, Pertamina Aviasi memiliki aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global. Hal ini tertuang pada Visi Pertamina Aviasi, dan telah menjadi komitmen dan tujuan kami untuk senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi pelanggan dan stakeholders lainnya.


(21)

7. Perkapalan

Pertamina Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi dan mengunggulkan nilai budaya dan citra perusahaan. Merupakan suatu kebanggaan bagi Pertamina untuk memberikan pelayanan di bidang pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan terpandang di era baru. Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang tinggi dalam distribusi minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain sejenisnya melalui jalur laut di negara kepulauan. Berkantor pusat di Tanjung Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu polah tetap yang menunjukan hubungan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing jabatan. PT. Pertamina (Persero) Tbk. Wilayah Pemasaran I Medan memiliki struktur organisasi garis dan staf. Dengan demikian semua perintah-perintah operasional dari kepalah berjalan menurut garis vertical dari atas ke bawah melalui tangga-tangga jabatan yang telah ditetapkan. Atasan dapat berkomunikasi langsung dengan bawahan, sehingga bawahan dapat melakukan pekerjaaan dengan baik.

Dalam kegiatan ini Kepala/pimpinan akan menentukan jenis-jenis kerja yang harus dilakukan dan menetukan orang yang akan yang melakukan masing-masing pekerjaan. langkah ini dilakukan dalam spesialisasi kerja (Job Specialization) menentukan pembagian kerja. Dengan struktur organisasi yang


(22)

baik akan tercipta kelancaran dan keberhasilan setiap aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan, mendorong terciptanya kepada peningkatan efisiensi kegiatan usaha merupakan suatu fungsi penting yang perlu dilaksanakan

Dalam situasi seperti ini kewajiban dan wewenang masing-masing pegawai pada setiap jenjang jabatan dapat dimengerti dengan mudah oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Setiap jenjang jabatan yang menerima perintah dapat membuat inisiatif agar perintah tersebut dapat dievaluasi pada akhir masa perolehan yang merupakan prestasi kerja si penerima tersebut.

Dengan organisasi garis dan staf ini, jalur pertanggung jawaban kepada atasan juga merupakan garis vertikal yaitu mendapat perintah dari satu orang dan bertanggung jawab kepada satu orang pula. Struktur organisasi yang baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengatur maupun pengawas usaha pelaksanakan pencapaian tujuan organisasi pemerintahan. Adapun struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) Tbk. Wilayah Pemasaran I Medan sabagai berikut :


(23)

bar 2. 1 St ruk tur O rgani sas i P T . P er tam ina be r : P T . P er tam ina ( P er se ro) T bk . W il ay ah P em as ar an I M edan ( D iol ah ) T ahun 2010.


(24)

D. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab.

Secara umum setiap jajaran pada struktur organisasi pada PT Pertamina (Persero) Tbk.. Wilayah pemasaran I Medan sebagai berikut :

1. Direktur Utama

menetapkan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan pengelolaan Perusahaan, termasuk kebijakan di bidang ketenagakerjaan, mengangkat dan memberhentikan pekerja berdasarkan aturan internal Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan.mengatur masalah pendelegasian wewenang/pemberian kuasa Direksi untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. 2. SPI (Satuan Pengawas Intern)

Tugas dan tanggung jawab SPI yaitu yakni menemukan pelaku kecurangan dan mulai berani mencoba fokus baru yakni menjadi assurance (memberikan keyakinan) terhadap jalannya pengendalian, manajemen resiko, dan corporate governance.

3. Sekretaris Direksi

Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut mengelola dan menyimpan dokumen yang terkait dengan kegiatan Perusahaan meliputi dokumen RUPS, risalah rapat Direksi, risalah rapat gabungan antara Direksi dengan Komisaris, dan dokumen-dokumen Perusahaan yang penting lainnya.


(25)

4. Direktur Keuangan

Direksi Keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai pengelolah segalah sesuatu kegiatan yang mecakup seluruh teransaksi keuangan yang terjadi di pertamina.

5. Direktur Operasional

Direksi Operasional mempunyai tugas dan tanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan agar terciptanya kelancaran kegiatan pemasaran perusahaan.

6. Manajer Keuangan

Manajer Keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab menata keuangan perusahaan agar terciptanya laporan keuangan yang dapat dipertanggung jawabkan kepada pemegang sahan.

7. Manajer Umum

Manajer Umum mempunyai tugas dan tanggung jawab mengatur kegiatan perusahaan secara umumnya, bagaimana perusahaan melakukan aktivitas pemasaran dan pengolaan.

8. Manajer Operasi

Manajer Operasi mempunyai tugas dan tanggung jawab mengatur operasi kegiatan perusahaan agar berjalan menurut sistem yang telah dibuat perusahaan agar tidak menyimpang.


(26)

9. Manajer Teknik

Manajer Teknik mempunyai tugas dan tanggung jawab mengatur pengeloaan sumber daya perusahaan seperti pengelolaan sumber daya minyak bagaimana mendapat kualitas minyak yang baik.

10. Manajer Non Fuel Retail

Manajer Non Fuel Retail mempunyai tugas dan tanggung jawab mengatur kegiatan Non Fuel Retail yaitu seluruh kegiatan diluar penjualan atau pemasaran bahan bakar eceran contohny

11. Manajer Brigh

Manajer Brigh yaitu mempunyai tugas dan tanggung jawab lebih kepada bagaimana perusahaan mendapat citra baik oleh pemerintah dan masyarakat dengan melakukan kegiatan sosial dan memberikan pembinaan sosial seperti mitar binaan yang dilakukan PT. Pertamina.

E. Kinerja Usaha Terkini.

Penilaian faktor-faktor yang digunakan dalam penilaian kinerja usaha terkini merupakan hal yang paling komplek dan memerlukan pertimbangan yang mendalam dari pihak manajemen. Semakin banyak faktor-faktor yang dinilai maka akan semakin teliti penilaian tersebut, tetapi yang penting adalah faktor-faktor tersebut cukup mewakili persyaratan kerja yang dinilai.Dalam hal ini unsur penilaian perusahaan dibedakan untuk karyawan dan pimpinan. Unsur penilaian karyawan adalah kemampuan kerja, kerajinan, kualitas pekerjaan, produktivitas,


(27)

kepatuhan kerja, hubungan kerjasama, kepemimpinan dan tanggung jawab. Unsur penilaian untuk pimpinan adalah kesetiaan, disiplin, tanggungjawab, pengetahuan kerja, prestasi kerja, kreativitas, dan kepemimpinan. Syarat-syarat faktor penilaian tersebut adalah memang benar-benar berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas tersebut, karena dengan demikian hal ini akan membantu pimpinan atau team penilai khusus dapat melaksanakan penilaian aktivitas perusahaan dalam kinerja secara benar dalam melakukan koversi minyak tanah ke gas.

Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, Pertamina Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengolahan, pemasaran & niaga dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik didalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.


(28)

F. Rencana Kegiatan.

Untuk mencapai tujuan perusahaan, menjadi perusahaan berkelas Nasional dan Internasional perusahaan mempunyai rencana kegiatan di dalam bidangnya sebagai berikut :

1. Mengadakan aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating Contract).

2. Menyelengarakan dan mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak dan gas melalui serta anak perusahaan kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.

3. Dari kedua bidang tersebut merupakan pendukung agar terciptanya kebijakan pertamian dan pemerintah untuk menkonversikan minyak tanah ke gas.


(29)

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Arsip

Istilah arsip yang sering didengar, ditulis, dan diucapkan adalah istilah yang mempunyai arti. Disatu segi arsip berarti warkat yang disimpan yang ujudnya dapat selembar surat, kwitansi, data statistik, dan lain-lain. Di segi lain Arsip dapat diartikan sebagai tempat untuk menyimpan catatan, dokumen dan bukti-bukti kegiatan yang telah dilaksanakan. Hal itu terungkap pada pernyataan ‘Arsip Nasional’ menyimpan arsip statis antara lain teks proklamasi, perjanjian Roem-Ruijen, teks lagu Indonesia raya, dan sebagainya. Istilah arsip diatas berasal dari bahasa Belanda “Archief” yang ucapannya sesuai bahasa aslinya sulit dilafalkan orang Indonesia pada umumnya sehingga di adopsi menjadi ‘Arsip’. Kalau yang dimaksud arsip itu warkat yang disimpan sebagai bukti suatu kegiatan organisasi, maka istilah itu dikenal dengan nama ‘Pertinggal’.

Menurut asal mula arsip dari bahasa Yunani “Archivum” yang artinya tempat untuk menyimpan. Untuk istilah warkat yang dalam bahasa inggris disebut “Records”, adalah catatan-catatan, rekaman atau bentuk lain yang merupakan bukti kegiatan suatu organisasai dan belum dimasukkan ketempat penyimpanan. Dalam bahasa perancis arsip adalah “Dossier” yang berarti catatan baik dalam bentuk tulisan, rekaman, gambar atau bentuk lain yang berujud berkas terdiri dari beberapa lembar yang saling berhubungan. Dengan uraian konsep arsip, dapat ditarik kesimpulan, bahwa arsip perlu diatur penyimpanannya. Jadi, tidak sekedar menyimpan kumpulan warkat sebagai bahan pengingat (arsip), tetapi perlu


(30)

pengaturan cara dan prosedur penyimpanannya (kearsipan). Hal itu dapat dijelaskan dengan keterangan berikut ini :

1. Penyimpanan (storing), berarati arsip perlu disimpan, tidak boleh diletakkan demikian rupa, sehingga setiap orang dapat membaca arsip bagaimanapun kecilnya tetap bersifat rahasia.

2. Penempatan (placing), berarti arsip tidak sekedar disimpan, tetapiharus diatur dimana arsip itu harus di letakkan. Penempatan arsip sangat terkait dengan penemuan kembali apabila diperlukan.

3. Penemuan kembali (finding), berarti arsip harus dapat ditemukan kembali apabila diperlukan sebagai bahan informasi dengan mudah dan cepat. Arsip adalah suatu kumpulan warkat yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali (Gie, 2000:12).

Arsip adalah Penempatan kertas-kertas dalam tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang telah ditentukan terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga setiap kertas apabila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat (Mulyono dkk, 2001 : 2).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa arsip adalah kumpulan warkat yang disimpan menurut aturan-aturan yang berlaku (yang telah ditentukan) dan apabila diperlukan sewaktu-waktu dapat ditemukan kembali dengan cepat.


(31)

B. Macam – Macam Arsip

Menurut Undang – Undang No. 7 tahun 1971 tentang Ketentuan – ketentuan Pokok Kearsipan, sesuai dengan sifat arsip dibedakan menjadi dua :

1. Arsip Dinamis

Yaitu arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya. Arsip ini senantiasa masih berubah, baik nilai dan artinya sesuai dengan fungsinya. Contoh : Undang – undang, peraturan – peraturan dan sebagainya.

2. Arsip Statis

Yaitu arsip yang tidak perlu dipergunakan secara langsung untuk erencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada mumnya. Arsip ini justru mempunyai sifat tarif nilai yang abadi, contoh : Teks Proklamasi. Sebagai bahan baku informasi yang termasuk arsip dinamis yaitu : arsip aktif dan arsip inaktif, sedangkan yang termasuk arsip statis adalah arsip abadi (Archive)

a. Arsip aktif adalah arsip yang bersifat dinamis atau arsip yang sering digunakan dalam keperluan sehari-hari arsip aktif ini disimpan di unit pengolah, karena sewaktu-waktu diperlukan sebagai bahan informasi harus dikeluarkan dari tempat penyimpanan. Jadi, dalam jangka waktu tertentu arsip aktif ini sering keluar masuk tempat penyimpanan. Untuk pengamanan arsip perlu direncanakan tata cara penggunaan supaya tidak rusak atau hilang.


(32)

b. Arsip semi aktif adalah arsip yang waktu pengunaannya mulai kurang atau menurun. Arsip jenis ini menyimpan warkat – warkat yang jarang dipergunakan karena selesai dalam prosesnya, tetapi kadang – kadang masih diperlukan.

c. Arsip inaktif adalah arsip yang jarang sekali / hampir punah digunakan tetapi masih punya masa refensi. Arsip inaktif ini disimpan di unit kearsipan dan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dalam jangka waktu lama. Jadi, arsip inaktif ini hanya kadang-kadang saja diperlukan dalam proses penyelenggaraan kegiatan arsip inaktif setelah jangka waktu penyimpanan habis (nilai gunanya habis) akan segera diproses untuk disusut. Dalam penyusutan akan ditemukan puak (kelompok) arsip yang segera dihapus dan puak arsip yang harus disimpan terus (abadi).

