Perkembangan Gonad TINJAUAN PUSTAKA

9 utama pada awal siklus reproduksi, sedangkan gonadotropin yang mengatur reproduksi dalam pematangan tahap akhir oosit, ovulasi dan spermiasi adalah GtH II, Follicle Stimulating Hormon dan Luteinizing Hormone Zairin, 2003. Pada ikan FSH dikenal dengan gonadotropin I GtH I dan LH dikenal dengan gonadotropin II GtH II. Swanson 1991 mengemukakan lebih rinci bahwa peranan GtH I yang disekresikan kelenjar adenohipofise berfungsi dalam proses vitellogenesis, sedangkan GtH I lebih dominan pada proses pematangan akhir Yaron, 1995: Nagahama, 1983.

B. Perkembangan Gonad

Kematangan gonad ikan pada umumnya adalah tahapan pada saat perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Menurut Effendi 2002, pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10 – 25 persen dari bobot tubuh,mdan pada ikan jantan 5 – 10 persen. Lebih lanjut dikemukakan bahwa semakin bertambahnya tingkat kematangan gonad, telur yang ada dalam gonad akan semakin besar. Pendapat ini diperkuat oleh Kuo et al. 1979 bahwa kematangan gonad pada ikan dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata telur dan pola distribusi ukuran telurnya. Kematangan gonad ikan baung dimulai apabila telah mencapai panjang 215 mm dengan bobot 90 g Tang et al., 1999. Secara garis besar, perkembangan gonad ikan dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertumbuhan gonad ikan sampai 10 ikan menjadi dewasa kelamin dan selanjutnya adalah pematangan gamet. Tahap pertama berlangsung mulai ikan menetas hingga mencapai dewasa kelamin, dan tahap kedua dimulai setelah ikan mencapai dewasa, dan terus berkembang selama fungsi reproduksi masih tetap berjalan normal Lagler et al., 1977. Lebih lanjut dikatakan bahwa kematangan gonad pada ikan tertentu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar antara lain dipengaruhi oleh suhu dan adanya lawan jenis, faktor dalam antara lain perbedaan spesies, umur serta sifat-sifat fisiologi lainnya. Sukendi 2001 membagi tingkat perkembangan gonad ikan baung ke dalam lima kelompok berdasarkan morfologi dan histologi Tabel 1. Tabel 1 . Tingkat Perkembangan Gonad Ikan Baung TKG Morfologi Histologi I Ikan muda Ovary berbentuk sepasang benang kasar terletak di kiri dan kanan rongga perut, warna bening dan kecoklatan dengan permukaan licin Ovarium belum matang, didominasi oleh oosit berdiameter 7,5-35,5 µm, lamella ovarium berbentuk bulat dan lebih tebal, inti sel lebih besar, sitoplasma terlihat besar. II Masa perkembangan Ovarium berukuran lebih besar dari TKG I, berwarna coklat muda, butiran telur masih belum dilihat dengan jelas. Ukuran oosit dalam ovarium membesar dengan diameter 25,0- 185,0µm, sitoplasma terlihat jelas, inti sel bertambah, pada perifer sitoplasma terlihahat vesikula kuning telur. III Dewasa Ovarium berukuran lebih besar dari TKG III dan hampir mengisi setengah rongga perut, butiran telur mulai terlihat, beberapa butiran halus membuat ovarium berwarna kuning kehijauan. Oosit berkembang menjadi ootid dengan diameter 165,0-465,0 µm, inti sel bertambah besar tapi masih tetap berada ditengah, warna sitoplasma terlihat lebih terang dan mulai menipis. 11 IV Matang Ovarium telah mengisi dua pertiga rongga perut, usus terdesak keluar, warna menjadi kuning kecoklatan dan lebih gelap, telur terlihat lebih jelas dan lebih besar daripada TKG III. Ootid berkembang menjadi ovum dengan diameter 25,5-1500,0 µm dan lebih dominan dengan ukuran yang lebih besar, jumlah kuning telur semakin banyak yang menutupi seluruh lapisan sitoplasma. V Mijah salin Ovarium masih terlihat seperti TKG IV, tetapi bagian tertentu telah mengempis karena telur telah dikeluarkan pada saat pemijahan. Warna ovum sama dengan TKG IV dengan diameter 25-1350 µm, sebagian dinding ovum telah pecah dan terbuka, dinding oolema tebal dan berlekuk-lekuk, masih ditemui oosit dan ootid yang akan berkembang menjadi ovum. Sumber : Sukendi, 2001

C. Oogenesis dan Vitelogenesis