Penimbangan Berat Badan. Pengukuran Suhu dan Kelembapan Kandang dan Lingkungan.

31

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan dataran berpengaruh sangat nyata P0,01 terhadap respon fisiologis kambing Boerawa Jantan yang dipelihara di dataran rendah P 1 dan dataran tinggi P 2 . Kambing Boerawa Jantan yang berada di dataran tinggi P 2 memiliki respon fisiologis yang lebih baik dibandingkan Kambing Boerawa Jantan yang berada di dataran rendah P 1 . Rata-rata suhu rektal, frekuensi denyut jantung, dan respirasi ternak kambing Boerawa jantan di dataran rendah P 1 sebesar 39,25 C; 77 kalimenit; 31 kalimenit; sedangkan yang dipelihara di dataran tinggi P 2 sebesar 39,057 C; 72 kalimenit; 25 kalimenit. B. Saran Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dikemukakan dapat disampaikan saran yaitu 1. Bagi pemerintah atau peternak, disarankan agar lebih mengembangkan peternakan kambing Boerawa pada dataran tinggi karena memiliki suhu dan kelembaban lingkungan yang baik untuk ternak kambing; 2. Masyarakat khususnya peternak yang berada di dataran rendah P 1 jika memelihara kambing Boerawa sebaiknya memodifikasi kandang agar suhu dan kelembaban kandang menjadi seperti di daerah dataran tinggi P 2 . DAFTAR PUSTAKA Adisuwryo, D, Soetrisno, dan S.J.A. Setyawatl. 2001. Dasar Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed. Purwokerto Anonimus. 2010. Monografi Kecamatan Gisting dan Kecamatan Negerisakti. Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pesawaran. Provinsi Lampung Badan Pusat Statistik. 1992. “Laporan Intensifikasi Usaha Tani Ternak Kambing di Provinsi Lampung”. http:www.disnakkeswan-lampung.go.id publikasibplm. Diakses pada 13 Januari 2012 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 1986. Beternak Kambing. Departemen Pertanian. Nusa Tenggara Barat Barry, D. M. dan R. A. Godke. 2005. The Boer Goat the Potential for Cross Breeding Department of Animal Scien. LSU. Agricultural Center Lousiana State University. Baton Rouse. Lousiana Bligh, J. and K. G. Johnson. 1973. Glosary of terms for thermal physiology. J. appl. Physiology., 35:941 Brody, S. 1948. “Environmental physiology with special reference to animal: J. Physiological Backgrounds”. Miss. Agr. Exp. Sta. Res. Bull. No 423 Cahyono, B. 1999. Beternak Kambing dan Domba. Kanisius. Yogyakarta Devendra, C. dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Institut Teknologi Bandung. Bandung Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. 2011. Peternakan Lampung Produk Unggulan Peluang Investasi. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung. Lampung Direktorat Pengembangan Peternakan. 2004. Laporan Intensifikasi Usaha Tani Ternak Kambing di Provinsi Lampung. http:www.disnakkeswan-lampung.go.id publikasibplm. Diakses pada 15 April 2012 Duke’s. 1995. Physiology of Domestic Animal. Comstock Publishing : New York University Collage, Camel