Macam-macam Arsip menurut bidangnya antara lain sebagai berikut :

a) Bidang kepegawaian yaitu segenap rangkaian kegiatan penataan, pencarian, pelamaran, penyajian, penerima pengangkatan, pengembangan kesejahteraan, permutasian dan pemerhatian tenaga kerja dalam kerjasama kelompok orang untuk mencapai tujuan. b) Bidang keuangan yaitu segenap rangkaian kegiatan penataan

penyusunan anggaran penentuan sumber dan pertanggung jawaban atas pembiayaan dalam kerjasama kelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu.

c) Bidang ketata usahaan yaitu segenap rangkaian aktifitas penataan terhadap hal ikhwal pelaksanaan tata usaha.


(33)

C. Nilai Guna Arsip

Santen (2003:56) mengemukakan, bahwa nilai-nilai pada warkat tercakup dalam istilah ALFRED, yaitu kependekan dari:

A – Admininistrasi value L – Legal value

F – Fiscal value R – Research value E – Educational value D – Documentary value

Menurut Ig. Wursanto (20001:26) mengemukakan fungsi dan nilai guna arsip (record).

Warkat atau records pada dasarnya mempunyai 4 kegunaan :

1) Record yang mempunyai kegunaan informasi (infomatif) yaitu record yang hanya mempunyai kegunaan sebagai bahan informasi, pemberitahuan, pemberi keterangan, atau pengumuman. Misalnya :

a. Pengumuman hari libur dan pengumuman apel bendera tanggal 17 agustus (Hari Proklamasi Republik Indonesia)

b. Penerimaan tentang pegawai baru.

2) Record yang mempunyai kekuatan yuridis (Hukum), yaitu record yang dapat digunakan sebagai bahan atau alat


(34)

pembuktian dalam suatu kejadian atau peristiwa – peristiwa hukum dan keadilan. Misalnya :

a. Akte kelahiran

b. Akte pendirian suatu yayasan atau perusahaan. c. Surat – surat kontrak atau perjanjian.

d. Kuitansi pembayaran

3) Record yang mempunyai kegunaan Historis atau sejarah, yaitu record yang dapat menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa dari masa lampau. Misalnya :

a. Laporan tahunan b. Buku – buku pringatan

c. Sejarah berdirinya suatu perusahaan. d. Riwayat seseorang atau autobiografi

e. Gambar – gambar atau foto – foto terjadinya suatu peristiwa.

4) Record yang mempunyai kegunaan ilmiah (ilmu pengetahuan.), yaitu record dapat dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelidikan. Misalnya :

a. Hasil karya tulis para ahli.

b. Laporan – laporan tentang hasil penyelidikan yang dilakukan oleh para ahli.


(35)

D. Tinjauan Tentang Pengelolaan Arsip Yang Efektif Dan Efisien. 1. Pengelolaan Arsip yang efektif

Efektif adalah Suatu perbuatan kalau menimbulkan akibat/ mencapai maksud sebagaimana dikehendaki (Gie, 2000:37). Jadi pengelolaan arsip dapat dikatakan efektif apabila dakam mengendalikan, menyelenggarakan, menjalankan, dan mengurus kegiatan kearsipan tersebut menimbulkan akibat / mencapai maksud yang dikehendaki.

2. Pengelolaan arsip yang efisien.

Efisien yaitu Asas dasar tentang perbandingan terbaik antara waktu, tenaga, biaya, dan hasil yang dicapai (Gie, 2000:57).

Pengelolaan arsip dapat dikatakan efisien apabila dapat mencapai daya guna yang semaksimal mungkin baik dari segi waktu (kecepatan menemukan kembali) maupun dari segi hasil (Jumlah informasi yang disajikan).

Hal tersebut diatas dapat diukur dengan menggunakan rumus angka kecermatan sebagai berikut :

Angka Kecermatan =

WK S

WTK S

x 100 % Keterangan :

WTK = Warkat tidak ketemu WK = Warkat ketemu

Angka kecermatan digunakan untuk menentukan apakah suatu sistem penyimpanan arsip yang dimiliki masih cukup baik untuk jenis arsip yang dikelola oleh organisasi tersebut.


(36)

3. Pedoman pengelolaan arsip.

Pengelolaan arsip adalah bagaimana mengendalikan, menyelenggarakan, menjalankan, dan mengurus kegiatan kearsipan yang dimulai dari Penyimpanan, penataan, Penemuan kembali, Pemeliharaan, Pengamanan, Penyusutan, dan Pemusnahan arsip.

a) Pengunaan Sistem / Pedoman Penyimpanan

Yang dimaksud dengan sistem kearsipan pada pokoknya adalah sistem penerbitan dan penguraian dari pada bahan-bahan arsip sedemikian rupa sehingga semua bahan arsip setiap waktu dapat digunakan oleh pimpinan organisasi. (Sularso,dkk, 2003:12).

b). Peminjaman Arsip

Meminjam arsip berarti ingin menggunakan arsip yang telah disimpan untuk digunakan suatau keperluan. Peminjaman arsip pada umumnya terjadi pada unit-unit pengolah arsip, karena ada peminjaman arsip, maka memang terjadi pengeluaran arsip dari tempat penyimpanan, tetapi penggunaannya “tidak langsung”, artinya bukan secara langsung untuk penyelesaian yang menyangkut (ada hubungannya) dengan arsip tersebut.

Jadi peminjaman arsip biasannya dilakukan oleh suatu unit kerja lain yang tidak secara langsung mengolah arsip tersebut meskipun masih termasuk dalam satu organisasi. Peminjaman dapat pula terjadi tidak saja dalam satu organisasi/instansi, tetapi dapat terjadi antar organisasi /instansi.


(37)

Peminjaman yang terjadi pada unit pengolah arsip, berarti peminjaman terhadap arsip-arsip aktif. Apabila peminjaman itu dilakukan pada Pusat Penyimpanan Arsip, berarti peminjaman ditujukan pada arsip-arsip inaktif. Semua peminjaman intern maupun ekstern, baik arsip-arsip aktif maupun arsip inaktif perlu dicatat secara tertib.

Masalah peminjaman dan izin untuk membaca arsip dinamis perlu ditetapkan melalui peraturan yang mengatur tentang peminjaman arsip ini, mengingat sifat arsip ini sebagai arsip tertutup. Dalam pengertian bahwa arsip ini tidak semua orang boleh melihat dan membacanya.

Peminjaman arsip harus dilaksanakan melalui lembaga peminjam arsip yang di buat rangkap tiga. Bon pinjaman ini berfungsi sebagai :

1. Bahan bukti atau alat pengingat bagi unit kearsipan atas arsip yang di pinjam.

2. Pengganti arsip yang di pinjam, yang ditaruh dalam folder. 3. Tanda bukti peminjaman bagi sipemakai.

c). Pengamanan dan Pemeliharaan Arsip. 1. Pengamanan arsip :

Secara umum yang dikatakan dengan pengamanan arsip adalah menjaga arsip dari kerusakan maupun dari kehilangan. Secara fisik semua arsip harus diamankan dari segi kerusakan. Kerusakan terhadap arsip dapat terjadi karena faktor internal maupun faktor eksternal.


(38)

I. Faktor internal :

1) Kualitas kertas, ini berarti kertas yang digunakan dalam penciptaan arsip menjadi penyebab percepatan rusaknya arsip. kertas yang kualitasnya kurang baik akan menjadi penyebak rusaknya arsip.

2) Tinta, ini berarti tinta yang digunakan untuk menulis arsip dapat menjadi penyebab cepat atau lambatnya kerusakan arsip.

3) Bahan perekat, ini berarti perekat yang digunakan untuk pemberkasan (satu berkas dapat terdiri dari 2 lembar atau lebih) menjadi penyebab rusaknya arsip.

II. Faktor Eksternal :

1) Lingkungan, ini berarti kerusakan arsip disebabkan lingkungan tempat penyimpanan arsip tidak mendukung keawetan arsip, yaitu kelembaban ruang penyimpanan lebih dari 75 % (diukur dengan hygrometer).

2) Sinar matahari, ini berarti kerusakan arsip dapat disebabkan sinar matahari. Arsip yang terkena sinar matahari secara langsung mudah rusak.

3) Debu, ini berarti kerusakan arsip disebabkan debu yang menempel di kertas arsip. Debu yang menempel dikertas arsip dapat berupa debu tanah, asap, kotoran yang berada


(39)

diruang tempat penyimpanan atau di sekeliling tempat penyimpanan.

4) Serangga dan kutu, ini berarti kerusakan arsip disebabkan tertentu yang suka makan kertas. Kerusakan arsip terjadi karena ada serangga atau kutu pemakan kertas masuk ketempat penyimpanan arsip.

5) Jamur dan sejenisnya, ini berarti kerusakan arsip disebabkan jamur yang tumbuh dikertas arsip. Arsip yang ditumbuhi jamur, dalam waktu tidak terlalu lama akan rusak karena molekul kertas menjadi rapuh dan berakibat hancurnya kertas.

Dalam Undang – undang No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan – ketentuan pidananya yang menyangkut pengamanan informasi saja, seperti tercantum pada pasal 11 sebagai berikut :

“ Barangsiapa dengan sengaja dan dengan melawan hukum memiliki sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a dari undang – undang ini dapat dipidana penjara selama – lamanya 10 tahun. Barangsiapa yang menyimpan arsip sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1 huruf a undang – undang ini sengaja memberitahukan hal – hal tentang isi naskah itu kepada pihak ketiga yang tidak mengetahuinya, sedangkan Ia di wajibkan merahasiakan hal – hal tersebut dapat dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara selama – lamanya 20 tahun.


(40)

Ketentuan pidana seperti yang dinyatakan pada Undang – undang No. 7 tahun 1971 di atas adalah untuk mengamankan arsip dari segi informasinya, karena arsip dinamis merupakan arsip yang masih tertutup untuk umum bukan pengamanan dari segi kepegawaian dan instalasinya.

2. Pemeliharaan arsip.

Pemeliharaan arsip dapat dilakukan dengan cara : melindungi, mengatasi dan mengambil langkah – langkah untuk menyelamatkan arsip dengan informasinya serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari pada pemusnahan yang tidak diinginkan.

Ada 2 faktor pokok yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan kertas arsip :

a. Faktor intern : langsung mengenai kerusakan pada kertas arsip itu sendiri. Disini harus diambil tindakan untuk memelihara, menjaga dan mengamankan arsip itu terhadap perusaknya secara langsung.

b. Faktor ektern : lingkungan dimana arsip tersimpan yang mungkin dapat menjadi perusak kertas secara tidak langsung.

Pemeliharaan seperti yang dimaksudkan oleh faktor intern di atas meliputi 2 aspek :

1. Pemakaian yang dapat tahan lama seperti kertas, tinta, pita mesin dan lain – lainnya yang baik.


(41)

2. Mengambil langkah perbaikan secepat mungkin apabila sudah mulai rusak karena penyimpanannya yang kurang baik, seperti pemberian laminasi kertas atau pembuatan microfilm.

Pemeliharaan dan pencegahan kerusakan seperti yang disebabkan oleh faktor extern adalah :

1. Mengambil tindakan preventif terhadap penyebabnya seperti bakteri dengan cara menyemprotkan zat – zat anti serangga atau bakteri. 2. Memperhatikan keadaan lingkungan dan ruangan penyimpanan

arsip seperti cahaya yang masuk, temperatur keluar, debu dan populasi udara yang tidak merusak kertas.

Arsip harus dijaga keamanannya, baik dari segi kuantitas (tidak ada yang tercecer hilang), kualitas tidak mengalami kerusakan maupun dari segi informalitas (Kerahasiaannya). Pemeliharaan arsip secara fisik dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Pengatuaran Ruangan

b. Pemeliharaan Tempat Penyimpanan c. Penggunaan Bahan-bahan Pencegah

d. Larangan-larangan yang tidak boleh dillanggar e. Kebersihan.

(Sularso Mulyono, 2003 : 49 – 50) d). Penyusutan arsip.

Tidak selamanya arsip-arsip harus disimpan terus didalam tempat penyimpanan. Kalau semua arsip harus disimpan terus, dapat dibayangkan


(42)

kantor-kantor akan dipenuhi oleh arsip. Penyusutan arsip adalah termasuk kegiatan yang harus dilakukan dalam pengelolaan kearsipan. Dalam pasal 2 PP No. 34 tahun1979 disebutkan Penyusutan arsip adalah kegiatan penggunaan arsip dengan cara :

1. Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada arsip nasional. 2. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

berlaku.

3. Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah keunit kearsipan dalam lingkungan Lembaga-lembaga Negara atau Badan-badan Pemerintah masing-masing.

e). Pemusnahan arsip.

Memusnahkan arsip berarti menghapus keberadaan arsip dari tempat penyimpanan. Jadi pemusnahan arsip adalah tindakan menghancurkan secara fisik arsip-arsip yang sedah berakhir fungsinya dan sudah tidak memiliki nilai kegunaan lagi. Pemusnahan arsip dilakukan oleh petugas dan harus disaksikan oleh 2 pejabat bidang pengawasan atau pejaabat di bidang hukum atau perundang – undangan.

Penghancuran arsip harus dilakukan secara total, sehingga hilang sama sekali identitas arsip yang bersangkutan. Pelaksanaan pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan 3 cara :

1. Pembakaran arsip, pembakaran arsip harus dilakukan dengan sempurna, artinya perlu di cek apakah kertas sudah terbakar secara sempurna (sudah jadi abu). Apabila tidak dicek dapat


(43)

terjadi masih ada kertas – kertas yang belum terbakar yang sepintas tidak kelihatan.

2. Penghancuran arsip dengan bahan kimia adalah memusnahkan arsip dengan menuangkan bahan kimia diatas tumpukan arsip. Cara ini agak berbahaya karena bahan kimia yang biasa di gunakan (biasanya soda api) dapat melukai kalau percikannya mengenai badan.

3. Pencacahan arsip dengan mesin pencacah arsip. Cara pemusnahan arsip dengan mencacah arsip dapat di lakukan secara bertahap, artinya tidak harus selesai pada saat itu.

E. Tata Manajemen Kearsipan PT. Pertamina (Persero) Tbk Wilayah Pemasaran I Medan.

1. Pemberkasan Arsip Pegawai

Terdiri dari beberapa arsip-arsip kepegawaian : a. SKPT (Surat Keputusan) gaji

b. SKPT (Surat Keputusan) pangkat

c. SKPT (Surat Keputusan) gaji perusahaan d. SKPT (Surat Keputusan) pangkat perusahaan

e. DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Perusahaan) perusahaan f. Ijazah pendidikan formal

g. Ijazah atau Sertifikat kursus-kursus atau kepelatihan h. Kartu taspen dan jamsostek dan lain-lain


(44)

Isi berkas adalah dari awal dia bekerja sampai akhir yang bersangkutan pensiun.

Dalam penanganan berkas-berkas arsip pegawai untuk peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang faktor yang menentukan keberhasilan dan jaminan sarana prasarana yang standar dan sistem kearsipan adalah sebagai berikut

1. Boks Arsip

Boks arsip adalah boks yang digunakan untuk menyimpan arsip. Boks yang digunakan adalah boks yang memungkinkan adanya sirkulasi udara, untuk itu boks harus berlubang sehingga sehingga arsip yang disimpan tidak rusak (lihat gambar 3).

2. Rak Arsip atau rak bergeak (Roll Pact)

Rak arsip adalah untuk menyimpan arsip yang ada di boks, disusun secara vertikal (lihat gambar 4)

3. Filling Cabinet

Filling Cabinet adalah perangkat kantor yang berbentuk persegi panjang yang diletakkan secara vertikal dan digunakan untuk menyimpan arsip yang masih diperlukan.

4. Portepel

Portepel adalah stopmap yang memakai tali pengikat untuk merapatkannya.

5. Rafia

Rafia adalah untuk mengikat arsip dalam stopmap atau buku dalam satu bendel (lihat gambar 3.1).


(45)

2

5

1

Gambar 3.1 Jenis/bentuk Rafia Ikatan

Sumber : PT. Pertamina (Persero) Tbk Wilayah Pemasaran I Medan (Diolah) Tahun 2010.

Keterangan Gambar :

1. Boks Arsip 5. Rafia

2. Arsip bergerak (Roll Pack). 2. Pengkodean Berkas Kepegawaian

Pengkodean berkas berdasarkan KPH atau Unit masing-masing yang masuk pada sentral arsip aktif.

a) Roll Pact adalah isi pemberkasan berkas pegawai, yang berbentuk lemari gandeng yang bersusun lebih dari 4 almari.


(46)

b) Fumigasi adalah perawatan berkas dengan sistem fungigasi yang bertujuan dari kegunaan pengawetan berkas dari jamur dan serangga.

c) Filling kabinet kegunaannya untuk menyimpan SKPT-SKPT tersebut.

Filling kabinet terdiri dari : 1). Ijazah

2). SK gaji perkala

3). SkPT pangkat dan surat-surat rahasia lainnya.

Pengkodean arsip-arsip lainnya dikumpulkan Ketransip-transip Kph Pengkodean arsip-arsip tersebut antara lain :

1. Pengkodean berdasarkan jabatan

a) Jabatan setingkta Kasi atau ADM (Administratur) b) Jabatan setingkat Arjun (Pejabat)

c) Jabatan menurut Asper atau KSS (Asisten Perhutani)

d) Jabatan menurut KRPH atau KAUR (Kepala Resort Pemangkuan Hutan atau Kepala Urusan)

e) Staf (Karyawan)

2. Pengkodean dicatat di dalam buku register yang isinya tentang kode, nama, Nip, dan tempat tanggal lahir.


(47)

3. Mutasi Atau Jabatan

Mutasi adalah pemindahan suatu karyawan dari Kph A ke Kph B, dalam wilayah kantor.

Macam-macam Mutasi :

a) Mutasi daerah atau KPH

Mutasi daerah dalam pembuatannya dilkukan oleh pejabat Administratur atau KPH atau Unit

b) Mutasi antar wilyah unit

Mutasi antar wilayah adalah mutasi yang dilakukan pembuatannya di lakukan oleh Direksi Jakaarta.

4. Pengiriman Berkas

Pengiriman berkas adalah pengiriman berkas tersebut dilakuka n apabila ada seorang pejabat yang dipindahkan dari JPH A ke KPH B.

1. Proses pengiriman berkas

Berkas dikirim berdasarkan surat keputusan yang dibuat oleh kantor Unit I Jawa Tengah.

2. SKPT pengantar pengiriman berkas pegawai.

Isi berkas SKPT pengantar pengiriman berkas kepegawaian:

a. Nama b. Nomor NIP c. Pangkat d. Golongan


(48)

Dengan kelengkapan berkas-berkas tersebut adalah : a. Format 4 SIM-SDM

b. SKPT Pangkat Pegawai Pertamina c. SJPT Gaji

d. SKPT Gaji Pegawai Pertamina e. DP3 Pegawai tahun 2004, 2005

f. DP3 Pegawai Pertamina tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008.

g. SKPT Penunjuk Jabatan Mutasi dan SKPT lainnya.

3. Macam-macam pengiriman berkas yang dikirim. Macam-macam berkas yang akan dikirim

a. Format 4 SIM-SDM

b. SKPT Pangkat Pegawai Pertamina c. SKPT Gaji Pegawai Pertamina d. DP 3 Pegawai Pertamina

e. SKPT Penunjuk Jabatan atau Mutasi f. Surat lain-lain

g.Ijazah

h.Surat Kelahiran Anak i. Surat Nikah

j. Suart Nomer Pegawai


(49)

Macam - macam administrasi PT. Pertamina terdiri atas administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, dan administrasi perlengkapan. Dalam hal

administrasi PT. Pertamina semuanya berjalan dengan baik dan tertib. Pelaksanan dan administrasi yang baik menunjang kelancaran perusahaan, sehingga dapat mendorong kemajuan perusahaan terutama dalam penyimpanan arsip kepegawaian. Tata kearsipan adalah “Segenap tata cara mengolah semua laporan – laporan dari suatu kegiatan agar mempermudah pengunaannya”. Kepegawaian adalah “Segala hal di bidang Sumber Daya Manusia yang berhubungan dengan kegiatan – kegiatan ketenaga kerjaan dan kerja sama kelompok untuk tujuan tertentu.

1. Pencatatan arsip

Pengkodean berkas arsip berdasarkan Kph / masing – masing yang termasuk pada sentral arsip aktif. Sebelum pengkodean, arsip – arsip lainnya dikumpulkan ketranskip – transkrip Kph. Pengkodean arsip – arsip tersebut antara lain :

a. Pengkodean berdasarkan jabatan (ADM, ARJUN, ASPER / KSS, KAUR. Staff)

b. Pengkodean di catat dalam buku register yang isinya tentang kode Nama, NIP) dan tempat tanggal lahir. Kode menunjukan lokasi pada almari Roll Pact.


(50)

2. Penyimpanan arsip

Cara – cara menyimpan arsip pegawai antara lain :

a) Flat Filing : arsip dimasukan dalam suatu snelhechter kemudian snelhechter – snelhechter tersebut ditumpuk.

b) Upright Filing : arsip dimasukan brief ordner kemudian ordner – ordner tersebut diletakkan berdiri.

c) Vertical Filing : arsip dimasukan folder kemudian folder – folder tersebut diletakkan tegak memanjang. Kalau folder – folder yang dipergunakan itu folder gantung (menggantung), dinamakan vertical suspensi on filing.

d) Lateral Filing : arsip dimasukan snelhechtef kemudian snelhechter – snelhechter diletakkan berdiri dengan punggung didepan. Kalau snelhechter – snelhechter tersebut diletakkan menggantung disebut lateral suspension filing.

e) Self Filing : tiap lembar arsip diletakkan menggantung. f) Box Filing : arsip dimasukan kedalam kardus / box arsip. g) Peminjaman arsip dan penemuan kembali Prosedur 3. Peminjaman arsip dan penemuan kembali

Prosedur peminjaman arsip melalui kegiatan –kegiatan sebagai berikut :


(51)

a. Penemuan kembali.

1) Penggunaan kartu kloper

Dengan diketahuinya kode dan masalah arsip yang diperlukan, dipergunakan untuk menemukan kartu klaper dengan cara membaca tab – tab kartu klaper. Dari kartu klaper dapat langsung diketahui ciri arsip yang berupa isi surat, nama pengirim / alamatnya. Selanjutnya dilihat kolom nomor urut kartu klaper untuk mengetahui nomor arsipnya.

2). Penggunaan kartu indek

Ciri pertama yang diperlukan disini adalah nama yang dijadikan tanda pengenal (indek). Dengan indek itu dapat diketahui kode untuk menemukan kartu indek secara cepat. Identitas surat sepenuhnya iketahui dari kartu indek itu.

3). Penggunaan kartu kendali

Apabila permintaan arsip ini pada Unit Kearsipan maka pengendali lebih dahulu mencai kartu kendali biru (2) dengan kode yang telah diketahui. Untuk arsip aktif setelah kartu kendali biru ditemuka n akan diketahui Unit Pengolah mana yang menyimpannya.

b. Pengisian formulir peminjaman arsip.

Peminjaman arsip harus mengisi formulir pinjaman (baik yang berujud lembaran / kartu) atau out slip rangkap 3. ke -3 lembar out slip tersebut digunkan untuk :


(52)

1) Lembar asli sebagai ganti arsip yang dipinjam dan ditempatkan ditempat arsip – arsip tersebut diambil.

2) Lembar duplikat sebagai bukti meminjam arsip bagi yang bersangkutan.

3) Lembar triplikat sebagai bukti meminjam arsip bagi yang bersangkutan.

5. Pengamanan arsip

Pengamanan arsip ialah usaha penjagaan arsip agar isi / informasinya tidak sampai diketahui oleh orang yang tidak berhak dan benda arsipnya tidak hilang. Pada dasarnya arsip dinamis itu bersifat rahasia, untuk itu usaha pengamanannya dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

a. Petugas arsip harus betul – betul dapat menyimpan rahasia.

b. Pengendalian dalam peminjaman arsip Peminjaman arsip yang untuk petugas atau Unit kerja yang bersangkutan dengan penyelsaian surat itu.

c. Larangan pengambilan arsip dari tempatnya selain oleh petugas arsip.

d. Penempatan yang aman dari pencurian, banjir, dan kebakaran. 6. Pemeliharaan arsip

Untuk menjaga keutuhan arsip dapat dilakukan dengan cara memberikan bahan – bahan pencegah kerusakan, baik mencegah serangan serangga – serangga maupun kemungkinan – kemungkinan yang lain.


(53)

Agar tingkat kelembaban tetap seperti yang diinginkan maka dapat menaruhkan kapur barus (kanfer) dikotak – kotak penyimpanan. Tempat penyimpanan harus dijaga sedemikian rupa, supaya terjamin keutuhannya, keamanannya, kebersihannya, kerapiannya dan sebagainya. Untuk itu maka perlu dibuatkan peraturan – peraturan yang melarang tidak terjaminnya hal – hal tersebut. Larangan yang tidak boleh dilanggar itu, misalnya : petugas atau siapapun dilarang membawa dan/atau makanditempat penyimpanan arsip. Karena sisa – sisa makanan dapat merupakan daya tarik serangga dan hewan lain yang dapat membahayakan keselamatan arsip. Didalam ruangan tempat penyimpanan arsip dilarng merokok, sebab percikan api dapat dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Larangan – larangan itu tidak boleh dilanggar meskipun hanya sesekali dilakukannya.

7. Pemusnahan dan Penyusutan arsip

Dalam malakukan pemusnahan asip perlu memperhatikan ketentuan – ketentuan yang berlaku, yaitu :

a) Perlu membuat daftar pertelan untuk arsip – arsip yang akan dimusnahkan.

b) Harus dibuatkan berita acara pemusnahan.

c) Harus disaksikan oleh 2 orang pejabat yang berwenang. Penghancuran arsip harus dilakukan secara total, sehingga hilang sama sekali / identitas arsip yang bersangkutan. Pelaksanaan (prosedur) pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan 3 cara :


(54)

1. Pembakaran Arsip

Pemusnahan dengan cara pembakaran adalah yang lazim dilakukan, karena pelaksanaannya mudah. Tatapi apabila kertas arsip yang akan dimusnahkan itu 100 kg sampai 1000 kg maka pembakaran memerlukan waktu khusus dan sangat berbahaya. Pembakaran dalam jumlah yang besar, kecuali waktunya lama juga sering tidak sempurna. Oleh karena itu cara pemusnahan dengan pembakaran dapat dilakukan apabila jumlah arsip yang dimusnahkan tidak banyak

2. Pencacahan arsip

Arsip yang sudah dicacah berwujud potongan-potongan kertas yang sama sekali tidak dapat dikenal lagi identitas arsip yang bersangkutan. Apabila potongan kertas berwujud “kawul kertas” dalam jumlah yang cukup banyak dapat dijual untuk penyekat barang pecah belah atau barang-barang dari tembikar. Jadi, yang penting pemusnahan arsip itu menghilangkan identitas arsip, sehingga tidak dikenal lagi arsip tersebut. Cara pemusnahan dengan pencacah arsip dapat dilakukan secara bertahap, artinya tidak harus selesai pada saat itu. Dengan demikian pemusnahannya dapat dilakukan secar rutin dan tidak perlu waktu khusus.

3. Penghancuran arsip

Pemusnahan dengan cara ini adalah memusnahkan arsip dengan menuangkan bahan kimia di atas tumpukan arsip. Cara ini


(55)

agak berbahaya karena bahan kimia yang digunakan (biasanya soda api) dapat melukai kalau percikannya mengenai badan. Pelaksanaan pemusnahan dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah meskipun biasanya agak mahal. Sekali tumpukan arsip dituangi bahan kimia, maka terjadi reaksi penghancuran secara pelan-pelan tetapi pasti. Dengan demikian apabila penghancuran dilakukan pada tempat tertentu, apakah disuatu lobang atau bak, maka tidak perlu ditunggu arsip pasti hancur.

8. Dana untuk kearsipan

Di Perum PT. Pertamina menyediakan dana untuk perawatan arsip, supaya arsip tersebut tetap terjaga dengan baik. Adapun dana yang diberikan perusahaan untuk kearsipan digunakan untuk kegiatan kursus-kursus, penataran dan seminar terutama ditujukan pada petugas kearsipan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kearsipan. Oleh karena itu dana untuk perawatan arsip sangat berpengaruh besar dalam menjaga arsip, supaya arsip tersebut terjaga dengan baik (tidak rusak).


(56)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pada akhir bab ini di kemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan diantaranya sebagai berikut :

1. Tata Admiistrasi di PT. Pertamina telah di laksanakan dengan baik sesuai prosedur baku, dengan penempatan kertas-kertas dalam tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang telah ditentukan terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga setiap kertas apabila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat.

2. Untuk menjaga keutuhan arsip PT. Pertamina melakukanya dengan cara memberikan bahan – bahan pencegah kerusakan, baik mencegah serangan serangga maupun kemungkinan yang lain. Agar tingkat kelembaban tetap seperti yang diinginkan maka dapat menaruhkan kapur barus (kanfer) dikotak – kotak penyimpanan. Tempat penyimpanan harus dijaga sedemikian rupa, agar terjamin keutuhannya.

3. Pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, peminjaman dan penemuan kembali, pengamanan, penyusutan dan pemusnahan, arsip di PT. Pertamina telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada.

B. Saran

Penulis menyampaikan beberapa saran-saran agar dapat terciptanya kelancaran dalam kegiatan penyimpanan berkas arsip pegawai pada PT. Pertamina.


(57)

1. PT. Pertamina hendaknya dapat menciptakan pengelolaan arsip secara efektif dan efisien yang dimulai dari Penyimpanan, penataan, Penemuan kembali, Pemeliharaan, Pengamanan, Penyusutan, dan Pemusnahan arsip. 2. Perlunya sosialisasi kedisiplinan pegaawai dalam melakukan penyimpanan

berkas-berkas arsip pegawai, supaya berkasberkasnya tetap utuh (tidak hilang) dan sewaktu-waktu berkasbekas tersebut di butuhkan dapat ditemukan lagi dengan mudah.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Hadi. 2001. Pola Kearsipan Modern. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka. Amsyah, Zulkifli. 2000. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Gramedia.

Kunto, Suharsimi Ari. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Barthos, Basir. 2000. Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Cipta Negara, Swasta Dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Bumi Aksara.

The Liang Gie. 2000. Administarsi Perkantoran Modern. Yogyakarta : Nur Cahya.

Martono Budi.2002 . Penetapan Jangka Simpan Arsip. Jakarta : ANRI. Moleong. 2002. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Peraturan Pemerintah. No 34 Tentang Penyusutan Arsip. Jakarta : Arsip Nasional Republik Indonesia.

Undang – Undang No. 7 Tahun 1971. Tentang Ketentuan – ketentuan Pokok Kearsipan.


(1)

Agar tingkat kelembaban tetap seperti yang diinginkan maka dapat menaruhkan kapur barus (kanfer) dikotak – kotak penyimpanan. Tempat penyimpanan harus dijaga sedemikian rupa, supaya terjamin keutuhannya, keamanannya, kebersihannya, kerapiannya dan sebagainya. Untuk itu maka perlu dibuatkan peraturan – peraturan yang melarang tidak terjaminnya hal – hal tersebut. Larangan yang tidak boleh dilanggar itu, misalnya : petugas atau siapapun dilarang membawa dan/atau makanditempat penyimpanan arsip. Karena sisa – sisa makanan dapat merupakan daya tarik serangga dan hewan lain yang dapat membahayakan keselamatan arsip. Didalam ruangan tempat penyimpanan arsip dilarng merokok, sebab percikan api dapat dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Larangan – larangan itu tidak boleh dilanggar meskipun hanya sesekali dilakukannya.

7. Pemusnahan dan Penyusutan arsip

Dalam malakukan pemusnahan asip perlu memperhatikan ketentuan – ketentuan yang berlaku, yaitu :

a) Perlu membuat daftar pertelan untuk arsip – arsip yang akan dimusnahkan.

b) Harus dibuatkan berita acara pemusnahan.

c) Harus disaksikan oleh 2 orang pejabat yang berwenang. Penghancuran arsip harus dilakukan secara total, sehingga hilang sama sekali / identitas arsip yang bersangkutan. Pelaksanaan (prosedur) pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan 3 cara :


(2)

1. Pembakaran Arsip

Pemusnahan dengan cara pembakaran adalah yang lazim dilakukan, karena pelaksanaannya mudah. Tatapi apabila kertas arsip yang akan dimusnahkan itu 100 kg sampai 1000 kg maka pembakaran memerlukan waktu khusus dan sangat berbahaya. Pembakaran dalam jumlah yang besar, kecuali waktunya lama juga sering tidak sempurna. Oleh karena itu cara pemusnahan dengan pembakaran dapat dilakukan apabila jumlah arsip yang dimusnahkan tidak banyak

2. Pencacahan arsip

Arsip yang sudah dicacah berwujud potongan-potongan kertas yang sama sekali tidak dapat dikenal lagi identitas arsip yang bersangkutan. Apabila potongan kertas berwujud “kawul kertas” dalam jumlah yang cukup banyak dapat dijual untuk penyekat barang pecah belah atau barang-barang dari tembikar. Jadi, yang penting pemusnahan arsip itu menghilangkan identitas arsip, sehingga tidak dikenal lagi arsip tersebut. Cara pemusnahan dengan pencacah arsip dapat dilakukan secara bertahap, artinya tidak harus selesai pada saat itu. Dengan demikian pemusnahannya dapat dilakukan secar rutin dan tidak perlu waktu khusus.

3. Penghancuran arsip

Pemusnahan dengan cara ini adalah memusnahkan arsip dengan menuangkan bahan kimia di atas tumpukan arsip. Cara ini


(3)

agak berbahaya karena bahan kimia yang digunakan (biasanya soda api) dapat melukai kalau percikannya mengenai badan. Pelaksanaan pemusnahan dapat dilakukan dengan cara yang lebih mudah meskipun biasanya agak mahal. Sekali tumpukan arsip dituangi bahan kimia, maka terjadi reaksi penghancuran secara pelan-pelan tetapi pasti. Dengan demikian apabila penghancuran dilakukan pada tempat tertentu, apakah disuatu lobang atau bak, maka tidak perlu ditunggu arsip pasti hancur.

8. Dana untuk kearsipan

Di Perum PT. Pertamina menyediakan dana untuk perawatan arsip, supaya arsip tersebut tetap terjaga dengan baik. Adapun dana yang diberikan perusahaan untuk kearsipan digunakan untuk kegiatan kursus-kursus, penataran dan seminar terutama ditujukan pada petugas kearsipan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kearsipan. Oleh karena itu dana untuk perawatan arsip sangat berpengaruh besar dalam menjaga arsip, supaya arsip tersebut terjaga dengan baik (tidak rusak).


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Pada akhir bab ini di kemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan diantaranya sebagai berikut :

1. Tata Admiistrasi di PT. Pertamina telah di laksanakan dengan baik sesuai prosedur baku, dengan penempatan kertas-kertas dalam tempat penyimpanan yang baik menurut aturan yang telah ditentukan terlebih dahulu sedemikian rupa sehingga setiap kertas apabila diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah dan cepat.

2. Untuk menjaga keutuhan arsip PT. Pertamina melakukanya dengan cara memberikan bahan – bahan pencegah kerusakan, baik mencegah serangan serangga maupun kemungkinan yang lain. Agar tingkat kelembaban tetap seperti yang diinginkan maka dapat menaruhkan kapur barus (kanfer) dikotak – kotak penyimpanan. Tempat penyimpanan harus dijaga sedemikian rupa, agar terjamin keutuhannya.

3. Pencatatan, penyimpanan, pemeliharaan, peminjaman dan penemuan kembali, pengamanan, penyusutan dan pemusnahan, arsip di PT. Pertamina telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada.

B. Saran

Penulis menyampaikan beberapa saran-saran agar dapat terciptanya kelancaran dalam kegiatan penyimpanan berkas arsip pegawai pada PT. Pertamina.

50


(5)

1. PT. Pertamina hendaknya dapat menciptakan pengelolaan arsip secara efektif dan efisien yang dimulai dari Penyimpanan, penataan, Penemuan kembali, Pemeliharaan, Pengamanan, Penyusutan, dan Pemusnahan arsip. 2. Perlunya sosialisasi kedisiplinan pegaawai dalam melakukan penyimpanan

berkas-berkas arsip pegawai, supaya berkasberkasnya tetap utuh (tidak hilang) dan sewaktu-waktu berkasbekas tersebut di butuhkan dapat ditemukan lagi dengan mudah.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Hadi. 2001. Pola Kearsipan Modern. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka. Amsyah, Zulkifli. 2000. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Gramedia.

Kunto, Suharsimi Ari. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Barthos, Basir. 2000. Manajemen Kearsipan Untuk Lembaga Cipta Negara, Swasta Dan Perguruan Tinggi. Jakarta : Bumi Aksara.

The Liang Gie. 2000. Administarsi Perkantoran Modern. Yogyakarta : Nur Cahya.

Martono Budi.2002 . Penetapan Jangka Simpan Arsip. Jakarta : ANRI. Moleong. 2002. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Peraturan Pemerintah. No 34 Tentang Penyusutan Arsip. Jakarta : Arsip Nasional Republik Indonesia.

Undang – Undang No. 7 Tahun 1971. Tentang Ketentuan – ketentuan Pokok Kearsipan.